Sebastian sedang berada di balkon kamar, mengamati pantai dan laut. Ia terus mendapatkan pembaharuan informasi dari Sammy. Angin berembus cukup kencang, menggoyangkan dedauan. Suasana begitu hening meski pikiran dan perasaannya sedang kalut.“Aku sangat mengkhawatirkanmu, Davis. Aku merasa bersalah karena aku tidak bisa berada di sisimu sekarang, apalagi kau begitu dekat dengan keluarga Miller. Kalau Samson sempat melihatmu, dia kemungkinan besar akan mengenalmu. Dia pasti akan melaporkan kecurigaannya pada paman-pamanmu”Sebastian mengepalkan tangan erat-erat, mengembus napas panjang. Ia menoleh saat pintu terbuka. “Kakek.” Alex berjalan mendekat, menunduk. “Aku membuatkan minuman hangat ini untukmu.”Alex berhenti di belakang Sebastian, menggaruk rambut sesaat. “Sejujurnya, Angela yang membuat minuman ini. Aku berniat untuk membuat minuman sendiri, tetapi aku justru menjatuhkan gelas.”“Kau bisa menyimpannya di nakas. Aku akan meminumnya nanti.” Alex terdiam saat melihat kepalan
Alvin masih tidak sadarkan diri di dalam jeruji besi. Pasukan keluarga Miller mengaktifkan pengamanan super ketat pada pria itu. Mereka mulai meninggalkan bukit Salu sesuai dengan perintah Samson. Samson menggertakkan gigi ketika melihat Alvin dari dekat. “Sial! Meski aku sudah menangkap Dylan, tetapi aku tidak merasa senang maupun bahagia. Aku justru merasa tegang dan was-was jika seandainya dia hanya berpura-pura.”Samson mengepalkan tangan erat-erat. “Aku takut Dylan tiba-tiba meledakkanku dan pasukanku hingga tewas. Melihat perlawanan Dylan selama ini, aku sangat ragu dia bisa kalah hanya dengan kesalahan kecil.”Samson memberi tanda pada Chris untuk menghampirinya. “Chris, bagaimana pendapatmu soal penangkapan Dylan?” “Aku sejujurnya merasa curiga karena Dylan kalah dengan mudah, Tuan. Aku menduga jika dia sengaja mengalah. Kita harus sangat waspada,” jawab Chris. “Kau benar, Chris.” Samson mengamati Alvin saksama. Ia terkejut saat seorang anggota membisikkan sesuatu padanya.
“Selamat datang di Techno Residence, Tuan Damian, Nyonya Dominique. Aku Notech, robot pemandu kalian,” ujar robot putih seraya membungkuk. “Tuan Dalton sudah menunggu kehadiran kalian berdua.”“Bukankah robot itu sangat mirip dengan robot mainan yang sering dimainkan Davis saat dia bayi?” ujar Damian. “Kau benar.” Dominique tersenyum, memegang tangan Damian lebih erat. Damian dan Dominique memasuki rumah, tampak takjub saat melihat beberapa robot yang berkeliaran di lantai dan udara. “Dalton mengingatkanku dengan Dylan.” Dominique tertawa, menyentuh sebuah robot burung yang terbang ke arahnya. “Bukankah semua ini luar biasa?”“Dylan dan Dalton berjuang sangat keras selama ini. Kita sangat beruntung karena memiliki mereka.” Damian menoleh saat sebuah robot menabraknya. “Ah, maafkan aku, Paman. Robot itu masih harus aku perbaiki.” Suara seorang pria muncul dari robot. “Jadi, di mana kau sekarang, Dalton? Bisakah kau menemui kami sekarang?”“Aku masih berada di ruanganku sekarang. K
Pasukan keluarga Miller bergerak menuju pantai. Beberapa helikopter terlihat terbang di atas langit. Di saat yang sama, pertarungan pasukan Lucas dan pasukan aliansi semakin memanas seiring pasukan bantuan Lucas yang terus berdatangan dari arah laut dan pantai. Lucas masih tidak sadarkan diri, terbaring di sebuah kotak dengan penjagaan yang sangat ketat. Henry Tolando terus memberi informasi pada anggota aliansi mengena situasi Lucas dan pertarungan. Pertarungan terus terjadi di berbagai titik. Pasukan Lucas beberapa kali berhasil memukul mundur pasukan aliansi. Waktu semakin dekat dengan tengah malam, tetapi keadaan semakin ramai dengan suara tembakan dan teriakan. “Quest? Apa maksudmu, Davis? Apakah seseorang memerintahkanmu untuk menyelesaikan quest?” tanya Jack untuk kesekian kali. Jack mengepalkan tangan erat-erat, semakin mendekati Davis. Ia semakin penasaran dengan Davis karena ia belum tahu informasi pria itu. “Davis hanyalah sampah keluarga Andeson sebelumnya. Akan tetapi
Darius mencubit lengannya berkali-kali, memastikan pertemuan ini bukanlah mimpi. Ia menyeka tangis berkali-kali, menyentuh layar hologram di mana Darius berada. “Damian, aku sungguh merasa bahagia.”Damian tampak bahagia karena bisa berbincang dengan Darius setelah sekian lama terpisah. Ia berusaha tegar meski air mata ingin jatuh membasahi pipi. “Ayah, aku bersyukur kau baik-baik saja.”“Aku berjuang sejauh ini untukmu dan Davis, Damian.” Darius tersenyum, menegakkan punggung. “Putramu masih hidup, Damian. Dia sudah tumbuh menjadi pria yang sangat kuat.”“Aku selalu mengawasi Davis dari tempatku, Ayah. Kita perlu berterima kasih pada Simon yang sudah menyelematkan Davis saat kejadian bertahun-tahun lalu. Dia jugalah yang sudah merawat dan melindunginya selama ini.”Darius kembali menangis tersedu-sedu. Ia merasa semua rasa sakitnya menghilang. “Aku sungguh bahagia. Kita juga patut berterima kasih pada Dylan. Dialah yang sudah membuat pertemuan ini menjadi kenyataan. Aku sungguh bahag
“Aku lengah,” gumam Davis seraya menendang wajah musuh sekuat tenaga. Ia melompat setinggi mungkin, memutar tubuh di udara, menghantam pukulan hingga musuh terlempar dan tidak sadarkan diri. Davis menghajar lima yang menyerangnya bersamaan. Ia bergerak secepat mungkin, menangkis pisau dengan tongkat besi, menumbangkan semua musuh dalam waktu singkat. Davis berguling-guling saat beberapa musuh menembak dari pohon, bersembunyi di belakang pohon. Ia melihat pasukannya bertarung dengan pasukan musuh. Sistem terus memberikan informasi padanya. “Aku nyaris celaka karena aku lengah.”Davis mengamati layar hologram sesaat, mengamati Sammy, Don, Trex, dan anggota pasukannya yang melawan musuh. “Aku belum menggunakan kemampuan sistem, selain kemampuan pindai dan cari.”Jack mendengkus kesal saat melihat Davis bertarung. “Sialan! Aku terpaksa bersembunyi di belakang pohon seperti pengecut karena aku terluka. Davis membuatku semakin kesal. Kemampuannya semakin meningkat dari waktu ke waktu.”J
“Sial! Kenapa mereka tiba-tiba mengejarku?” Ryan Buldone berada di tengah-tengah para pengawalnya. Ia menyentuh pistol, bersiap untuk berbagai kemungkinan. Pasukan keluarga Miller bergegas mengelilingi Ryan Buldone dan para pengawalnya. Mereka tidak peduli dengan pasukan Ryan yang berdatangan dan mengarahkan pistol pada mereka.“Kami tidak akan bertindak buruk padamu, Ryan. Kami hanya bertanya satu hal padamu,” ujar Sean.Ryan Buldone masih terkejut, berusaha setenang mungkin. “Mereka tidak gentar meski pasukanku mengelili mereka sekarang. Aku sebaiknya tidak menunjukkan tana-tanda permusuhan pada mereka,” gumamnya. “Apa kau memasukkan racun ke dalam minuman Dylan?”Ryan Buldone sontak teringat dengan pembicaraannya dengan Alvin beberapa waktu sebelum pria itu pergi ke bukit Salu. “Dylan memenuhi janjinya. Aku akan mendapatkan hadiah besar dari keluarga Miller,” batinnya. “Ya, aku memang memasukkan racun ke dalam minuman Dylan sebelum dia pergi ke bukit Salu. Dia terus bersamaku s
Benjamin, Rudy, Ramos, Megan, Missy, dan anggota lain seketika menyerang pasukan musuh, melesatkan tendangan dan pukulan hingga musuh bertumbangan ke jalan. Tak lama setelahnya, pasukan aliansi datang berbondong-bondong. “Serahkan orang-orang itu pada pasukan aliansi. Kita harus bergegas menangkap Liam, Levon, dan Landon sekarang juga!” ujar Benjamin.Benjamin, Rudy, Ramos, Megan, Missy, dan anggota lain segera mengejar Liam, Levon, dan Landon. Beberapa kelompok pasukan aliansi mengikuti mereka. Pertarungan berlangsung memanas di jalan. Setiap kelompok saling menyerang dan bertahan. Deretan mobil berdatangan, menembaki para angota pasukan aliansi.Benjamin mengamati keadaan belakang sesaat. “Sialan! Lucas memerintahkan pihak kepolisian untuk menghalangi perjalanan kita! Di mana keberadaan Liam, Levon, dan Landon sekarang, Rudy?”Rudy memacu motor lebih cepat, menoleh ke belakang sesaat. “Mereka sudah dekat dengan pelabuhan. Mereka akan melarikan diri melalui laut. Akan tetapi, merek
“Hentikan, Davis! Jangan mengejar mereka!” ujar Sammy sembari menahan tangan Davis. Davis menatap beberapa batang kayu yang tumbang di depan, mengawasi keadaan sekeliling sesaat. Ia mengendalikan napas yang terengah-engah, mengingat pertarungan barusan. Don mendekati Davis. “Kondisi kita tidak memungkinkan untuk meneruskan pertarungan dan mengejar orang-orang itu, Davis. Seperti yang kau katakan, kita harus fokus untuk menangkap Lucas, Liam, dan Levon, dan menghindari pertarungan.”Davis mengamati Sammy, Don, dan yang lain. “Aku dan mereka sama-sama kelelahan sekarang, apalagi setelah pertarungan dengan empat orang itu. Mereka sangat kuat, apalagi mereka memiliki alat-alat canggih,” gumamnya. “Bagaimana dengan Lucas, Liam, dan Levon?”“Pasukan kita berhasil mengamankan mereka dari orang-orang itu,” ucap Nathan. “Kita harus segera pergi dan menyerahkan mereka ke pasukan aliansi, Davis.” Sammy mengambil secarik kain di tanah, menoleh pada pepohonan di sekeliling. “Mereka kemungkinan
Asap hitam membumbung tinggi ke langit dan sekeliling. Dua anggota dari tim rahasia bergerak sangat cepat menuju beberapa pengawal yang menjaga Lucas, Liam, dan Levon.Davis mendadak muncul, menghadang dua anggota itu. Ia menggunakan kemampuan pelumpuh, bergerak ke belakang sebuah pohon.Dua anggota itu terdiam saat tersengat listrik, nyaris terjatuh.“Apa yang terjadi?” tanya seorang anggota sembari mengawasi keadaan sekeliling, berusaha tetap berdiri tegak. “Kita seharusnya bisa menahan serangan listrik dengan alat kita.”“Ya, kau benar. Apakah alat-alat kita rusak, atau musuh memiliki alat yang lebih canggih dibandingkan kita?” sahut anggota lain sembari memaksakan diri bergerak.Davis muncul di belakang dua pria itu, memukul mereka sekuat mungkin. “Aku tidak memiliki waktu banyak.”“Ah!” Dua anggota itu seketika ambruk di tanah. Alat-alat mereka mengeluarkan asap.“Sialan! Aku tidak bisa bergerak! Alat-alatku juga hancur! Siapa yang sudah menyerang?”“Aku melihat seseorang menyera
Keempat pria muncul dari balik pohon, berlari menuju Lucas, Liam, dan Levon yang berada di dalam mobil. Saat mereka akan mendekat, Don dan yang lain segera menyerang mereka.Keempat pria itu menahan serangan Don, Trex, Frans, dan Willy, sedangkan Sammy, Nathan, dan anggota lain segera melindungi Davis.“Orang-orang itu mampu melawan Don dan yang lain dengan seimbang,” ujar Davis saat mengamati pertarungan.Davis memindai keempat pria itu melalui layar hologram. “Mereka memiliki beberapa alat canggih. Kita harus secepatnya pergi dari tempat ini sebelum pasukan Logan dan Ludwig datang.”Keempat pria itu tersenyum karena mendapatkan lawan sepadan. Mereka menyerang sembari saling berbagai informasi.Davis mendapatkan sebuah notifikasi di layar hologram. “Mereka meretas semua alat kita, termasuk mobil-mobil kita. Kita tidak memiliki pilihan selain melawan mereka.”“Kau benar, Davis. Aku tidak bisa menghubungi siapa pun sekarang.” Sammy memberikan tanda pada Nathan.Nathan segera menaiki po
[Ding][Host berhasil menyelesaikan Quest Rahasia][Quest Rahasia : 1. Melindungi Henry Tolando, Harry, dan Helga][2. Mengalahkan dan menangkap Lucas Frangkrut][Hadiah 6000 EXP +$60.000.000 dikirim ke status pewaris dan Money Power Anda][Host mendapatkan 1 kartu permintaan]“Aku berhasil menyelesaikan Quest Rahasia tepat waktu,” ujar Davis sembari mencengkeram tubuh Lucas seerat mungkin. Davis mendongak ke langit, mengamati drone dan bola yang melayang di udara. Kedua benda itu menghilang tak lama setelahnya. “Rencanaku berhasil. Aku menyerang rombongan mobil dengan sekaligus dan menyerang Lucas, Liam, dan Levon dengan bola hingga mereka tidak sadarkan diri.”Davis mencengkeram tubuh Lucas lebih erat. “Aku juga berhasil menangkap Lucas tanpa bantuan Sammy, Don, dan yang lain. Aku juga harus berterima kasih pada Jay dan yang lain karena sudah menjaga Tuan Henry, Harry, dan Helga dengan sangat baik. Aku sangat khawatir karena musuh berhasil menerobos gedung beberapa menit lalu.”Dav
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu