"Mandy?"
Perempuan itu menoleh, mengulas senyum simpul di bibirnya.
"Stevan meneleponku, menyuruhku datang untuk merawatmu. Dia mengatakan bahwa kau sedang sakit sehingga aku buru-buru datang ke sini. Dokter sudah menyuntikkan obat penurun panas dan sepertinya suhu tubuhmu sudah turun," ucap Mandy dengan meletakkan handuk yang sudah diperas itu ke kening Zack.
Zack menahan lengan Mandy yang akan meletakkan handuk itu di keningnya.
"Seharusnya kau tidak perlu datang."
Zack bangun dari tidurnya, berdiri menghindari Mandy. Sungguh ia tidak ingin bertemu dengan perempuan itu.
"Aku sudah sembuh, sebaiknya kau segera pulang," ucap Zack sambil berjalan ke depan untuk membuka pintu kamarnya, mengusir Mandy secara halus.
"Zack, aku tahu kau marah kepadaku. Tapi tolong, jangan menghukum dirimu seperti ini. Aku tidak ingin kau sakit karenaku."
Zack mengulas senyum getir, menertawai dirinya sendiri. Apakah sebegitu menyedihkannya dirinya h
"Apa ini cukup?" tanya Zack sambil mendorong troli belanjaannya."Cukup. Kita hanya butuh minyak sayur saja, setelah itu pulang."Nayla bersama Zack sedang berbelanja di supermarket, membeli bahan-bahan untuk memasak menu makan malam. Mereka berencana melakukan makan malam romantis dengan memasak sendiri sebagai perayaan hari di mana keduanya sudah resmi sebagai sepasang kekasih berbeda alam.Karena Zack tidak pernah memasak sebelumnya, sehingga mereka membeli beberapa peralatan masak dan banyak bahan makanan beserta bumbu dapur yang sangat asing bagi Zack.Beberapa orang yang kebetulan melihat Zack dengan banyaknya barang belanjaan yang sudah menumpuk di troli sedikit heran, tetapi tak ayal juga mereka mengagumi lelaki itu.Kadar ketampanan laki-laki akan bertambah berkali lipat jika sedang menggendong anak. Namun, jangan salah, lelaki yang sedang mendorong troli yang penuh dengan bahan masakan seperti sayur, buah, ikan dan daging pun bisa
Zack tampak sibuk berkutat dengan komputernya, ia masih bingung dengan apa yang telah ia lihat dari hasil rekaman CCTV.Zack sering kali melihat Nayla melakukan pekerjaan manusia seperti membaca, menangis dan memasak yang beberapa kali mereka lakukan akhir-akhir ini. Nanun, sebuah arwah mencuri uang, bukankah itu sangat aneh?"Apa kau sedang memikirkanku?"Nayla yang baru saja datang menepuk bahu Zack dari belakang. Lelaki itu menoleh, tangannya terulur menyentuh tangan Nayla, lalu mencium punggung tangannya mesra. Ia memutar tubuhnya bersamaan dengan kursi putar yang sedang ia duduki menghadap Nayla."Iya, aku ingin menanyakan sesuatu hal. Apa kau bisa membantuku menjawabnya?" tanya Zack kemudian."Katakan saja. Tentu aku mau membantumu!"Zack berdehem sejenak, mencari kalimat yang tepat agar Nayla tidak merasa tersinggung. Karena pertanyaannya mungkin kali ini berkaitan dengan fisiknya yang berupa makhluk tak kasat mata."Apa semua
Tim Arnold menghentikan sirinenya dari jarak yang agak jauh dari cabang bank yang dimaksud, berupaya agar pencuri itu tidak mendengar bahwa polisi datang mengepungnya.Stevan dan dua orang lainnya ditugaskan untuk menunggu di atas jembatan di mana ia nantinya berjaga jika pencuri itu bisa kabur dengan cara yang tidak di sangka-sangka seperti sebelumnya. Sehingga dengan jarak seperti itu Stevan dan dua anggota kepolisian yang lain bisa mengamati pergerakan pencuri dan segera mengejarnya.Opsir Arnold dan enam anggota kepolisian yang lain segera menuju cabang bank nomor 201, mereka ditugaskan untuk siaga dan menajamkan pendengaran sekaligus pengelihatan agar tidak kembali terkecoh dengan ulah si pencuri. Meskipun beberapa anggota kepolisian yang masih menyukai hal berbau mistis mengatakan bahwa pencurinya adalah sosok hantu dan tidak mungkin tertangkap, tetapi ia yakin bahwa itu semua hanya omong kosong."Apa kau sudah menangkapnya?" tanya opsir Arnold
"Zack, apa kau sudah tidur?"Stevan yang tidur di samping Zack menoleh ke arah lelaki itu, tangannya sedikit mengguncang bahu Zack untuk memaksa lelaki itu menjawab pertanyaannya."Heemm." Hanya gumaman yang keluar dari bibir Zack."Ya, setidaknya kau mendengarku. Apa kau pernah merasakan jatuh cinta?" tanya Stevan dengan meletakkan kedua tangannya menyilang di belakang kepalanya dan menjadikannya sebagai alas kepala, matanya menatap langit-langit kamar dengan wajah berseri-seri."Heem," jawab Zack pendek."Bagaimana rasanya? Apa kau merasakan sengatan listrik di kulitmu saat bersentuhan dengannya? Atau kau merasakan detak jantungmu berpacu lebih cepat dan hampir saja keluar ketika dekat dengannya?"Zack menoleh dengan malas ke arah Stevan yang sedari tadi mengoceh, padahal Zack sudah sangat mengantuk dan membutuhkan waktu istirahatnya agar bisa bangun dengan kondisi tubuh yang segar."Kau mencintai Yuta?" ucap Zack yang langsung meme
"Mengapa wajahmu berubah pucat saat melihatku, Opsir Zack," ucap lelaki itu yang merupakan tuan Hendriq, salah seorang mafia kejam yang jejak kriminalnya tidak bisa terendus pihak kepolisian. Zack segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang dan dingin. Ia beranjak dari duduknya, berdiri dengan tangan terulur untuk menjabat lelaki di depannya itu sebagai sikap profesional dan disambut dengan baik oleh tuan Hendriq. "Silakan duduk kembali, Opsir Zack," ucap lelaki itu dengan sikap ramah. Zack mengangguk, kembali ia mendaratkan pantatnya di sofa empuk dengan kedua siku menumpu di bagian paha. "Saya ingin bertemu dengan tuan Higashino, untuk melanjutkan penyelidikan kasus pencurian berantai yang terjadi di beberapa cabang bank keluarga Higashino." Tuan Hendriq tersenyum tipis, ia tampak mengangguk-angguk ketika opsir Zack mengutarakan maksud tujuan kedatangannya di kediaman Higashino. "Ayah sedang sakit, mungkin kau bisa menanya
Zack memacu motornya dengan cepat, ia meminta Nayla untuk kembali ke rumah sakit terlebih dahulu. Pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Apakah ia akan kehilangan Nayla? Baru saja ia membuka hati untuk perempuan lain setelah pengkhianatan Mandy, tetapi ia harus kehilangan perempuan itu lagi. Zack tidak bisa menerimanya, Nayla harus kembali. Ia sudah berjanji akan menikahi gadis itu setelah ia sembuh nanti. Zack memarkirkan motornya segera ketika ia sudah sampai di rumah sakit. Dengan hati yang gelisah ia berlari menuju ruang perawatan Nayla. Lift yang ia naiki pun saat ini terasa begitu lama. Matanya terus saja menatap ke angka yang bergerak lambat satu per satu menuju lantai atas di mana Nayla dirawat. Semakin angka itu bergerak naik, semakin cemas hatinya. Denting lift berbunyi bersamaan pintu ruangan sempit itu terbuka dengan sendirinya. Zack segera berlari keluar menuju ruang perawatan Nayla. Mata Zack terpaku melihat banyaknya anggota medis sedang
Komputer Zack masih menyala. Ia memperhatikan rekaman kamera pengawas dari segala penjuru yang ada di bank Higashino. Ia yakin akan ada petunjuk setelah beberapa kali bank tersebut mengalami pencurian secara berantai. Pencuri itu cerdas, tetapi tetap saja kejahatan akan terungkap serapi apa pun penjahat itu menutupinya.Beberapa jam hanya ia gunakan untuk melihat puluhan rekaman kamera CCTV dengan mata yang begitu awas. Zack tidak ingin ada satu hal kecil pun luput dari perhatiannya.Mata Zack menyipit melihat sesosok laki-laki mungil yang berada di sekitar cabang bank Higashino, tetapi sayangnya ia kesulitan melihat wajahnya."Opsir Zack, ada seseorang yang menitipkan ini untuk opsir Antony. Karena kebetulan opsir Antony izin, jadi saya berikan kepada Anda," ucap petugas jaga yang ada di pos pengaduan.Zack menerima tas kertas itu, lalu memeriksa isinya."Jaket Stevan," gumamnya kemudian."Di mana orang yang telah memberikan ini?""B
Zoe membawa mandy ke atas, di mana biasa disewakan kamar untuk para pemuja malam menuntaskan hasrat dengan para wanitanya.Kulit Mandy yang putih menjadi sedikit memerah. Senyum Zoe semakin melebar melihat obat yang ia masukkan ke dalam minuman Mandy bekerja dengan cepat. Dengan sikap yang lembut dan hati-hati Zoe membaringkan Mandy ke ranjang empuk yang sudah ia sewa sebelumnya."Zoe, tolong aku. Aku sudah tidak tahan. Rasanya tidak nyaman," ucap Mandy dengan sedikit mengeliatkan badannya."Sabar, Dear. Kita pemanasan sebentar."Bukan sekali Mandy melakukan hubungan terlarang itu bersama Zoe. Lelaki itu sangat royal kepada Mandy, setiap mereka berkencan tak jarang Mandy selalu membawa berbagai macam barang belanjaan mahal pemberian Zoe. Tetapi hal itu dibayar tuntas oleh Mandy dengan berakhirnya mereka di ranjang hotel.Namun malam ini, Zoe sepertinya tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya. Ia dengan licik mencampurkan obat ke dalam minuman Mand