Mario tengah memeriksa beberapa laporan dari anggota keluarga Miller. Ia berkutat dengan deretan kode-kode di layar.“Aku sudah memastikan cincin itu sempurna, tetapi nyatanya masih ada kesalahan yang tersilap. Ini tantangan yang menarik.”“Aku teringat dengan Dylan yang ingin membuat sebuah cincin hebat. Aku pikir dia sudah berhasil menciptakan cincin itu sekarang. Sayangnya, kemampuanku sudah tertinggal sangat jauh darinya akibat kebodohanku sendiri.”Victor dan timnya juga tengah berkutat dengan laporan-laporan seputar penggunaan cincin dari anggota keluarga Miller. Layar-layar besar menunjukkan keberadaan setiap anggota keluarga.Daisy bergegas memasuki mobil. Senyum bahagia terus terlukis di wajahnya. Ia membayangkan pertemuan dengan Davis seperti semalam. “Aku harus berbicara dengan Davis bagaimanapun caranya. Aku tidak boleh mengulang hal bodoh.”Daisy mengirimkan alamat rumah Davis pada sopir, bersandar di kursi. Ia membuka tas, mengambil sebuah foto Davis. “Aku sudah melukis
“Di mana kau Dylan?” tanya pria berkacamata seraya mengamati pemandangan Leaventown. “Aku sudah mencari-carimu ke mana-mana. Kau juga tidak pernah membalas pesanku hingga sekarang. Aku harap kau baik-baik saja.”Mobil melaju sangat cepat, melewati beberapa kendaraan hingga akhirnya terjebak macet. Beberapa penumpang tampak kesal karena kendaraan yang nyaris tidak bisa bergerak.“Terakhir kali kita bertemu adalah dua puluh tiga tahun lalu. Aku berhasil menyelamatkanmu tepat waktu. Kau membuatku sangat panik saat menemukanmu nyaris dalam keadaan mati di dekat jurang. Aku membawamu ke rumahku dan merawatmu hingga kau kembali pulih.”Pria itu mengepalkan tangan erat-erat. “Kau mengatakan ingin menyempurnakan cincin yang sudah kau kerjakan sejak lama untuk menolong kakakmu, keponakanmu, dan kakak iparmu.”Pria itu membuka layar hologram, mengamati kemacetan. “Aku akan terjebak macet dalam waktu yang lama. Terjadi tabrakan beruntun di depan. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menunggu a
“Astaga! Kenapa aku mendadak bodoh?” batin Daisy seraya berusaha tetap sadar saat Davis berada di depannya. Ia mengabaikan tatapan semua orang, berusaha setenang mungkin. Susan memutar bola mata saat melihat ekspresi Daisy. “Kau tidak perlu berteriak hanya untuk memanggilku. Apa yang kau inginkan?” tanya Davis seraya mengamati Daisy. Ia menoleh pada Dariel yang berada agak jauh darinya. “Dariel, apa yang dia inginkan?” gumamnya. Susan menyikut Daisy. “Kenapa kau diam saja, Nona? Kau seharusnya berbicara sekarang sebelum Davis pergi.”Daisy menarik napas panjang, menunduk sembari meremas pakaiannya. “Aku datang ... untuk bertemu denganmu, Davis. Maksudku, aku datang ... untuk mengucapkan terima kasih padamu karena ... karena kau menolongku saat di rumah sakit berhantu tempo hari.”“Rumah sakit berhantu?” gumam Davis. Ia teringat dengan momen pertemuan pertamanya dengan Daisy di tempat itu. Meski sistem memberikan peringatan untuk menjauhi wanita itu, tetapi ia tidak membiarkan wanit
“Kau ingin aku mengikuti Battle Arena?” Draco tiba-tiba tertawa, memegang telinga beberapa kali. “Apa aku tidak salah mendengar sekarang?”“Aku serius. Henry Tolando adalah pemilik Battle Arena itu. Dia bekerja sama dengan seorang pebisnis baru. Meski Battle Arena itu baru saja buka semalam, tetapi orang-orang sangat antusias menonton pertandingan semalam. Bahkan, berita mengenai Battle Arena itu menjadi topik panas bagi penyuka pertarungan bebas.”Logan menunjukkan video pertarungan si Dewa Kematian dengan para penantang bertopeng. “Lihatlah video pertarungan ini baik-baik.”Draco berhenti tertawa, menonton pertandingan di layar saksama. “Pria bertopeng serigala itu cukup kuat. Dia mengalahkan orang-orang bertopeng itu tanpa kesulitan.”Ludwig menjelaskan, “Pria bertopeng serigala itu adalah si Dewa Kematian, raja arena di Battle Arena milik Henry Tolando. Dia berhasil mengalahkan para penantang yang merupakan para pengawal terbaik dari para tamu VIP dan VVIP semalam. Saat ini, Battl
Di waktu yang sama, Jack tengah berada di kantornya. Ia mendengkus kesal saat mengingat pertarungan semalam. “Dasar brengsek! Davis terus saja membuatku sangat kesal! Bagaimana dia bisa mendapatkan petarung-petarung kuat? Siapa dia sebenarnya sampai Tuan Henry mau bekerja sama dengannya?”Jack mengendurkan ikatan dasi, berdiri dari kursi. Ia mengamati pemandangan kota melalui jendela, mengepalkan tangan erat-erat. “Tommy adalah petarung yang kuat, tetapi dia kalah dari si Dewa Kematian itu. Aku ingin merekrut petarung kuat untuk pertarungan minggu depan.”Tommy memasuki ruangan. “Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu sekarang, Jack.”“Siapa si brengsek itu? Aku tidak memiliki janji dengan siapa pun sekarang.” Jack mendengkus kesal. Jeremy memasuki ruangan bersama para pengawalnya. Seorang pria dengan topi hitam berada di barisan paling belakang. Jack segera menghampiri Jeremy, terkejut. Ia menyenggol Tommy, memelotot tajam. “Ayah, aku tidak tahu kau akan datang. Apa ada sesuat
“Apa kau yakin jika orang itu berada di tempat ini, Benny?” tanya Grey seraya mengamati rumah-rumah kumuh di dekat sungai kotor. Benny menoleh pada kerumunan orang di sebuah gubuk. “Kau sudah bertanya hal yang sama berkali-kali padaku, sialan! Aku juga tidak tahu apakah orang itu memang berada di tempat ini atau tidak. Informasi yang kita miliki merujuk pada tempat ini.”“Perumahan ini tampaknya tempat tinggal para gelandangan dan orang-orang miskin.” Benny menuruni tangga, mengawasi keadaan sekeliling. “Orang-orang itu mulai memperhatikan kita. Mereka tampaknya ingin mengambil uang dan barang-barang kita setelah mereka melihat mobil kita,” ujar Grey seraya mengamati orang-orang yang mulai bermunculan dari beberapa rumah. Grey dan Benny terus memasuki perkampungan, berjalan di sebuah jalanan kecil. Sampah tampak berserakan di mana-mana, disusul oleh bau menyengat. Beberapa orang tampak tertidur di lantai dan dekat tong sampah, sisanya mulai mengikuti mereka berdua. “Siapa kalian d
Si pelayan segera mendekati si wanita. “Mereka adalah lawan yang tangguh, Nenek.”“Tutup mulutmu, Sanu. Bagaimana bisa kau kesulitan menghadapi dua pria tua itu? Aku harus melatihmu lebih keras besok! Kau justru bertambah lembek karena lebih sering menghabiskan waktu di dapur.” Wanita itu mengamati Grey dan Benny. “Gerakan-gerakan mereka mengingatkanku pada .... Aku harus menguji mereka lebih dahulu.”“Kau hadapi pria botak itu, Sanu. Aku akan menghadapi pria yang satunya. Jika mereka adalah bawahan kelompok sialan itu, kita harus menghabisi mereka sekarang juga.”“Aku mengerti, Nek.” Sanu mengambil tongkat besi dari dinding, mengarahkannya pada Grey. Ia melompat maju, mengelilingi pria itu.Benny mengamati sosok wanita di depannya, mengambil pisau di dinding. “Aku tahu dia adalah seorang petarung. Dia hanya berpura-pura menjadi wanita lemah. Lemparan pisau itu bukanlah lemparan seorang pemula.”Grey melemparkan dua kursi pada Sanu. Sanu segera menepis kursi-kursi itu dengan tongkat b
Pria berambut putih itu terkejut saat mendengar suara yang memanggilnya barusan. Ia menatap Grey dan Benny lekat-lekat, menoleh pada layar ponsel yang menyala. Pria itu mengambil ponsel, terdiam saat melihat Sebastian di layar. Ingatannya seketika tertuju pada masa lalu. “Simon?”Grey dan Benny saling bertatapan, mengembus napas lega. Sosok yang mereka cari berada di depan mereka saat ini. Tak hanya itu, mereka juga bertemu dengan Sonya. “Apa kau benar-benar Simon?” tanya Sung sembari mengamati Sebastian lekat-lekat, menatap Grey dan Benny, beralih para kedai yang berantakan. “Apa yang terjadi di sini?” Sanu menggaruk rambut, duduk di kursi. Ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga memilih diam. “Dua pria itu ternyata junior dari nenek. Mereka tampaknya mencari kakek. Tapi, siapa yang sudah mengirim mereka, dan siapa sosok Simon?” gumamnya. Sebastian melirik ke arah pintu sesaat, mengembus napas panjang. Ia merasa senang karena Grey dan Benny menemukan Sung dan Sonya sek
Pertemuan berakhir satu jam kemudian. Anggota aliansi mulai meninggalkan lokasi. Saat mobil-mobil keluar dari gerbang, hujan deras mendadak mengguyur deras. Petir beberapa kali menggelegar, membuat suasana menjadi sangat tegang. Jack berjalan di lorong bersama Tommy dan para pengawalnya, menatap Jeremy dan para pengawal yang berbelok ke arah lain. Ia seketika teringat dengan kejadian di Pulau Salu tempo hari. “Aku tidak boleh menjadi beban untuk Ayah. Akulah yang seharusnya melindunginya.”Jack mendengkus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. “Pertarungan dan aliansi membuatku sangat sibuk. Aku nyaris melupakan rencanaku untuk mengambil alih wilayah kekuasaanku yang Davis rebut dariku.”Jack keluar dari elevator, berjalan menuju pintu keluar. “Aku tidak yakin Davis hanya akan berdiam diri dalam pertarungan ini. Dia sering kali ikut campur dalam berbagai masalah. Sialnya, dia pasti akan mendapatkan keuntungan dari tindakannya seperti saat dia menolongku dan yang lain dari Levon tempo h
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3275/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.165.000]Satu hari sebelum penyerangan, seluruh anggota aliansi berkumpul di sebuah lokasi rahasia. Para penjaga berjaga dengan sangat ketat. Suasana tampak hening meski beberapa anggota terlihat bercakap-cakap.Para penjaga memeriksa berbagai ruangan dan lorong, saling berkomunikasi. Setiap anggota dan para pengawalnya masuk, mereka harus melalui pemeriksaan berlapis-lapis. “Dasar brengsek!” Jack mendengkus kesal, mengamati keadaan sekeliling. “Keadaan ini membuatku sangat muak, bahkan lebih muak saat aku melihat wajah Davis.”“Situasi masih terkendali saat ini, Jack,” bisik Tommy.“Tutup mulutmu, sialan! Aku tidak bertanya padamu,” ketus Jack sembari bersandar di kursi. Ia menatap jengkel Emir dan Russel yang baru saja memasuki ruangan. “Kau tampak sangat tegang, Jack. Aku akan membawamu ke
Red, Blue, dan Aaron memasuki ruangan. Para kucing seketika mendekati mereka. “Ah, perjalanan ini sangat melelahkan. Aku ingin langsung beristirahat.” Blue merenggangkan badan, menguap beberapa kali. Setelah berbaring di sofa, ia seketika tertidur. Red membuka layar hologram, memeriksa pembaharuan informasi. “Kelompok lain juga belum bisa menangkap satu anggota Technocrom. Mereka sangat pandai bersembunyi dan membuat jengkel.”Aaron datang membawa minuman, menyimpan secangkir teh hangat di meja. Ia melirik Blue yang sudah terlelap di sofa. Red mengembus napas panjang, menutup layar hologram, meneguk teh perlahan. “Kau tampaknya baru saja kedatangan tamu, Aaron.”Aaron duduk berhadapan dengan Red. “Dariel Miller baru saja mengunjungiku, Tuan. Dia meminta bantuan untuk menyingkirkan anggota keluarga Miller. Mereka terlibat perseteruan sesama anggota keluarga karena sama-sama mengincar hak ahli waris.”“Keluarga Miller.” Red bersandar di sofa, menatap langit-langit ruangan. “Dylan me
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d