Episode 38: Kebenaran Itu Pahit Selagi Tidak Sesuai Dengan Apa Yang Diyakini.Pukul: 13:16.Apakah kepatuhan itu berarti?Apakah mengikuti aturan buatan manusia begitu penting?Adakah kebebasan itu dibatasi demi kepentingan individualistis?Sudah jelas pintu kamar ditutup rapat dan Kael tertidur nyenyak meski siang yang dingin telah melingkupi waktu, namun selama lebih dari lima menit Aira mengetuk-ngetuk pintu kamar tanpa lelah.Gadis itu tidak akan menyerah, dan entah bagaimana dia tahu kalau Kael masih tidur di kamarnya.'Tok' 'Tok' 'Tok'.“El, cepat bangun! Ini siang, dan pantasnya kamu bangun!”Berisik dan sebenarnya sudah membuat Kael bangun sejak ketukan ketiga dari Aira. Tetapi terlalu penat Kael meladeni gadis pengganggu itu. Dan tentu saja, Aira yang menolak menyerah seketika mendobrak pintu kamarnya. Itu bahkan diselingi sikap riang nan antusias.“BANGUNLAH PEMALAS ULUNG! BANGKITLAH!” serunya sambil secara tidak sopan malah melompat ke atas kasur di mana Kael berada.Gadis
Episode 39: Sepandai-Pandainya Kelinci Melompat, Pasti Akan Berhenti Juga. DI lain tempat ....Penanganan keamanan negara terus meluas. Para pimpinan seluruh divisi Komando Militer darat mengebut dalam penyelesaian konflik internal negara. Malang bagi mereka, terciptanya dua kubu yang saling berseberangan paham menjadi sumber malapetaka baru. Setiap pihak menyelesaikan perkara sesuai kebutuhan dan kesepakatan masing-masing. Ruang konflik bukannya ditutup rampung malah melejit membuka konflik-konflik lain. Sehingga sebagian pihak berani memanfaatkannya demi keuntungan pribadi maupun kelompok. Pertempuran hebat sedang berlangsung di hutan Selatan yang berselimut salju. Diselimuti oleh emosional konseptual dan kepentingan pribadi. Dua puluh prajurit telah terbaring mati, menjadi korban. Jenderal A Aldia sudah mengetahui siapa saja yang berkontribusi dalam penyiaran berita buruk mengenainya. Satu persatu tokoh ia adili sekehendak hati dengan mencap mereka sebagai 'pengkhianat negara' (
Episode 40: Kekuasaan Absolut Sebagai Jalan Terbaik Untuk Korup.Sebulan lebih sudah barulah Aldia kembali pada kediamannya yang nyaman. Selama itu pula Aira, Eriel serta Kael sering berlatih seni beladiri Aura dengan suasana gembira. Alternasi waktu: 02 / Bintang Pisces. Musim dingin.Pukul 09:05.Apakah cita-cita sang Mama tidaklah semurni seperti yang selama ini diketahui? Tentang berdirinya tatanan satu dunia, tanpa sistem pemerintahan. Tempat di mana hak, keadilan, kebebasan, dan potensi kehidupan benar-benar dimiliki setiap individu tanpa intervensi sistem pemerintahan. Yang faktanya, malah tentang dendam yang memperelok ideologi, membingkisnya ke dalam cara yang paling gila; menjadikan dua anaknya sebagai alat pelampiasan dendam kesumatnya. Kerisauan yang menggelayuti pikiran dan hati Eriel ternyata adalah kebenaran. Begitu Mama-nya dengan gamblang mengungkapkan Erika Larasati dipecat lantaran telah mencemarkan nama baiknya. Di sanalah pengakuan Erika tempo lalu menjadi nilai
Episode 41: Tidak Ada Yang Terbiasa Dengan Ketidakadilan. Alternasi waktu: 03 / Bintang Pisces. Musim dingin. Pukul 19:05. Sebegitu kejamkah persaingan antar global? Presiden Davian di belakang teras istana negara tengah fokus merenung. Pertanyaan filosofis seputar fakta negaranya sekarang menerjang mencecar kepalanya. 'Apa jalan keluar dari konflik ini? Bagaimana mengelola suatu negara tanpa kontra prinsip? Seberat inikah mengemban tugas? Mengapa semua di luar rencana dan teori?' Tidak. Tidak ada jawaban paling akurat dan memuaskan sejauh ia di sini. Semuanya terjadi seperti takdir yang mustahil dielakan. Dia kemudian pergi dari sana setelah ajudannya memanggilnya untuk menyelesaikan agenda hari ini. Presiden Davian lalu melangsungkan muktamar tertutup dengan dihadiri para perwakilan sosial-nonpemerintahan, kaum buruh, Pewaris Aura dan non-Pewaris Aura. Tak lupa, menteri ekonomi negara Bangsa Selatan (Rantara Aetrus) juga hadir. Yang mana pertemuan ini dijaga ketat
Episode 42: Satu Kejadian Untuk Seribu Saksi, Penjelasan, Perspektif. ALTERNASI waktu: 09 / Bintang Pisces. Musim dingin. Malam itu rembulan keemasan tengah memperlihatkan keanggunannya di puncak kulminasi. Sedikit memusnahkan kegelapan, tapi tidak menghapus kedinginan. Untuk keadilan dan cita-cita, maka setiap manusia tidak akan menyerah dalam menggapainya, khususnya buat pihak sosial-nonpemerintahan yang kembali merancang rencana berikutnya. Di lain sisi, memimpin penduduk sebesar 273,5 juta di negara Bangsa Selatan merupakan kesulitan yang teramat. Walau populasi telah berkurang setelah perang saudara, Presiden Davian menyadari kekurangan dan kekeliruannya dalam strategi atau semacamnya yang melahirkan efek kupu-kupu atau efek domino—tentu itu dalam konotasi yang buruk. Dana revolusi yang diperolehnya dari dan atas dasar kepercayaan masyarakat telah dipakai demi kepentingan bernegara. Selanjutnya, kepentingan itu membawanya pada agenda lain yang mengharuskan di pertengaha
Episode 43: Ajaran Negara, Kejahatan Yang Disesuaikan Undang-Undang Manusia.Alternasi waktu: 17 / Bintang Pisces. Musim dingin. Seminggu waktu berlalu ....Selama itu pula kasih sayang Aldia sebagai ibu pada dua anaknya yang spesial masih bermetafora ke dalam pendidikan militernya yang lumayan ketat.Tapi, sehubungan dengan adanya masalah domestik urgensi negara, Aldia dipanggil pimpinan tertinggi militer negara untuk rapat kemiliteran—fakta bahwa semua pimpinan militer negara Bangsa Selatan dipanggil pimpinan tertinggi militer tidak bisa ditampik lagi, sebab kasus ini sudah terhitung sebagai darurat militer. Selain itu, ketegangan perbedaan idealisme pada keluarga Aldia semakin kentara di permukaan, kerap terjadinya perdebatan sampai timbulnya kecurigaan yang sentimen. Sementara Aira telah mengetahui apa yang tengah direncanakan oleh Aldia, Eriel serta Kael. Dan ia membeberkan semua rahasia itu hanya pada Kael seorang. Memberikannya informasi penting yang sanggup melelehkan kerag
Episode 44: Dan Akhirnya Cita-Cita Kita Semuanya Hanyalah Membutakan Kita.Sore hari, pukul 17:33. Udara kian dingin seiring salju yang turun kian padat. Namun remaja berjaket hoodie kelabu itu masih termenung dalam lamunan kontemplatif. Lima jam lebih ia di sana bagaikan patung lumutan. Ini jadi pengalaman pertama hidupnya yang paling nyeleneh, agak menyayat hati, pun membingungkan. Tanpa sukacita, tanpa dukacita. Ya, tidak bisa ditampik, pikirannya melayang-layang seperti meraba-raba adakah mentalnya terguncang?Apakah kehampaan itu mengartikan suatu hal?Atau semua yang telah terjadi tidak berarti, sebagaimana tawaran bantuannya yang tidak berguna?“....”*********“Jadi Aira memilih mati?”Secara tiba-tiba suara itu muncul dari samping kiri Kael. Mencemari segala yang Kael lamunkan. Tanpa perlu melihat sosok pemilik suara, dia tahu, tidak lain itu adalah Eriel De Atria. Itu tidak mengejutkan Kael, hanya saja, mengingatkannya pada apa yang Eriel ambisikan; mewujudkan cita-ci
Episode 45: Mendidik Manusia Adalah Urusan Bersama, Tapi Menghakiminya Adalah Urusan Pribadi. Hawa dingin mulai mendayu-dayu dalam pikiran kedua anak kembar itu. Menjelma dalam pandangan evaluatif.Eriel sudah bukan lagi seperti saudari yang Kael kenal. Gadis manis yang dulu sama-sama berniat mencari ayahnya, sama-sama berpikir untuk menentang Mama-nya, yang sama-sama keluar dari ketidaktahuan untuk menghadapi luasnya dunia.Walau ambisiusnya masih dalam gelora yang sama, tetapi kini pola pikirnya telah menentukan makna hidup lain, yang dilengkapi sikap agresif dan radikal, adalah suatu perubahan yang besar. Meski itu tidak terlalu mengherankan bagi Kael, namun tetap saja hal tersebut telah membentuk Eriel pada sesuatu yang lain, yang bahkan Eriel sendiri tidak pernah mengharapkan ini bakal terjadi.Kael telah bangkit dari duduknya meski itu berarti ia akan membiasakan diri dengan luka dan pertarungan yang kurang diminatinya. Tapi dia sadar. Sadar, Eriel harus dilawan. Sekujur bad
Provinsi Barat-Laut, Kota Astras, desa Dom ….Wajahnya menengadahkan ke langit, merelakan butir-butir es mendarat di sana. Memejamkan matanya seolah menikmati, menghayati dan mensyukuri segala karunia perjalanan hidupnya. Odero Hasiyama berdiri di halaman belakang gedung serbaguna yang berarsitekturkan mengerucut dengan patung 3 kepala ular kobra di puncaknya.Atas segala yang telah dilaluinya, dipelajarinya, dikorbankannya dan diberikannya, Ketua Odero masih tidak mengetahui masa depannya; hasil semua kerja kerasnya. Tetapi, disamping itu semua, semalaman, seharian atau akhir-akhir ini kilas balik soal pertarungannya dengan Aleon sang Siluman singa yang sekaligus pimpinan kaum Siluman Selatan-Putih terputar kembali. Diantara melimpahnya pengalaman dan memori pahit, entah kenapa itu yang belakangan menghantuinya.Utamanya, terkait kata-kata terakhir sang Aleon; 'Aku bersumpah, engkau pasti binasa, binasa ditangan orang terdekatmu!'Kendatipun sumpah serapah seperti itu sempat diterima
15:11 ….…. Kedua kakinya kini berhasil menjejakkan di atas trotoar. Diikuti oleh seorang perempuan dingin di sampingnya. Sekarang, mereka (Kael dan Ereia) tiba di Kota Diwa, perumahan Ubu. Tepatnya, di depan sebuah rumah panggung bercat monokromatik yang dilingkungi pepohonan cempaka dengan dedaunannya yang berguguran.3471-26-Gemini (Musim Gugur). Adalah Nazaya Alindeia yang Kael kunjungi. Berkenaan informasi (info yang dibabarkan oleh Arata dan Fang Yin) bahwa wanita yang sempat menghibur bahkan sempat menemani kesendiriannya ternyata sudah menikah dengan seorang Pewaris Aura Pingai. Dengan demikian, sambil menenteng koper kantor nuansa hitam Kael memasuki halaman depan rumah Nazaya, sedang Ereia menunggu di depan gerbang masuk dengan hanya mengetahui kalau ketua kelompoknya hendak mengunjungi teman lamanya.Begitu bel dibunyikan, tidak lama pintu pun didedah. Hingga tepat di depan Kael terpampanglah seorang wanita tiga puluh tahunan lebih yang mengenakan mantel hangatnya, berambu
Ada rembulan yang mulai bertengger di cakrawala. Lampu-lampu markas Heavenity telah dinyalakan. Seluruh penerangan mengakibatkan sebagian bayangan kegelapan tersingkap juga terlihatnya kadal terbang yang masih saja diganggu oleh seekor tupai terbang albino. Tapi, segera mereka membubarkan diri begitu kehadiran sejumlah manusia mengejutkan mereka ….“HOOORRRREEEEE …! KAK EL SUDAH PULANG!”Tepatnya, dipukul 19:11 Fang Yin, Nimira, Zion, Liora dan Arata memupuskan penantian yang Kael dan Ereia laksanakan, untuk lantas tiap-tiap individu saling menyambut dan memberikan salam selamat datang. Lamanya mereka tidak bersua membikin momen ini agak mengharukan dan penuh melepas rindu. Tim Heavenity baru saja menuntaskan quest dari Monitor Permohonan, tetapi, sebelum diskusi krusial diselenggarakan secara serius, mereka lebih dulu makan malam bersama sembari bercengkerama.Fang Yin banyak bercerita soal pertarungan antar Party-Aura, suka-duka yang dialami. Nimira, Zion turut mengenang kembali pet
20:11. Malam dingin di Kota Ikora, hotel Kiuristal bintang satu, kamar nomor 15 ….“… guru tidak membunuh Kael karena ….” Ixia mengajukan suatu hipotesis.“Karena Guru akan menjadikannya alat?” Una memberikan asumsi berdasarkan pengamatannya.“Tepat.” Dan, Ixia membenarkannya.“Tapi, alat yang bagaimana? Kalau nyatanya Kael tidak bisa dikendalikan?” Aon meluapkan rasa skeptisnya.Ixia tercenung. Di samping kasur, sekarang ketiganya duduk mengampar berkumpul di meja bulat untuk merundingkan beberapa soal serta rencana berikutnya. Pun untuk menemani kebutuhan mereka sejumlah camilan dan minuman disuguhkan di atas meja walau lebih banyak dikonsumsi oleh Una. “Kalian pasti mengetahui teori atau metode tesis dan antitesis, yang menghasilkan sintesis?” Ixia memastikan. “Atau teori Tiga Serangkai yang sering Guru Eriel aplikasikan?”“Hem, tahu. Kenapa?” balas Aon seraya menyantap biji bunga matahari yang termasuk makanan mahal dan mewah di negara Selatan-Kelabu.“Itulah rencana Guru Eriel …
3471-24-Gemini (Musim Gugur). 16:09. Sore yang mendung dihujani tetesan salju ….Bangsa Selatan-Kelabu, Kota Ikora, kediaman Eriel De Atria ….Untuk semua waktu yang telah hilang dalam kebersamaan dengan saudara kembarnya, yang dididik spesial untuk tujuan yang mulia. Pun mamanya yang jadi teladan, atau alasan-alasan mengapa Eriel mencapai semuanya. Barang tentu, dia tidak membunuh kakaknya karena—selain, Eriel perlu melihat apa yang mamanya lihat dari kakaknya yang barangkali tidak dimiliki olehnya—setelah semua yang dilaluinya memicu potensi baru. Membuat satu rencana baru yang lebih prospektif, untuk karier, untuk bertahan hidup—menyoal kesepakatan dengan saudara kembarnya. Itu teramat penting. Eriel De Atria bersama suami dan putrinya kini berkumpul di kamar yang bertema dedaunan khas botani. Seakan ada topik paling sensitif yang baru kali ini akan diungkapkannya dan tidak boleh ada yang mengetahuinya kecuali mereka. Namun ….“AAAARRGGHHH …!” Eriel meneriakkan suatu beban emosi.
Tiap-tiap jawaban yang paradoks adalah untuk pertanyaan yang paradoks …. Pria gundul itu duduk tegap dengan bersila di sana. Di atas air yang sekelilingnya hanyalah putih kosong (Realita Tengah, Dimensi 999, semesta kreasi Dewan Direksi Pertama). Menyaksikan panel antarmuka layar yang memproyeksikan semua data skenario permainan dan pencapaian yang telah dilaluinya … tetapi …. 'Ding!' Nada khas notifikasi seakan berbunyi dalam kepalanya …. SISTEM: [… berikut data soal skenario pertama: Berperan sebagai seorang Kesatria Cahaya yang mendirikan Sistem-Aura. Skenario kedua: Memerankan seorang nelayan yang menjadi penjahat kelas global. Skenario ketiga: Memerankan ras Iblis yang mendirikan tatanan sosial baru ….] Dan …. Catatan sejarah menuliskan bahwa dahulu kala Sistem-Aura bernama Sistem-Cahaya, tetapi, Dewan Direksi-Pertama yang berbekal ilmu pengetahuan baru menggagas nama baru, yang kemudian dikenallah sebagai … Sistem-Aura. Ia pertama kali hadir melalui angin; lahir dari
17:44.Hari pun menggelap … sinar mentari redup bersama bulir-bulir salju yang turun mengantarkan suhu dingin kepada sang bumi Selatan. Anak-anak menanggalkan semua permainan serunya untuk kembali ke rumah, menghangatkan diri bersama keluarga. Kecuali mereka yang kehilangan arti dari keluarga, menyambut dinginnya salju dengan kerelaan yang tinggi atau kepasrahan yang apa adanya. Di sebuah bangunan bar dua lantai yang berarsitekturkan buah anggur di Kota Nirvena ternyata jadi lokasi keberadaan Intania dan Ixia sekarang. Tempatnya mulai ramai, dikunjungi dari bermacam kalangan masyarakat. Pencahayaannya agak keunguan remang-remang. Diiringi piano bernada gotik yang dimainkan secara berbakat oleh seorang pemuda bermuka jelek hingga membangkitkan suasana nyaman untuk seluruh pengunjung .… Sebagaimana di sebuah meja dekat panggung piano, sepasang Energias membicarakan ilmu Energi dalam upaya meretas Sistem dan mengendalikan dunia. Para Auranias membahas pertandingan liga Nasional Pewaris
Terbentang jeda sepersekian detik …. Untuk pertanyaan yang Kael ajukan, Eriel sendiri terus terang saja tidak bisa memastikannya. Dia datang untuk mengetahui fakta tentang kakaknya—walaupun tidak masuk akal baginya. Sementara urusan ke depannya akan ditentukan sebagaimana situasi yang terjadi. Seperti sekarang ini …. 'Wush'. Dengan nekat dan tiba-tiba Kael mendorong dirinya sendiri melompat ke depan. Dengan cara yang paling menyakitkan dan berisiko tinggi dia melepaskan tubuhnya dari tusukan mematikan Pusaka Trisula-Berlian. Berdiri 10 meteran di hadapan kembarannya. Sambil terengah-engah dan sekuat tenaga mengelola konstruksi napasnya. Dengan mengontrol fluktuasi Aura-nya sedapat mungkin darahnya ditahan agar tidak berakibat fatal. “HHAAHH … HHAAHH ….” Kael tahu ini tidak menguntungkan baginya. Fisik dan staminanya sudah terkuras untuk banyak latihan. Sedangkan Eriel memang kentara tidak sungguh-sungguh dalam menghabisi saudaranya. “GYYAAAAH …!” Kael mengepalkan kedua tan
Kota Tera …. Hari ini … iya, hari yang cerah untuk mereka yang kangen menyaksikan matahari menyinari bumi Selatan. Awan-awan kelabu sedikit menyisihkan ruang-ruang untuk mempertontonkan birunya langit yang terbentang menawan. Sinar cerah mentari menyorot pula dua manusia di atas apartemen berlantai 4 (Apartemen Duoduo yang berarsitekturkan tabung dengan tema gotik). Dari keadaan Zihao yang terluka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perilaku tidak menyehatkan di sana. Bercecerannya darah hitam keunguan, darah kemerahan dan sejumlah kerusakan lingkungan bahkan sempat dibarengi kemarahan beberapa warga. Zihao dinilai melakukan pertarungan liar yang melanggar aturan rezim Haven, bersekongkol dengan siluman untuk merampok harta salah seorang penghuni apartemen. Meskipun fakta menyatakan, Zihao datang untuk mengambil kembali emas dan permata yang siluman curi, namun malah dicurigai berkonspirasi hanya karena berhasil mengambil kembali benda-benda berharga tersebut. Kini, Nieni yang