Pada saat Bai Lu mengatakan bahwa dia sudah mencapai tingkatan Highest, Zhu Lian sedikit minder. Akan tetapi, sangat wajar jika putri seorang pemimpin sekte telah mencapai level segitu.Namun lantas, sistemnya mengirim notifikasi. Bahwa, dia harus mempelajari teknik jarak jauh dari Bai Lu. Keraguan muncul dalam kepala Zhu Lian.Bai Lu adalah putri dari pemimpin sekaligus pendiri salah satu sekte paling disegani di kota mereka. Wanita cantik itu juga datang dari kalangan terhormat. Apakah Bai Lu mau menjadi guru baginya?“Bai Lu …, aku mencapai tingkat Elevate belum lama ini. Sehingga, aku belum memiliki teknik serangan jarak jauh.”Akhirnya, Zhu Lian memberanikan diri untuk berkata-kata. Serangan jarak jauh bersifat letal atau mematikan memang baru akan dimiliki oleh seseorang pada saat ia mencapai level Elevate. Terkecuali, teknik yang bersifat suportif.“Sedangkan kau telah mencapai tingkat Highest. Maaf jika ini kedengarannya kurang ajar. Akan tetapi, aku tinggal jauh dari kakekku
Pertanyaan Bai Lu itu membuat Zhu Lian terdiam. Kakeknya memang mengajari dia ilmu bela diri sampai tingkatan maksimal. Tetapi, dia tidak pernah diajari cara mengerahkan qi. Sehingga, ia tidak mengerti apa-apa tentang kekuatan spiritual.“Ak-aku tidak tahu, Guru,” polos Zhu Lian menjawab, memanggil Bai Lu layaknya guru ilmu bela dirinya sungguhan.Namun para pendekar memang seperti itu. Siapapun mentor mereka, mereka akan menyebut orang tersebut sebagai guru mereka. Bahkan selama dilatih kakeknya, Zhu Lian selalu menyebut sang kakek demikian.Karena disapa dengan sebutan ‘guru’, Bai Lu nyaris saja tertawa. Akan tetapi, dia sedang mengatur dirinya untuk serius. Sehingga, ia mengabaikan panggilan yang disematkan Zhu Lian pada dirinya.“Sesuai namanya, kekuatan spiritual berasal dari roh yang berada dalam diri kita, Zhu Lian. Menggunakan qi, kita menyerap unsur-unsur yang ada di sekeliling kita. Sehingga, membuat roh kita menjadi lebih kuat lagi dan melepaskan energi yang ia miliki.”Sem
Pada saat lelaki muda tampan yang mengenakan busana pendekar berwarna biru gelap tersebut melewati Dragon Shu dan kawan-kawan, para pengawal pribadi Bai Lu itu merundukkan kepala mereka.“Tuan Muda,” sapa mereka singkat.Pria tersebut balas mengangguk dengan gaya merendah. Ia terus berjalan mendekati Bai Lu yang membalas ucapan tamunya. “Sudah ku bilang padamu tempo hari. Dia bukan Ronin level Elevate sembarangan.”Satu hal yang membuat Bai Lu kagum terhadap ‘muridnya’. Zhu Lian dapat mendalami teknik serangan jarak jauh kurang dari 2 minggu. Padahal biasanya, para pendekar mempelajari teknik tersebut dalam 2 minggu dan baru akan sempurna pada minggu ke 4. Bisa jadi lebih.Tetapi Zhu Lian berbeda. 10 hari saja waktu yang ia butuhkan untuk dapat mengerahkan serangan jarak jauhnya tersebut. Bai Lu memperkirakan. Dalam seminggu ke depan, Zhu Lian kemungkin sudah dapat menguasai seluruh jurusnya dengan sempurna.“Bisa dikatakan, pancaran kekuatan muridmu memang masih terlalu membayang. Ak
Mendengar kasak-kusuk para pelancong itu, Zhu Lian berkomentar dalam hati, “Akhirnya, aku berhadapan dengan para warga sipil yang sok seperti ini.”Selama dua tahun terakhir, banyak orang beramai-ramai belajar menggunakan qi. Selain agar dapat berwisata ke Menara Nirwana, menguasai ilmu tenaga dalam memang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Jumlah mereka pun semakin bertambah.Memang. Ada di antara mereka yang sangat serius berlatih, hingga mampu membangkitkan kemampuan spiritualnya. Akan tetapi, tentu saja kekuatan mereka berbeda dengan para pendekar.Kekuatan spiritual akan semakin meningkat apabila pemiliknya berkultivasi. Terutama di Ether Realm, juga bertarung. Sedangkan warga sipil yang Zhu Lian kawal hari itu, sudah barang tentu tidak melakukannya.“Sebal juga aku mengawal orang-orang ini. Mereka adalah para bapak dan ibu yang banyak duitnya. Tetapi mereka meremehkan kemampuan kita,” dongkol Camar Putih si cerewet, berkata pada Zhu Lian.Bangau Jambon menambahkan. “Mereka saja
Begitu Camar Putih berkata, Zhu Lian dan Ma Chun Wai mematung sejenak. Pada saat Zhu Lian mendapat surat rekomendasi menggunakan bahan yang ditinggalkan Monster Lendir dari Chou Tien Chen, mereka sempat membahas tentang hal itu.Pihak sekte Heavenly Fountain Blessing menyebutkan, sampel yang dibawa oleh Luo Yan tersebut tidak cocok dengan DNA monster apapun yang ada di Ether Realm.“Di mana mereka berada?” tanya Zhu Lian akhirnya.“Arah timur laut, Kak,” jawab Bangau Jambon.“Mereka nampak seperti … kera begitu. Tetapi secara fisik mirip serangga pula. Mereka berjalan dengan menggunakan tangan dan kakinya,” Camar Putih menambahkan.Sejurus, Zhu Lian dan Ma Chun Wai silih bertatapan. Kemudian Zhu Lian berkata, “Kita harus memberitahu Kobra Merah. Jangan membawa para wisatawan ini ke arah sana.”Untungnya, Kobra Merah cukup dekat dengan Bangau Jambon dan Camar Putih. Ia telah mengetahui perihal makhluk asing tersebut dari kedua Ronin wanita itu.Tidak mengherankan bagi para pendekar jik
Diberi petunjuk oleh Luo Yan, Zhu Lian segera mengarahkan tatapannya ke arah yang dimaksud sang dokter. Ia dan Luo Yan mengelebat ke atas dahan besar sebuah pohon rimbun dan berdiam di sana.“Monster-monster itu … memangsa makhluk lain di sini …?” ujar Zhu Lian berkata dengan nyaris berbisik.“Kalau begitu, mereka seharusnya menjatuhkan ‘drop item’, tetapi kenyataannya, tidak sama sekali!” Luo Yan menimpali. Drop item adalah istilah yang digunakan untuk sisa-sisa dari monster yang tidak sengaja ditemukan pada tempat atau makhluk yang tidak semestinya.“Kita perhatikan dahulu apa yang mereka lakukan dan ke mana pergerakan mereka. Jika ternyata mereka menuju ke arah rombongan kita, terpaksa. Kita akan bentrok dengan makhluk-makhluk aneh ini,” Zhu Lain menetapkan. Luo Yan mengangguk-angguk kecil tanda setuju.Monster-monster janggal itu terlihat menangkap makhluk-makhluk yang lebih kecil dari pada mereka. Kemudian, menyantap hasil buruan mereka itu.Ada tiga sosok monster tanpa wajah di
Dalam hatinya, Luo Yan terkagum-kagum ketika ia bisa melihat pengerahan energi yang berasal dari serangan jarak jauh Zhu Lian. Itu adalah Teknik Tendangan Tornado Maut.Wuuushhh …!Angin puting beliung yang keluar dari tendangan yang dibuat Zhu Lian menerpa dua monster yang hendak menyerangnya.Sontak makhluk-makhluk itu terlempar ke udara. Mereka berputar tiga kali. Semakin terbawa naik oleh pusaran angin yang keluar dari kaki Zhu Lian tersebut, semakin mereka terlempar jauh.Sebelum lawan-lawannya terempas ke tanah, Zhu Lian kembali menggunakan Busur Cahaya Pelangi pemberian Bai Lu.“Di sini bukan tempat untuk kalian. Matilah kamu semua,” geram Zhu Lian sembari melompat dan menarik tali busur panahnya.Di belakang dia, Luo Yan tidak tinggal diam. Sang dokter menggerak-gerakkan tangan merapal kekutannya. Ia melakukan loncatan menyusul Zhu Lian. Lalu, menempelkan kedua telapak tangannya, pada punggung pria yang ada di depannya itu.Pendaran Cahaya seperti asap tipis berwarna hijau kel
Bangau Jambon berkata dengan melebarkan mata. Gawai canggih yang tertinggal di sana menandakan, pemiliknya pergi dari situ dengan terburu-buru. Bahkan mungkin, meninggalkan tempat itu dengan cara dipaksa.Temuan Camar Putih membuat para pendekar yang menjadi pemandu wisata itu mulai berkoordinasi. Mereka juga segera menghubungi Zhu Lian dan Luo Yan.“Baiklah. Aku dan Luo Yan akan mencoba bergerak sedikit ke utara. Siapa tahu, kami mendapati sesuatu,” balas Zhu Lian yang dihubungi Bangau Jambon.Tim pencarian segera dibentuk. Mereka membagi tugas seraya berunding. Kira-kria saja, apa yang terjadi dengan kedua wisatawan wanita mereka.“Aneh sekali, bukan? Tidak ada makhluk di Lapis 1 dari lantai 2 yang suka menculik,” Li Yu mengemukakan pendapatnya.“Apakah ini berarti …” Ma Chun Wai bermaksud menerka, tetapi Camar Putih sudah menyerobot.“Makhluk kelabu asing tersebut ada di sini?!”Supaya tidak terkesan menutup-nutupi, Kobra Merah menyampaikan yang sesungguhnya pada para pelancong yan