"Datang kemari ingin membunuhku?" Suara Alice terkesan datar. Santai dan tenang seolah-olah dia sedang menghadapi seorang anak nakal. "Berapa lama lagi kau ingin merusak kehidupan manusia di seluruh Dimensi, Dewa Jahat?" Huang Di Chen yang dikuasai oleh pecahan roh Dewa Jahat terlihat lebih menakutkan dan bengis dengan sepasang mata ungu bersinar penuh kebencian. Seluruh tubuhnya menguarkan kabut hitam kental, aura Iblis kuat keluar dari sosoknya yang mana membuat penduduk Alam Surga yang tersisa sontak saja terkejut bukan main.Terutama Huang Li Zhen, "Ayah? Ayah adalah Iblis?" "Sial! Kaisar Langit ternyata berubah menjadi seorang Iblis!" "Pergi! Pergi dari sini! Kita telah dipermainkan oleh seorang Iblis!" Sedangkan para Iblis justru ketakutan karena rasanya jiwa mereka akan tersedot oleh kesengsaraan serta kebencian kuat dari tubuh Kaisar Langit. Mo Zheng Liao tak luput dari rasa intimidasi menekan tersebut, buru-buru menelan pil pemberian Alice. Di kejauhan, Alice berdiri mel
Dimensi kedua, misi kedua. "Nona? Nona!" Seorang pelayan kecil menangis tersedu-sedu disebelah seorang perempuan yang jatuh pingsan dengan kondisi badan seluruhnya basah total hingga ke gulungan rambut hitam panjangnya. Pelayan kecil itu menuding seorang remaja laki-laki berpakaian lusuh di dekat tepi danau, "Itu karenamu! Nonaku jatuh karenamu! Aku akan melaporkanmu kepada Tuan Jenderal agar kau dihukum mati!" Alice merasakan rasa pusing kepala hebat, kesemutan ini begitu mirip dengan rasa pening saat pertama kali dia merasuki tubuh Chang Zui pada misi pertama. Lalu suara tangisan yang menyambutnya bahkan serupa sekali. Alice membuka matanya yang terasa berat, agak sedikit perih juga, "Ukh!" Alice, "..." Tunggu sebentar. Apa-apaan dengan tubuh baru ini?Sangat lemah? Alice merasa dia berubah menjadi selapis kapas tak bertenaga. Bukankah ini terlalu buruk baginya? 'Leon.'Suara kucing gendut dari dalam sistem terdengar canggung seolah merasa bersalah, 'Nona, saya pikir ada kes
"Nona! Saya sudah membawakan anak sampah ini kepada anda!" Ah Bing berseru kegirangan saat melintasi ambang pintu seraya menarik seorang remaja laki-laki yang berusia sekitar dua belas tahun— anak muda di sana terlihat menurut begitu saja diseret seperti sekarung makanan. Alice tidak mendekat, sejenak meluangkan waktu untuk diam mengamati seluruh fitur wajah dari Pahlawan Dimensi alam ini. Jika saat dia bertemu Yue Moran, anak itu sangat ganas dan memiliki sepasang mata merah menyala, maka Da Yuan berbanding terbalik dari sifat ekspresif Yue Moran yang blak-blakkan. Anak ini jelas lebih pendiam, ini lebih membahayakan daripada Yue Moran. Seseorang dengan topeng ketenangan sangat sulit untuk diketahui karakter aslinya, Alice mengutuk pusat sistem, 'Tidak bisakah kalian memberikan Pahlawan Dimensi berkarakter lemah lembut? Pekerjaan memahami karakter orang lain ternyata lebih menyusahkan dari yang aku kira.' Leon menyahut santai dari dalam pikirannya, 'Nona, kalau protes dan pusat me
Setiap inci tubuh Alice sontak bergetar ketakutan dengan aneh tatkala diserang dengan tatapan beringas Da Yuan. Sosok remaja lelaki lemah lembut nan pendiam kini telah sirna, digantikan oleh sepasang mata phoenix setajam bilah pedang yang bergerak seperti seekor predator ketika mengintai mangsa. Tiba-tiba berubah? Mungkinkah Alice salah berpikir tentang Da Yuan? Ditambah tubuh lemah ini sangat ketakutan saat mendapati tatapan ganas anak tersebut, apakah di masa lalu sosok Ruo Ziyu pernah melihat wujud asli Da Yuan? Namun apabila benar demikian, mengapa Alice tidak menemukan apapun saat menerima seluruh ingatan Ruo Ziyu? Anak remaja laki-laki di seberang segera tersenyum seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia anak laki-laki yang baik dan ramah. Berbeda dari kesan tajamnya barusan. Da Yuan berkata tanpa daya, bersikap lemah, "Perkataan Nona bungsu terlalu berbahaya untuk dibicarakan secara terang-terangan. Bagaimana jika ada orang lain mendengar ini? Saya hanyalah budak rendahan anda
"Maaf, hamba sudah tidak sopan. Saya mematuhi perintah Nona." Da Yuan kini berbalik lagi dengan punggung menghadap Alice. Duduk berlutut dan menjadi anak penurut. Alice memecut lantai kayu, suara pecutannya tidak akan dicurigai karena Da Yuan terus berteriak bertepatan saat suara pacutan akan keluar. Ah Bing melompat gembira karena merasa lega bahwa Nonanya sudah membalaskan dendam. Gadis itu pun telah mengusir pelayan lainnya dengan dalih tugas mempersiapkan makan siang. Sehingga hanya ada dia seorang di sini. Tubuh Alice gemetar kelelahan. Namun ekspresi wajahnya tetap teguh, bersikeras bahwa dia bisa mencambuk lebih dari ini, persetan dengan tubuh lemah sialan milik Ruo Ziyu! Ia benar-benar ingin melatih tubuhnya agar tidak selembek tahu rebus jika dia ingin bertahan hidup dengan mengandalkan diri sendiri! Baru dua puluh pecutan, Alice terengah-engah, "Mengecewakan," lirihnya tak puas.Da Yuan mampu mendengar kata-kata lirih Alice dibelakang, berpikir gadis tersebut merasa tidak
Ah Bing terlihat akan mengeluarkan tanduk dari dua bola kuncir rambutnya tatkala melihat Da Yuan datang dengan pakaian bersih dan cahaya wajahnya lebih bersinar dari sebelumnya. Gadis kecil itu tidak bisa mengelak bahwa Da Yuan anak laki-laki tertampan yang pernah dia lihat, dan karena hal inilah dia semakin waspada pada Da Yuan. Ah Bing takut Nonanya akan tergoda! "Nona, Nona, kenapa anda membawa sampah ini kemari? Makan siang anda harus dilayani oleh saya seorang, apakah saya melakukan suatu kesalahan hingga anda ingin dilayani oleh dia juga? Saya tidak bisa memuaskan anda?" Kata-katanya agak ambigu, Alice terbatuk beberapa kali hanya untuk berbicara. Wajahnya tampak semakin pucat, "Sudahlah, biarkan dia makan bersama kita, Ah Bing, duduk di sisiku." Ah Bing dan Da Yuan sama-sama serempak menatap aneh pada Alice. Pandangan mereka seolah berkata : Apakah Nona mengalami kerusakan otak saat terbentur masuk ke dalam danau? Gadis kecil Bing Bing teramat cemas, khawatir kesehatan Alic
Alice keluar dari kamar diam-diam, langkah kakinya dia buat seringan mungkin agar Ah Bing tidak terbangun dari tidur malam di dekat pintu kamar. Maid lain pun telah tertidur karena kelalahan, menurut perkataan Leon, saat ini sudah masuk jam tengah malam, sehingga tidak akan ada banyak orang terjaga, kecuali para prajurit patroli. Di tangan kanannya menenteng sebuah lampion berbentuk kelinci sebagai penerang jalan, Leon berjalan di sisinya sembari melompat-lompat di atas rumput dengan senang. "Leon, menurutmu Da Yuan tidak kritis?" Alice bertanya cemas diperjalanan. Meski dia tahu dosis racun yang dia berikan sangat rendah, namun melihat seberapa kurus tubuh anak laki-laki itu, rasanya hatinya tetap gelisah. "Tenang saja, Nona. Pahlawan Dimensi tidak apa-apa, aku bisa merasakan nafasnya masih sangat stabil dan sehat. Racun tadi hanya akan membuatnya lemah untuk satu malam dan demam. Lalu besok, tubuhnya akan baik-baik saja kembali seperti semula." "Baguslah kalau begitu," sahut Ali
Dewa Jahat berbisik dari dalam hati Da Yuan, 'Jangan pernah percaya pada setiap kata-kata dari gadis licik ini, Da Yuan. Ingatlah perilaku kejamnya padamu, dia pasti sengaja melakukan ini atas perintah Da Beiluo. Berpura-pura mencari kerja sama denganmu, kemudian saat masanya tiba, saat kau lengah maka gadis itu akan langsung menusuk tubuhmu dari belakang.' Leon berteriak melalui telepati, 'Nona, terdeteksi! Dewa Jahat bersembunyi tepat dibagian jantung Pahlawan Dimensi!' "Da Yuan—""Pergi dari sini, Nona." Keduanya berbicara pada saat bersamaan. Alice tanpa sadar memasang wajah tidak sabaran, dia tarik kata-katanya yang menyebut bahwa anak ini lebih mudah ditaklukan, lebih baik dia mengasuh sepuluh Yue Moran kecil! Setidaknya Yue Moran lebih mudah ditaklukan dan sifatnya transparan serta blak-blakan, ini lebih baik! "Aku tidak memberimu pilihan, bocah," tandas Alice, segala jenis kelembutan menghilang dari sosoknya. "Saat ini, aku sedang memaksa, paham? Selain lima prajurit itu,
"Seperti yang anda ketahui, kami hidup dalam satu tubuh serupa. Ketika salah satu jiwa kami meninggal dunia, maka jiwa hidup satunya akan terkontaminasi oleh esensi kematiannya, lama kelamaan akan turut ikut meninggal dunia." Gila. Berarti jiwa lain yang saat ini bersemayam pada tubuh Biksu Tang bukanlah roh jahat? Melainkan jiwa saudari kembarnya? "Melihat wajah anda tampak kesulitan, mungkinkah anda menebak bahwa saya kerasukan jiwa jahat dari lingkungan eksternal?""Benar, karena esensi jiwa lain dari tubuh Biksu Tang memiliki energi kematian cukup kental. Sifatnya juga terlalu kejam, yang terpenting ialah sifat naluriahnya ketika menanggapi energi spiritual disekitar." Helaan nafas panjang terdengar letih. Sosok Biksu Tang terlihat memasang ekspresi lelah pada paras awet mudanya, tampak linglung sementara waktu seolah terjebak dalam pusaran kenangan masa lalu. Di sisi lain, Alice terus diam menunggu dengan sopan karena reaksi Biksu Tang cukup bagus untuk diajak bekerja sama, d
"Nona kecil?" Heran Biksu Tang saat tiba-tiba kedatangan dua tamu tak diundang di lokasi ternyaman pribadinya. "Mengapa Nona repot-repot datang kemari? Jika anda membutuhkan saya, saya bisa datang, tubuh anda terlihat pucat sekali." Alice turun dari gendongan Da Yuan, menunduk sopan sebagai salam, berkata sambil tersenyum cerah dengan mulus, "Saya tidak berani. Biksu Tang adalah Biksu suci yang dihormati oleh Kerajaan, mana mungkin gadis kecil seperti saya merepotkan anda? Sebenarnya kedatangan saya kemari, karena ingin menanyakan sesuatu. Bisakah anda meluangkan waktu untuk Ziyu, Biksu?" Sepasang alis tajam Da Yuan dipaksa naik bersamaan usai melihat seberapa drastis perubahan ekspresi Alice. Gadis ini semakin mengeluarkan keterampilan unggul lainnya, contohnya dibidang akting kali ini, Alice lebih dari kata mampu untuk terlihat polos bagaikan seorang gadis kecil yang baru saja mengenal dunia. Biksu Tang juga berpikir Alice adalah gadis kecil malang, harus hidup dengan tubuh sakit
Dini hari, Alice keluar dari lokasi kuil bersama Ah Bing. Semalam ketika tubuh klonning dari Leon kembali dari menara di belakang, kecurigaannya berhasil terpuaskan dengan fakta bahwa Biksu Tang bukan mengalami penyakit Karakter Ganda, melainkan ... dibalik tubuh suci tersebut, ada jiwa hitam yang menguasai tubuhnya ketika malam tiba. Berjalan menelusuri halaman samping Kuil, lebih tepatnya di area bawah bagian taman. Alice berjalan hati-hati dibantu Ah Bing, nafasnya sudah terputus-putus karena rasa lelah, "Ah Bing, kakiku rasanya sangat lemas. Kita berhenti dulu, aku akan duduk di atas batu itu, antarkan aku ke sana." "Baik, Nona!" Dua gadis itu berbelok ke arah lain, bergerak mendekati susunan batu yang memiliki ujung tumpul. Lantas mereka berdua duduk bersama-sama di sana, untuk sejenak menikmati pemandangan sunyi tanpa keramaian seperti di Ibu Kota. Karena Kuil dikelilingi oleh banyak Hutan, udara disekitar pun turut lebih segar dari wilayah pusat. Ah Bing yang semula diam, m
Leon pergi bersama Ketua Fu diikuti sejumlah orang berpakaian hitam. Lokasi menara ternyata cukup jauh saat ditelusuri secara langsung, dan semakin Leon mendekati menara tersebut, aura negatif semakin terasaa lebih kental dan bercampur dengan jiwa-jiwa bergentayangan. Dalam wujud seekor kucing, Leon berhenti karena merasakan jiwa dendam begitu kuat. Ketua Fu bingung, ikut berhenti di belakang Leon. Awalnya dia tidak percaya binatang ini punya kesadaran spiritual, meski sejarah binatang suci bukan hal asing, melihatnya langsung tetap memberikan kesan berbeda. "Tuan Kucing, adakah sesuatu yang mengganggu anda?" Prajurit lain berpikir Ketua Fu sudah gila karena berbicara dengan kucing. Tetapi mereka lebih merasa gila saat kucing tersebut— tubuh Klon dari Leon benar-benar berbicara. "Kalian pergilah ke bawah, aku merasakan energi jahat terasa kental dibagian bawah. Biksu Tang pasti menyembunyikan sesuatu lebih besar di sana, tetap waspada dan berhati-hati karena ini mungkin berkaitan
Satu minggu berlalu, Alice secara diam-diam pergi saat waktu hampir tengah malam. Berjalan sendirian ke wilayah sebelah barat Kuil. Gadis itu menghindari prajurit penjaga milik Kaisar dan berhasil sampai di depan kediaman Da Yuan. Dia membuka pintu begitu saja, "Yuan!" Pria di dalam kamar membuang nafas lelah, "Tidak bisakah Nona terhormat sepertimu mengetuk pintu? Ilmu dasar seorang bangsawan seperti ini pun kau tidak bisa memahaminya." Mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, Alice melepaskan mantel dari tubuhnya dan duduk di depan Da Yuan. Bertanya ingin tahu, "Itu informasi baru dari pengawasan Biksu Tang? Bagaimana penyelidikannya?" Jari panjang Da Yuan mendorong kertas informasi mendekat ke Alice, "Lihatlah, banyak keanehan." "Tunggu, ini— maksudmu, Biksu Tang punya penyakit mental?" "Aku tidak tahu pasti jelasnya bagaimana. Setelah anak buahku mengawasi Biksu Tang dari kejauhan, saat siang dan malam, Biksu Tang seolah memiliki kepribadian berbeda. Saat siang hari, kepribadi
Esok hari, Alice bisa bangun dengan kondisi tubuh lebih segar berkat perawatan cepat dari Da Yuan. Ia keluar pagi-pagi sekali untuk ikut serta dalam kegiatan doa pagi rutin. Sesampainya di ruangan doa, dia menemukan Nenek Ruo sedang duduk bersama seorang Biksu wanita berwajah asing. "Nenek," panggil Alice dari belakang sebelum duduk tepat disebelah perempuan tua itu. Dengan ramah bertanya, "Siapakah Biksu disisi Nenek? Aku belum pernah melihatnya selama tinggal di sini." "Ini adalah Biksu Tang. Beliau biasanya berkeliling ke berbagai tempat dan mengunjungi bayak Kuil untuk beribadah kepada Buddha, kemarin malam Biksu Tang kembali ke Kuil dan memutuskan untuk kembali mengabdi di sini. Beliau sangat pandai dalam hal pengobatan." 'Jadi Biksu penyendiri yang terkenal dengan kemampuannya adalah Biksu Tang ini. Leon, bagaimana deskripsi karakter Biksu Tang?' Leon memeriksa layar monitor sistem, 'Sedang diperiksa, Nona.' Selang lima detik, seluruh deskripsi muncul, 'Biksu Tang awalnya me
Tanpa memunggu waktu lama, Da Yuan sudah bergerak terlebih dahulu. Berinisiatif datang ke halaman timur dan berkata bahwa pria muda tersebut bersedia melepaskan Ruo Feng dan Nenek Ruo, kemudian Alice menambahkan beberapa kata bahwa dia tidak akan menyangkal hukuman apapun yang diberikan oleh Da Yuan pada Ruo Feng di masa depan, asalkan tidak berbahaya sampai mengancam nyawa Ruo Feng. Mereka menemui kesepakatan. Dua orang tersebut mulai belajar menerima saran dan kritik satu sama lain, Da Yuan pun yang sekeras batu dan suka membantah— berhasil jinak dalam waktu dua bulan setelah tinggal bersama Alice dan terus bertukar pikiran. Meski temboknya masih teramat tinggi, setidaknya Alice bisa melihat tingkat kesukaan Da Yuan. Jadi ketika anak itu berbohong dengan bersikap dingin, Alice tetap tahu bagaimana perasaan sebenarnya Da Yuan. Anak muda ini adalah tipikal tsundere. Selalu marah-marah dan bersikap dingin dengan gengsi setinggi langit, namun disisi lain juga masih memiliki hati nura
Da Yuan kembali ke wilayah barat, beralasan sakit kepala. Meninggalkan Alice seorang diri di dalam kamar minimalis Nenek Ruo, pintu terbuka di depan ruangan berhasil dimasuki Ah Bing yang berlari tergesa-gesa. "Nona! Kenapa wajah anda terlihat pucat sekali? Apakah sampah itu mengganggu anda!" Ah Bing bersiap menggulung lengan bajunya, mengumpat kejam, "Setan kecil tidak berguna sepertinya berani-beraninya mengganggu Nonaku! Biarkan aku datang dan memukulinya hingga jera!" "Sudahlah, sudahlah, jangan membuat kekacauan di malam hari atau Nenek akan marah padaku. Bawa aku pulang saja ke halaman kita, aku harus segera tidur, kepalaku rasanya ingin pecah." Alice menerima bantuan Ah Bing secara langsung. Tubuh ini sudah keletihan total hanya dengan berdebat melawan Da Yuan. Tidak masalah, setidaknya— dia berhasil mempengaruhi pemikiran anak tersebut. Memang masih awal untuk disebut berhasil, tetapi Alice juga enggan mundur ditengah jalan. Cepat atau lambat, Da Yuan akan datang padanya da
Alice bermain nasi dengan sumpit, kembali melanjutkan berkata-kata lewat telepati bersama Leon, 'Pikirkan ini, kucing gendut. Meski Jenderal Cai, Kakekku juga bukan orang jahat. Namun, setiap bangsawan sangat mengidamkan posisi Putra Langit. Dan Jenderal Cai kemungkinan memperlihatkan ambisinya terhadap Da Yuan dan takhta, saat Kaisar menyadari bahwa dua keluarga jenderal terhebat berusaha menodongkan pedang dikursi miliknya, bagaimana mungkin Kaisar tidak menjadi sensitif? Menurut informasi, Selir Cai barulah teramat dicintai ketika Da Yuan berumur satu tahun, pada saat itulah kecemasan Kaisar meningkat, berpikir untuk mengambil seluruh kekuatan militer agar menjadi miliknya sehingga dia bisa tenang sebelum mendapatkan pengganti setia mati untuknya. Jenderal Cai memiliki kontribusi besar sebagai Jenderal Tua, sedangkan Ruo Feng memiliki banyak prestasi sebagai Jenderal Muda. Dua pedang, satu di jantung, satu di leher belakang. Kaisar akan merasa sesak dan terhimpit dan merasa ini ter