Share

Bab 3

Author: Jingga Amelia
last update Last Updated: 2022-04-10 22:01:49

Skandal BabySitter dan Suamiku

(3)

..

"Jangan gegabah dengan langsung melabrak mereka di muka umum. Nama besarmu akan ikut tercoreng jika tiba-tiba melabrak suamimu yang sedang berselingkuh dengan babysittermu," ucap Satya menasehati dengan menyodorkan beberapa lembar foto yang dia ambil sewaktu mengintai mereka.

"Persetan dengan nama besar. Yang aku inginkan hanya menangkap basah mereka berdua!"

Dadaku dipenuhi emosi, rasa tak sabar untuk menjambak rambut panjang Nadia sudah terngiang di kepalaku. Perempuan seperti Nadia bensr-benar tidak bisa di beri hati.

"Baik, silahkan lakukan apa yang kamu mau. Namun, aku tidak ikut campur jika nanti media akan tahu tentang kasus ini. Jangan lupa, restomu adalah salah satu resto ternama. Kamu tidak takut jika usaha yang telah kamu bangun selama ini tumbang begitu saja hanya karena wanita itu?"

Sejenak aku terdiam. Perkataan Satya ada benarnya juga. Seluruh orang tahu mengenai keharmonisan keluargaku dan Mas Darma. Tidak lucu jika tiba-tiba tersiar kabar rumah tanggaku hancur hanya karena ulah babysitter, sungguh rendahan!

"Kembali ke rumah, urus semua yang perlu kamu urus. Setidaknya sekarang kamu sudah melihat dengan mata dan kepalamu sendiri bahwa suamimu memang ada main di belakangmu."

"Lalu? Sia-sia saja aku datang kemari jika tak melabrak mereka langsung," tandasku lagi masih tetap pada pendirian.

"Jangan bod*h, Alia! Kamu bisa benar-benar kehilangan apa yang telah kamu bangun selama ini jika kamu tetap seperti ini. Serahkan semua padaku, pulang, dan tenangkan otakmu."

Ah ... Bod*h sekali aku ini. Buang-buang waktu!

Namun tidak, kedatanganku ke tempat ini pun tidak akan terbuang sia-sia begitu saja. Jika aku tidak bisa melabrak mereka secara langsung, maka aku akan membuat mereka segera kembali ke rumah saat ini juga!

Kuusap layar ponselku, lalu mencari nomor telepon Nadia. Boleh saja dia berusaha merebut suamiku, tapi sepertinya dia lupa siapa diriku, semua bisa kudapatkan dengan apa yang kumiliki.

"Hallo, Nadia. Maaf aku mengganggu," kataku berusaha lembut seperti biasa.

"Iy-iya ada apa, Bu?"

Alah! Sok suci!

"Arkan rewel, tidak bisa tidur jika tidak denganmu. Apa kamu bisa kembali ke rumah sekarang? Bapak juga pergi, jadi aku tidak bisa mengurus Arkan sendirian," kataku beralasan.

"Tapi, Bu ... Bahkan saya belum jadi honeymoon dengan suami saya."

Suami saya? Bukankah itu suamiku?

"Tolong ... Kembalilah sekarang. Atau kalau tidak aku akan menyebarkan sesuatu ke sosial media," kataku lagi sedikit mengancam.

"Sesuatu apa, Bu?" tanyanya sedikit gugup.

Aku terkekeh kecil. Dengan yakin aku bisa menangkap bahwa di samping perempuan murahan itu pasti ada Mas Darma.

"Besok pagi aku mau kamu sudah ada di rumah."

Klik!

Jika aku tidak diperbolehkan melabrak Mas Darma di tempat umum, maka aku akan melakukannya dengan cara yang halus dan lembut. Ah, seharusnya Mas Darma beruntung memiliki istri sepertiku.

..

Aku terbang menggunakan pesawat paling pagi, lalu bergegas menyimpan berkas-berkas penting yang sekiranya akan kubutuhkan. Jangan Nadia pikir semua yang kami miliki ini adalah murni milik Mas Darma, aku pun juga memiliki kekayaan yang tak kalah banyak dengan suamiku itu.

Selera Mas Darma benar-benar rendahan. Dia begitu berseleranya dengan perempuan seperti Nadia.

"Bu, Nadia pulang," tutur Mbok Nem mengagetkanku yang baru saja menyimpan berkas di almari.

Gegas kuhampiri dia, terlukis jelas raut kecewa ketika dia masuk ke dalam rumah. Namun, hal itu justru membuatku bahagia.

"Waah pengantin baru yang baru honeymoon pulang, nih. Maaf ya aku merusak suasana bahagiamu," kataku setengah meledek.

Dia tersenyum kecut, "tidak apa-apa, Bu. Memang Arkan adalah tanggung jawab saya," jawabnya yang jika sebelumnya mungkin aku akan terenyuh dibuatnya.

"Bu, sebenarnya ada apa? Apa yang hendak Ibu sebarkan di sosial media?" tanyanya terkesan tak sabar dengan apa yang ingin aku katakan.

"Oh, nanti saja. Kita tunggu Bapak pulang, ya."

Dengan bersusah payah aku masih bersikap manis padanya. Tidak lain, sikapku demikian karena ingin melihat keduanya pias secara bersamaan.

"Lho, kok Bapak?"

"Sudah ... Kamu nurut aja."

Aku meninggalkannya kemudian mengumpulkan surat-surat yang hendak aku tunjukkan pada mereka. Tak masalah jika aku harus kehilangan Mas Darma, toh tanpanya saja aku masih bisa hidup.

..

Sore harinya, Mas Darma juga ikut sampai di rumah. Raut wajahnya sama, kusut. Mungkin dia kecewa karena honeymoonnya kurusak begitu saja. Rasakan!

"Lho, kok kamu juga udah pulang, Mas? Kompakan banget sama Nadia?"

"Nadia udah pulang, Dek? Aku malah nggak tahu."

Dasar mulut buaya! Tidak tahu katanya. Memuakkan.

"Kita bicara sebentar di sana yuk, Mas."

"Aku capek, Dek. Nanti saja, ya."

"Oh, capek, ya? Lalu, kalau ini capek tidak?"

Kuperlihatkan sebuah foto ketika dia tengah menggandeng mesra Nadia dan mencium pipinya manis. Seketika kedua mata Mas Darma membola, tapi aku justru terkekeh kecil.

"Gimana, Mas?"

"Ap-apa ini?"

Tanpa menjawab pertanyaannya, aku lantas duduk di sofa ruang keluarga. Namun sebelum itu aku meminta Mbok Nem untuk memanggilkan Nadia.

Babysitterku itu juga telah terlihat pias, sepertinya dia tahu apa yang hendak aku jelaskan dengan memanggilnya ini. Masih tak habis pikir, kenapa dia bisa bersikap serendahan itu dengan menggoda suami majikannya sendiri.

"Nad, tolong terangkan mengenai ini." Lagi, kusodorkan foto serupa pada Nadia, membuat wajahnya semakin pucat bak tak teraliri darah.

"Sayang aku bisa jelaskan. Ini pasti hanya editan. Tolong kamu percaya denganku, aku tidak mungkin berkhianat," terang Mas Darma berkilah, tapi kali ini aku benar-benar sudah tidak percaya padanya.

"Mas ... Tidak perlu lelah menjelaskan. Aku hanya ingin kamu menandatangi surat ini. Surat pengajuan perceraian," kataku langsung pada intinya.

"Dan juga, aku ingin memperjelas, bahwa separuh hartamu ini adalah hartaku yang dulu kubawa saat menikah denganmu. Mobilmu itu sudah kamu atas namakan diriku, termasuk rumah ini pun juga, jadi aku memiliki hak penuh ya, Mas."

Mulut Nadia menganga. Sepertinya dia terkejut dengan penuturanku.

'Kenapa, Nadia? Kamu kaget? Apa kamu pikir semua ini murni milik suamiku? Jangan salah, bahkan separuh kekayaan Mas Darma adalah milikku' gumamku dalam hati dengan senyum lebar di bibir.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
rasain dsr pembantu pelakor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 4

    Skandal BabySitter dan Suamiku(4)..Suasana masih hening ketika aku baru saja membongkar skandal Babysitter dan suamiku itu. Aku tak habis pikir, bagaimana bisa Mas Darma lebih memilih berselingkuh dengan Nadia, babysitter di rumah ini. Apa kurangnya aku? Kurang cantik, kah? Atau kurang perhatian? Sungguh, di luar nalar."Demi apapun aku tidak melakukan hal itu, Dek. Tolong percaya," elak Mas Darma lagi, membuatku semakin muak.Aku hanya tersenyum miring, lalu berjalan ke arah Nadia. Sedari tadi, dia masih menunduk dalam."Oh, jadi orang ini yang menginginkan menjadi diriku? Duduk di posisiku? Begitu kah, Nadia?"Dia yang kuanggap polos dan sederhana itu menggeleng.Ciih! Dimana keberanianmu, Nadia? Keberanian seperti waktu kamu menggoda dan merayu suamiku!"Ti-tidak, Bu."Aku tertawa mendengar jawaban Nadia yang sedikit gugup. Orang sebaik dan sepolos Nadia, ternyata menyimpan sebuah rahasia besar yang mu

    Last Updated : 2022-04-10
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 5

    Skandal BabySitter dan Suamiku(5).."Kenalkan ini Sari, Babysitter baru Arkan," tandasku pada Mas Darma yang sedang sarapan.Nadia yang juga sedang menyuapi Arkan terkejut, seketika dia mendongak ke arahku. Aku hanya meliriknya sekilas, sebelum mempersilahkan Sari mengambil Arkan dari tangan Nadia."Lho ... Kok babysitter lagi? Kan masih ada Nadia?"Aku tersenyum kecut, lalu mendekat ke arah Nadia. "Nadia? Bukannya dia juga mau jadi nyonya di rumah ini, Mas?""Dek ... Sudah lah, kamu hanya salah faham."Nadia masih menunduk dengan menyuapi Arkan, tapi aku yakin di dalam hatinya sedang memakiku. Biar saja, dia mau jadi aku, kan?"Kenapa, Mas? Memang seperti itu nyatanya, kan? Tidak masalah jika dia ingin menjadi aku, tapi seluruhnya harus menjadi aku, ya?"Kulirik sekilas Nadia, dia menghentikan aktifitasnya menyuapi Arkan. Terlihat sekali dia tengah memperhatikan obrolan kami meski tak memandangku dan Mas Darma.

    Last Updated : 2022-04-10
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 6

    Skandal BabySitter dan Suamiku(6)..Tak sengaja aku bertemu Nadia, selingkuhan suamiku, yang sedang bersama teman-temannya di sebuah restoran cepat saji. Dia terlihat bahagia bersama temannya, tidak seperti waktu di rumah sebagai Babysitter bayiku."Gil* kamu, Nad. Nggak takut karma apa, ngrebut suami majikanmu," celetuk salah seorang temannya."Hahaha ... Enggak lah. Karma apaan. Justru ini tuh rejeki."Ha? Rejeki katanya? Kenapa mulutnya semenyebalkan itu."Tapi kamu nggak sepadan sama istrinya. Level dia ada jauh di atas kamu," tutur temannya yang lain membuatku tersenyum tipis.Temannya saja sadar diri, kenapa Nadia bisa sepercaya diri itu?"Heh, kamu ngremehin aku? Yang penting itu suaminya doyan sama aku, bukan seberapa tinggi level kami. Itu yang terpenting.""Tapi kalau jadi aku, malu deh kalau nanti diselingkuhin balik sama tuh laki. Nyari gebetan tuh yang sepadan, atau kalau nggak yang belum punya bini

    Last Updated : 2022-04-10
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 7

    Skandal BabySitter dan Suamiku (7)..Selingkuhan suamiku itu masih terlihat terkejut begitu aku mengatakan soal penjualan rumah ini. Sedangkan Mas Darma juga tak kalah kagetnya dengannya. Apa mereka pikir aku tidak serius dengan gertakanku kemarin? Sepertinya mereka benar-benar butuh pembuktian."Em .. mak-maksud saya. Ke-kenapa mau di jual, Bu? Bukannya rumah ini masih terlihat bagus dan masih nyaman ditinggali?"Aku tersenyum miring mendengar penuturannya. "Ah, kamu ini, Nad. Pandai sekali bicaranya."Kudekati dia yang berada tak jauh dariku dan Mas Darma sembari membawa tas ransel yang sudah kuisi penuh dengan bajunya. Kesabaranku sudah habis, tidak ada gunanya aku memelihara ular sepertinya. Tak hanya ulat berbulu, dia lebih dari itu."Ini, aku sudah baik hati ngemasin seluruh bajumu. Sekarang, kamu tinggal angkat kaki dari rumah ini tanpa harus bersusah payah membereskan barang-barangmu. Aku baik, kan? Sudah memperbolehkan berbagi suam

    Last Updated : 2022-04-20
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 8

    Skandal BabySitter dan Suamiku(8).."Mbak, ada paket dari Mas Satya," ucap seseorang yang baru saja datang di pintu gerbang itu.Aku menyambutnya hangat karena sejam yang lalu Satya memang mengabari bahwa sebentar lagi akan ada orang suruhannya yang datang untuk mengantarkan paket untukku. Katanya, semua foto yang dia ambil waktu di Bali telah dicetak, dan sekarang telah dikirimkan padaku.Tempo hari, aku baru sempat membawa dua lembar foto saat menangkap basah Mas Darma dan Nadia yang baru pulang honeymoon. Namun kini, semua foto dan bukti perselingkuhannya telah ada di tanganku."Terimakasih, ya," ucapku pada orang itu sembari menerima dua kotak darinya."Satya kirim apa, Dek? Berani ya kamu masih berhubungan dengannya!" kata Mas Darma lantang, membuatku ingin tertawa.Memang, kotoran dipelupuk mata justru tak akan nampak."Oh, kamu penasaran sama isi kotak ini, Mas?" jawabku dengan mendekat ke arahnya, lalu membuka

    Last Updated : 2022-04-20
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 9

    Skandal BabySitter dan Suamiku(9)..Aku menyandarkan tubuhku di sisi jendela kamar, menatap gelapnya malam tanpa dihiasi bintang-bintang. Entah, karena Tuhan sedang berpihak kepadaku atau hanya sebuah kebetulan saja.Malam semakin larut, semilir angin malam mulai menerobos masuk lewat jendela yang kubuka separuh. Dingin, itu yang sedang kurasakan kini. Tak hanya tubuhku, tapi juga hatiku.Jika biasanya, selalu akan terdengar gelak tawa menggema di rumah ini, tapi sekarang hanya tinggal sebuah kenangan saja. Terlebih kamar ini, saksi bisu perihal cintaku yang mendalam untuk Mas Darma. Semua telah sirna semenjak dia mengkhianatiku.Ingatanku tiba-tiba saja melayang pada kejadian beberapa saat yang lalu ketika dengan lantangnya aku meneriaki Pak Eko untuk menyeret Nadia untuk keluar dari rumah ini. Gund*k suamiku itu meronta dan berteriak kencang, sedang Mas Darma hanya memandangnya pilu.Aku tersenyum puas, ketika kaki kiri Nadia mela

    Last Updated : 2022-04-20
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 10

    Skandal BabySitter dan Suamiku (10)..."Saya ingin mengabarkan, kalau istri Pak Darma sedang di rawat di rumah sakit karena baru saja terjadi kecelakaan, Bu. Mungkin sekitar pukul tiga dini hari tadi."Dahiku mengernyit mendengar penuturan kedua polisi itu. "Maaf, saya bicara dengan Siapa, ya? Tolong bisa dipanggilkan Pak Darma agar bisa segera menemui istrinya."Lagi, aku hanya mengernyitkan dahi heran begitu mendengar penuturan polisi yang masih berdiri di depan pintu rumahku. Hari masih sedikit gelap, wajar jika tidak ada banyak orang yang lalu-lalang di depan rumahku."Istrinya, Pak?"Kedua orang polisi itu saling berpandangan lagi, tapi sepertinya mereka menangkap suatu kejanggalan dalam hal ini. Tak hanya mereka, aku pun juga. Sangat merasa janggal dengan kedatangan mereka berdua, terlebih setelah salah satu dari mereka menceritakan mengenai istri dari Mas Darma.Bukankah istrinya itu aku? Lalu, yang dibicarakannya itu?"Pak ... Maaf, apa anda tidak salah alamat?""Lho ... Sala

    Last Updated : 2022-05-06
  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 11

    Skandal BabySitter dan Suamiku (11).."Makasih, ya. Kamu udah mau bantuin aku sejauh ini," ucapku pada Satya setelah dia memberikan pukulan telak pada Mas Darma.Sahabat lamaku itu hanya tersenyum, lalu mencubit pelan pipi Arkan yang telah ada di pangkuanku. Dia terlihat sangat dewasa dan penyayang, sama seperti dulu yang sangat suka pada anak-anak."Tak masalah. Bukankah kita memang harus saling menolong sesama? Toh memang sudah seharusnya seorang sahabat bersikap seperti itu, kan? Terlebih, aku paling tidak suka pada lelaki yang dengan teganya mengkhianati pasangannya."Aku mendesah pelan, andai Mas Darma memiliki pemikiran demikian. Dulu, aku memilih Mas Darma atas dasar rasa sayang yang berlebihan di hatiku. Bisa dibilang aku terlalu cinta buta kepada lelaki itu. Dia berhasil merebut hatiku ketika hubunganku dengan Satya sedang dalam fase terdekat dalam sebuah hubungan. Dia datang dengan segala sayang dan cintanya.Bisa dikatakan, dulu aku memang memiliki rasa pada Satya. Hanya

    Last Updated : 2022-05-06

Latest chapter

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 35

    Dua tahun kemudian ...."Selamat Alia atas pernikahanmu," ucap Almira dengan memberiku pelukan hangat.Aku tersenyum, dan membalas pelukannya sedang pengantin lelaki yang ada di sampingku pun ikut tersenyum. Kami sedang menjadi raja dan ratu sehari hari ini, dan harapan kami semoga pernikahan ini akan langgeng hingga tua nanti.Ya, hari ini aku menikah. Menikah untuk kedua kalinya setelah pernikahanku yang pertama gagal karena suamiku lebih memilih babysitter anak kami sendiri. Pernikahan keduaku ini pun tak semudah yang dibayangkan, aku sudah melalui banyak sekali hal yang membuatku jatuh bangun hingga akhirnya aku memantapkan hati untuk menikah dengannya."Satya, selamat ya. Semoga kamu bisa menjadi suami yang baik untuk Alia dan menjadi ayah yang baik untuk Arkan." Lagi, Almira memberi selamat pada kami, terutama pada Satya.Pada akhirnya aku menikah dengan Satya, lelaki yang sudah menemaniku sejak beberapa tahun terakhir ini. Suka duka sudah kami lalui bersama hingga akhirnya kami

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 34

    "Sudah kubilang, jangan mengumbar cerita masalalu kita kepada oranglain. Aku tidak suka. Lagipula untuk apa kamu menceritakan kisah kita pada Alia? Kita sudah menjadi masalalu, dan aku berhak bahagia juga," tandas Irvan ketus.Aku yang berdiri tak jauh dari mereka bisa mendengar percakapannya dengan sangat jelas. Sengaja, aku ingin mendengar percakapan mereka yang mungkin tak akan diceritakan padaku. Almira adalah sabahat yang baik, Irvan pun demikian. Tak kupungkiri aku pun tidak bisa memihak pada salah satu diantara mereka.Keduanya kuanggap sangat baik meski pada kenyataannya Irvan menyatakan perasaannya padaku. Kupikir ini adalah jalan yang dipilih Tuhan untukku, sebagai pengganti Mas Darma tentunya. Namun jika sekarang kuketahui kenyataan yang seperti ini, apa aku tega untuk bersama Irvan? Sedang tangis Almira saja masih terngiang jelas di kepalaku.Lagipula aku tidak suka dengan sikap Irvan yang seakan menutupi apa yang tengah terjadi di antara kami. Dia sudah membohongi Almira

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 33

    "Duduklah dulu, mari kita nikmati malam ini dengan sangat santai. Jangan terburu-buru, lagipula kamu juga baru sampai, kan?" tuturku ketika melihatnya sedikit tergesa-gesa dengan perasaannya.Irvan terlihat menggaruk kepalanya, lalu duduk di hadapanku yang terhalang oleh sebuah meja bundar dan penuh dengan lilin serta bunga. Tak kupungkiri, ini terlihat sangat manis dan romantis. Hanya saja lagi-lagi aku seperti tak bisa menikmatinya karena seluruh pikiranku masih tertuju pada Almira. Mungkin aku tak akan tenang sampai aku menanyakan hal itu kepadanya.Semoga saja semua yang kupikirkan mengenai Irvan tak benar, dan semua itu hanya pikiran burukku semata. Bukankah di dunia ini ada banyak orang yang berwajah mirip?"Terimakasih kamu sudah mau datang, Alia," ujar Irvan ketika ia sudah mendudukkan tubuhnya di atas kursinya.Aku tersenyum tipis dengan menganggukkan kepala. "Iya, sama-sama. Lagipula aku tak mungkin tidak datang, karena memang ada sesuatu hal juga yang ingin kusampaikan pada

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 32

    Tak terasa aku sudah menghabiskan waktu selama dua jam bersama Almira. Memang, jika sudah bertemu seperti ini membuat lupa waktu. Perbincangan demi perbincangan hangat kami benar-benar membuat lupa waktu.Almira adalah pribadi yang menyenangkan, dia tidak sombong dan sangat asik ketika diajak berbincang seperti ini. Hanya saja kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, terlebih semenjak aku berusaha menyibukkan diri setelah perpisahanku dengan Mas Darma."Alia, makasih ya. Aku seneng banget bisa ngobrol banyak sama kamu," tutur Almira ketika kami hendak berpisah."Nggak usah berterimakasih, aku juga seneng banget bisa ketemu kamu. Setidaknya pertemuan kita kali ini membuatku bisa tertawa lepas," ucapku menimpali.Kami sama-sama tersenyum, lalu bangkit dan hendak meninggalkan meja yang telah kami duduki sejak dua jam yang lalu. Namun perhatianku teralihkan oleh dompet Almira yang terbuka karena jatuh dari tasnya."Al, dompetmu jatuh," ucapku dengan lantas menunduk hendak menga

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 31

    Sepanjang perjalanan aku sama sekali tidak bisa fokus, karena masih memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Satya. Ya, perbuatan Satya yang mengakuiku sebagai kekasihnya di depan mantan pacarnya membuatku sangat tidak nyaman.Selain aku tidak suka kebohongan, aku juga tidak nyaman dengan sandiwara yang dia mainkan. Bagaimana bisa, dia membawakan sandiwara itu seperti dengan menggunakan hati? Jika tak sengaja aku menggunakan hati juga, apa yang akan dia lakukan?Astaga ... Apa yang aku pikirkan? Tidak mungkin semua itu terjadi karena persahabatanku dengannya sudah terjalin sangat lama. Mana mungkin Satya memiliki perasaan itu padaku, dan juga denganku, aku juga tidak mungkin memiliki rasa itu.Saat ini saja aku tengah gundah dengan perasaan yang baru saja diutarakan oleh Irvan, bagaimana mungkin aku justru menambah beban di dalam hatiku? Rasanya hidupku baru saja tenang selepas dari Mas Darma, lalu apa sekarang aku akan memperkeruhnya lagi dengan perasaan yang mungkin tak nyata in

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 30

    "Em ... Tapi tidak ada salahnya kan kamu membuka hati lagi? Mana mungkin kamu akan sendiri terus seperti ini?" tandas Satya dengan menatapku dalam.Aku hanya menghela nafas dalam, lalu mengalihkan pandangan. "Eh, lihat. Besok kalau ada waktu luang lagi ajak aku ke sana, ya," kataku dengan menunjuk sebuah restoran yang baru saja buka dan mengadakan diskon besar-besaran untuk makanan utamanya.Sejujurnya, aku hanya ingin mengalihkan pembicaraan karena sebenarnya aku sendiri pun bisa pergi ke sana tanpa Satya. Pembicaraan Satya rasanya sangat menusukku, itulah sebabnya aku memilih untuk mengalihkan pembicaraan.Awalnya Satya terdiam, mungkin dia juga merasa jika sebetulnya aku hanya mengalihkan pembicaraan saja. Namun pada akhirnya dia lantas menyahut perkataanku. "Oh, restoran baru itu, ya? Baik lah, besok kita coba. Kebetulan makanan jepang adalah makanan kesukaanku," tuturnya dengan ikut melihat restoran di depan sana.Lewat ekor mataku, kulihat Satya menatap lekat restoran yang baru

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 29

    Pertemuanku dengan Irvan benar-benar membuat pikiranku tak bisa kukendalikan. Benar, pikiranku jadi kacau. Bagaimana tidak? Secara terang-terangan dia melamarku setelah perpisahanku dengan Mas Darma baru terjadi.Kuhembuskan nafas dalam, lalu menutup kembali kaca mobil yang sempat kubuka sebelumnya. Hari ini aktivitasku tak terlalu padat, sehingga aku lebih bisa menikmati hari dengan santai.Rencananya setelah ini aku ingin menjalani hariku dengan sangat bahagia. Mengenai Mas Darma dan Nadia aku sudah benar-benar melupakannya dan mengikhlaskan semuanya. Aku yakin di balik ini akan ada balasan yang jauh lebih baik dari apapun.Semua kejadian yang baru saja menimpaku ini memang terasa sangat sakit. Dikhianati oleh orang-orang terdekat seakan aku jatuh ke lembah yang sangat dalam. Orang-orang yang seharusnya menjadi penopang di saat hatiku gundah dan sakit nyatanya hanya bisa menjadi boomerang bagiku. Dengan teganya mereka memporak-porandakan hatiku sedalam ini.Ah, betapa adilnya Tuhan

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 28

    "Kamu sudah benar-benar mengikhlaskan Darma?" tanya Satya ditengah-tengah kesunyian yang terjadi diantara kami ketika tengah menikmati hidangan di restoran ini.Sejenak aku terdiam, memikirkan bagaimana perasaanku yang sesungguhnya apakah benar bahwa aku telah mengikhlaskan Mas Darma atau belum. Namun, yang kurasakan kini hatiku memang telah benar-benar tak ada Mas Darma lagi."Iya, sudah.""Kamu tidak menyesal memberikan lelakimu kepada seorang BabySitter?"Aku tertawa setelah temanku itu mengatakan demikian. "Kenapa harus menyesal? Biarkan saja, mungkin memang itu yang dia inginkan, Satya."Satya ikut tertawa, lalu kami melanjutkan makan dengan topik pembicaraan yang lain. Bagiku Satya adalah teman yang sangat setia kepadaku karena dia mau tetap berada di sampingku ketika kondisiku benar-benar sedang terpuruk. Hanya Satya yang membantuku kala itu, ketika Mas Darma tengah terpergok bersama Nadia."Besok aku mau ke rumahmu, ada waktu?" tanya Satya ketika kami telah selesai makan."Ada

  • Skandal BabySitter dan Suamiku   Bab 27

    [Bukan aku yang menginginkanmu miskin, Mas. Tapi kamu sendiri dengan segala kelakuanmu itu.]Rasanya aku sangat puas ketika bisa melihat Mas Darma seperti ini. Setidaknya kini dia bisa menerima pembalasan atas apa yang sudah dilakukannya padaku.Dengan segenap hati aku membantunya dengan ikut bekerja, tapi ternyata apa yang kulakukan hanyalah sebuah kesalahan. Andai saja waktu dapat diputar, aku tidak ingin kejadian ini terjadi padaku.[Persetan dengan semua itu. Bagiku siapa yang bisa membahagiakanku itu lah yang pantas bersanding denganku]Jantungku berdetak sangat cepat ketika kubaca pesan balasan darinya. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu?[Baiklah ... Jalani hidupmu dengan BabySitter itu meski tanpa uang disakumu]Kulempar ponselku asal, lalu kembali merebahkan tubuhku di atas ranjang kamar. Satu-satunya hal yang mampu membuatku bersemangat hanya satu, Arkan.Saat ini aku hanya ingin melihat Mas Darma hancur dan bisa kembali kejalan yang benar. Atau setidaknya aku ingin meliha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status