[Ding][Host berhasil menyelesaikan Quest Rahasia][Quest Rahasia : 1. Melindungi Henry Tolando, Harry, dan Helga][2. Mengalahkan dan menangkap Lucas Frangkrut][Hadiah 6000 EXP +$60.000.000 dikirim ke status pewaris dan Money Power Anda][Host mendapatkan 1 kartu permintaan]“Aku berhasil menyelesaikan Quest Rahasia tepat waktu,” ujar Davis sembari mencengkeram tubuh Lucas seerat mungkin. Davis mendongak ke langit, mengamati drone dan bola yang melayang di udara. Kedua benda itu menghilang tak lama setelahnya. “Rencanaku berhasil. Aku menyerang rombongan mobil dengan sekaligus dan menyerang Lucas, Liam, dan Levon dengan bola hingga mereka tidak sadarkan diri.”Davis mencengkeram tubuh Lucas lebih erat. “Aku juga berhasil menangkap Lucas tanpa bantuan Sammy, Don, dan yang lain. Aku juga harus berterima kasih pada Jay dan yang lain karena sudah menjaga Tuan Henry, Harry, dan Helga dengan sangat baik. Aku sangat khawatir karena musuh berhasil menerobos gedung beberapa menit lalu.”Dav
Keempat pria muncul dari balik pohon, berlari menuju Lucas, Liam, dan Levon yang berada di dalam mobil. Saat mereka akan mendekat, Don dan yang lain segera menyerang mereka.Keempat pria itu menahan serangan Don, Trex, Frans, dan Willy, sedangkan Sammy, Nathan, dan anggota lain segera melindungi Davis.“Orang-orang itu mampu melawan Don dan yang lain dengan seimbang,” ujar Davis saat mengamati pertarungan.Davis memindai keempat pria itu melalui layar hologram. “Mereka memiliki beberapa alat canggih. Kita harus secepatnya pergi dari tempat ini sebelum pasukan Logan dan Ludwig datang.”Keempat pria itu tersenyum karena mendapatkan lawan sepadan. Mereka menyerang sembari saling berbagai informasi.Davis mendapatkan sebuah notifikasi di layar hologram. “Mereka meretas semua alat kita, termasuk mobil-mobil kita. Kita tidak memiliki pilihan selain melawan mereka.”“Kau benar, Davis. Aku tidak bisa menghubungi siapa pun sekarang.” Sammy memberikan tanda pada Nathan.Nathan segera menaiki po
Asap hitam membumbung tinggi ke langit dan sekeliling. Dua anggota dari tim rahasia bergerak sangat cepat menuju beberapa pengawal yang menjaga Lucas, Liam, dan Levon.Davis mendadak muncul, menghadang dua anggota itu. Ia menggunakan kemampuan pelumpuh, bergerak ke belakang sebuah pohon.Dua anggota itu terdiam saat tersengat listrik, nyaris terjatuh.“Apa yang terjadi?” tanya seorang anggota sembari mengawasi keadaan sekeliling, berusaha tetap berdiri tegak. “Kita seharusnya bisa menahan serangan listrik dengan alat kita.”“Ya, kau benar. Apakah alat-alat kita rusak, atau musuh memiliki alat yang lebih canggih dibandingkan kita?” sahut anggota lain sembari memaksakan diri bergerak.Davis muncul di belakang dua pria itu, memukul mereka sekuat mungkin. “Aku tidak memiliki waktu banyak.”“Ah!” Dua anggota itu seketika ambruk di tanah. Alat-alat mereka mengeluarkan asap.“Sialan! Aku tidak bisa bergerak! Alat-alatku juga hancur! Siapa yang sudah menyerang?”“Aku melihat seseorang menyera
“Hentikan, Davis! Jangan mengejar mereka!” ujar Sammy sembari menahan tangan Davis. Davis menatap beberapa batang kayu yang tumbang di depan, mengawasi keadaan sekeliling sesaat. Ia mengendalikan napas yang terengah-engah, mengingat pertarungan barusan. Don mendekati Davis. “Kondisi kita tidak memungkinkan untuk meneruskan pertarungan dan mengejar orang-orang itu, Davis. Seperti yang kau katakan, kita harus fokus untuk menangkap Lucas, Liam, dan Levon, dan menghindari pertarungan.”Davis mengamati Sammy, Don, dan yang lain. “Aku dan mereka sama-sama kelelahan sekarang, apalagi setelah pertarungan dengan empat orang itu. Mereka sangat kuat, apalagi mereka memiliki alat-alat canggih,” gumamnya. “Bagaimana dengan Lucas, Liam, dan Levon?”“Pasukan kita berhasil mengamankan mereka dari orang-orang itu,” ucap Nathan. “Kita harus segera pergi dan menyerahkan mereka ke pasukan aliansi, Davis.” Sammy mengambil secarik kain di tanah, menoleh pada pepohonan di sekeliling. “Mereka kemungkinan
Aaron sontak terdiam ketika mendengar kabar dari bawahannya. Ia berdiri dari ranjang, mengepalkan tangan erat-erat. Wajahnya mendadak berubah menjadi merah seperti darah. “Dasar brengsek! Apa yang baru saja kau katakan?”Aaron memukul dinding, tidak peduli dengan tangannya yang berdarah. “Kau mengatakan kalau kau dan teman-temanmu gagal membawa Lucas, Liam, dan Levon? Bagaimana kalian semua bisa kalah menghadapi pasukan aliansi sialan itu?”“Apa?” Aaron membeku saat mendengarkan penjelasan bawahannya. “Pasukan khusus melindungi Lucas, Liam, dan Levon? Mereka memiliki alat canggih yang menyebabkan alat-alat kalian tidak berfungsi?”“Dasar sampah tidak berguna!” pekik Aaron di tengah keheningan malam. Kucing-kucing yang berada di atas kasur bergegas bersembunyi di bawah ranjang. “Apa kau dan teman-temanmu sedang membohongiku karena kalian semua gagal menjalankan misi itu?”Aaron menarik napas panjang, mengembuskan perlahan. Ia tertawa terbahak-bahak, memijat kepalanya yang berdenyut-de
Sementara itu, sebuah pasukan terlihat berjaga sembari mengawasi sebuah bangunan. Mereka bergerak menuju gedung saat seseorang memberi tanda. Begitu memasuki bangunan, mereka seketika menyebar ke sekeliling.Beberapa titik asap terlihat mengepul ke langit, bergerak ke sekeliling karena tiupan angin. Beberapa orang terbaring tidak sadarkan diri di beberapa tempat, sisanya meringis menahan perih.Di kedalaman sebuah hutan, sebuah rombongan mobil terlihat melaju sangat cepat. Pasukan bersiaga penuh, mengawasi keadaan sekeliling.“Brengsek!” Ludwig meringis kesakitan, menatap kepalanya yang sudah terlilit perban. “Mereka berhasil menyerang markas hingga aku terlempar dan membentur dinding.”Logan tersenyum. “Luka kecil itu tidak mungkin membunuhmu, Tuan. Kau akan sembuh dalam waktu cepat.”“Tutup mulutmu, sialan.” Ludwig bersandar di kursi.“Melawan militer memang sangat sulit, apalagi mereka menggunakan beberapa alat ciptaanku. Meski begitu, kita masih bisa menyelamatkan diri.” Logan ter
Davis memijat kepala beberapa kali, terdiam saat mengingat pertarungan dengan keempat pria di hutan. “Aku masih lemah. Jika aku tidak menggunakan kemampuan sistem, aku pasti sudah kalah dan mencelakai diriku dan orang lain.”Davis turun dari ranjang, mendekati jendela, mengamati pemandangan kota. Hujan gerimis mengguyur. Ia menoleh saat pintu terbuka dari luar. “Kau baik-baik saja, Davis?” tanya Sammy sembari mendekat. “Kau tertidur sangat pulas.”“Aku ... hanya sedikit lelah. Bagaimana dengan keadaanmu dan yang lain sekarang?”Don, Trex, Frans, Nathan dan Willy memasuki ruangan. “Apa kau sangat mengkhawatirkan kami karena kami terkurung di jaring sialan itu, Davis?” Nathan tertawa. “Jaring itu tidak akan bisa membunuh kami.”Sammy menghidupkan televisi. Seorang pembawa berita menjelaskan kejadian di beberapa kota semalam. Layar menunjukkan keadaan setelah ledakan bom terjadi, lalu berganti dengan berita keadaan Lucas, Liam, dan Levon.Sammy mematikan televisi. “Tuan Henry masih dal
“Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Ludwig dengan tatapan kesal. “Kenapa Lucas, Liam, dan Levon masih berada di tangan aliansi bodoh itu? Bukankah kau mengatakan orang-orang itu bisa membawa mereka dengan mudah?”Logan masih terdiam. Tatapannya tidak lepas dari televisi yang menayangkan keadaan Lucas, Liam, dan Levon. Ia baru saja terbangun beberapa menit lalu, dan langsung terkejut saat mendapatkan kabar itu. “Apakah orang-orang itu gagal menjalankan tugas mereka? Jawab pertanyaanku, sialan! Kau hanya akan membuatku semakin marah jika kau terus diam!” bentak Ludwig.Logan mengecek ponselnya, mengepalkan tangan erat-erat. “Tuan Aaron sama sekali tidak mengirimkan pesan padaku. Pasukannya sangat mustahil kalah dari pasukan aliansi. Akan tetapi, apa maksudnya semua ini?”Ludwig menatap Logan tajam. Napasnya terengah-engah sebab ia harus berlari dari kamarnya untuk sampai ke tempat ini. “Apa mungkin ketiga orang itu adalah sosok palsu, sedangkan sosok aslinya bersama
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-
“Aku dengan senang hati akan menyerangmu.”Dariel tersenyum, menggeser layar. Ia hanya menemukan satu jenis serangan. “Pelumpuh.”“Jenis serangan akan bertambah seiring dengan levelmu, Tuan.” Green berdiri, mundur beberapa langkah, merentangkan kedua tangan. “Baiklah, serang aku sekarang, Tuan.”Dariel berdiri dari sofa, melirik Chris dan Adrian yang masih berada di tempat mereka sekilas. “Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka.”“Jangan mengkhawatirkan keadaanku, Tuan. Aku akan baik-baik saja,” kata Green.Dariel menekan tombol serang. Aliran listrik seketika muncul dan menyerang Green.Sebuah pelindung muncul di depan Green untuk menghadang serangan.Dariel terkejut, mengamati cincin di jarinya. “Cincin ini benar-benar hebat, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan cincinku.”Dariel menatap Green lekat-lekat. “Mereka tidak mungkin memberikan cincin canggih ini padaku secara cuma-cuma. Aku tidak boleh lengah.”“Apakah sekarang kau percaya, Tuan?” Green duduk di sofa
“Serum bakat itu sudah menyebar ke seluruh tubuhmu, Tuan. Tubuhmu sedang beradaptasi dengan kemampuan itu sekarang. Kau sedang tidak sehat sejak kemarin, bukan?”Green menunjukkan layar. “Kemampuanmu akan aktif kurang dari dua jam. Semakin dekat waktu pengaktifan kemampuan itu, semakin besar rasa sakit yang akan kau rasakan. Kau hanya perlu bertahan selama proses berlangsung.”Green melanjutkan, “Jika serum bakat itu tidak cocok denganmu, kau pasti akan langsung tewas. Akan tetapi, karena serum bakat itu cocok, kau mampu bertahan hingga sekarang.”“Bakat apa yang akan aku dapatkan?” tanya Dariel.“Kau akan mendapatkan bakat untuk melihat masa depan.”Dariel sontak tertegun, menatap Green lekat-lekat. Suasana menjadi sangat hening, tetapi kesunyian mendadak lenyap saat Dariel tertawa. Dariel memelotot tajam. “Hentikan semua omong kosong ini! Aku tidak ingin mendengarkan semua penjelasan tidak masuk akalmu lagi.” “Ah!” Dariel tiba-tiba meringis, menyentuh leher belakangnya. Dariel m
“Apa maksudmu? Dylan mendatangi rumahku?” Dariel memastikan. “Aku akan menunjukkan bukti jika Dylan memang mendatangi rumahmu.” Green menggeser layar hologram ke hadapan Dariel. Dariel terkejut saat melihat sebuah layar hologram yang menunjukkan halaman rumahnya. Saat mengulurkan tangan, tangannya justru menembus layar.Dariel sontak terdiam saat melihat sebuah kubah melingkupi sekeliling rumahnya. Ia melihat Dylan dan seorang pria berambut merah mendadak muncul di halaman dan saling bertarung. Dariel tidak berkedip saat melihat pertarungan Dylan dan pria berambut merah. “Apa-apaan ini? Mereka bertarung dengan alat-alat canggih. Pertarungan ini seperti pertarungan di film-film.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat ketika melihat dirinya memasuki halaman. Matanya tidak berkedip selama beberapa waktu, apalagi saat Dylan dan dirinya saling menatap. Dariel menahan napas selama beberapa waktu, mengembuskan perlahan. “Jadi, dugaanku memang benar. Dylan memang berada di rumahku. Kubah it
Sebuah mobil menepi di depan sebuah hotel. Green dan Aaron memasuki gedung. Para pegawai menyambut mereka dengan ramah, mengantar mereka menuju sebuah ruangan. Seorang pengawal segera menghubungi Chris dan Adrian saat melihat kedatangan Aaron. “Tamu Anda sudah tiba, Tuan Muda,” ujar Chris. Dariel meletakkan gelas di meja. Tatapannya masih tertuju ke pemandangan kota. “Biarkan mereka masuk.”Chris mengangguk, menghubungi pengawal di luar ruangan. Para pengawal memeriksa Aaron dan Green hingga berkali-kali. Setelah memastikan keamanan, mereka mengizinkan keduanya memasuki ruangan. Aaron berjalan mendekati Dariel, sedangkan Green berhenti di dekat pintu. “Selamat pagi, Tuan Miller. Senang bertemu denganmu,” ujar Aaron. “Senang bertemu denganmu. Silakan duduk. Kau membuatku penasaran, Tuan.” Dariel tersenyum, menggeser letak duduk lebih depan. “Aku minta maaf jika aku mengganggu waktumu, Tuan. Sesuai dengan apa yang aku katakan sebelumnya, aku ingin mengenalkanmu dengan seseorang.
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 40 (505/4000)] [Health Point: 55/58] [Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58] [Money Power: $30.437.895.000]Davis tengah menikmati sarapan bersama yang lain di meja makan. “Aku akan mengajak kalian berlibur minggu depan.”“Hore!” teriak Sarah dan Elora bersamaan. “Ya, berlibur adalah hal aku inginkan sejak lama. Aku sudah lelah belajar dan berlatih sangat keras selama ini,” kata Alex sembari merenggangkan badan. “Ke mana kau akan mengajak kami berlibur, Davis?”“Aku percaya kau berlatih sangat keras bersama Don dan yang lain, Alex.” Davis menatap Alex saksama. “Tapi, aku masih ragu kau belajar dengan serius.”“Ayolah, Davis. Aku mendapatkan nilai bagus selama ujian. Tentu, aku belajar dengan serius. Aku sangat pantas berlibur.”“Aku belum menentukan tempat liburan. Kalian bisa membantuku memilih tempatnya. Aku juga mengajak keluarga Anderson dan keluarga Tolando.”Angela dan Elena saling mel
“Aku dan Dustin harus pergi untuk mengumpulkan anggota kelompok Technocorm untuk bisa melawan Shibacorm.” Dylan mencengkeram bahu Dalton lebih erat. “Aku sudah menghilangkan ingatan Damian dan Dominique tentangku, dan aku juga akan menghilangkan ingatanmu juga setelah pembicaraan ini berakhir.”“Apa aku bisa melakukannya, Ayah? A-aku ....”“Aku yakin kau bisa melakukannya, Dalton. Kau adalah putraku, dan tidak ada siapa pun yang bisa aku percaya selain dirimu.”Dalton menunduk, mengamati tangannya. Saat mendongak, ia tiba-tiba melihat cahaya putih yang sangat menyilaukan. Dalton menggeleng, mengawasi keadaan sekeliling. “Apa yang baru saja terjadi?”Dalton mendekati sebuah layar yang menampilkan Davis. “Aku harus mengawasi Davis.”Dylan dan Dustin sudah berada di luar rumah, melayang di atas halaman. “Apa kau yakin kau tidak menyesali tindakanmu sekarang, Dylan? Aku tidak keberatan untuk menunggu lebih lama jika kau ingin berpamitan pada putramu dan kakakmu dengan benar,” kata Dusti
Aaron mengirimkan pesan pada Green sembari bersiap-siap. “Aku sejujurnya cukup tegang sekarang. Aku sudah menunggu momen ini sejak lama. Aku tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun, termasuk meremehkan peserta lain. Mereka tampak luar biasa.”Aaron mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tidak menduga jika Tuan Red dan Tuan Blue tertangkap musuh. Aku menduga kelompok ini sengaja merekrutku dan yang lain untuk membantu mereka menangani Dylan dan Dustin.”“Dengan kata lain, mereka ingin menjadikanku dan yang lain sebagai pion.” Aaron tersenyum. “Tapi jika aku berhasil dan membuat mereka terkesan dengan kemampuanku, aku bisa menjadi anggota tetap mereka.”Aaron melirik keempat peserta lain. “Aku harus fokus pada diriku dibandingkan memerhatikan mereka.” Suara alarm tiba-tiba berbunyi. Aaron dan empat peserta lain memasuki sebuah ruangan kaca sesuai nomor urut masing-masing. Sebuah meja muncul dengan beberapa barang. “Ujian pertama kalian adalah menganalisis sekaligus memperbaiki rob
“Daisy, apakah kau berada di dalam?” tanya Dennis sembari menekan bel. “Ya, masuklah, Ayah.” Daisy menghapus pesan, menyimpan ponsel di bawah bantal. Ia bersikap senormal mungkin saat Dennis memasuki ruangan. “Keadaan sudah baik-baik saja sekarang. Kau tidak boleh pergi ke mana pun untuk sementara waktu. Mario mungkin saja akan melarikan diri kembali. Pengawal yang membantunya pun belum ditemukan hingga sekarang.” “Aku mengerti, Ayah.” Dennis mengamati Daisy, menoleh pada cahaya putih di bawah bantal. “Apa kau sedang menghubungi seseorang?” Daisy segera mematikan ponselnya. “Tidak, aku baru saja akan mengirimkan pesan pada salah satu temanku. Dia adalah anggota keluarga Tolando. Aku hanya ingin mengajaknya berlibur.” “Kau sebaiknya tetap berada di rumah untuk sementara waktu, Daisy.” Daisy mengembus napas panjang. “Aku sejujurnya tidak nyaman dengan keadaan rumah ini, Ayah. Aku harus waspada dan mencurigai keluargaku sendiri. Aku ingin semua kembali ke keadaan semula sebelum D