Beranda / Romansa / Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat / Bab 22. Adrian membuat Alea Cemburu?

Share

Bab 22. Adrian membuat Alea Cemburu?

Penulis: White Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 23:36:02

Saat di dalam pesawat, Alea mendengus kesal lalu memalingkan pandangannya dari Adrian dan Larissa yang duduk di depannya. Dari sekian banyaknya kursi, kenapa juga dia dibelikan Adrian kursi yang ada di depan, berhadapan dengan pasangan menyebalkan itu.

Ia mencoba menahan diri untuk tidak melempar bantal kursi ke arah mereka. Sejak awal perjalanan ini sudah cukup membuat kepalanya pening. Dia masih kesal dengan apa yang terjadi semalam antara dirinya dengan Kael. Dan Adrian sengaja membeli tiket kursi pesawat berada di depan mereka. Bagaimana kepala Alea tidak semakin berdenyut. Bahkan meskipun Alea ingin tidur, dia tetap bisa mendengar suara Adrian dan Larissa di depannya.

Melihat Alea kesal, Adrian malah terkekeh pelan. Seolah tingkahnya itu sesuatu yang menghibur.

"Sayang, kenapa dia harus berada di depan kita? Kita jadi tidak bisa bebas bermesraan!" ujar Larissa, sengaja mengeraskan suara.

Nada suaranya dibuat semanja mungkin, dan jelas itu ditujukan pada Alea. Seakan-akan sedang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 23. Mengalah Bukan Berarti Bisa Ditindas Seenaknya.

    "Ini kartu kamarmu? Atau mau bergabung?" tanya Adrian dengan tatapan yang begitu santai namun mengundang, membuat Alea ingin menampar wajah pria itu sekeras-kerasnya. Betapa lancangnya dia bicara seperti itu, seolah tidak ada batasan, tidak ada etika, dan seolah tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang bisa menolak pesonanya yang ia anggap luar biasa itu.Mereka baru saja tiba di hotel yang sudah dipersiapkan Adrian sebelum mereka berangkat ke tempat ini. Dan baru masuk saja, Alea sudah dibuat kesal oleh Adrian. Alea menatap Adrian dengan tajam. Matanya menyiratkan amarah yang ia tahan dengan susah payah. Dadanya naik turun perlahan, menahan gejolak emosi yang siap meledak kapan saja. Di saat Larissa pergi ke toilet hanya untuk beberapa menit, pria ini justru memanfaatkan celah untuk melontarkan kata-kata yang tidak hanya menjijikkan tapi juga penuh kesombongan. Seolah dia adalah hadiah terindah dari surga yang layak dimiliki setiap wanita.Padahal, bagi Alea, Adrian justru sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 24. Datang Di saat yang Tepat.

    Dan seperti yang sudah Alea duga, dia akan banyak mendengar suara yang membuat telinganya ternoda.Meski Alea sudah berusaha menutup telinganya dengan bantal, dua orang yang merupakan pasangan menyebalkan di kamar sebelah itu sungguh membuat Alea geram. Suaranya tetap terdengar, entah menjatuhkan barang lah? entah si Adrian kutu kupret itu sengaja membuat suara-suara aneh lah? sungguh menyebalkan."Ya ampun, katanya orang kaya. Konglomerat, kok sewa hotel yang dindingnya gak kedap suara gini sih?" omel Alea.Padahal, Adrian sebenarnya sengaja melakukan semua itu. Pria itu ingin Alea resah, terangsang, dan akhirnya Alea tidak punya pilihan lain selain menerima rayuan Adrian. Sungguh konyol, pikirannya seperti itu.Alea bangkit dari tempat tidur dengan geram. Ia menepis bantal dari wajahnya, lalu duduk di pinggir ranjang sambil menarik napas dalam. Sorot matanya menyiratkan kejengkelan yang amat sangat, bukan hanya karena suara-suara dari kamar sebelah yang membuat malamnya rusak, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 25. Diminta Bertanggung Jawab

    Alea masih menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Saat ini pria yang memperkenalkan diri pada Alea dengan nama Kael sejak awal itu sedang memotongkan daging steak untuk Alea. Tapi, dengan sesekali melirik ke arah Alea juga.Alea yang merasa agak janggal dengan pertemuan mereka yang terjadi begitu sangat kebetulan itu pun mulai menatap Kael dan memindai pria itu dengan matanya yang tidak setajam elang itu. 'Pria ini, bukannya dia pria bayaran? Aku juga belum membayarnya lunas. Lantas bagaimana caranya dia bisa ke Prancis? Dan mantelnya itu, mereknya bahkan sama dengan yang diberikan Bibi Wulan padaku. Ini benar-benar mencurigakan!' pikir Alea sambil mencoba menyembunyikan kegelisahan dari raut wajahnya.Tatapannya tak lepas dari mantel berwarna abu gelap dengan potongan elegan yang melekat sempurna di tubuh Kael. Kainnya tampak mahal, tebal namun ringan, dan menjuntai anggun seperti mantel yang sering terlihat di peragaan busana musim dingin Paris. Alea memindai lagi, dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 26. Kael di Hotel yang sama

    Dan pada akhirnya, Alea membawa Kael ke hotel tempatnya dan Adrian menginap. Hotel berbintang lima yang berdiri megah di pusat kota Paris itu tampak bersinar di bawah pancaran lampu malam. Dingin musim semi yang menusuk tak mampu mengusir kehangatan tensi yang menggantung di antara mereka."Ini kartu kamarmu, besok pagi kita akan beli tiket..." ucap Alea datar, menyerahkan kartu kamar hotel kepada Kael.Kael menatap kartu itu di telapak tangannya. Ia memutar-mutar benda kecil persegi itu dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, seolah menyimpan beban perasaan yang jauh lebih besar daripada sekadar benda plastik berlapis magnetik itu."Sudah susah payah bisa berada di tempat ini, tapi malah harus pulang. Menyedihkan sekali!" sela Kael sambil memainkan kartu kamarnya di telapak tangannya, bibirnya menyeringai kecil namun matanya menyimpan nada protes yang nyata.Alea mendengus pelan. Udara di lobi hotel yang sejuk terasa semakin dingin karena ulah Kael yang menyebalkan. Bisa-bisanya pria i

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 27. Rencana Licik Adrian

    "Darimana kamu?"Deg.Jantung Alea seperti berhenti berdetak sejenak. Suara itu terdengar sangat dekat, dan entah kenapa, menyusup ke dalam tulang-tulangnya seperti hawa dingin dari ruang beku. Tubuhnya menegang, sebelum dia akhirnya memutar tubuhnya dengan cepat. Pintu kamar hotel yang belum sempat tertutup rapat kini terbuka sepenuhnya karena gerakannya.Matanya membulat. Shock. Terkejut bukan main. Tubuhnya sedikit mundur.Adrian.Laki-laki itu berdiri di dalam kamarnya, seperti sudah menunggu sejak lama. Wajahnya tenang. Bahkan nyaris tidak merasa bersalah seperti seseorang yang baru saja menerobos privasi orang lain.Alea menelan ludah. Tangannya refleks memegang gagang pintu seakan dia ingin keluar saja dari kamarnya itu. "Kamu! Bagaimana kamu bisa masuk kamarku?" tanyanya dengan suara yang meninggi, mencampuradukkan rasa takut, terkejut, dan kesal yang tidak bisa ia redam.Sikap tubuhnya berubah, siaga, waspada. Ini bukan situasi yang biasa. Alea tahu betul bahwa dia sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 28. Rencana Adrian Nyaris Berhasil

    Adrian terus menatap Alea. Wajah Alea sudah memerah. Pria itu melihat ke arah gelas yang di letakkan Alea di atas meja. Meski minuman yang dia tuang hanya seperempat gelas. Tapi, masalahnya bukanlah di minuman itu. Karena sebenarnya, Adrian mengoleskan obat di bibir gelasnya. Jadi ketika Alea minum, otomatis obat itu masuk ke mulutnya juga. Alea merasa sangat tidak nyaman. Matanya berat, dah tubuhnya terasa ada sensasi yang membuatnya merasa aneh. "Aku mengantuk, terima kasih minumannya. Aku..."Alea menjeda ucapannya ketika dia merasa kepalanya mulai pusing. Awalnya Alea pikir dia mabuk, tapi masa iya, hanya satu gelas saja mabuk. Dia mencoba menepis pikiran itu, mengira tubuhnya hanya lelah. Namun, saat dia mencoba berdiri dari duduknya, kepalanya seperti berputar. Tubuhnya pun terasa aneh, seolah ada sesuatu yang merayap dalam aliran darahnya.Rasa panas menyergap tubuhnya dengan cepat. Tenggorokannya terasa kering seperti padang pasir, haus yang tiba-tiba datang menyerang tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 29. Yang Usaha Adrian, yang dapat Hasilnya Kael

    Adrian yang melihat Alea keluar dari kamarnya, bergegas menuju ke kamarnya, dan membuka pintu yang membatasi balkon dengan kamarnya. Tanpa dia sadari, apa yang dia lakukan secara terburu-buru itu malah membuat suara yang cukup keras. Hingga Larissa terbangun."Sayang, ada apa?" tanya Larissa yang menyingkap selimutnya dan bangun, lalu merubah posisinya menjadi duduk. Rambut panjangnya yang tergerai berantakan menambah kesan lembut dari wajahnya yang masih terlihat lelah. Matanya setengah terbuka, berusaha memahami apa yang sedang terjadi.Adrian mengepalkan tangannya. Dia benar-benar tinggal satu langkah lagi mendapatkan Alea tadi. Nyaris saja, dan semua itu harus gagal sekarang. Napasnya masih memburu, bukan karena kelelahan, tapi karena emosi yang terpendam. Dia hampir memiliki Alea, hampir menguasainya sepenuhnya. Tapi suara pintu itu... suara bodoh itu membangunkan Larissa."Sayang, peluk!" kata Larissa yang merentangkan tangannya minta dipeluk oleh Adrian, seperti biasanya ketik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 30. Mulai Simpati

    Alea merasa kepalanya masih sedikit pusing, tapi gangguan yang lebih mengusik datang dari silaunya cahaya terang yang menembus kelopak matanya. Ya, seperti itulah saat sinar matahari pagi menyusup dari celah-celah tirai dinding kaca kamar hotel itu. Hangatnya menelusup ke kulit, namun menyakitkan di mata yang masih lelah."Kael."Begitu Alea membuka mata, nama itu langsung meluncur dari bibirnya. Suaranya parau dan pelan, seolah hanya ingin memastikan dirinya sendiri bahwa malam tadi bukan sekadar mimpi.Dengan tubuh yang masih berat, Alea mengubah posisinya menjadi duduk, bersandar pada sandaran tempat tidur yang empuk. Tangannya terangkat, mengusap wajah yang masih kusut oleh sisa-sisa tidur dan ingatan semalam yang menghantui pikirannya. Matanya menelusuri seisi kamar, menelisik setiap sudut, namun tak ada tanda-tanda keberadaan Kael di sana. Hanya keheningan dan aroma samar parfum pria yang masih tertinggal di udara.Alea menarik napas panjang dan berat. Ia ingat apa yang terjadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25

Bab terbaru

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 30. Mulai Simpati

    Alea merasa kepalanya masih sedikit pusing, tapi gangguan yang lebih mengusik datang dari silaunya cahaya terang yang menembus kelopak matanya. Ya, seperti itulah saat sinar matahari pagi menyusup dari celah-celah tirai dinding kaca kamar hotel itu. Hangatnya menelusup ke kulit, namun menyakitkan di mata yang masih lelah."Kael."Begitu Alea membuka mata, nama itu langsung meluncur dari bibirnya. Suaranya parau dan pelan, seolah hanya ingin memastikan dirinya sendiri bahwa malam tadi bukan sekadar mimpi.Dengan tubuh yang masih berat, Alea mengubah posisinya menjadi duduk, bersandar pada sandaran tempat tidur yang empuk. Tangannya terangkat, mengusap wajah yang masih kusut oleh sisa-sisa tidur dan ingatan semalam yang menghantui pikirannya. Matanya menelusuri seisi kamar, menelisik setiap sudut, namun tak ada tanda-tanda keberadaan Kael di sana. Hanya keheningan dan aroma samar parfum pria yang masih tertinggal di udara.Alea menarik napas panjang dan berat. Ia ingat apa yang terjadi

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 29. Yang Usaha Adrian, yang dapat Hasilnya Kael

    Adrian yang melihat Alea keluar dari kamarnya, bergegas menuju ke kamarnya, dan membuka pintu yang membatasi balkon dengan kamarnya. Tanpa dia sadari, apa yang dia lakukan secara terburu-buru itu malah membuat suara yang cukup keras. Hingga Larissa terbangun."Sayang, ada apa?" tanya Larissa yang menyingkap selimutnya dan bangun, lalu merubah posisinya menjadi duduk. Rambut panjangnya yang tergerai berantakan menambah kesan lembut dari wajahnya yang masih terlihat lelah. Matanya setengah terbuka, berusaha memahami apa yang sedang terjadi.Adrian mengepalkan tangannya. Dia benar-benar tinggal satu langkah lagi mendapatkan Alea tadi. Nyaris saja, dan semua itu harus gagal sekarang. Napasnya masih memburu, bukan karena kelelahan, tapi karena emosi yang terpendam. Dia hampir memiliki Alea, hampir menguasainya sepenuhnya. Tapi suara pintu itu... suara bodoh itu membangunkan Larissa."Sayang, peluk!" kata Larissa yang merentangkan tangannya minta dipeluk oleh Adrian, seperti biasanya ketik

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 28. Rencana Adrian Nyaris Berhasil

    Adrian terus menatap Alea. Wajah Alea sudah memerah. Pria itu melihat ke arah gelas yang di letakkan Alea di atas meja. Meski minuman yang dia tuang hanya seperempat gelas. Tapi, masalahnya bukanlah di minuman itu. Karena sebenarnya, Adrian mengoleskan obat di bibir gelasnya. Jadi ketika Alea minum, otomatis obat itu masuk ke mulutnya juga. Alea merasa sangat tidak nyaman. Matanya berat, dah tubuhnya terasa ada sensasi yang membuatnya merasa aneh. "Aku mengantuk, terima kasih minumannya. Aku..."Alea menjeda ucapannya ketika dia merasa kepalanya mulai pusing. Awalnya Alea pikir dia mabuk, tapi masa iya, hanya satu gelas saja mabuk. Dia mencoba menepis pikiran itu, mengira tubuhnya hanya lelah. Namun, saat dia mencoba berdiri dari duduknya, kepalanya seperti berputar. Tubuhnya pun terasa aneh, seolah ada sesuatu yang merayap dalam aliran darahnya.Rasa panas menyergap tubuhnya dengan cepat. Tenggorokannya terasa kering seperti padang pasir, haus yang tiba-tiba datang menyerang tanpa

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 27. Rencana Licik Adrian

    "Darimana kamu?"Deg.Jantung Alea seperti berhenti berdetak sejenak. Suara itu terdengar sangat dekat, dan entah kenapa, menyusup ke dalam tulang-tulangnya seperti hawa dingin dari ruang beku. Tubuhnya menegang, sebelum dia akhirnya memutar tubuhnya dengan cepat. Pintu kamar hotel yang belum sempat tertutup rapat kini terbuka sepenuhnya karena gerakannya.Matanya membulat. Shock. Terkejut bukan main. Tubuhnya sedikit mundur.Adrian.Laki-laki itu berdiri di dalam kamarnya, seperti sudah menunggu sejak lama. Wajahnya tenang. Bahkan nyaris tidak merasa bersalah seperti seseorang yang baru saja menerobos privasi orang lain.Alea menelan ludah. Tangannya refleks memegang gagang pintu seakan dia ingin keluar saja dari kamarnya itu. "Kamu! Bagaimana kamu bisa masuk kamarku?" tanyanya dengan suara yang meninggi, mencampuradukkan rasa takut, terkejut, dan kesal yang tidak bisa ia redam.Sikap tubuhnya berubah, siaga, waspada. Ini bukan situasi yang biasa. Alea tahu betul bahwa dia sudah men

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 26. Kael di Hotel yang sama

    Dan pada akhirnya, Alea membawa Kael ke hotel tempatnya dan Adrian menginap. Hotel berbintang lima yang berdiri megah di pusat kota Paris itu tampak bersinar di bawah pancaran lampu malam. Dingin musim semi yang menusuk tak mampu mengusir kehangatan tensi yang menggantung di antara mereka."Ini kartu kamarmu, besok pagi kita akan beli tiket..." ucap Alea datar, menyerahkan kartu kamar hotel kepada Kael.Kael menatap kartu itu di telapak tangannya. Ia memutar-mutar benda kecil persegi itu dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, seolah menyimpan beban perasaan yang jauh lebih besar daripada sekadar benda plastik berlapis magnetik itu."Sudah susah payah bisa berada di tempat ini, tapi malah harus pulang. Menyedihkan sekali!" sela Kael sambil memainkan kartu kamarnya di telapak tangannya, bibirnya menyeringai kecil namun matanya menyimpan nada protes yang nyata.Alea mendengus pelan. Udara di lobi hotel yang sejuk terasa semakin dingin karena ulah Kael yang menyebalkan. Bisa-bisanya pria i

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 25. Diminta Bertanggung Jawab

    Alea masih menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Saat ini pria yang memperkenalkan diri pada Alea dengan nama Kael sejak awal itu sedang memotongkan daging steak untuk Alea. Tapi, dengan sesekali melirik ke arah Alea juga.Alea yang merasa agak janggal dengan pertemuan mereka yang terjadi begitu sangat kebetulan itu pun mulai menatap Kael dan memindai pria itu dengan matanya yang tidak setajam elang itu. 'Pria ini, bukannya dia pria bayaran? Aku juga belum membayarnya lunas. Lantas bagaimana caranya dia bisa ke Prancis? Dan mantelnya itu, mereknya bahkan sama dengan yang diberikan Bibi Wulan padaku. Ini benar-benar mencurigakan!' pikir Alea sambil mencoba menyembunyikan kegelisahan dari raut wajahnya.Tatapannya tak lepas dari mantel berwarna abu gelap dengan potongan elegan yang melekat sempurna di tubuh Kael. Kainnya tampak mahal, tebal namun ringan, dan menjuntai anggun seperti mantel yang sering terlihat di peragaan busana musim dingin Paris. Alea memindai lagi, dari

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 24. Datang Di saat yang Tepat.

    Dan seperti yang sudah Alea duga, dia akan banyak mendengar suara yang membuat telinganya ternoda.Meski Alea sudah berusaha menutup telinganya dengan bantal, dua orang yang merupakan pasangan menyebalkan di kamar sebelah itu sungguh membuat Alea geram. Suaranya tetap terdengar, entah menjatuhkan barang lah? entah si Adrian kutu kupret itu sengaja membuat suara-suara aneh lah? sungguh menyebalkan."Ya ampun, katanya orang kaya. Konglomerat, kok sewa hotel yang dindingnya gak kedap suara gini sih?" omel Alea.Padahal, Adrian sebenarnya sengaja melakukan semua itu. Pria itu ingin Alea resah, terangsang, dan akhirnya Alea tidak punya pilihan lain selain menerima rayuan Adrian. Sungguh konyol, pikirannya seperti itu.Alea bangkit dari tempat tidur dengan geram. Ia menepis bantal dari wajahnya, lalu duduk di pinggir ranjang sambil menarik napas dalam. Sorot matanya menyiratkan kejengkelan yang amat sangat, bukan hanya karena suara-suara dari kamar sebelah yang membuat malamnya rusak, tapi

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 23. Mengalah Bukan Berarti Bisa Ditindas Seenaknya.

    "Ini kartu kamarmu? Atau mau bergabung?" tanya Adrian dengan tatapan yang begitu santai namun mengundang, membuat Alea ingin menampar wajah pria itu sekeras-kerasnya. Betapa lancangnya dia bicara seperti itu, seolah tidak ada batasan, tidak ada etika, dan seolah tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang bisa menolak pesonanya yang ia anggap luar biasa itu.Mereka baru saja tiba di hotel yang sudah dipersiapkan Adrian sebelum mereka berangkat ke tempat ini. Dan baru masuk saja, Alea sudah dibuat kesal oleh Adrian. Alea menatap Adrian dengan tajam. Matanya menyiratkan amarah yang ia tahan dengan susah payah. Dadanya naik turun perlahan, menahan gejolak emosi yang siap meledak kapan saja. Di saat Larissa pergi ke toilet hanya untuk beberapa menit, pria ini justru memanfaatkan celah untuk melontarkan kata-kata yang tidak hanya menjijikkan tapi juga penuh kesombongan. Seolah dia adalah hadiah terindah dari surga yang layak dimiliki setiap wanita.Padahal, bagi Alea, Adrian justru sepert

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 22. Adrian membuat Alea Cemburu?

    Saat di dalam pesawat, Alea mendengus kesal lalu memalingkan pandangannya dari Adrian dan Larissa yang duduk di depannya. Dari sekian banyaknya kursi, kenapa juga dia dibelikan Adrian kursi yang ada di depan, berhadapan dengan pasangan menyebalkan itu.Ia mencoba menahan diri untuk tidak melempar bantal kursi ke arah mereka. Sejak awal perjalanan ini sudah cukup membuat kepalanya pening. Dia masih kesal dengan apa yang terjadi semalam antara dirinya dengan Kael. Dan Adrian sengaja membeli tiket kursi pesawat berada di depan mereka. Bagaimana kepala Alea tidak semakin berdenyut. Bahkan meskipun Alea ingin tidur, dia tetap bisa mendengar suara Adrian dan Larissa di depannya. Melihat Alea kesal, Adrian malah terkekeh pelan. Seolah tingkahnya itu sesuatu yang menghibur."Sayang, kenapa dia harus berada di depan kita? Kita jadi tidak bisa bebas bermesraan!" ujar Larissa, sengaja mengeraskan suara.Nada suaranya dibuat semanja mungkin, dan jelas itu ditujukan pada Alea. Seakan-akan sedang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status