Hari ini merupakan hari ketiga semenjak Alice bekerja sama dengan Da Yuan. Kehidupan mereka berdua tetap berjalam normal seperti biasa, yang berbeda adalah Da Yuan tidak lagi terganggu atau terusik seperti saat dibuli oleh Ruo Ziyu asli. Kediaman Adipati Ruo juga tidak terlalu tenang akhir-akhir ini karena Nona Sulung— Ruo Liuya belum ditemukan setelah insiden perampokan bandit gunung.Nyonya Ruo— Cai Yilu, lantas berdiri tatkala melihat sang putri bungsu berjalan ke arah sini bersama Ah Bing. Cai Yilu giliran membantu menopang Alice, "Putriku, kondisimu belum terlalu baik, kenapa memaksakan diri?" "Aku baik-baik saja, Bu."Ruo Meifa, putri kedua dari kediaman Adipati Ruo terlihat duduk anggun disebelah kursi sang kakak laki-laki, menatap sekilas sang adik.Di kediaman Adipati Ruo, terdapat dua orang istri. Satu istri sah, Cai Yilu, sekaligus perempuan yang sangat dicintai Ruo Feng. Lalu istri kedua merupakan gundik sebagai penghubung kerja sama antara keluarga Ruo dengan keluarga me
Ruo Lang menatap gadis kecil di sisinya sekarang, anak itu sangat pendiam dan patuh. Wajah cantiknya terbiasa dibaluti ekspresi pura-pura sakit untuk mencuri perhatian orang-orang, tapi kenapa saat ini Ruo Lang merasa bahwa adiknya agak dingin? "Hei, kau." Alice mendongak, tatapan mata almond acuh tak acuhnya bisa membuat orang berpikir dia sedang melotot marah, "Aku punya nama." Tertangkap basah, Ruo Lang bingung kenapa dia merasa bersalah. Tapi kenapa juga dia harus merasa bersalah? Anak ini dulunya sangat menjengkelkan! Ruo Lang bertanya sinis, "Rencana apa lagi yang akan kau gunakan untuk mendapatkan perhatian semua orang?" "Haruskah aku memberitahumu? Siapa kau?" "A-apa? Aku kakakmu!" "Tidak, tuh. Bukannya di masa lalu kau berkata adik perempuanmu hanya Ruo Meifa, jadi jangan mengajakku berbicara seolah-olah kita akrab satu sama lain," balasan sinis ini belum berakhir karena Alice kembali menambahkan dengan senyuman simpul apatis, "Karena kita, saling membenci satu sama lai
Sore hari, Alice duduk tenang di ruang santai dalam kamar. Memandangi suasana luar yang tenang nan damai. Lingkungan hijau penuh tanaman bunga sebentar lagi akan sirna ketika musim dingin datang. Dan saat itu, dia juga sudah tinggal di Kuil sampai musim semi tahun depan tiba. "Nona, semua sudah siap. Kita berangkat sekarang?" Alice tersadar dari lamunan, berhenti minum teh kemudian bangun. Tubuhnya sempat goyah karena pusing mendadak, beruntung Ah Bing dengan gesit berlari ke sisinya, "Kepalaku sangat pusing, suruh salah satu pelayan memanggil Da Yuan kemari. Kita berangkat sekarang, lalu kau ambilkan beberapa obat untukku. Jika ada, bawakan obat tidur juga, aku tidak yakin tubuhku akan tahan naik kereta kuda terlalu lama." "Nona ..." Ah Bing memasang wajah anak anjing memelas. Kedua mata kecilnya berair hendak menangis. Ah Bing berpikir sang Nona telah putus asa untuk hidup karena tidak bisa menjadi Putri Mahkota, sehingga berakhir menjadi seorang Biksu yang setia kepada Buddha. "
Sepanjang perjalanan menuju Kuil yang berada dipuncak pegunungan sebelah timur area Kerajaan Dayun, Alice diuji bertubi-tubi karena tubuhnya sangat lemah untuk sekedar melakukan perjalanan jauh. Ketika rombongan kereta melintasi wilayah terakhir para penduduk, gerbong dihentikan oleh prajurit Istana. "Kami perlu melakukan pemeriksaan." Kata salah seorang prajurit berseragam besi keemasan. Sang kusir berkata sopan, "Kami adalah rombongan dari keluarga Adipati Ruo." "Ah, maaf. Silahkan, kalian bisa segera melanjutkan perjalanan." Dari dekat jendela kereta, Alice medorong tirai kain agar terbuka sedikit. Ia melirik suasana ramai disekitar, lalu ke prajurit Istana di depan. 'Keluarga Adipati Ruo punya banyak kistimewaan. Perlakuan prajurit tadi bahkan seolah sedang memperlakukan keluarga Kerajaan Dayun.' 'Itu karena Adipati Ruo adalah adik kandung satu-satunya dari Permaisuri saat ini. Adipati Ruo pun menjadi tangan kanan Permaisuri paling setia mengingat hubungan darah diantara kedu
Alice berhasil sampai ke puncak gunung tempat Kuil berada. Gerbang megah di depannya terbuka lebar dengan gaya arsitektur mengesankan dan rumit. Tidakkah pintu ini terlalu mewah untuk sebuah Kuil? Bukannya apa, tapi seingat Alice, di dunia ini para Biksu sangat mencintai Buddha dan membenci hidup bergelimang harta. Apalagi terhadap benda-benda mewah, mereka lebih suka kesederhanaan. Da Yuan pun baru kali pertama datang ke Kuil. Anak itu turut merasakan kejanggalan, "Bukankah ini Kuil untuk menyembah Buddha? Kenapa tampak sangat mewah dan megah? Keindahannya mungkin akan bisa bersaing dengan Istana Kerajaan." Alice tidak tahu. Firasat hatinya berbisik lembut, seolah berkata bahwa keputusannya ingin tinggal di sini adalah keputusan paling tepat. Gadis itu kembali mendongak menatap puncak menara dibelakang Kuil, 'Entah ini sekedar prasangku atau memang benar, tapi Kuil ini sepertinya memiliki sesuatu.' Leon muncul dari lubang portal dimensi, mulai memeriksa Kuil dengan melakukan pemin
Makan malam. "Makanlah lebih banyak," Nenek Ruo menyumpit sepotong daging khusus dari dapur kemudian meletakkannya ke mangkuk Da Yuan. "Lihatlah tubuhmu itu, terlalu kurus untuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. Selama ini, aku selalu abai dengan dunia luar saat berada di mansion karena fokus pada kesehatan Ziyu kecil, hah ... tidak aku sangka, mereka masih memperlakukanmu dengan kejam begini." Da Yuan diam, sesekali menjawab apabila diperlukan. Contoh seperti saat sekarang, "Nyonya Tua begitu perhatian kepada hamba, hamba tidak berani merepotkan anda di masa depan." Nenek Ruo memukul lengan Da Yuan kesal, meski sumpit kayu tidak sekeras batu, namun masih meninggalkan bekas kemerahan karena kulit Da Yuan amat tipis serta penuh tulang. "Bocah nakal satu ini, kau datang ke Mansion Ruo saat baru berusia 7 tahun. Anak-anakku banyak memberikan penderitaan untukmu dan keluargamu— seandainya aku bisa mencegah putriku, mungkin kau akan menjadi Putra Langit dari Kerajaan Dayun." "Pe
Alice bermain nasi dengan sumpit, kembali melanjutkan berkata-kata lewat telepati bersama Leon, 'Pikirkan ini, kucing gendut. Meski Jenderal Cai, Kakekku juga bukan orang jahat. Namun, setiap bangsawan sangat mengidamkan posisi Putra Langit. Dan Jenderal Cai kemungkinan memperlihatkan ambisinya terhadap Da Yuan dan takhta, saat Kaisar menyadari bahwa dua keluarga jenderal terhebat berusaha menodongkan pedang dikursi miliknya, bagaimana mungkin Kaisar tidak menjadi sensitif? Menurut informasi, Selir Cai barulah teramat dicintai ketika Da Yuan berumur satu tahun, pada saat itulah kecemasan Kaisar meningkat, berpikir untuk mengambil seluruh kekuatan militer agar menjadi miliknya sehingga dia bisa tenang sebelum mendapatkan pengganti setia mati untuknya. Jenderal Cai memiliki kontribusi besar sebagai Jenderal Tua, sedangkan Ruo Feng memiliki banyak prestasi sebagai Jenderal Muda. Dua pedang, satu di jantung, satu di leher belakang. Kaisar akan merasa sesak dan terhimpit dan merasa ini ter
Da Yuan kembali ke wilayah barat, beralasan sakit kepala. Meninggalkan Alice seorang diri di dalam kamar minimalis Nenek Ruo, pintu terbuka di depan ruangan berhasil dimasuki Ah Bing yang berlari tergesa-gesa. "Nona! Kenapa wajah anda terlihat pucat sekali? Apakah sampah itu mengganggu anda!" Ah Bing bersiap menggulung lengan bajunya, mengumpat kejam, "Setan kecil tidak berguna sepertinya berani-beraninya mengganggu Nonaku! Biarkan aku datang dan memukulinya hingga jera!" "Sudahlah, sudahlah, jangan membuat kekacauan di malam hari atau Nenek akan marah padaku. Bawa aku pulang saja ke halaman kita, aku harus segera tidur, kepalaku rasanya ingin pecah." Alice menerima bantuan Ah Bing secara langsung. Tubuh ini sudah keletihan total hanya dengan berdebat melawan Da Yuan. Tidak masalah, setidaknya— dia berhasil mempengaruhi pemikiran anak tersebut. Memang masih awal untuk disebut berhasil, tetapi Alice juga enggan mundur ditengah jalan. Cepat atau lambat, Da Yuan akan datang padanya da
"Seperti yang anda ketahui, kami hidup dalam satu tubuh serupa. Ketika salah satu jiwa kami meninggal dunia, maka jiwa hidup satunya akan terkontaminasi oleh esensi kematiannya, lama kelamaan akan turut ikut meninggal dunia." Gila. Berarti jiwa lain yang saat ini bersemayam pada tubuh Biksu Tang bukanlah roh jahat? Melainkan jiwa saudari kembarnya? "Melihat wajah anda tampak kesulitan, mungkinkah anda menebak bahwa saya kerasukan jiwa jahat dari lingkungan eksternal?""Benar, karena esensi jiwa lain dari tubuh Biksu Tang memiliki energi kematian cukup kental. Sifatnya juga terlalu kejam, yang terpenting ialah sifat naluriahnya ketika menanggapi energi spiritual disekitar." Helaan nafas panjang terdengar letih. Sosok Biksu Tang terlihat memasang ekspresi lelah pada paras awet mudanya, tampak linglung sementara waktu seolah terjebak dalam pusaran kenangan masa lalu. Di sisi lain, Alice terus diam menunggu dengan sopan karena reaksi Biksu Tang cukup bagus untuk diajak bekerja sama, d
"Nona kecil?" Heran Biksu Tang saat tiba-tiba kedatangan dua tamu tak diundang di lokasi ternyaman pribadinya. "Mengapa Nona repot-repot datang kemari? Jika anda membutuhkan saya, saya bisa datang, tubuh anda terlihat pucat sekali." Alice turun dari gendongan Da Yuan, menunduk sopan sebagai salam, berkata sambil tersenyum cerah dengan mulus, "Saya tidak berani. Biksu Tang adalah Biksu suci yang dihormati oleh Kerajaan, mana mungkin gadis kecil seperti saya merepotkan anda? Sebenarnya kedatangan saya kemari, karena ingin menanyakan sesuatu. Bisakah anda meluangkan waktu untuk Ziyu, Biksu?" Sepasang alis tajam Da Yuan dipaksa naik bersamaan usai melihat seberapa drastis perubahan ekspresi Alice. Gadis ini semakin mengeluarkan keterampilan unggul lainnya, contohnya dibidang akting kali ini, Alice lebih dari kata mampu untuk terlihat polos bagaikan seorang gadis kecil yang baru saja mengenal dunia. Biksu Tang juga berpikir Alice adalah gadis kecil malang, harus hidup dengan tubuh sakit
Dini hari, Alice keluar dari lokasi kuil bersama Ah Bing. Semalam ketika tubuh klonning dari Leon kembali dari menara di belakang, kecurigaannya berhasil terpuaskan dengan fakta bahwa Biksu Tang bukan mengalami penyakit Karakter Ganda, melainkan ... dibalik tubuh suci tersebut, ada jiwa hitam yang menguasai tubuhnya ketika malam tiba. Berjalan menelusuri halaman samping Kuil, lebih tepatnya di area bawah bagian taman. Alice berjalan hati-hati dibantu Ah Bing, nafasnya sudah terputus-putus karena rasa lelah, "Ah Bing, kakiku rasanya sangat lemas. Kita berhenti dulu, aku akan duduk di atas batu itu, antarkan aku ke sana." "Baik, Nona!" Dua gadis itu berbelok ke arah lain, bergerak mendekati susunan batu yang memiliki ujung tumpul. Lantas mereka berdua duduk bersama-sama di sana, untuk sejenak menikmati pemandangan sunyi tanpa keramaian seperti di Ibu Kota. Karena Kuil dikelilingi oleh banyak Hutan, udara disekitar pun turut lebih segar dari wilayah pusat. Ah Bing yang semula diam, m
Leon pergi bersama Ketua Fu diikuti sejumlah orang berpakaian hitam. Lokasi menara ternyata cukup jauh saat ditelusuri secara langsung, dan semakin Leon mendekati menara tersebut, aura negatif semakin terasaa lebih kental dan bercampur dengan jiwa-jiwa bergentayangan. Dalam wujud seekor kucing, Leon berhenti karena merasakan jiwa dendam begitu kuat. Ketua Fu bingung, ikut berhenti di belakang Leon. Awalnya dia tidak percaya binatang ini punya kesadaran spiritual, meski sejarah binatang suci bukan hal asing, melihatnya langsung tetap memberikan kesan berbeda. "Tuan Kucing, adakah sesuatu yang mengganggu anda?" Prajurit lain berpikir Ketua Fu sudah gila karena berbicara dengan kucing. Tetapi mereka lebih merasa gila saat kucing tersebut— tubuh Klon dari Leon benar-benar berbicara. "Kalian pergilah ke bawah, aku merasakan energi jahat terasa kental dibagian bawah. Biksu Tang pasti menyembunyikan sesuatu lebih besar di sana, tetap waspada dan berhati-hati karena ini mungkin berkaitan
Satu minggu berlalu, Alice secara diam-diam pergi saat waktu hampir tengah malam. Berjalan sendirian ke wilayah sebelah barat Kuil. Gadis itu menghindari prajurit penjaga milik Kaisar dan berhasil sampai di depan kediaman Da Yuan. Dia membuka pintu begitu saja, "Yuan!" Pria di dalam kamar membuang nafas lelah, "Tidak bisakah Nona terhormat sepertimu mengetuk pintu? Ilmu dasar seorang bangsawan seperti ini pun kau tidak bisa memahaminya." Mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, Alice melepaskan mantel dari tubuhnya dan duduk di depan Da Yuan. Bertanya ingin tahu, "Itu informasi baru dari pengawasan Biksu Tang? Bagaimana penyelidikannya?" Jari panjang Da Yuan mendorong kertas informasi mendekat ke Alice, "Lihatlah, banyak keanehan." "Tunggu, ini— maksudmu, Biksu Tang punya penyakit mental?" "Aku tidak tahu pasti jelasnya bagaimana. Setelah anak buahku mengawasi Biksu Tang dari kejauhan, saat siang dan malam, Biksu Tang seolah memiliki kepribadian berbeda. Saat siang hari, kepribadi
Esok hari, Alice bisa bangun dengan kondisi tubuh lebih segar berkat perawatan cepat dari Da Yuan. Ia keluar pagi-pagi sekali untuk ikut serta dalam kegiatan doa pagi rutin. Sesampainya di ruangan doa, dia menemukan Nenek Ruo sedang duduk bersama seorang Biksu wanita berwajah asing. "Nenek," panggil Alice dari belakang sebelum duduk tepat disebelah perempuan tua itu. Dengan ramah bertanya, "Siapakah Biksu disisi Nenek? Aku belum pernah melihatnya selama tinggal di sini." "Ini adalah Biksu Tang. Beliau biasanya berkeliling ke berbagai tempat dan mengunjungi bayak Kuil untuk beribadah kepada Buddha, kemarin malam Biksu Tang kembali ke Kuil dan memutuskan untuk kembali mengabdi di sini. Beliau sangat pandai dalam hal pengobatan." 'Jadi Biksu penyendiri yang terkenal dengan kemampuannya adalah Biksu Tang ini. Leon, bagaimana deskripsi karakter Biksu Tang?' Leon memeriksa layar monitor sistem, 'Sedang diperiksa, Nona.' Selang lima detik, seluruh deskripsi muncul, 'Biksu Tang awalnya me
Tanpa memunggu waktu lama, Da Yuan sudah bergerak terlebih dahulu. Berinisiatif datang ke halaman timur dan berkata bahwa pria muda tersebut bersedia melepaskan Ruo Feng dan Nenek Ruo, kemudian Alice menambahkan beberapa kata bahwa dia tidak akan menyangkal hukuman apapun yang diberikan oleh Da Yuan pada Ruo Feng di masa depan, asalkan tidak berbahaya sampai mengancam nyawa Ruo Feng. Mereka menemui kesepakatan. Dua orang tersebut mulai belajar menerima saran dan kritik satu sama lain, Da Yuan pun yang sekeras batu dan suka membantah— berhasil jinak dalam waktu dua bulan setelah tinggal bersama Alice dan terus bertukar pikiran. Meski temboknya masih teramat tinggi, setidaknya Alice bisa melihat tingkat kesukaan Da Yuan. Jadi ketika anak itu berbohong dengan bersikap dingin, Alice tetap tahu bagaimana perasaan sebenarnya Da Yuan. Anak muda ini adalah tipikal tsundere. Selalu marah-marah dan bersikap dingin dengan gengsi setinggi langit, namun disisi lain juga masih memiliki hati nura
Da Yuan kembali ke wilayah barat, beralasan sakit kepala. Meninggalkan Alice seorang diri di dalam kamar minimalis Nenek Ruo, pintu terbuka di depan ruangan berhasil dimasuki Ah Bing yang berlari tergesa-gesa. "Nona! Kenapa wajah anda terlihat pucat sekali? Apakah sampah itu mengganggu anda!" Ah Bing bersiap menggulung lengan bajunya, mengumpat kejam, "Setan kecil tidak berguna sepertinya berani-beraninya mengganggu Nonaku! Biarkan aku datang dan memukulinya hingga jera!" "Sudahlah, sudahlah, jangan membuat kekacauan di malam hari atau Nenek akan marah padaku. Bawa aku pulang saja ke halaman kita, aku harus segera tidur, kepalaku rasanya ingin pecah." Alice menerima bantuan Ah Bing secara langsung. Tubuh ini sudah keletihan total hanya dengan berdebat melawan Da Yuan. Tidak masalah, setidaknya— dia berhasil mempengaruhi pemikiran anak tersebut. Memang masih awal untuk disebut berhasil, tetapi Alice juga enggan mundur ditengah jalan. Cepat atau lambat, Da Yuan akan datang padanya da
Alice bermain nasi dengan sumpit, kembali melanjutkan berkata-kata lewat telepati bersama Leon, 'Pikirkan ini, kucing gendut. Meski Jenderal Cai, Kakekku juga bukan orang jahat. Namun, setiap bangsawan sangat mengidamkan posisi Putra Langit. Dan Jenderal Cai kemungkinan memperlihatkan ambisinya terhadap Da Yuan dan takhta, saat Kaisar menyadari bahwa dua keluarga jenderal terhebat berusaha menodongkan pedang dikursi miliknya, bagaimana mungkin Kaisar tidak menjadi sensitif? Menurut informasi, Selir Cai barulah teramat dicintai ketika Da Yuan berumur satu tahun, pada saat itulah kecemasan Kaisar meningkat, berpikir untuk mengambil seluruh kekuatan militer agar menjadi miliknya sehingga dia bisa tenang sebelum mendapatkan pengganti setia mati untuknya. Jenderal Cai memiliki kontribusi besar sebagai Jenderal Tua, sedangkan Ruo Feng memiliki banyak prestasi sebagai Jenderal Muda. Dua pedang, satu di jantung, satu di leher belakang. Kaisar akan merasa sesak dan terhimpit dan merasa ini ter