Episode 21: Membuka Tabir Kenyataan Ilusif.
Baskara yang terang menyilaukan terbit dari ufuk Timur, mengikis hitam malam, mengganti hari, membawa harapan yang baru. Terus meninggi memamerkan cahaya dan panasnya ke bumi.
Alternasi waktu: 10 / Bintang Cancer. Musim hujan.
Dalam sebuah hutan di provinsi Tenggara, tepat di sebuah gua di kaki pegunungan bersalju, sosok bertopeng cermin tengah menanti dengan tabah pria berjanggut.
20 jam lebih sebagai waktu yang telah dilampauinya demi sebuah penantian. Dan berlanjut sampai sekarang sesuai kesepakatan.
Sang surya tanpa diadang awan-awan tebal sudah dengan gagah terpancang megah di kulminasinya. Tengah hari yang panas meliputi negara bersalju ini.
Sosok itu selayaknya patung lilin, hanya berdiri tegak tanpa banyak tingkah, tanpa pegal atau tanpa lapar sudah berjam-jam terpaku sendirian. Berdiri menghadap ruang hampa dengan pemandangan lembabnya bebatuan dan pasir.
Sul
Episode 22: Kesadaran Radikal, Kebenaran Yang Bersemayam Dalam Gelapnya Bayangan.Sehubungan dengan pengampunan yang diberikan pengadilan terhadap Jenderal A Aldia, dan diantaranya sebagian pihak menentang afirmasi tersebut. Maka dari itu, lazim bila beberapa individu keberatan dengan itu. Tetapi, kembali pada tokoh yang membenci pemahaman Aldia karena mengancam keberlangsungan pemerintahan. Sosok yang menentang keputusan peradilan terhadap pengampunan untuk Aldia rupanya bernama Aleo De Canopus. Sosok yang telah bekerja sama dengan dua tokoh bertopeng cermin itu sekarang berjuang meraih keadilan sesuai prinsipnya. Dalam sebuah gedung berlantai 5 Mahkamah Agung Kemiliteran provinsi Barat, yang berdiri tegak di sisi kota Aurania yang berselimut salju, pria berpenampilan perlente itu telah mendapatkan izin untuk bersua dengan Hakim Agung Militer Barat. Ruangan berlabel 'Hakim Agung Kemiliteran Barat' yang beraroma melati serta memiliki arsitektur ruangan sederhana (ruangan kerja ber
Kerangka berpikir mayoritas penduduk negara Bangsa Selatan berasaskan Sosial-kebudayaan yang lantas dikembangkan sebagai sosial-nonpemerintahan. Itu pun relevansinya hanya dalam bernegara. Sehingga ada atau tidak adanya pemerintahan dampak itu tidaklah begitu berarti dalam kemasyarakatan. Mengolaborasikan paham yang mengacu pada kebutuhan sistem bernegara dan paham yang mengacu pada nonpemerintahan terpusat menjadi perkara yang kesannya muskil. Tetapi dengan bangga kedua paham yang kontradiktif itu dapat bersinergi dalam negara Bangsa Selatan meskipun diiringi perselisihan tragis maupun melahirkan gagasan baru. Sosial-nonpemerintahan tidak memerlukan pemerintahan untuk mengatur kemasyarakatan dan naluri sosial menjadi penunjang keperluan masyarakat dalam menggerakkan roda kehidupan yang adil. Pertama, dalam kaitannya sosial yang mana menguasai beberapa sarana dan prasarana seperti: Aset, jasa, barang produksi / distribusi, dan segala macam bentuk usaha yang berkecimpung demi pub
Episode 24: Nilai Dari Kematian Selaras Gaya Hidup.Alternasi waktu: 21 / Bintang Cancer. Musim hujan.Hujan menerpa hari ini. Deras yang dinginnya seolah mencakar kulit. Butiran-butiran es sebesar biji jagung terbawa bersama hujan. Kediaman Aldia selalu nampak sunyi, yang pagi ini kegiatan belajar-mengajar bersama Erika tidak dihadiri Kael. Hanya Eriel yang melakoni agenda studi seperti hari-hari biasanya—butuh tiga hari bagi Eriel De Atria hanya untuk kembali terbangun dari tak sadarkan dirinya. Tetapi, di halaman belakang rumah, tepat di ruang bawah tanah yang nyaris hanya berdinding tanah, berlantaikan semen polos seakan ruangan ini belum rampung dibangun lantaran terlalu malas kalau hasilnya terlalu bagus, dan beberapa meter dari tangga pintu masuk, sosok remaja malas tengah tertidur pulas di atas tikar jerami yang sering memicu gatal-gatal di kulit, bersandarkan pada jeruji besi yang mengurungnya di sana. Sebab begitulah, semua kronologi pertarungan antara Kael, Eriel serta pr
Episode 25: Pengampunan Yang Tulus Itu Mestinya Tanpa Syarat.Pada malam harinya, bersama cuaca yang masih menyajikan guyuran hujan es dalam intensitas deras, Kael dengan kerendahan hatinya berlutut di depan mamanya—posisinya masih di balik jeruji besi bungker, sementara Aldia di luar bersama Eriel. “... sekali lagi, ampuni kebodohanku. Maafkan kesalahan dan kekuranganku saat nyatanya tidak menunjang kebaikan. Lalu untuk Eriel, adikku tercinta ... maafkan aku telah menjadi kakak yang tidak dapat diandalkan ....”Kael berpasrah diri sekalipun batinnya bergejolak lantaran harga dirinya serasa digadaikan. Dia nampak serius, dan memang serius.Akan tetapi, entah adakah Aldia dapat melihat keseriusan putranya. Atau malah melihat adanya kesepakatan yang telah dibuat Kael pada Eriel. ”Apa yang membuat mama harus percaya kalau permohonan maafmu itu adalah hasil penyesalan hatimu, bukan manipulasi? Dan premis apa yang membuat mama pantas mengampunimu? Bagaimana bisa mama percaya kalau di masa
Episode 26: Kalau Gagal Coba Kembali, Siapa Tahu Kegagalan Berikutnya Lebih Berarti. Aldia menyadari bahwa putra-putrinya mesti berkembang lebih pesat kearah yang progresif. Kekalahan dua anaknya dengan Lunio adalah premis yang mendasari pikirannya untuk bertindak. Dia punya rencana. Tapi sementara itu, markas militer komando 13 yang seluas dua puluh tiga hektare menjadi destinasi sang jenderal—pusat Kemiliteran Komando 13. Gedung bercat kelabu berlantai 5 berarsitektur serupa dengan sarang lebah itu adalah lokasi keberadaannya. Wanita berambut hijau itu tengah berdiskusi bersama beberapa staf kemiliteran di ruangan rapat. “... manuver p-politik dari lima pihak d-di kota Aurania k-kian gencar ....” Seorang wanita muda bergaya bicara gagap mengutarakan topikalitas diselenggarakannya rapat ini. “Dari b-banyaknya persoalan ya-yang terdeteksi, terdapat sa-satu persoalan pelik yang se-sejatinya berkembang secara signifikan. Salah s-satu persoalan lainnya me-menyangkut independe
Episode 27: Semoga Semua Pelayanan Ini Diterima Sang Kegelapan Abadi. DALAM beberapa bintang/bulan berikutnya Jenderal A Aldia mengurus banyak persoalan pelik yang mengharuskannya tidak pulang ke rumah. Persoalan yang nyatanya telah mengguncang lagi psikisnya, yang menjadikannya dilema dalam opsional sebuah keputusan, bagai 'buah simalakama'.Merelakan dua anaknya melaksanakan rutinitas studi mereka sebaik-baiknya, menaruh percaya pada mereka walau entah apakah Kael dan Eriel dapat konsisten belajar dan selalu akur.Tentulah, Aldia tak dapat menarasikan pada putra-putrinya tentang fakta yang sesungguhnya telah terjadi dalam negaranya sendiri. Terlalu berat untuk sekarang dua anaknya terlibat kasus internal di negerinya sendiri dengan kondisi mental, fisik dan ilmu mereka yang belumlah kompeten.Dan untuk Erika, wanita 40 tahunan itu selalu konsisten melaksanakan kewajiban dan tugasnya tanpa hal aneh-aneh yang mengusik penugasan sang jenderal. Alternasi waktu: 02 / Bintang Capricon.
Episode 28: Rasa Sakit Yang Jadi Alasan Mencapai Kebahagiaan, Ketidakberdayaan.“Sejalan dengan apa yang pernah Mama bilang; kita akan melakukan ujian dengan hadiah kebebasan.”Aldia mulai menjabarkan motif kehadirannya di sini. “Dengan begitu, tiga insan di depan kalian ini termasuk dalam ujian tersebut ....”Apa yang sang jenderal itu kemukakan perlahan membayar semua keheranan Eriel dan Kael. Rupanya tiga individu itu menjadi soal dalam ujian.Lalu Aldia menyodorkan sebilah pisau seraya menitah, “Cabut nyawa mereka untuk kebebasan kalian ....”Sontak bukannya senang karena dengan begitu ujian menjadi mudah, malah menjerumuskan Eriel dan Kael ke dalam kebingungan yang mengguncang psikis mereka. Karena sejujurnya ini diluar perkiraan dan prasangka. ”Ini terlalu berat.“ Kael sampai mencetuskan pendapat untuk tidak habis pikirnya. “Ta-tapi ... kukira kita akan bertarung?” timpal Eriel untuk ketidakmengertiannya. ”Kapankah Mama bilang ujian kalian akan bertarung?“ sindir Aldia untuk
Episode 29: Hanya Karena Masalah Terlihat Sama, Bukan Berarti Diselesaikan Dengan Cara Yang Sama.ALDIA beserta dua prajuritnya telah kembali berdinas sekalian mengurus tiga jasad yang sampai detik ini tidak diketahui motif mereka hingga dijadikan objek ujian sang jenderal. Latar belakang ketiga korban saja tidak diketahui.Sementara di kamar, Eriel sedang duduk bersila di lantai sembari konsentrasi dalam semadi Aura-nya. Meningkatkan lagi kualitas Aura yang dimilikinya. Pukul 14:03. Siang yang mendung agak kejinggaan, Kael De Atria menyusuri perhutanan secara sembunyi-sembunyi, membawa bekal pancingannya hanya demi menuju danau favoritnya. Walakin, bukannya gembira karena dirinya kini tiba dengan selamat di lokasi memancing, Kael malah mendekus jengkel saat menyadari bahwa di area danau ini sudah hadir seorang gadis menyebalkan. Sosok itulah yang serta-merta membuat Kael terpaku bimbang di bibir danau yang membeku—bimbang antara kembali pulang atau tetap memancing walau ditemani s
Bisa dilihat oleh mata telanjang bagaimana kehidupan rakyat Utara-Daya yang sangat majemuk. Tujuan dan kebutuhan yang menggerakkan tiap-tiap elemen masyarakat. Tradisi yang mengakar, norma yang menata, iklim yang mendukung adalah bagian terpenting dalam mendorong kemajuan tiap-tiap wilayahnya. Dengan populasi 300 juta lebih negara Utara-Daya jelas sangat kuat disektor sumber daya manusia. Sementara pengerahan optimasinya telah memenuhi hingga ke ruang-ruang kepentingan banyak manusia. Keragaman berbudaya, perbedaan cara pandang, konflik ekstrem pada akhirnya membangkitkan tekad luhur mereka dalam bersatu dan mengambil peran besar bagi dunia Aura. Mereka sudah berpikir besar. Tentang dunia. Tentang umat manusia. Tentang alam tempat mereka tinggal. Tentang ilmu pengetahuan yang mencerdaskan mereka. Seluruh realitas itu memandu mereka kepada setiap zaman dan generasi. Ratusan atau ribuan tahun yang mereka peroleh dalam persatuan suatu masyarakat jelas adalah bukti nyata betapa mereka la
Nyatanya, pertemuan Eriel dengan Pangeran Nein Al-Manamah dilakukan di hari berikutnya dengan sejumlah pengarahan yang telah disetujui. 3471-13-Pisces (Musim Kemarau). 15:11.Inilah ruangan bagai kantor, tidak banyak ornamen dekoratif, berdinding yang terlukis berlian ungu dengan lantai dari marmer kebiruan yang luasnya 4x5 meteran dan hanya diisi oleh dua orang tanpa pengawalan, tapi selalu siap sedia menghadapi situasi yang mengkhianati kondusif. Keduanya duduk di kursi depan meja bundar saling bertatap muka. Semuanya sudah diatur. Dipersiapkan. Hanya saja, supaya mendapatkan impresi keakraban maka basa-basi dan bercerita ringan diluapkan keduanya. Menyoal pertemuan mereka yang bukan kali pertama. Mengungkapkan istri Pangeran Nein yang tengah mengandung anak pertama, harapan baru untuk generasi baru. Membahas anak tunggal Eriel yang ditinggalkan untuk waktu yang tidak diketahui. Bercerita tentang hewan-hewan ajaib di dunia Aura yang mengalami evolusi ekstrem, termasuk membahas soal
Maka datangnya rombongan Pangeran Nein Al-Manamah ke dalam kelas seketika menyudahi pemaparan sejarah Kerajaan Utara-Daya yang disampaikan sang guru. Dalam ruangan bertema metalik yang memiliki atap cekung keperakan dan lantai dari marmer beliau disambut kegirangan dan hangat oleh seluruh murid. Figur laki-laki berusia 35 tahunan pemilik rambut keperakan yang dipotong agak panjang belah tengah, berjubah rumit serba nuansa kelabu metalik dengan tinggi 2 meteran yang tidak lain merupakan sang putra mahkota Pangeran Nein Al-Manamah.Merupakan tanggung jawabnya menginspeksi generasi penerus bangsa Utara-Daya di akademi Aura kali ini guna memperkuat persepsi bahwa anak-anak bangsa ini memiliki generasi pendahulu yang hebat dan berdedikasi tinggi, pun meninjau langsung bagaimana pelaksanaan pendidikan terjadi. Pendidikan yang terbaik pada generasi penerus merupakan investasi jangka panjang. Sebab negara maju dengan kurikulum pendidikannya yang maju dan menunjang banyak inovasi berangkat d
Jadi ini soal pasang surut tata kelola dunia. Mengambil referensi langsung dari sejarah kejatuhan dan kebangkitan tiap-tiap kaum. Dari zaman awal yang memiliki materi tata kelolanya sendiri, hingga zaman baru yang lebih inovatif sebagaimana masalahnya, dan tiap-tiap pergantian pada zaman ada kaum pembaharunya, ada tawaran baru yang pasti akan jadi kebutuhan dasar setiap kaum.Maka berangkat dari sana, bangsa Selatan memiliki perhitungan akan adanya kebutuhan dunia yang berkaitan dengan suatu pondasi yang menjembatani antar dunia sehingga datanglah pemahaman kepemimpinan dunia. Bangsa Barat yang memiliki atribut akan kebutuhan pendidikan mendatangkan pemahaman alam materialistis. Bangsa Timur memiliki skema dualisme kebutuhan warga dunia yang mendatangkan pemahaman etika metafisika dan bangsa Utara yang menawarkan keamanan akan semua daya tawar itu mendatangkan ilmu manajemen. Sehingga—dari bermacam perpaduan tesis-antitesis—lahirlah, tawaran Kekaisaran Satu Dunia Tetua Alara yang ber
Atas kegaduhan dan isu-isu politis yang menghinggapi dihampir seluruh negara-negara dunia Aura, Eriel De Atria lekas disidang oleh petinggi kerajaan Utara-Daya dan petinggi Majelis Utama-Aura Internasional.“... jadi maksud Reformasi Ekosistem Dunia Aura adalah langkah kudeta terhadap rezim Tetua-Alara?”Kembali pertanyaan interogatif datang dari petinggi Majelis Utama-Aura menyerang Eriel De Atria—mereka menggunakan bahasa bangsa Selatan supaya target dapat lancar menyampaikan informasinya.“Secara literal bukan.” Dengan keyakinan utuh dan ketenangan sikap Eriel membalas. “Bukan.”“... tapi indikasinya ada 'kan?”“Tidak. Karena itu bukan tujuan.”Di ruangan bernuansa perak metalik agak gelap sidang berlangsung, tapi tepat di dalam tabung akuarium (Tabung Penghakiman) yang berposisi pada tengah-tengah ruangan sang Pewaris-Aura Cahaya itu berdiri di sana. Disoroti lampu putih terang dengan meredupkan sisa lampu-lampu lainnya seakan hendak menunjukkan siapa penjahatnya. Dia bahkan telah
... sang pemenang yang menuliskan sejarahnya ....Dalam literatur sejarah dunia Aura, bangsa Utara-Daya dikenal tidak hanya sebagai pemimpin bangsa-bangsa dunia Aura di masa 'dunia baru' ini, melainkan kaum Aurinas aslinya yang juga sangat kuat serta ditopang sektor ekonomi dan teknologi yang menjadi acuan nomor satu dunia. Pemenang hegemoni kepemimpinan dunia Aura baru. Penguasa dan navigator utama dunia Aura. Sang Jenderal Dunia ....Tentu saja, perannya secara signifikan disektor penentuan perdamaian, keamanan dan pengelolaan sumber daya di berbagai belahan dunia merupakan acuan label 'Jenderal Dunia' yang dialamatkan kepada bangsa Utara-Daya. Dibalik banyaknya pertikaian dan kritik atas sentuhan-sentuhan pengaruhnya, pekerjaan mereka yang konsisten dan mulia tetap saja patut disanjung.Terdapat tiga ras asli yang dimiliki benua Utara, salah duanya yakni ras Neoronoid yang mendiami bangsa Utara-Daya dengan ciri kulit putih kemerahan, postur tubuh yang tinggi, mata hijau, bibir teba
08:08 pagi yang dihujani salju-salju ....“... apapun yang terjadi, ayah dan mama akan menyelesaikan ini ...!”Kalimat berkonotasi menenangkan itu datang dari seorang pria berkumis 40 tahunan (Aryan Diprana) kepada kedua anaknya yang terbilang masih dini dan tidak mengerti masalah orang dewasa.“... jagalah adikmu, ya ... mama dan ayah akan kembali,” timpal wanita 37 tahunan berambut panjang merah (Lenaya De Antares) yang memperkuat argumen suaminya.Seorang anak laki-laki 12 tahunan (Arsien De Antares) dengan adik perempuannya 6 tahunan (Thiara Lue Mall) tengah disembunyikan di bawah kasur. Mereka sempat protes dan melakukan pemberontakan kecil kendati yang paling mungkin mereka lakukan adalah sembunyi entah sampai kapan ....”HEI KAMU BAJINGAN ...! KELUARLAH ...!“”KELUARLAH KAMU MONSTER ...!“Kira-kira selusin anggota kelas prajurit pangkat C dan seorang personel militer kelas sersan pangkat B (Uzzha De Canopus) telah mengepung rumah dua lantai bergaya panggung bercat batik Parang
“... terus terang saja, aku tidak mengira rumor Auranias Cahaya di bangsa ini ternyata benar adanya.””... beberapa kelompok menganggap Pewaris Aura Cahaya yang tersisa di bangsa kita sebagai pembaharu—dalam narasi positif.“”... mengapa Anda tidak pernah memamerkan ilmu Aura Cahaya Anda ke muka publik?“”... apakah Anda betul-betul hendak melakukan suatu perubahan atau ...?“”... sepertinya Anda punya keterkaitan dengan Eriel De Atria sebagai sesama Auranias Cahaya ya?“”... semestinya Anda dari dulu hadir karena mereka yang menunggu Auranias Cahaya pasti senang dan melindungi Anda!“”... apakah kamu orang yang sama dengan Auranias Cahaya bertopeng di desa Moon?“”... apa rencana dirimu ke depan menghadapi tantangan dunia Aura ini?“Mendapatkan beragam reaksi dan komentar sebagai Pewaris Aura Cahaya dari para tamu, Kael De Rigel menggubris secara hati-hati, bicara secukupnya. Dengan tanpa membuka celah untuk menelusuri latar belakangnya secara mendetail.Tidak salah lagi, gedung ber
Di hari berikutnya. Pagi. Pukul 09:11 ....“... ini seperti kamu tidak harus wafat hanya untuk mengetahui bahwa kita pasti mati ...,” tutur seorang pemuda berambut merah ikal panjang (non-Auranias, Rieda Lim) menata meja panjang dengan menaruh botol-botol minuman sirup bermerek Insomia.“Lantas ... kamu akan percaya begitu saja pada seseorang yang memaksakan diri untuk merampok bangku kepemimpinan Ketua Zeno? Toh hanya karena dia Auranias yang kita cari-cari sangat tidak benar kalau kita membenarkan prilaku sewenang-wenangnya,” papar pemuda berambut biru cepak (non-Auranias, Juan Chul) menata gelas-gelas di atas meja.Lalu Rieda menghentikan kegiatannya hanya untuk memandang rekannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya membalas, ”Hadeehhh ... Juan, Juan ... untuk mendapatkan sesuatu kita mesti mengorbankan sesuatu.“Juan terdiam, menatap Rieda sungguh-sungguh dan tidak percaya temannya tidak bisa menerima kritikannya.3471-11-Pisces. (Musim Hujan).Acara inaugurasi hari ini akan ter