Episode 45: Mendidik Manusia Adalah Urusan Bersama, Tapi Menghakiminya Adalah Urusan Pribadi. Hawa dingin mulai mendayu-dayu dalam pikiran kedua anak kembar itu. Menjelma dalam pandangan evaluatif.Eriel sudah bukan lagi seperti saudari yang Kael kenal. Gadis manis yang dulu sama-sama berniat mencari ayahnya, sama-sama berpikir untuk menentang Mama-nya, yang sama-sama keluar dari ketidaktahuan untuk menghadapi luasnya dunia.Walau ambisiusnya masih dalam gelora yang sama, tetapi kini pola pikirnya telah menentukan makna hidup lain, yang dilengkapi sikap agresif dan radikal, adalah suatu perubahan yang besar. Meski itu tidak terlalu mengherankan bagi Kael, namun tetap saja hal tersebut telah membentuk Eriel pada sesuatu yang lain, yang bahkan Eriel sendiri tidak pernah mengharapkan ini bakal terjadi.Kael telah bangkit dari duduknya meski itu berarti ia akan membiasakan diri dengan luka dan pertarungan yang kurang diminatinya. Tapi dia sadar. Sadar, Eriel harus dilawan. Sekujur bad
Episode 46: Betapa Bahagia Melihat Orang Yang Dibenci Sekarat Dan Mati.Ini bukanlah kebaikan sang adik. Bukan pula belas kasihnya kendati waktu jeda yang diberlakukannya adalah setitik refleksi dari perasaan itu. Sebab mau bagaimanapun Eriel De Atria merupakan manusia yang terlalu dini untuk mengenyampingkan hati nuraninya, dan kurang berpengalaman menangani semacam geopolitik atau hal berunsur mewujudkan idealisme, rasanya kejauhan—meski konon kedewasaan seseorang bukanlah terletak dari usianya. Tapi di sanalah mereka bernapas sesak berhadapan. Darah telah membasahi setengah muka Kael—kepalanya bocor karena hantaman keras yang Eriel lakukan dengan sebuah batu. Tubuhnya telah lesu dengan terduduk ringkih, pandangannya ganar, sedang sebagian badannya bercalar. Jaket hoodie-nya saja rusak bagai digerogoti tikus-tikus rakus.“Uhuk uhuk ... uhuk uhuk!” Kael terbatuk-batuk dengan tatapan lelah pada adik tercintanya. Lebih parah lagi, memuntahkan darah yang sekaligus tanda kalau ia meng
Episode 47: Satu Pilihan Terbaik Membutuhkan Puluhan Pengorbanan. Alternasi waktu: Tanggal 19 / Bintang Pisces. Musim dingin. Genosida Para Pejabat berbuntut panjang. Perang sipil telah diujung tanduk. Negara Bangsa Selatan telah memberlakukan darurat militer siaga dua. {Darurat militer siaga dua merupakan status penanganan masalah nasional secara serempak, di mana militer mengambil alih kekuasaan keamanan negara dengan pengambilan tindakan-tindakan yang diperlukan demi kedamaian.} Apa yang telah diperbuat oleh sekelompok sosial-nonpemerintahan mendapatkan beragam reaksi dari setiap lini masyarakat. Yang anehnya mayoritas masyarakat mempersoalkan genosida tersebut. Terutama dari pihak keluarga korban yang menggugat pihak militer mengambil langkah setegas-tegasnya guna mengadili pihak militer dan kaum sosial-nonpemerintahan. Itu pula alasan sisa pejabat Selatan yang serentak melangsungkan muktamar mendadak, membahas perihal tragedi genosida para pejabat. Dan merencanakan langka
Episode 48: Kejahatan Adakalanya Bersifat Tekstual Pendidikan, Doktrin Perbudakan. Alternasi waktu: 20 / Bintang Pisces. Musim dingin. Perang dingin berlanjut .... Bagi presiden Davian negara Bangsa Selatan tidak krisis moneter. Tapi dalam propaganda media massa negara Bangsa Selatan tengah krisis ekonomi. Ia meyakini itu hanyalah masalah perspektif serta ideologi-ekonomi apa yang dipakai. Dalam rangka operasi moneter, presiden Davian mengadakan pertemuan tertutup dengan menteri ekonomi serta tujuh diplomat dari lima bangsa besar (Bangsa Utara, Bangsa Api, Bangsa Awan, Bangsa Petir serta Bangsa Tenggara), seorang bankir kepercayaan presiden serta dua teknokrat bangsa Selatan. Perdebatan sudah sengit sejak sejam lalu. Semua diplomat yang notabene para elite telah mengemukakan penjelasan atas kerjasama, dan segala macam pengetahuan mereka tentang keuntungan finansial bila bangsa Selatan mau bekerja sama. Tapi Presiden Davian tidak mau ikut-ikutan. Dengan aksen yang khas dalam
Episode 49: Semakin Mulia Pimpinan Negara, Semakin Otoriter. Pukul: 15:13. Dalam ruangan tertutup dan sama-sama duduk dalam satu meja kayu berbentuk oval, rapat konsultatif militer pun diselenggarakan. Dihadiri Panglima Perang Hiel serta sepuluh tokoh militer kepercayaannya. Rapat langsung memaparkan data bahwa sekelompok sosial-nonpemerintahan kian brutal. Mereka telah bertindak di luar kewajaran; menghabisi masyarakat yang setuju pemerintahan dilanggengkan. Pembunuhan para pejabat telah dinyatakan sebagai suatu tindak kriminal, sebab tidak sesuai yuridis konstitusional. Dibarengi sejumlah fakta dan data berupa dokumen yang diperlihatkan pada sang presiden, perihal suatu manuver politik berbahaya Presiden Davian: Presiden Davian berencana melakukan gerakan pemberontakan global yang disebut; Reformasi Anarki Global—suatu kegiatan geopolitik serentak guna meruntuhkan paham sistem pemerintahan di dunia lewat agenda yang agresif, radikal dan progresif dengan diawali melenyapkan /
Episode 50: Dibutuhkan Pengorbanan Ego Untuk Melanggengkan Persatuan Bangsa. Alternasi waktu: 02 / Bintang Aries. Musim hujan. Fakta kalau berita pemecahan bangsa Selatan menuai pro dan kontra, hingga konflik baru pun menyebar tak terbendung lagi. Itu jelas jadi bencana dalam negeri. Memengaruhi pula pihak parlemen yang diisi oleh tokoh-tokoh setia Presiden Davian mulai mengambil kesepakatan kalau presiden sudah tidak mampu dan gagal menetralisasi konflik yang ada—terdapat pula sabotase. Dan menyiapkan persetujuan untuk melengserkan secara paksa Davian Marzuq dari jabatan kepresidenan—ini butuh izin Panglima Perang Hiel dan keputusan apa yang nantinya Presiden Davian ambil. Di jalan-jalan, pun di depan seluruh markas militer nyaris setiap golongan masyarakat berdemo. Menuntut agar kemiliteran bertindak tegas supaya Presiden Davian dieksekusi mati. “Bunuh si diktator pendusta itu!” “Bunuh si diktator pembunuh itu!” “Hapuskan pemahaman halusinasinya!” Bergaung ngeri tuntutan
Episode 51: Cinta Sejati Seringkali Makan Hati.Alternasi waktu: 09 / Bintang Aries. Musim hujan. Eriel punya keyakinan, bahwa dengan mempelajari masa lalu itu akan memberikannya pengetahuan bahkan sumber daya yang tidak dimiliki dimasa sekarang, atau pun masa mendatang. Sebabnyalah keyakinan tersebut kini menuntunnya pada provinsi Tenggara—untuk kali pertamanya Eriel pergi lebih jauh dari kediamannya, sempat terkejut oleh karena banyak hal di luar bayangannya, tetapi disamping itu, kekagumannya pada keajaiban dunia Aura sama dengan ambisinya untuk terus bertahan hidup di dalamnya. Suatu wilayah yang dipenuhi artefak dan bangunan-bangunan kuno dengan arsitekturnya yang menyerupai boneka salju. Mayoritas masyarakatnya masih memercayai segala aspek mistik hasil ajaran leluhur mereka, malah masih mempertahankan adat dan budayanya sebagaimana leluhur mereka. Inilah pusat marga Antares terbesar di dunia. Tepatnya adalah kota Al-Tantik. Kota yang berletak di antara pegunungan bersalju—k
Episode 52: Kegagalan Dan Kesalahan Senilai Dengan Kemenangan Dan Kemuliaan.Lalu demi menutupi aib kerajaan, kasus tersebut dikubur. Sejarah hanya mencatat kalau Pewaris Aura Cahaya mengorbankan diri mereka demi satu eksperimen yang berakhir gagal. Dengan Pewaris Aura Cahaya terakhir yang bunuh diri karena depresi. Padahal semua sejarah itu hanyalah manipulasi politik. “Sungguh ironi melihat cinta selalu membuat umat manusia buta. Sayang sekali ...,” gumam Eriel sembari mendedah pelan-pelan kelopak matanya.Kegagalan, kekalahan dan kesalahan, itulah pelajaran berharga dalam hidup. Pengetahuan akan hal tersebutlah yang menjadikan Eriel berkeyakinan bahwa mempelajari sejarah amat penting bagi kesuburan intelektualnya. Dan dengan itu selain Eriel mengambil pelajaran penting, ia bertekad memperbaiki apa yang keliru dari sosok Pewaris Aura Cahaya terakhir. “Apa yang engkau lihat, Ril?” Erika penasaran kala sudah tiga jam lebih Eriel membeku. ”Aku melihat sebuah kenyataan tidak seperti
Episode 299: Karena Kebahagiaan Itu Membosankan, Sama Membosankannya Dengan Penderitaan!'Wush'.Sekelebat bayangan kemerahan pekat melintas di hadapannya. Gaun merah yang menjuntai hingga ke tumit kaki berkibar mistis dengan dua mata yang bersinar putih menyilaukan mengintip dari rambutnya yang hitam amat panjang serta-merta dikenali Eriel De Atria sebagai Azusa Mingxia, Pewaris Aura Cahaya terakhir di benua Selatan.Bagian mengejutkannya ketika sosok Azusa berintegrasi dengan Eriel selayaknya air dan basahnya diiringi ribuan pasukan yang siap melawan sesosok pria gondrong berbusana urakan yang mengangkat pusaka Tongkat-Kujang Berlian. Suasana dimeriahkan lagi oleh berlangsungnya gerhana matahari serta beberapa meteor kemerahan yang menghujani wilayah Selatan. Fenomena alam yang sekalian dieksploitasi oleh Eriel dan sosok pria gondrong demi memperoleh kualitas Aura Cahaya lebih tinggi. Guru Erika pun bahkan bergabung mendukung pria Auranias Cahaya itu.Dan jiwa Azusa Mingxia yang seak
Episode 298: Seperti Menyaksikan Benda Yang Belum Pernah Ada Di Dunia Ini.3469 / 03 / Leo (Musim Semi). 12:05.Ruruia hanya bingung harus bersikap seperti apa saat yang didapatkan adalah sesuatu yang tidak terencana sejauh hidupnya. Walau bagaimanapun keadaannya tekadnya kokoh kepada alasan dia memulai. Yang lebih baik dari itu adalah tidak satu pun yang menyadari niat terselubungnya. Kemenangan kelompoknya tidak hanya mendapat apresiasi dari masyarakat, penghargaan berupa materi dan medali diserahkan pemerintah kota Diwa kepada kelompok Tunggalitas—ya, tidak diragukan lagi, para petinggi Tunggalitas yang mendapatkan manisnya sedang anggota-anggota dibawahnya cukup mendapatkan hikmahnya.Ratusan sampai ribuan individu rela menyesaki area rumah megah Ruruia hanya demi menyaksikan sekaligus menyambut ketua baru Tunggalitas. Amat ramai. Sampai-sampai disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi lokal sebab peristiwa ini sangat historis bagi tiap-tiap kalangan yang terlibat di da
Episode 297: Hidup Ini Jadi Berat Karena Sebagai Hal Yang Tidak Diinginkan.Tensi pertarungan lebih tinggi dan intensitas serangan lebih rapat. Sangat ambisius dan agresif bagaimana mereka bertempur. “GYYAAAAAAAAAH ...!” Odero mengaktivasi [Sisik Seribu Api] yang mengejawantahkan ratusan bola-bola api seukuran bola tenis tepat memberondongi Aleon.'BLARSH'.“... [Benteng Timur] Aktif!” Bersama kecekatan Aleon yang luar biasa sebuah serangan balik diserahkannya, “[Seribu Duri Salju] kombinasi [Gelembung Udara Peledak] ...!”'BOOMM'.'BOOMM'.Kendatipun mati-matian serangan jarak jauh-dekat silih berganti belum ada tanda siapa yang dipastikan mencapai garis kemenangan.Begitu duel tiba dipukul 15:37, Energi-Aura milik Odero yang telah menipis dan keadaan yang menyudutkannya menciptakan alasan untuk menabrakkan dirinya menuju satu pilar. Berniat meledakkan semuanya. 'DHUAAARSS'.Selepas berhasil, keseimbangan keempat pilar berantakan. Suplai unsur alam kepada Aleon terhenti. Dan tidak
Episode 296: Mati Dalam Kebebasan Lebih Baik Ketimbang Hidup Dalam Perbudakan.3469 / 02 / Leo (Musim Semi).Aleon selaku pimpinan serikat kaum siluman Selatan-Putih belum kalah mempertahankan ideologinya sekalipun dengan telak dan merugikan kelompoknya telah dikalahkan—sampai mencelakainya malah.Pertempuran di hutan Rambut Alam telah tuntas, tapi banyak target operasi yang entah bagaimana melarikan diri tanpa malu-malu, tanpa dapat dihentikan saat keadaannya sangat mendukung penangkapan besar-besaran. Ada yang melakukan pembelotan atau telah terlibat situasi pelik yang menyebabkan itu lazim terjadi.Tidak diragukan lagi,—meskipun enggan diakui—sebagai salah satu yang melarikan diri dari operasi tersebut ialah Aleon dan tokoh-tokoh kesayangannya. Sementara sekutu-sekutu Odero menuntaskan urusannya masing-masing, dia dalam kemantapan hati sendirian mendatangi lokasi keberadaan Aleon. Tidak sulit baginya menemukan siluman singa itu selagi Odero sendiri yang mengumumkan dalang atas kek
Bab 9: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).'Di luasnya alam semesta Aura ini ... ada yang mengawasi mereka.'Menyaksikan data-data alam semesta Aura dan Gudang Ilmu-Ilmu Aura, siapapun pasti takjub akan semua pengetahuan bagai tak berujung itu, yang apabila dicatatkan sebagai sebuah buku anak-anak pun tidak akan keliru dalam menebak bahwa manusia biasa akan kehabisan umurnya sebelum mampu merampungkan semua detail yang ada. Ya, itu terdengar seperti lelucon atau lebih konyol lagi.Dan semua usaha para Programmer Aura untuk menyatukan setiap generasi dengan cara yang sangat variatif gagal total dan malah sebaliknya, pembentukan heterogen menjadi persaingan antar departemen permainan dunia yang beralih perselisihan abadi tak berujung. Satu-satunya jalan keluar sebetulnya hanyalah pemusnahan secara tak bersisa.Menyebabkan kerumitan masif, kebingungan tanpa ujung dan melontarkan ribuan pertanyaan dari mereka-mereka yang menuntut kejelasan mendalam, “Mengapa Sistem mengondisikan ske
Bab 8: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).Mengingkari prinsip kinerja alam semesta bagi Solum bukanlah kemustahilan. Dialah yang mendesain hukum semesta Aura. Membangun atau menghancurkan peradaban. Sebagai satu dari beberapa Programmer yang utama. Sang pimpinan Departemen Permainan Dunia Sistem Dewa-Dewi. Dalam kasus itu, beberapa sebutan istimewa tersemat kepadanya, walaupun yang paling kontroversial adalah kemampuannya dalam meretas Sistem lalu memanipulasi seluruh dunia.Dari sana tidak perlu ada yang diherankan, gelar dan ilmunya melampaui seluruh peserta di dunia Aura. Lebih baik dari itu, usianya yang sangat panjang melebihi umur alam semesta Aura. Dirinya lebih dulu eksis daripada kehadiran dunia Aura itu sendiri. Menjadi saksi banyak peristiwa dan hidup-mati makhluk-makhluk permainan. Sebelumnya bahkan ia telah menciptakan permainan dunia sesuai visual imajinasinya. Heroik, antagonistis, nyata, maya, kasar atau segala sesuatu yang eksis di semesta Aura telah diketah
Halo.... Salam hangat dari Penulis Sistem Aura Infinity.Maaf telah menunggu lama...Karena Ada beberapa soal yang harus penulis rampungkan, maka novel ini akan dilanjutkan setelah penulis menyelesaikan urusannya. Tentu dengan upaya agar gaya penulisan yang lebih ringan dan informatif (ya semoga saja) ....Terima kasih untuk yang berkenan membaca atau selainnya, penulis sangat mengapresiasi itu.maaf untuk banyak kesalahan dan kalimat yang menyinggung. Sungguh penulis hanya bermaksud menghibur dan moga tulisan sederhana ini bisa jadi Manfaat besar dalam kenyataan para pembaca....Nantinya penulis akan buatkan episode tambahan lebih dulu sebelum memasuki jilid 3. Beberapa episode jilid 2 pun sudah penulis revisi--artinya novel ini masih Berlanjut Sekalipun Sepi Peminat. Kalau semua ini kurang memuaskan, atau bahkan buruk yaaaa... aku kembalikan pada kebijaksanaan para pembaca....Terima kasih...
Bab 7: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 0).Bangsa Tanah / Eartheia ....Konon nomor 0 adalah angka terakhir yang ditemukan setelah melalui angka 1 sampai sembilan ....Pun konon, siapa yang terkoneksi dengan Sistem secara langsung dia adalah budak dari Sistem itu sendiri. Tidak ada yang begitu peduli pada seorang pria yang hidup sendiri dan terbuang di hutan Ozon selain dirinya sendiri. Bertahun-tahun di sana, bahkan biarpun dia terlahir dari keluarga yang paling dihormati di desanya, dia tampak selalu terasingkan tidak seperti anggota-anggota keluarganya, mengerjakan apapun selalu seorang diri.Semua bermula saat diantara kedua saudara kandungnya dia adalah si bungsu (anak ketiga) yang tidak mewarisi Aura; non-Auranias. Tidak sedikit pun berminat melestarikan pemahaman keluarganya yang konservatif; Ortodoks-Aura. Satu-satunya anak yang berbeda, yang vokal mengingkari cara hidup keluarganya. Memiliki cara pandang sendiri mengenai dunia Aura dan cara kerjanya. Tidak sepakat harus se
Episode 295: Ketika Sudah Punya Segalanya Kita Umumkan Bahwa Hidup Ini Mudah Dan Indah. 18:44.Badai salju!Dalam rangka bermain bersama teman-temannya Zihao terpaksa menundanya lantaran derasnya arus badai yang menerpa Kota New Feel dan sekitarnya. Akan amat berbahaya kalau ia bermain di luar ruangan dalam cuaca yang dapat menerbangkan dua ekor kuda.Sekarang di kamarnya, Zihao menikmati lagi masa kanak-kanaknya dengan membaca komik Adiwira Auranias Cahaya Generasi Klasik. Komik yang cocok buat anak seusianya. Bahasa yang ringan tidak berbelit-belit, topik yang santai tidak berlebihan, banyak humor yang pas, tanpa bualan-bualan kontroversial, tanpa bunuh-membunuh, benar-benar pantas untuk melepaskan penat dan menghibur diri.Namun, begitu kebosanan mengintervensi jiwanya, dia meninggalkan kamarnya untuk lalu duduk bersama Mama-nya di sofa ruang utama. Sambil menonton acara televisi yang kesulitan mendapatkan sinyal karena badai yang berlangsung, sehingga hanya beberapa stasiun televi