“Kau terlambat hampir 25 menit, Tuan Yang,” timpal Zhu Lian. Sebagai tanda, bahwa dia tidak menggubris perkataan Sang Singa Hitam.“Haha …! Aku ini bukan sekedar pendekar, Zhu Lian. Sama seperti pemimpin sekte yang lain, aku juga seorang businessman. Ada hal-hal berkaitan dengan Kristal Pijar yang mesti aku urus!” congkak Yang Hong membalas.Pada saat ketuanya berkata demikian, tiga anggota sekte Singa Hitam yang bersama dengan Hong tersenyum disertai dengusan. Kucing Anggrek menatap sinis pada Zhu Lian. Ia bagai mencermati sosok pemuda yang ada di hadapannya itu dengan seksama.Karena uangnya semakin banyak, Zhu Lian telah membeli baju pendekar baru. Bukan di Qi-IQ. Melainkan, hasil rancangan sebuah rumah mode kenamaan. Sebab di masa sekarang, merek-merek fashion juga berlomba merancang baju para pendekar. Wanita yang membuat Hong berselingkuh itu memiliki perawakan jangkung. Rambutnya begitu panjang hingga ke punggung. Padahal, sudah disanggul sebagian.Pulasan pada wajahnya membu
Sembari berkata, Zhu Lian melemparkan tas selempang -yang juga baru ia beli di sebuah rumah mode kenamaan- miliknya yang ia bawa sejak tadi. Bruk! Terang saja apa yang diperbuat Zhu Lian membuat Yang Hong keheranan. Karena yang ia tahu, ada kemungkinan Zhu Lian kesulitan dalam mencari Kera-kera Iblis. “Aku ingin mengajakmu berbagi jarahan. Aku baru saja menaklukkan 10 Kera Iblis. Di dalam tasku ada otak, jantung, buntut dan tanduk-tanduk makhluk itu. Terlalu banyak bagiku. Kita bagi sama rata saja,” jelas Zhu Lian. Terang saja Yang Hong dan ketiga anak buahnya terkejut. Ia sendiri hanya menaklukkan 3 Kera Iblis. Tetapi Zhu Lian yang telah ia curangi membawa pulang sisa-sisa dari 10 salah satu jenis monster di lantai 5 itu. Dia tidak menyadari. Istrinya sendirilah yang telah membuat Zhu Lian sama sekali tidak kesulitan untuk melakukan perburuan. Sedangkan Zhu Lian memiliki maksud tersendiri. Ia ingin menghargai Kucing Anggrek yang sudah membantu dirinya lolos dari perbuatan licik
Pada saat Kucing Anggrek hadir, Zhu Lian memperhatikan perempuan jelita tersebut tanpa ekspresi yang berarti.Dia tetap wasapada. Sejauh ini, Kucing Anggrek sudah membantu dia, memang. Akan tetapi, dia tidak langsung percaya begitu saja pada wanita itu. Bagaimana pun juga, dia adalah pasangan hidup lawannya.“Apakah kau akan memberitahu aku rencana Yang Hong untukku sekarang …, siapa nama aslimu, Kucing Anggrek?” tanya Zhu Lian.“Namaku Sun Xin, Senior,” jawab Kucing Anggrek. “Kamu tidak boleh sendirian di sini. Yang Hong sengaja menyuruhmu untuk ke sini,” dia berkata-kata. Matanya memperhatikan sekeliling.Saat itu, Zhu Lian dan Kucing Anggrek tengah berada di sebuah cekungan yang dipenuhi cadas dan tumbuhan menjalar. Juga, pepohonan. Kucing Anggrek atau yang bernama asli Sun Xin kembali berucap.“Monster Bayangan Setan di tempat ini lebih banyak dari tempat Hong berada sekarang. Karena, mereka tidak suka cahaya matahari. Tempat rindang dan lembab seperti ini adalah kesukaan mereka,”
Yang Hong sudah merasa yakin sepenuhnya. Dengan level kultivasi Elevate, Zhu Lian akan benar-benar kesulitan dalam menghadapi Monster Bayangan Setan.Dia sudah menetapkan batas waktu. Jika dalam 1 jam Zhu Lian tidak kembali ke tempat mereka berpisah tadi, ia akan menyusul sang pedagang bakmi. Membantunya, sambil menjatuhkan citra lawan.Tetapi yang sekarang terjadi berbeda. Dalam waktu 30 menit saja, Zhu Lian sudah kembali. Ia membawa Mutiara Bayangan, bebatuan yang dapat diolah menjadi salah satu bahan logam terbaik di era Menara Nirwana.Mutiara Bayangan dalah satu-satunya bahan yang dapat ditemukan dari menaklukkan Monster Bayangan setan. Tetapi, harga jualnya sangatlah tinggi.“Ap-apa …?!”Lucu. Sembari dia berkata-kata tadi, Yang Hong berniat akan meminum anggur. Tetapi begitu melihat kemunculan Zhu Lian, ia urung menenggak anggurnya. Tetapi, kadung sudah mengangkat botolnya. Sehingga, sebagian anggur yang akan ia minum langsung dari wadahnya itu tumpah.“Ayolah, tolong bantu aku
Serpent An berkata pada rekan-rekannya. Camar Putih si cerewet menanggapi kawan sepetualangannya.“Bukankah itu sudah biasa? Ada Ronin yang sok jago, tingkat kultivasi masih belum memadai tapi melancong hingga Lapis yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Keesokan harinya, berita dukanya menyebar ke mana-mana.”“Ini bukan tewas, Camar Putih. Itu memang sering kali terjadi karena mereka tidak berhati-hati. Tapi sekarang, benar-benar menghilang dan tidak ditemukan. Ya …, belum dapat dipastikan. Mereka meninggal dunia atau bagaimana,” kata Serpent An lagi.“Aku juga mendengar selentingan itu. Ditakutkan, ada spesies baru dalam Ether Realm yang belum dikenali. Pusat Informasi Petualangan juga sudah mengeluarkan edaran. Ada baiknya, para Ronin membentuk sebuah party, ketimbang bertualang sendiri,” Bangau Jambon menambahkan.“Kalian masih sering membuat party, bukan?” tanya Zhu Lian. Ia tahu. Selama ini, teman-temannya terutama Yan Yin dan Qigang mulai rajin mengasah kemampuan spiritual mere
Mei Li berkata pada lelaki yang ia gadang-gadang sebagai calon suaminya tersebut. Gengsi, Hu Chen yang melangkah tegak bergaya angkuh hanya melirik ke arah Warung Bakmi Pendekar.“Lantas, itu … bukankah itu adalah Nona Gong?” ujar Mei Li lagi.“Sudahlah, Mei Li. Jangan dilihat terus. Biarkan saja mantan kekasihmu itu menikmati ketenaran sekejapnya. Kau memiliki calon suami yang mewarisi tambang Kristal Pijar. Warung bakmi tidak ada apa-apanya.”Meski berkata demikian, Hu Chen juga masih saja memperhatikan kedai milik Zhu Lian yang begitu ramai. Sekian orang yang baru tiba di sana terpaksa mengantre.“Bukannya aku terkenang-kenang. Akan tetapi, bakmi olahan dia memang sedap. Kemudian, bakmi barunya itu juga membuat keta—, euh, enak,” kata Mei Li lagi.Diam-diam, Mei Li dan calon suaminya itu sudah mencoba bakmi pendekar milik Zhu Lian. Tentu saja, tanpa datang langsung ke kedai tersebut. Mereka memesannya melalui jasa layanan online.Pasangan itu mengetahui Bakmi Nikmat Pendekar karena
Pengakuan Zhu Lian membuat gurunya terdiam. Bai Lu memandangi dia dengan alis terangkat. Dia tetap menikmati hidangannya, sembari berkata. “Apa jawabanmu terhadap Lady Qian?” Ragu sejurus, Zhu Lian menjawab pertanyaan Bai Lu. “Aku bilang pada beliau: aku masih berpikir-pikir dahulu. Kau sendiri tahu. Aku ingin membesarkan warung bakmiku ini. Aku belum mengutarakannya pada Lady Qian memang. Hanya saja … pokoknya, aku butuh waktu untuk berpikir.” Bai Lu mengangguk-angguk kecil. Zhu Lian tersenyum. Dalam hatinya dia merasa riang. Guru ilmu bela dirinya itu seolah memberi sinyal sepakat dengan dirinya. “Tetapi menurutku, tidak ada salahnya juga kau menerima tawaran itu, Zhu Lian. Toh kamu sudah memiliki orang-orang kepercayaan untuk mengelola kedaimu,” Bai Lu berkomentar. Ia meneruskan. “Golden Lotus adalah … kau tahu. Orang-orang sering menyebut: Thousand Rainbows adalah sekte yang disegani. Tapi Golden Lotus itu ‘angker’. Kau paham maksudnya?” “Ya,” jawab Zhu Lian singkat dengan me
Pendekar berbaju kelabu tersebut berbicara pada si ‘konselor’ yang mengenakan busana pendekar senada dengan warna yang ia kenakan.“Aku rasa sudah cukup dulu aksi kita belakangan ini. Seperti biasa. Setiap terjadi kejanggalan akibat apa yang kita lakukan, kita mesti segera kembali ke kegelapan. Belum saatnya kita bisa petantang-petenteng di hadapan para pendekar yang lain,” titah sang Konselor.“Baik, Konselor,” sambut pendekar yang satu lagi.Keduanya bercakap-cakap seraya melangkah pada sebuah lorong yang pada kanan dan kirinya terdapat ruangan dengan kaca yang besar. Sehingga, aktivitas di dalamnya terlihat.Di sana, ada orang-orang yang menggunakan baju peneliti tengah bekerja. Ada juga yang berpapasan dengan dua pria yang sedang berbincang tersebut. Kemudian membungkuk sopan tanda memberi hormat pada si Konselor.“Aku harap kolega-kolega kita bersabar. Sementara, kita terus menjalankan rencana sesuai jadwal,” ujar sang Konselor lagi. Kawannya kembali bersuara.“Bagaimana dengan R