Dimensi kedua, misi kedua. "Nona? Nona!" Seorang pelayan kecil menangis tersedu-sedu disebelah seorang perempuan yang jatuh pingsan dengan kondisi badan seluruhnya basah total hingga ke gulungan rambut hitam panjangnya. Pelayan kecil itu menuding seorang remaja laki-laki berpakaian lusuh di dekat tepi danau, "Itu karenamu! Nonaku jatuh karenamu! Aku akan melaporkanmu kepada Tuan Jenderal agar kau dihukum mati!" Alice merasakan rasa pusing kepala hebat, kesemutan ini begitu mirip dengan rasa pening saat pertama kali dia merasuki tubuh Chang Zui pada misi pertama. Lalu suara tangisan yang menyambutnya bahkan serupa sekali. Alice membuka matanya yang terasa berat, agak sedikit perih juga, "Ukh!" Alice, "..." Tunggu sebentar. Apa-apaan dengan tubuh baru ini?Sangat lemah? Alice merasa dia berubah menjadi selapis kapas tak bertenaga. Bukankah ini terlalu buruk baginya? 'Leon.'Suara kucing gendut dari dalam sistem terdengar canggung seolah merasa bersalah, 'Nona, saya pikir ada kes
"Nona! Saya sudah membawakan anak sampah ini kepada anda!" Ah Bing berseru kegirangan saat melintasi ambang pintu seraya menarik seorang remaja laki-laki yang berusia sekitar dua belas tahun— anak muda di sana terlihat menurut begitu saja diseret seperti sekarung makanan. Alice tidak mendekat, sejenak meluangkan waktu untuk diam mengamati seluruh fitur wajah dari Pahlawan Dimensi alam ini. Jika saat dia bertemu Yue Moran, anak itu sangat ganas dan memiliki sepasang mata merah menyala, maka Da Yuan berbanding terbalik dari sifat ekspresif Yue Moran yang blak-blakkan. Anak ini jelas lebih pendiam, ini lebih membahayakan daripada Yue Moran. Seseorang dengan topeng ketenangan sangat sulit untuk diketahui karakter aslinya, Alice mengutuk pusat sistem, 'Tidak bisakah kalian memberikan Pahlawan Dimensi berkarakter lemah lembut? Pekerjaan memahami karakter orang lain ternyata lebih menyusahkan dari yang aku kira.' Leon menyahut santai dari dalam pikirannya, 'Nona, kalau protes dan pusat me
Setiap inci tubuh Alice sontak bergetar ketakutan dengan aneh tatkala diserang dengan tatapan beringas Da Yuan. Sosok remaja lelaki lemah lembut nan pendiam kini telah sirna, digantikan oleh sepasang mata phoenix setajam bilah pedang yang bergerak seperti seekor predator ketika mengintai mangsa. Tiba-tiba berubah? Mungkinkah Alice salah berpikir tentang Da Yuan? Ditambah tubuh lemah ini sangat ketakutan saat mendapati tatapan ganas anak tersebut, apakah di masa lalu sosok Ruo Ziyu pernah melihat wujud asli Da Yuan? Namun apabila benar demikian, mengapa Alice tidak menemukan apapun saat menerima seluruh ingatan Ruo Ziyu? Anak remaja laki-laki di seberang segera tersenyum seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia anak laki-laki yang baik dan ramah. Berbeda dari kesan tajamnya barusan. Da Yuan berkata tanpa daya, bersikap lemah, "Perkataan Nona bungsu terlalu berbahaya untuk dibicarakan secara terang-terangan. Bagaimana jika ada orang lain mendengar ini? Saya hanyalah budak rendahan anda
"Maaf, hamba sudah tidak sopan. Saya mematuhi perintah Nona." Da Yuan kini berbalik lagi dengan punggung menghadap Alice. Duduk berlutut dan menjadi anak penurut. Alice memecut lantai kayu, suara pecutannya tidak akan dicurigai karena Da Yuan terus berteriak bertepatan saat suara pacutan akan keluar. Ah Bing melompat gembira karena merasa lega bahwa Nonanya sudah membalaskan dendam. Gadis itu pun telah mengusir pelayan lainnya dengan dalih tugas mempersiapkan makan siang. Sehingga hanya ada dia seorang di sini. Tubuh Alice gemetar kelelahan. Namun ekspresi wajahnya tetap teguh, bersikeras bahwa dia bisa mencambuk lebih dari ini, persetan dengan tubuh lemah sialan milik Ruo Ziyu! Ia benar-benar ingin melatih tubuhnya agar tidak selembek tahu rebus jika dia ingin bertahan hidup dengan mengandalkan diri sendiri! Baru dua puluh pecutan, Alice terengah-engah, "Mengecewakan," lirihnya tak puas.Da Yuan mampu mendengar kata-kata lirih Alice dibelakang, berpikir gadis tersebut merasa tidak
Ah Bing terlihat akan mengeluarkan tanduk dari dua bola kuncir rambutnya tatkala melihat Da Yuan datang dengan pakaian bersih dan cahaya wajahnya lebih bersinar dari sebelumnya. Gadis kecil itu tidak bisa mengelak bahwa Da Yuan anak laki-laki tertampan yang pernah dia lihat, dan karena hal inilah dia semakin waspada pada Da Yuan. Ah Bing takut Nonanya akan tergoda! "Nona, Nona, kenapa anda membawa sampah ini kemari? Makan siang anda harus dilayani oleh saya seorang, apakah saya melakukan suatu kesalahan hingga anda ingin dilayani oleh dia juga? Saya tidak bisa memuaskan anda?" Kata-katanya agak ambigu, Alice terbatuk beberapa kali hanya untuk berbicara. Wajahnya tampak semakin pucat, "Sudahlah, biarkan dia makan bersama kita, Ah Bing, duduk di sisiku." Ah Bing dan Da Yuan sama-sama serempak menatap aneh pada Alice. Pandangan mereka seolah berkata : Apakah Nona mengalami kerusakan otak saat terbentur masuk ke dalam danau? Gadis kecil Bing Bing teramat cemas, khawatir kesehatan Alic
Alice keluar dari kamar diam-diam, langkah kakinya dia buat seringan mungkin agar Ah Bing tidak terbangun dari tidur malam di dekat pintu kamar. Maid lain pun telah tertidur karena kelalahan, menurut perkataan Leon, saat ini sudah masuk jam tengah malam, sehingga tidak akan ada banyak orang terjaga, kecuali para prajurit patroli. Di tangan kanannya menenteng sebuah lampion berbentuk kelinci sebagai penerang jalan, Leon berjalan di sisinya sembari melompat-lompat di atas rumput dengan senang. "Leon, menurutmu Da Yuan tidak kritis?" Alice bertanya cemas diperjalanan. Meski dia tahu dosis racun yang dia berikan sangat rendah, namun melihat seberapa kurus tubuh anak laki-laki itu, rasanya hatinya tetap gelisah. "Tenang saja, Nona. Pahlawan Dimensi tidak apa-apa, aku bisa merasakan nafasnya masih sangat stabil dan sehat. Racun tadi hanya akan membuatnya lemah untuk satu malam dan demam. Lalu besok, tubuhnya akan baik-baik saja kembali seperti semula." "Baguslah kalau begitu," sahut Ali
Dewa Jahat berbisik dari dalam hati Da Yuan, 'Jangan pernah percaya pada setiap kata-kata dari gadis licik ini, Da Yuan. Ingatlah perilaku kejamnya padamu, dia pasti sengaja melakukan ini atas perintah Da Beiluo. Berpura-pura mencari kerja sama denganmu, kemudian saat masanya tiba, saat kau lengah maka gadis itu akan langsung menusuk tubuhmu dari belakang.' Leon berteriak melalui telepati, 'Nona, terdeteksi! Dewa Jahat bersembunyi tepat dibagian jantung Pahlawan Dimensi!' "Da Yuan—""Pergi dari sini, Nona." Keduanya berbicara pada saat bersamaan. Alice tanpa sadar memasang wajah tidak sabaran, dia tarik kata-katanya yang menyebut bahwa anak ini lebih mudah ditaklukan, lebih baik dia mengasuh sepuluh Yue Moran kecil! Setidaknya Yue Moran lebih mudah ditaklukan dan sifatnya transparan serta blak-blakan, ini lebih baik! "Aku tidak memberimu pilihan, bocah," tandas Alice, segala jenis kelembutan menghilang dari sosoknya. "Saat ini, aku sedang memaksa, paham? Selain lima prajurit itu,
Hari ini merupakan hari ketiga semenjak Alice bekerja sama dengan Da Yuan. Kehidupan mereka berdua tetap berjalam normal seperti biasa, yang berbeda adalah Da Yuan tidak lagi terganggu atau terusik seperti saat dibuli oleh Ruo Ziyu asli. Kediaman Adipati Ruo juga tidak terlalu tenang akhir-akhir ini karena Nona Sulung— Ruo Liuya belum ditemukan setelah insiden perampokan bandit gunung.Nyonya Ruo— Cai Yilu, lantas berdiri tatkala melihat sang putri bungsu berjalan ke arah sini bersama Ah Bing. Cai Yilu giliran membantu menopang Alice, "Putriku, kondisimu belum terlalu baik, kenapa memaksakan diri?" "Aku baik-baik saja, Bu."Ruo Meifa, putri kedua dari kediaman Adipati Ruo terlihat duduk anggun disebelah kursi sang kakak laki-laki, menatap sekilas sang adik.Di kediaman Adipati Ruo, terdapat dua orang istri. Satu istri sah, Cai Yilu, sekaligus perempuan yang sangat dicintai Ruo Feng. Lalu istri kedua merupakan gundik sebagai penghubung kerja sama antara keluarga Ruo dengan keluarga me