“Dasar brengsek!” Henry Tolando bergegas berlari bersama beberapa pengawalnya. Ia mengawasi keadaan sekeliling, meringis kesakitan. “Kepala dan bahuku berdarah, dan kaki kiriku terkilir. Aku pasti akan membalas siapa pun yang melakukan ini padaku.”Henry Tolando menoleh ke belakang sesaat, menaiki sepeda listrik di belakang salah satu pengawalnya. Ia melihat helikopter mulai terbang ke hutan.“Tenanglah, Tuan. Anda pasti akan selamat. Aku janji ….” Pengawal Henry Tolando tiba-tiba terjatuh hingga sepeda listrik ambruk.“Sial!” Henry Tolando meringis ketika kaki kirinya tertimpa pengawalnya. Ia berusaha menarik kakinya, terkejut ketika para pengawalnya mulai berjatuhan dan tidak sadarkan diri. “Dasar brengsek! Jangan mendekat!”Henry Tolando mengarahkan pistol ke sekeliling. Ia melihat para pengawalnya terus berjatuhan ke tanah. “Menjauh dariku sekarang! Aku akan”Henry Toland tiba-tiba tidak sadarkan diri, terbaring di tanah. Sekelompok orang tiba-tiba muncul dari persembunyian, lalu
“Apa yang sebenarnya kau rencanakan, Davis?” tanya Henry Tolando saat melihat sosok tiruannya di layar ponsel.“Aku membutuhkan kerja samamu untuk menyukseskan rencana ini. Kau bisa menganggap ini adalah kerja sama pertama kita.” Davis duduk di kotak kayu. “Aku sudah mempersiapkan seseorang yang akan berperan sebagai dirimu di rumah sakit. Para anggotaku akan menjadi sosok tiruanmu selama berada di rumah sakit. Kita akan mengecoh Lucas Frangkrut dan Ryan Buldone.”“Apa kau pikir rencana itu akan berhasil?” Henry Tolando tersenyum sinis.“Kita tidak akan tahu sebelum kita mencobanya, bukan?” Davis tersenyum. “Selama sosok tiruanmu berada di rumah sakit, kau akan bersembunyi di sebuah tempat.”Henry Tolando tertawa. “Kau tampak yakin dengan rencanamu. Kau harus tahu jika Lucas Frangkrut dan Henry Tolando sudah menyusupkan penyusup ke dalam pasukanmu. Kalaupun aku pergi, mereka akan melaporkan rencana kita.”“Salah satu pasukanku berhasil mendapatkan ponsel salah satu pengawal Ryan Buldo
Ryan Buldone mengamati pusat kota yang kembali normal. Ia menerima panggilan dari pengawal setianya. “Aku tidak ingin mendengar kabar buruk sedikit pun.”Pengawal itu terdiam sesaat. “Aku memiliki kabar baik dan kabar buruk, Tuan.”Ryan Buldone mendengkus kesal. “Katakan.”“Kita sudah menemukan keberadaan Henry Tolando. Dia berada di salah satu rumah sakit yang berada di Prindatown. Kondisinya sangat kritis. Pasukanku sudah memasuki rumah sakit dan siap untuk menghabisinya. Sayangnya, pasukanny sedang bersiaga di sana.”“Lalu, apa berita buruknya?”“Salah satu bawahanku kehilangan ponselnya saat pertarungan. Pasukan Henry Tolando tampaknya mengambil ponselnya.”“Dasar brengsek!” bentak Ryan Buldone, “Henry Tolando bisa mengetahui jika aku adalah pelaku penyerangan malam ini. Dia juga bisa mendapatkan banyak informasi penting mengenai aktivitasku.”“Aku sudah mengirimkan pesan pada Tim IT untuk memblokir ponsel tersebut.”“Awasi Henry Tolando dengan ketat. Jika memungkinkan, habisi di
“Bagaimana dengan pria bernama Davis, Jack?” tanya Jeremy.“Keadaan Henry Tolando sedang kritis sekarang. Dia tidak akan banyak membantu kita. Akan tetapi, kita masih tetap membutuhkan bukti-bukti kejahatan Lucas Frangkrut, Levon, dan Liam dari Davis. Mau tidak mau kita tetap harus bekerja sama dengan Davis,” jawab Jack.Tommy memperhatikan Jack dan Jeremy.“Apa kau sudah menghubungi Davis, Jack?”“Aku belum menghubunginya sejak beberapa hari lalu, Ayah. Aku sejujurnya penasaran dengan cara yang Davis lakukan untuk mengajak Henry Tolando bekerja sama. Davis terkadang tidak bisa diprediksi.” Jack menonton tayangan kecelakaan yang menimpa Henry Tolando. “Apakah Henry Tolando benar-benar mengalami kecelakaan, Ayah?”Jeremy menoleh pada televisi, tertawa. “Henry Tolando mungkin saja memerintahkan pengawalnya untuk menyamar sebagai dirinya di rumah sakit. Dia memilih mengasingkan diri di suatu tempat sekarang. Orang sepertinya memiliki beragam cara untuk selamat.”Jack tersenyum saat melih
Drake mengamati gerbang selama beberapa waktu. “Aku akan langsung mengusir Davis jika dia dan orang-orang menyeramkannya mendadak datang.”“Davis hanya akan mengacaukan malam penting ini,” sahut Ivan.“Davis tidak akan datang.” Sebastian datang bersama Susan dan Emmely.Drake, Ivan, Romeo, Gabriel, Josep, dan Paul seketika menoleh.“Apa Davis memberitahumu, Ayah?” tanya Drake.“Davis baru saja tiba dari luar kota, dan aku pikir dia pasti kelelahan. Lagipula, jika Davis datang, kalian akan kesal dan menjadi menjengkelkan.”“Ayolah, Ayah. Davis sudah memutuskan keluar dari rumah ini, dan dia bukan lagi menjadi bagian dari keluarga. Maksudku sejak awal Davis bukan bagian dari keluarga kita.” Drake mendekati Sebastian.Sebuah mobil memasuki gerbang. Rudy, Robert, dan Agnes keluar dari mobil, mendekat pada kerumunan di teras.“Apa yang kalian inginkan?” tanya Drake dengan tatapan kesal. “Apa Davis yang mengirmkan kalian?”“Ya, Davis mengirim kami untuk menjaga kalian malam ini. Tuan Sebast
Levon sontak terkejut, bersiap untuk menembak. Akan tetapi, pria berjaket hitam itu lebih dahulu muncul di dekatnnya dan memukul perutnya hingga ia terlempar ke sungai.“Brengsek!” Levon mengaduh ketika tubuhnya tercebur ke sungai. Ia bergegas berenang ke permukaan, dan terkejut ketika melihat pasukannya sudah bertumbangan.Levon bergegas menghubungi pasukannya yang lain, tetapi ponselnya mendadak hancur karena terkena tembakan. “Sial!”Pria berjaket hitam itu mendekat pada Levon, berdiri di sebuh batu di tengah sungai. “Senang bertemu denganmu, Levon. Bagaimana perasaanmu setelah kau menemukanku? Bukankah kau sangat ingin bertemu denganku untuk menghajarku?”Levon sontak terdiam, mematung di tengah sungai. Ia bahkan tidak berkedip ketika melihat wajah seseorang yang ingin ia temui sejak lama.”Dylan?”Levon bergegas menarik pistol, tetapi pria yang mirip Dylan itu menembak pistolnya hingga terjatuh ke sungai.“Aku sangat menikmati permainan ini, tapi aku tidak akan membiarkanmu, kakak
Dylan bergegas pergi ketika melihat rombongan mobil mendekat. Ia melompat turun, menuruni tangga, bersembunyi di balik jembatan.Dylan menekan sebuah tombol dan sosoknya berubah menjadi sosok yang asli, Alvin. Pria itu mengawasi keramaian di jalan, menekan tombol hingga menjadi sosok gelandangan.Pasukan Liam bergegas turun dari mobil, menyebar ke sekeliling. Beberapa di antara mereka mendekat pada Liam.“Hei, bangunlah, pak tua,” ujar seorang pengawal seraya menggoyangkan tubuh Alvin.Alvin segera duduk, mengusap wajah berkali-kali. “Aku tidak memiliki uang jika kau ingin merampokku! Aku hanya gelandangan tua.”“Aku tidak membutuhkan uangmu. Aku ingin tahu apa kau melihat pria ini.” Pengawal itu menunjukkan foto Dylan.“Aku hanya seorang gelandangan tua yang tinggal di bawah jembatan. Aku tidak mengenal siapa pun, dan tidak ingin mengenal siapa pun.”“Apa kau tahu soal pertarungan di atas jalan barusan?”“Aku tertidur sejak hujan mengguyur deras.” Alvin berbaring, melirik pengawal it
Dariel terbangun pukul empat pagi, bangkit dari sofa, mendekat pada Daniel. “Ayah tampak semkain kurus.”Dariel meninggalkan ruangan, berjalan di lorong yang sangat sepi. Ia hanya melihat beberapa pengawal yang tengah berjaga di ruang utama.Dariel memasuki ruangan olahrga, duduk di tengah lapangan. Ia menatap langit-langi ruangan, memejamkan mata. “Aku tidak menyukai situasi ini. Aku sangat kesal karena aku tidak berguna sekarang.”Dariel melakukan pemanasan, berlari mengelilingi lapangan. Ia ingin menenangkan hati dan pikirannya dari Dylan.Dariel berlatih beladiri, memukuli samsak hingga berkeringat. “Sial, aku masih saja tidak bisa melupakan masalah ini.”“Tuan Muda, apa yang Anda lakukan di hari sedingin ini?” tanya Adrian seraya mendekat, membungkuk sesaat.“Aku hanya sedang berlatih, Adrian.” Dariel mengembus napas panjang. “Kau bisa memanggilku Dariel jika kita hanya berdua.”Dariel memukuli samsak dengan cepat. “Di mana Chris?”“Chris pergi bersama Tuan Samson.” Adrian melaku
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s