Mendengar kasak-kusuk para pelancong itu, Zhu Lian berkomentar dalam hati, “Akhirnya, aku berhadapan dengan para warga sipil yang sok seperti ini.”Selama dua tahun terakhir, banyak orang beramai-ramai belajar menggunakan qi. Selain agar dapat berwisata ke Menara Nirwana, menguasai ilmu tenaga dalam memang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Jumlah mereka pun semakin bertambah.Memang. Ada di antara mereka yang sangat serius berlatih, hingga mampu membangkitkan kemampuan spiritualnya. Akan tetapi, tentu saja kekuatan mereka berbeda dengan para pendekar.Kekuatan spiritual akan semakin meningkat apabila pemiliknya berkultivasi. Terutama di Ether Realm, juga bertarung. Sedangkan warga sipil yang Zhu Lian kawal hari itu, sudah barang tentu tidak melakukannya.“Sebal juga aku mengawal orang-orang ini. Mereka adalah para bapak dan ibu yang banyak duitnya. Tetapi mereka meremehkan kemampuan kita,” dongkol Camar Putih si cerewet, berkata pada Zhu Lian.Bangau Jambon menambahkan. “Mereka saja
Begitu Camar Putih berkata, Zhu Lian dan Ma Chun Wai mematung sejenak. Pada saat Zhu Lian mendapat surat rekomendasi menggunakan bahan yang ditinggalkan Monster Lendir dari Chou Tien Chen, mereka sempat membahas tentang hal itu.Pihak sekte Heavenly Fountain Blessing menyebutkan, sampel yang dibawa oleh Luo Yan tersebut tidak cocok dengan DNA monster apapun yang ada di Ether Realm.“Di mana mereka berada?” tanya Zhu Lian akhirnya.“Arah timur laut, Kak,” jawab Bangau Jambon.“Mereka nampak seperti … kera begitu. Tetapi secara fisik mirip serangga pula. Mereka berjalan dengan menggunakan tangan dan kakinya,” Camar Putih menambahkan.Sejurus, Zhu Lian dan Ma Chun Wai silih bertatapan. Kemudian Zhu Lian berkata, “Kita harus memberitahu Kobra Merah. Jangan membawa para wisatawan ini ke arah sana.”Untungnya, Kobra Merah cukup dekat dengan Bangau Jambon dan Camar Putih. Ia telah mengetahui perihal makhluk asing tersebut dari kedua Ronin wanita itu.Tidak mengherankan bagi para pendekar jik
Diberi petunjuk oleh Luo Yan, Zhu Lian segera mengarahkan tatapannya ke arah yang dimaksud sang dokter. Ia dan Luo Yan mengelebat ke atas dahan besar sebuah pohon rimbun dan berdiam di sana.“Monster-monster itu … memangsa makhluk lain di sini …?” ujar Zhu Lian berkata dengan nyaris berbisik.“Kalau begitu, mereka seharusnya menjatuhkan ‘drop item’, tetapi kenyataannya, tidak sama sekali!” Luo Yan menimpali. Drop item adalah istilah yang digunakan untuk sisa-sisa dari monster yang tidak sengaja ditemukan pada tempat atau makhluk yang tidak semestinya.“Kita perhatikan dahulu apa yang mereka lakukan dan ke mana pergerakan mereka. Jika ternyata mereka menuju ke arah rombongan kita, terpaksa. Kita akan bentrok dengan makhluk-makhluk aneh ini,” Zhu Lain menetapkan. Luo Yan mengangguk-angguk kecil tanda setuju.Monster-monster janggal itu terlihat menangkap makhluk-makhluk yang lebih kecil dari pada mereka. Kemudian, menyantap hasil buruan mereka itu.Ada tiga sosok monster tanpa wajah di
Dalam hatinya, Luo Yan terkagum-kagum ketika ia bisa melihat pengerahan energi yang berasal dari serangan jarak jauh Zhu Lian. Itu adalah Teknik Tendangan Tornado Maut.Wuuushhh …!Angin puting beliung yang keluar dari tendangan yang dibuat Zhu Lian menerpa dua monster yang hendak menyerangnya.Sontak makhluk-makhluk itu terlempar ke udara. Mereka berputar tiga kali. Semakin terbawa naik oleh pusaran angin yang keluar dari kaki Zhu Lian tersebut, semakin mereka terlempar jauh.Sebelum lawan-lawannya terempas ke tanah, Zhu Lian kembali menggunakan Busur Cahaya Pelangi pemberian Bai Lu.“Di sini bukan tempat untuk kalian. Matilah kamu semua,” geram Zhu Lian sembari melompat dan menarik tali busur panahnya.Di belakang dia, Luo Yan tidak tinggal diam. Sang dokter menggerak-gerakkan tangan merapal kekutannya. Ia melakukan loncatan menyusul Zhu Lian. Lalu, menempelkan kedua telapak tangannya, pada punggung pria yang ada di depannya itu.Pendaran Cahaya seperti asap tipis berwarna hijau kel
Bangau Jambon berkata dengan melebarkan mata. Gawai canggih yang tertinggal di sana menandakan, pemiliknya pergi dari situ dengan terburu-buru. Bahkan mungkin, meninggalkan tempat itu dengan cara dipaksa.Temuan Camar Putih membuat para pendekar yang menjadi pemandu wisata itu mulai berkoordinasi. Mereka juga segera menghubungi Zhu Lian dan Luo Yan.“Baiklah. Aku dan Luo Yan akan mencoba bergerak sedikit ke utara. Siapa tahu, kami mendapati sesuatu,” balas Zhu Lian yang dihubungi Bangau Jambon.Tim pencarian segera dibentuk. Mereka membagi tugas seraya berunding. Kira-kria saja, apa yang terjadi dengan kedua wisatawan wanita mereka.“Aneh sekali, bukan? Tidak ada makhluk di Lapis 1 dari lantai 2 yang suka menculik,” Li Yu mengemukakan pendapatnya.“Apakah ini berarti …” Ma Chun Wai bermaksud menerka, tetapi Camar Putih sudah menyerobot.“Makhluk kelabu asing tersebut ada di sini?!”Supaya tidak terkesan menutup-nutupi, Kobra Merah menyampaikan yang sesungguhnya pada para pelancong yan
Kepala Ling Sia menengadah. Ia tersedu-sedu. Harus ia akui, dirinya dan Manyu membandel. Merasa memiliki kekautan spiritual tingkat Born -padahal masih lemah- keduanya memisahkan diri dari rombongan mereka.Sekarang, Ling Sia hanya bisa berserah. Usianya baru 27 tahun, setahun lebih muda dari Manyu. Mereka belum menikah. Tetapi dia akan digagahi secara paksa oleh makhluk yang memiliki wujud mengerikan.“Hm-nnn …! Hm-nnn …!” Ling Sia terisak. Dia memejamkan mata, tidak ingin melihat apa yang akan terjadi dengan dirinya. Ia bagai bisa merasakan. Organ janggal makhluk tersebut sepertinya semakin mendakat pada bagian penting tubuhnya.Ssshhhiuuuww …!Ssshhhiuuuww …!Cras!Cras!Tubuh Ling Sia terjatuh ke tanah. Menyadari telah terjadi sesuatu di sekelilingnya, dia membuka mata lambat-lambat. Pandangannya yang kabur karena tergenang air dapat melihat. Ada sosok pria yang melayang di udara.Lelaki muda tersebut menggenggam sebuah busur panah yang berkilau bak pelangi, karena terkena terpaan
Salah satu dari sekian orang yang mengenakan baju kelabu dan mengenakan kacamata bertanya. Kawan-kawannya yang menggunakan pakaian berwarna serupa silih bertatapan. Seorang di antara mereka yang berbadan besar menjawab.“Dia masih muda, Konselor. Lagi pula, mana ada freelance yang terkenal saat ini? Para Ronin kenamaan angkatan Lin Jiang saja semuanya sudah bergabung dengan sekte. Kobra Merah akan menjadi Ular Derik Hitam. Lucu bukan? Kobra di kandang ular derik.”“Kami selalu saja bertemu dengan pemuda itu …”“Dan kekuatan spiritual anak itu mungkin baru mencapai tingkat Elevate. Tetapi, pancarannya seperti berada di awal-awal level Soaring.”Dua pria menanggapi. Yang pertama mengenakan jubah dengan penutup kepala kelabu. Setengah wajahnya juga terhalang oleh kain berwarna serupa. Orang yang kedua hanya menutup sebagian wajah menggunakan syal dengan warna yang sama.Mereka berdua adalah orang yang membuntuti Zhu Lian dan kawan-kawan beberapa waktu lalu. Monster-monster yang memiliki
Pada saat Zhu Lian mendengar Bai Lu mengajaknya untuk berlatih tarung, ia agak terkesiap. Hari itu, mereka sudah kembali bertemu untuk kembali berlatih.Latih tarung memang diperlukan mereka yang tengah mendalami ilmu bela diri, guna mengetahui. Sejauh apa praktik jurus-jurus mereka.Hal tersebut juga berlaku dalam mengasah ilmu spiritual. Karena dengan cara itu, seorang guru akan dapat mengetahui. Sejauh mana cara muridnya menggunakan kekuatan mereka.“Ba-baiklah, Bai Lu,” Zhu Lian menanggapi dengan agak gugup.“Kenapa sepertinya kau terlihat ragu begitu, Zhu Lian?” tanya Bai Lu dengan mengangkat kedua alis.Bagaimana Zhu Lian tidak ragu. Dalam latih tarung, bisa saja seorang guru terkena hantaman dari muridnya. Begitupun sebaliknya. Malah kakek dari Zhu Lian tidak segan-segan memberi tamparan bahkan menyepak bokong cucunya.Saat itu, Zhu Lian merasa khawatir, dirinya akan mendaratkan serangan pada Bai Lu. Itulah mengapa dia berkata dengan tidak pasti barusan.“Euh …, aku hanya … kha
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks