Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
Red, Blue, dan Aaron memasuki ruangan. Para kucing seketika mendekati mereka. “Ah, perjalanan ini sangat melelahkan. Aku ingin langsung beristirahat.” Blue merenggangkan badan, menguap beberapa kali. Setelah berbaring di sofa, ia seketika tertidur. Red membuka layar hologram, memeriksa pembaharuan informasi. “Kelompok lain juga belum bisa menangkap satu anggota Technocrom. Mereka sangat pandai bersembunyi dan membuat jengkel.”Aaron datang membawa minuman, menyimpan secangkir teh hangat di meja. Ia melirik Blue yang sudah terlelap di sofa. Red mengembus napas panjang, menutup layar hologram, meneguk teh perlahan. “Kau tampaknya baru saja kedatangan tamu, Aaron.”Aaron duduk berhadapan dengan Red. “Dariel Miller baru saja mengunjungiku, Tuan. Dia meminta bantuan untuk menyingkirkan anggota keluarga Miller. Mereka terlibat perseteruan sesama anggota keluarga karena sama-sama mengincar hak ahli waris.”“Keluarga Miller.” Red bersandar di sofa, menatap langit-langit ruangan. “Dylan me
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3275/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.165.000]Satu hari sebelum penyerangan, seluruh anggota aliansi berkumpul di sebuah lokasi rahasia. Para penjaga berjaga dengan sangat ketat. Suasana tampak hening meski beberapa anggota terlihat bercakap-cakap.Para penjaga memeriksa berbagai ruangan dan lorong, saling berkomunikasi. Setiap anggota dan para pengawalnya masuk, mereka harus melalui pemeriksaan berlapis-lapis. “Dasar brengsek!” Jack mendengkus kesal, mengamati keadaan sekeliling. “Keadaan ini membuatku sangat muak, bahkan lebih muak saat aku melihat wajah Davis.”“Situasi masih terkendali saat ini, Jack,” bisik Tommy.“Tutup mulutmu, sialan! Aku tidak bertanya padamu,” ketus Jack sembari bersandar di kursi. Ia menatap jengkel Emir dan Russel yang baru saja memasuki ruangan. “Kau tampak sangat tegang, Jack. Aku akan membawamu ke
Pertemuan berakhir satu jam kemudian. Anggota aliansi mulai meninggalkan lokasi. Saat mobil-mobil keluar dari gerbang, hujan deras mendadak mengguyur deras. Petir beberapa kali menggelegar, membuat suasana menjadi sangat tegang. Jack berjalan di lorong bersama Tommy dan para pengawalnya, menatap Jeremy dan para pengawal yang berbelok ke arah lain. Ia seketika teringat dengan kejadian di Pulau Salu tempo hari. “Aku tidak boleh menjadi beban untuk Ayah. Akulah yang seharusnya melindunginya.”Jack mendengkus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. “Pertarungan dan aliansi membuatku sangat sibuk. Aku nyaris melupakan rencanaku untuk mengambil alih wilayah kekuasaanku yang Davis rebut dariku.”Jack keluar dari elevator, berjalan menuju pintu keluar. “Aku tidak yakin Davis hanya akan berdiam diri dalam pertarungan ini. Dia sering kali ikut campur dalam berbagai masalah. Sialnya, dia pasti akan mendapatkan keuntungan dari tindakannya seperti saat dia menolongku dan yang lain dari Levon tempo h
Davis seketika terdiam, tertawa. “Dasar brengsek! Aku sama sekali tidak sedang melawak! Kenapa kau justru tertawa dibandingkan dengan menjawab pertanyaanku, Davis?” ketus Henry Tolando. “Aku minta maaf, Tuan.” Davis membersihkan mulut dan bibir dengan serbet. “Aku yakin kau sudah mencari tahu identitasku. Kau mungkin saja bertanya pada keluarga Anderson. Aku tinggal di panti asuhan sampai usiaku sepuluh tahun. Setelah itu, Kakek Sebastian mengadopsiku. Aku yakin kau sudah mendengarnya.”Henry Tolando mengepalkan tangan erat-erat. Ia sudah bertanya pada Drake, Louise, dan Ivan soal identitas Davis saat mereka berkunjung ke kantornya. Mereka mengatakan hal yang sama seperti yang Davis katakan barusan. Akan tetapi, mereka menambahkan jika Sebastian mengenal orang tua Davis, sedangkan mereka sama sekali tidak memberi tahu mereka.“Sebastian belum memberi tahu putra-putranya soal orang tua Davis. Mereka juga menduga Sebastian belum mengatakan pada Davis soal orang tuanya. Jika aku memang
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3440/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.330.000]Hujan mengguyur sangat deras sejak beberapa jam lalu. Banyak kendaraan yang terjebak macet di beberapa ruas jalan. Para pejalan kaki tampak berlarian saat turun dari bus. Di saat yang sama, kafe dan restoran tampak padat oleh pembeli. Davis masih dalam perjalanan, mengamati ombak yang bergulung-gulung di laut. Angin berembus sangat kencang hingga beberapa ranting pohon dan kertas terbang ke berbagai arah. Davis membuka layar hologram, mengamati keadaan Lucas, Liam, dan Levon. “Mereka masih berada di dalam penjara. Para penjaga juga berjaga dengan sangat ketat. Musuh mustahil untuk menerobos masuk, kecuali ada pengkhianat di dalam pasukan aliansi.”Davis beralih pada Henry Tolando. “Tuan Henry masih berada dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan. Dia tampak sangat tegang.”Davis meng
Suasana pusat kota tampak sangat ramai malam ini. Gedung-gedung pencakar langit tampak seperti titik-titik cahaya dari kejauhan. Mobil-mobil terjebak macet di beberapa jalan. Bus-bus menurunkan para penumpang di halte, dan para pejalan kaki sibuk berjalan sembari mengamati deretan toko. Para berandal terlihat di gang-gang kecil. Para polisi tertawa terbahak-bahak saat menonton televisi, padahal seorang wanita tengah duduk dengan darah berceceran. Angin berembus kencang, menggeser awan menjauh dari pusat kota. Davis berada di balkon kamar, mengamati pemandangan keramaian kota. “Langit tampak sangat terang malam ini. Aku bisa melihat taburan bintang yang sangat indah. Keadaan tenang ini seperti keadaan sebelum badai datang.”Davis membuka layar hologram. “Seluruh anggota aliansi sudah berkumpul dan bersiap memulai serangan. Mereka tampak sangat tegang. Lucas, Liam, dan Leon masih berada di sel mereka dengan penjagaan yang sangat ketat.”Davis melirik jam tangan, mengepalkan tangan er
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3440/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.330.000]Hujan mengguyur sangat deras sejak beberapa jam lalu. Banyak kendaraan yang terjebak macet di beberapa ruas jalan. Para pejalan kaki tampak berlarian saat turun dari bus. Di saat yang sama, kafe dan restoran tampak padat oleh pembeli. Davis masih dalam perjalanan, mengamati ombak yang bergulung-gulung di laut. Angin berembus sangat kencang hingga beberapa ranting pohon dan kertas terbang ke berbagai arah. Davis membuka layar hologram, mengamati keadaan Lucas, Liam, dan Levon. “Mereka masih berada di dalam penjara. Para penjaga juga berjaga dengan sangat ketat. Musuh mustahil untuk menerobos masuk, kecuali ada pengkhianat di dalam pasukan aliansi.”Davis beralih pada Henry Tolando. “Tuan Henry masih berada dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan. Dia tampak sangat tegang.”Davis meng
Davis seketika terdiam, tertawa. “Dasar brengsek! Aku sama sekali tidak sedang melawak! Kenapa kau justru tertawa dibandingkan dengan menjawab pertanyaanku, Davis?” ketus Henry Tolando. “Aku minta maaf, Tuan.” Davis membersihkan mulut dan bibir dengan serbet. “Aku yakin kau sudah mencari tahu identitasku. Kau mungkin saja bertanya pada keluarga Anderson. Aku tinggal di panti asuhan sampai usiaku sepuluh tahun. Setelah itu, Kakek Sebastian mengadopsiku. Aku yakin kau sudah mendengarnya.”Henry Tolando mengepalkan tangan erat-erat. Ia sudah bertanya pada Drake, Louise, dan Ivan soal identitas Davis saat mereka berkunjung ke kantornya. Mereka mengatakan hal yang sama seperti yang Davis katakan barusan. Akan tetapi, mereka menambahkan jika Sebastian mengenal orang tua Davis, sedangkan mereka sama sekali tidak memberi tahu mereka.“Sebastian belum memberi tahu putra-putranya soal orang tua Davis. Mereka juga menduga Sebastian belum mengatakan pada Davis soal orang tuanya. Jika aku memang
Pertemuan berakhir satu jam kemudian. Anggota aliansi mulai meninggalkan lokasi. Saat mobil-mobil keluar dari gerbang, hujan deras mendadak mengguyur deras. Petir beberapa kali menggelegar, membuat suasana menjadi sangat tegang. Jack berjalan di lorong bersama Tommy dan para pengawalnya, menatap Jeremy dan para pengawal yang berbelok ke arah lain. Ia seketika teringat dengan kejadian di Pulau Salu tempo hari. “Aku tidak boleh menjadi beban untuk Ayah. Akulah yang seharusnya melindunginya.”Jack mendengkus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. “Pertarungan dan aliansi membuatku sangat sibuk. Aku nyaris melupakan rencanaku untuk mengambil alih wilayah kekuasaanku yang Davis rebut dariku.”Jack keluar dari elevator, berjalan menuju pintu keluar. “Aku tidak yakin Davis hanya akan berdiam diri dalam pertarungan ini. Dia sering kali ikut campur dalam berbagai masalah. Sialnya, dia pasti akan mendapatkan keuntungan dari tindakannya seperti saat dia menolongku dan yang lain dari Levon tempo h
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3275/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.165.000]Satu hari sebelum penyerangan, seluruh anggota aliansi berkumpul di sebuah lokasi rahasia. Para penjaga berjaga dengan sangat ketat. Suasana tampak hening meski beberapa anggota terlihat bercakap-cakap.Para penjaga memeriksa berbagai ruangan dan lorong, saling berkomunikasi. Setiap anggota dan para pengawalnya masuk, mereka harus melalui pemeriksaan berlapis-lapis. “Dasar brengsek!” Jack mendengkus kesal, mengamati keadaan sekeliling. “Keadaan ini membuatku sangat muak, bahkan lebih muak saat aku melihat wajah Davis.”“Situasi masih terkendali saat ini, Jack,” bisik Tommy.“Tutup mulutmu, sialan! Aku tidak bertanya padamu,” ketus Jack sembari bersandar di kursi. Ia menatap jengkel Emir dan Russel yang baru saja memasuki ruangan. “Kau tampak sangat tegang, Jack. Aku akan membawamu ke
Red, Blue, dan Aaron memasuki ruangan. Para kucing seketika mendekati mereka. “Ah, perjalanan ini sangat melelahkan. Aku ingin langsung beristirahat.” Blue merenggangkan badan, menguap beberapa kali. Setelah berbaring di sofa, ia seketika tertidur. Red membuka layar hologram, memeriksa pembaharuan informasi. “Kelompok lain juga belum bisa menangkap satu anggota Technocrom. Mereka sangat pandai bersembunyi dan membuat jengkel.”Aaron datang membawa minuman, menyimpan secangkir teh hangat di meja. Ia melirik Blue yang sudah terlelap di sofa. Red mengembus napas panjang, menutup layar hologram, meneguk teh perlahan. “Kau tampaknya baru saja kedatangan tamu, Aaron.”Aaron duduk berhadapan dengan Red. “Dariel Miller baru saja mengunjungiku, Tuan. Dia meminta bantuan untuk menyingkirkan anggota keluarga Miller. Mereka terlibat perseteruan sesama anggota keluarga karena sama-sama mengincar hak ahli waris.”“Keluarga Miller.” Red bersandar di sofa, menatap langit-langit ruangan. “Dylan me
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel