Namiya dan gadis bernama Putri yang di kurung di kamar yang sama di dandani oleh dua orang gadis di bawah pengawasan oleh wanita seperti bos yang di panggil madam tersebut.
Namiya dan Putri tidak bisa berontak karena selain ada sosok madam tersebut juga ada dua bodyguard bertubuh besar yang mendampingi madam itu. Di depan kedua bodyguard itu Namiya dan Putri di telanjangi dan di pakaian kan pakaian baru, sebuah gaun pendek setengah paha nyaris transparan berwarna merah menyala buat Namiya dan hitam pekat buat Putri. Saat pakaian nya di lucuti di hadapan dua pria tanpa ekskresi tersebut rasa nya harga diri Namiya sudah hancur seluruh nya. Setelah selesai kedua gadis itu di seret oleh kedua pria tersebut Namiya dan Putri hanya bisa melangkah terseok mengikuti pria pria tersebut. Namiya dan Putri dia bawa ke sebuah ruangan tertutup, di sana sudah ada lika gadis lain yang menggunakan pakaian kurang bahan yang sama seperti mereka berdua. Walaupun ada tujuh gadis di dalan ruang tersebut tapi tidak ada satu pun gadis gadis tersebut yang saling ngobrol. Namiya dan Putri yang merasa senasip saling menautkan tangan mereka untuk saling menguatkan. Tangan mereka sana sama gemetaran ketakutan, mereka berdua sudah bisa membayangkan hal buruk apa yang menunggu mereka saat lelang yang mereka bicara ka tersebut di mulai. "Aku takut mbak" lirih bisik Namiya dengan suara gemetaran. "Mbak juga sangat takut dek" ucap Putri dengan suara tak kalah ketakutan. Samar samar mereka mendengar suara di depan, seperti nya para peserta lelang sudah datang dan itu berarti nasib buruk mereka akan datang dalam waktu dekat. Air mata Namiya menetas, dia meratapi kelemahannya dan takdir buruk nya yang tergaris di telapak tangan nya. Satu persatu gadis gadis di sana di seret keluar dari ruangan hingga akhirnya nya hanya menyisakan Namiya sendirian saja, putri yang sangat ketakutan nyaris pingsan saat di seret keluar oleh dua orang bodyguard yang menyeretnya dengan kasar. Tapi entah karena lupa atau bagaimana saat mereka menyeret Putri yang seperti orang kesetanan kedua bodyguard tersebut lupa mengunci pintu, jangan kan mengunci mereka bahkan tidak menutup pintu tersebut dengan rapat. Namiya merasa mendapat karunia mendadak dari tuhan, dengan membuka sepatu hak tinggi yang di pasangkan dengan paksa ke kaki nya Nakiyah mengendap mendapat ke arah pintu. Berdasarkan jeda waktu antara pemanggilan masing masing gadis ada jeda sekitar sepuluh hingga lima belas menit. Dengan jantung berdebar debar Namiya melangkah keluar, ternyata pintu kamar tempat mengurung nya lumayan dekat dengan tempat madam mengadakan lelang, Namiya masih mendengar keributan di depan yang menyebutkan sejumlah uang secara bergantian. Namiya menatap sekeliling hingga akhir nya menemukan jalan ke arah dapur dan tempat cuci piring yang tadi dia lihat saat di bawa ke kamar tempat mereka menunggu di panggil. Dengan mengumpul keberanian Namiya berhasil sampai di dapur, tidak ada orang di sana, tapi ada satu pintu menuju keluar, Namiya hanya bisa berharap pintu tersebut tidak di kunci hingga dia bisa melarikan diri. Harapan nya terkabul, pintu memang di kunci tapi kunci nya tercantol begitu saja di lubang kunci. "Klik... Klik..." "Alhamdulillah ya Allah... Maaf Mbak Putri Miya kabur sendirian... Maaf...." ucap Namiya saat klik kedua saat kunci di putar terdengar di telinga Namiya. Cari gadis itu sampai dapat" teriakan madam terdengar dari dalam, wajah Namiya memucat dengan cepat Namiya berlari keluar, gelap... Tapi Namiya bisa melihat jalan besar tidak jauh dari pintu dapur. Dengan sekuat tenaga nya Namiya berusaha lari ke jalan raya, karena dalam bayangan nya jika dia di jalan raya pria pria di sana tidak akan berani mengejar nya, Namiya berencana berlari terus hingga nanti nya menemukan kantor polisi. "Aduh..." kaki telanjang Namiya tidak sengaja menginjak batu runcing, Namiya bisa merasakan ada cairan di kaki nya, seperti nya kaki nya berdarah. Tapi bukan itu yang Namiya takut kan, yang dia takutkan adalah dua pria di pintu depan yang mendengar suara teriakan kesakitan nya. "Itu dia...." "Kejar...." "Hai tunggu..." "Jangan lari..." "Berhenti..." Namiya tidak memperdulikan suara suara di belakang nya. Dia mempercepat langkah nya menuju jalan raya. Tanpa peduli dengan cairan merah yang membuat telapak kaki nya basah. Karena tubuh nya yang mungil, Namiya bisa lari lebih cepat, dia terus berlari sambil terus berteriak. Tapi entah karena malam yang sudah larut atau memang tempat nya yang sepi tidak ada toko atau apapun lagi yang masih buka di kawasan tersebut. Saat Namiya akan menyebrang tiba tiba... "Ciiittt...." "Prang..." Sebuah mobil yang melaju cukup kencang menabrak diri nya, tubuh Namiya terlempar beberapa meter. Melihat itu dengan cepat pria yang mengejar Namiya berhenti, mobil sedan maybach hitam yang menabrak nya juga berhenti begitu juga beberapa mobil lain nya. Suasana langsung ramai dan heboh. Pria muda yang membawa maybach keluar dari mobil bersama seorang wanita. Dengan di bantu beberapa orang di sana mereka berdua membawa tubuh Namiya yang berlumur darah masuk ke dalam mobil. Dan dengan mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan jalanan tersebut dengan membawa tubuh Namiya yang sudah tidak sadarkan diri. ***** Namiya membuka mata nya, hal pertama yang dia lihat adalah langit langit kamar putih bersih, Namiya merasa sakit di beberapa bagian tubuh nya. Namiya meraba kepala nya yang berdenyut denyut. Akhir nya dia sadar kalah kepala nya yang sakit tertutup perban tebal. "Ini di mana?" lirih suara Namiya terdengar oleh seorang wanita yang duduk menunggui nya. "Mbak udah sadar... Ini di rumah sakit, Saya panggilan kan suster ya" wanita berusia pertengahan empat puluhan tersebut bergegas berdiri dan berjalan keluar dari pintu. Tak lama dia kembali bersama seorang dokter dan perawat. Dengan cepat dokter tersebut memeriksa Namiya begitu juga perawat yang terlihat sibuk memeriksa infus dan mencatat beberapa hal yang di ucapkan oleh dokter. "Bagaimana rasa nya mbak? Apa ada yang sakit? Atau rasa tidak nyaman?" tanya pria tersebut. "Kepala..." ucap Namiya lirih. "Tentu saja, karena mbak baru saja menjalani operasi di kepala akibat pendarahan, dan mbak sudah koma selama empat hari, apa mbak ingat apa yang terjadi?" tanya dokter tersebut. Namiya menggeleng kan kepala nya. "Mbak mengalami kecelakaan lalu lintas, dan mengalami pendarahan hebat di kepala, untung saja pria yang menabrak mbak membawa mbak kesini dengan cepat hingga mbak bisa segera di operasi" ucap dokter tersebut. Mendengar penjelasan dokter perlahan lahan ingatan Namiya kembali, dia mulai ingat segala, dia sangat mensyukuri kecelakaan yang menimpa nya, lalu perlahan air mata nya mulai mengalir. "Dokter maaf apa boleh saya meminjam telepon saya harus menghubungi adik adik saya, mereka pasti sangat cemas..." tanya Namiya pada dokter di depan nya. ****"Dokter maaf apa boleh saya meminjam telepon saya harus menghubungi adik adik saya, mereka pasti sangat cemas..." tanya Namiya pada dokter di depan nya."Tentu saja..." ucap Dokter tersebut sambil menyerahkan ponsel nya pada Namiya setelah dia membuka kan kunci layar nya Namiya menekan dua belas nomor di ponsel tersebut, dua belas nomor yang dia ingat dan hapal di luar kepala, nomor ponsel adik adik nya di kampung. Saat Namiya membawa ponsel nya ke telinga di mendengar nada sambung hingga pada nada keempat panggil nya akhirnya di angkat oleh salah satu adik nya di kampung."Hallo siapa ini?" tanya sebuah suara dari seberang, dari gaya bicara dan suara nya Namiya sangat tau kalau itu adalah adik ke tiga nya Namira, si tombol yang gampang marah."Mira... Ini mbak" ucap Namiya lirih."Astagfirullah mbak... Mbak kemana aja...? Aku sudah menghubungi mbak dari dua hari yang lalu, Setelah mbak menelpon kami setelah bilang sampai di ibukota ponsel mbak nggak bisa lagi di hubungi," ucap Nami
"Bik... Bibik mau balik ke rumah sakit lagi menjaga anak itu?" Tanya seorang wanita cantik berusia pertengahan tiga puluhan menyapa bibik yang seperti nya akan segera berangkat. "Iya nyonya, kasihan anak itu di rumah sakit sendirian, apa lagi nyonya dan tuan memberikan dia kamar VIP, dia akan sendirian saja di dalam ruangan itu" ucap Bibik "Bagaimana keadaan anak itu bik?" Tanya sang Nyonya "Nyonya Moana tenang saja, semua sudah baik baik saja, kondisi Namiya juga sudah baik baik saja secara fisik, tapi tidak mental nya" ucap Bibik dengan nada sendu. "Jadi nama nya Namiya, nama yang indah,tapi apa maksud bibik? Apa dia mengalami PTSD setelah kecelakaan itu, astaga apa yang sudah kami lakukan" ucap wanita cantik bernama Moana tersebut. "Bukan nyonya, bukan kecelakaan itu yang membuat nya trauma, dia malah merasa sangat bersyukur telah di tabrak oleh mobil nyonya dan tuan, kejadian sebelum sebelum itu lah yang membuat nya trauma" ucap bibik. "Bibik ayo duduk dulu ceritakan ap
Allarick menatap Moana yang tertidur lelap di sisi nya, wanita yang dullu ceria dan energik kini kuyu dan kehilangan rona nya akibat kanker yang menjangkiti tubuh nya dua tahun terakhir. Walaupun saat ini sel kanker nya bisa di bilang sudah berhasil di bunuh tapi efek panjang pengobatan nya meninggalkan beksa yang terlihat jelas.Rambut yang nyaris botak, kulit kusam dan bersisik, tubuh kurus lemah dan sinar mata yang meredup tapi tidak sedikit pun cinta allarick berkurang pada Moana, malah melihat perjuangan wanita nya, cinta Allarick semakin besar saja dari waktu ke waktu.Allarick mencintai hati dan jiwa Moana, kecantikan fisik bagi Allarick bisa di cari, dengan perawatan puluhan hingga ratusan juta kecantikan fisik Moana bisa di kembalikan dengan mudah.Allarick merasa permintaan Moana tadi sore sangat berat, menikah lagi adalah hal yang tidak pernah ada dalam rencana hidup Allarick, dia sudah merasa cukup bersama Moana, tapi entah ide dari mana sejak satu bulan terakhir Moana se
"Assalamualaikum..." Moana mendorong pintu rawat Vip di mana Namiya di rawat."Waalaikumsalam" jawab Namiya dan bik Marni dari dalam ruangan.Jika Namiya terlihat heran dengan kedatangan Moana yang tidak dia kenal, tidak begitu dengan bik Marni, wanita empat puluh tahunan itu lansung berdiri dan menyapa Moana."Nyonya... Nyonya datang""Bik Marni..." Jawab Moana sambil tersenyum dan melangkah masuk."Bagaimana kabar nya dek Namiya?" Tanya Moana sambil melangkah masuk dengan langkah kecil."Nyonya datang sama siapa? Bukan nya nyonya lagi sakit?" Tanya Bik Marni sambil berjalan mendekati Moana dan merangkul lengan nya untuk membantu nya berjalan."Saya ingin ketemu sama dek Namiya bik, saya punya hutang maaf sama dek Namiya karena udah menabrak nya sampai dek Namiya di rawat di rumah sakit. Karena itu lah saya datang sekarang" ucap Moana."Neng Miya, ini nyonya Moana, majikan bibik yang bibik ceritakan sama neng Miya kemarin" ucap bibik memperkenalkan Namiya pada Moana."Nyonya... Kenap
"Maaf nyonya saya lancang masuk kembali, tapi ini ada telpon dari kampung nya neng Miya, dari adik kedua nya" ucap Bibik dengan wajah cemas.Ekpresif Namiya berubah saat mendengar jika ada telpon dari kampung nya, dia memang memberikan nomor bibik pada Nalisa saat itu.Namiya menerima ponsel pintar itu dari bik Marni dengan tangan bergetar, perasaan nya langsung tidak enak. Dia takut terjadi apa apa dengan ketiga adik nya."Hallo assalamualaikum..." sapa Namiya dengan suara bergetar."Waalaikumsalam mbak..." bukan suara Nalisa dan Namira yang dia dengar tapi suara si bungsu Nafisa yang berbicara sambil berbisik bisik."Nafisa ini kamu? Ada apa dek... Tumben kamu yang nelpon mbak?" tanya Namiya. "Mbak... Bapak datang lagi... Fisa takut mbak... Bapak jahat... Bapak marah marah sama mbak Mira dan mbak Lisa... Fisa takut mbak..." ucap gadis kecil itu dengan suara bergetar menahan tangis."Datang lagi.... Kalian sudah di pulang? Bukan nya kemarin masih di rumah sakit?" tanya Namiya. "Bar
"Mas Allarick ingin anak nya masih bernasab pada nya, karena itu mas Allarick akan menikahi kamu sebagai istri kedua nya" ucap Moana."Apa mbak? Menikah?""Itu syarat dari mas Allarick dek... Bagaimana pendapat kamu?" tanya Moana sambil menggenggam tangan Namiya."Aku jadi istri kedua mbak? Jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang lain? Seperti wanita itu? Wanita yang masuk dalam pernikahan bapak dan ibu? Dan jadi duri dalam daging di pernikahan mereka, yang menghancurkan sebuah keluarga?" tanya Namiya."Nggak dek.. Nggak seperti itu, nggak selama nya jadi istri kedua itu disebut pelakor... Nggak dek... Nggak kayak gitu konsep nya" ucap Moana saaat melihat kecemasan di wajah Namiya.Moana sadar konsep istri kedua dalam kepala Namiya memiliki konotasi negatif, karena trauma yang dia rasakan dalam rumah nya sendiri."Bagaimana kalau mbak bilang pernikahan kalian hanya formalitas, setelah anak kami lahir kalian akan berpisah" ucap Moana."Apa aku akan di sebut pelakor mbak?" Tanya Na
"Saya terima nikah dan kawin nya Namiya Anggraini binti Burhan dengan mahar satu unit rumah di bayar tunai" suara Allarick terdengar bergetar, setelah salah untuk kedua kali nya akhir nya ijab Qabul pun syah pada percobaan ketiga.Pernikahan sederhana itu di ada kan di rumah yang sudah di belikan oleh Allarick untuk MNamiya, sebuah cluster minimalis berlantai dua dengan empat kamar tidur, dapur luas dan sebuah kolam renang minimalis.Namiya sangat bersyukur, walaupun untuk mendapatkan rumah ini dia harus menjual kesucian nya seperti pelacur, tapi setidak nya ketiga adik nya memiliki tempat untuk tinggal.Karena semakin lama adik adik nya di kampung, semakin keselamatan mereka terancam sejak sang ayah memilih kembali ke kampung mereka dan ngontrak di sana bersama anak laki laki nya dan istri baru nya.Yah... Ayah nya memang sudah memiliki seorang anak bersama wanita itu, anak laki laki berusia tiga tahun, anak yang begitu dia diam idamkan. Anak yang dia sembunyikan dari ibu.Pad awal
Allarick duduk di dalam kamar tidur utama di lantai atas mengerjakan sesuatu di laptop nya.Allarick merasa dunia nya menjadi berguncang, tiba tiba saja dia sudah memiliki dua istri dan saat ini berada di rumah istri kedua nya.Samar samar Allarick mendengar tawa di lantai dasar rumah nya, Allarick yang terbiasa hidup dengan tenang bersama Moana merasa sedikit terganggu.Allarick lalu keluar dari kamar dan berjalan turun menuju lantai satu.Di sana di lihat nya gadis yang baru saja menjadi istri nya terlihat menyuruh adik bungsu nya kelurga dari kamar mandi kecil di bagian belakang rumah yang terkoneksi dengan dapur.Namiya menyuruh adik nya itu berhenti berenang dan mandi lalu bersiap siap untuk shalat maghrib."Tuan... Tuan mau bibik bikinin kopi?" sebuah suara menyapa Allarick yang duduk di ujung tangga."Eh... Nggak usah bik... Nanti aja, sebentar lagi adzan magrib saya mau mandi dulu" ucap Allarick.Bik marni yang berjalan keluar dari dapur langsung menyapa Allarick. Bik Marni ya
Enam bulan berlalu begitu saja, seperti yang Namiya janjikan pada diri nya sendiri, dia akan pergi, sejauh mungkin untuk menghilang dari kehidupan yang kelam sebagai simpanan.Istri kedua yang tersembunyi. Enam bulan terakhir Namiya menghabiskan waktu mengumpulkan jutaan kenangan indah bersama sang suami, saat suami nya bersama diri nya.Namiya tau saat ini Moana sendiri sudah sangat berat hidup memiliki madu, Walaupun dia sendiri yang membawa madu itu ke rumah nya.Dahulu, saat Namiya hamil tidak sekali pun Moana memanggil Allarick yang harus nya bersama diri nya pulang ke rumah nya.Dahulu saat jatah Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana tidak pernah memanggil Allarick untuk pulang ke rumah nya.Tapi sekarang, saat Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana sering menelpon Allarick menyuruh nya buat pulang ke rumah nya dengan berbagai alasan.Dan alasan nya selalu tentang Niscalla. Entah Niscalla rewel lah, Niscalla nggak mau tidur lah, bahkan dia pernah mengatakan Niscalla yang baik
"Mom, aku ini bukan istri mas Al yang sebenarnya, aku ini istri yang di beli oleh mbak Moana untuk suami nya, bayaran ku adalah nafkah bulanan dan mahar berupa rumah untuk ketiga adik ku" Ucap Namiya "Dan aku di beli untuk mengandung anak buat mereka, saat ini tugas ku sudah selesai Mom, aku bersyukur mereka merelakan Arunika untuk ku, aku sudah puas walaupun hanya memiliki salah satu anak ku dan kehilangan anak ku yang lain untuk selama nya""Mom, aku dilema, di satu sisi aku ingin pergi karena aku tidak sanggup menjadi yang kedua, di sisi lain lain aku tidak bisa pergi meninggalkan adik adik ku yang masib kecil dan usaha restoran kami yang sedang naik"Ucap Namiya dengan mata menerawang "Kamu ingin pergi? Meninggal kan putra mommy? Apa kamu tidak mencintai nya?" tanya mommy Noura "Cinta... Bagaimana mungkin aku tidak mencintai nya mom, dia pria pertama yang menyentuh ku dan menghujani ku dengan cinta yang besar" "Aku jatuh cinta pada pria milik orang lain mommy" ucap Namiya "Da
Namiya terbangun dari tidur nya saat merasakan pelukan hangat seorang pria di belakang nya.Saat Namiya membuka mata dia melihat Allarick tertidur belakang nya dan memeluk nya dengan erat.Namiya terkejut, tapi dengan cepat dia menetralisir keterkejutan nya. Namiya menatap jam yang ada di atas nakas dan sudah menunjuk pukul setengah sepuluh malam.Namiya memang ketiduran sejak jam delapan tadi, Setelah Arunika tertidur di ikutan tertidur hingga tidak menyadari kedatangan sang suami.Namiya menatap Arunika di ranjang bayi nya yang masih pulas, biarpun baru satu minggu sejak mereka tinggal di rumah mommy Noura tapi Namiya merasa sangat nyaman di sana.Mommy dan opa nya mas Allarick mencintai Namiya dan Arunika, mereka bahkan juga terlihat menyayangi adik adik nya Namiya. Mommy Noura dan opa terlihat sangat bersyukur memiliki Namiya dan adik adik nya sebagai bagian dari keluarga mereka.Keluarga kesepian yang hanya tentang mereka berdua pada awal nya.Tapi sekarang sangat ramai dengan
Mommy Noura berjalan bersama pria yang terlihat sangat tua, tapi masih gesit dan cekatan. Dia berjalan sendiri tanpa kursi roda, dia memegang sebuah tongkat jalan dari kayu jati, terlihat kuat dan mewah. Pria itu adalah ayah nya mommy Noura, kakek Allarick dari pihak ibu nya. Mereka keluar dari kamar inap Moana dan menyeberang ke kamar inap Namiya, hari ini kedua ibu baru itu akan pulang, Moana akan di jemput ayah dan ibu tiri Allarick. Sedangkan Namiya dia hanya bersama adik adik nya saja, saat Mommy Noura membuka pintu dia melihat Nalisa sedang memasukkan barang barang Namiya dan Arunika ke dalam tas pakaian berwana hitam berukuran sedang. Dan Namiya duduk di ranjang menggendong Arunika yang sedari tadi menangis, Namiya juga mendengar suara tangisan Niscalla dari kamar samping. Kedua anak itu terlihat masih sama sama gelisah, seakan tau jika hari adalah kebersamaan terakhir mereka, lalu mereka akan berpisah selama nya. "Kalian udah siap siap?" Mommy Noura berjalan masuk
Namiya menatap dua bayi laki laki dan perempuan yang di letakkan di atas dada nya yang penuh keringat, kedua bayi itu seakan mengetahui jika di letak kan di sumber nutrisi nya.Mulut mereka bergerak gerak mencari mengikuti insting mereka.Allarick yang berdiri di samping nya nyaris menangis melihat kedua buah hati nya berhasil di keluarkan dengan selamat. Melihat langsung sang istri bertaruh nyawa di ruang persalinan membuat perasaan Allarick bercampur aduk tak karuan.Dulu dia pernah melihat Moana bertaruh nyawa melawan kanker, dan sekarang dia di paksa keadaan melihat Namiya bertaruh nyawa membawa ka bahagian untuk diri nya."Maafkan mas ya, udah bikin kamu kayak gini" ucap Allarick sambil mengecup ubun ubun Namiya dengan penuh perasaan yang membuncah tak terkira.Namiya tersenyum dan menggeleng."Bayi nya kita pindah kan dulu ya" ucap dokter Lusi pada mereka berdua."Kamu bisa mengazankan mereka sekarang, ayo ikut tante" ucap dokter Lusi."Tapi ibun nya anak anak..." Allarick seaka
Sesampai nya di klinik, Namiya di dorong ke dalam ruang bersalin menggunakan brankar. Dokter Lusi yang sudah di hubungi oleh mommy Noura sendiri yang menyambut kedatangan mereka ke klinik pribadi nya. Memang hanya mommy Noura dan Allarick saja yang ke rumah sakit,Sedangkan Nalisa di perintah kan menjaga Sesampai dalam ruang persalinan hal pertama yang di lakukan oleh dokter Lusi adalah memeriksa bukaan nya Namiya. "Bagaimana Lus?" tanya mommy Noura pada sang sahabat. "Belum ada bukaan, Tapi karena ketuban sudah pecah, kita akan mencoba cara tradisional dahulu," ucap Dokter Lusi. "Tradisional?" tanya Mommy Noura dengan kening berkerut. "Kita akan memancing kontraksi dengan stimulasi puting, Allarick bisa membantu melakukan nya, istimulasi puting termasuk salah satu cara terbaik memancing kontraksi, itu adalah induksi terbaik saat kontraksi tidak kunjungi datang" ucap dokter Lusi. "Baiklah Allarick akan melakukan nya, kamu kasih petunjuk aja sama Allarick bagaimana m
Namiya masuk ke rumah nya dengan langkah kecil, walaupun kehamilan nya sudah memasuki bulan ke sembilan tapi dia masih aktif di restoran nya yang sudah sangat ramai setiap hari nya. Omset harian nya pun di luar perkiraan Namiya, rasa yang ontentik, tempat yang strategis dan pelayanan yang ramah membuat para pelanggan datang berulang ke restoran mereka. Restoran mereka mulai terkenal sebagai restoran khas indonesia dengan rasa nya yang sangat medok. Restoran itu di beri nama "Kemangi". Selama mengelola restoran Namiya seakan menemukan pasion dalam hidup nya, hal itu menjadi salah satu sumber kebahagiaan dalam hidup nya. "Mbak udah pulang?" saat sampai di rumah dia di sambut oleh ketiga adik nya yang sedang sibuk di ruang tengah dengan tumpukan buku di depan nya. Namiya senang sekarang ketiga adik nya begitu semangat untuk sekolah. Impian untuk kuliah yang dulu hanya sebatas khayalan sekarang tak lagi hanya angan angan. Mereka sudah bisa bermimpi untuk kuliah nanti nya. Nal
"Terima kasih ya mas... Mbak... Untuk dua hari ini, pengajian dua hari yang lalu dan soft opening hari ini pasti sangat melelahkan," Namiya berdiri di depan staff restoran nya yang memiliki usia di atas diri nya."Soft opening sudah berjalan dengan lancar hari ini, dan mulai besok kita akan memulai perjuangan yang sesungguh nya, semoga restoran kita bisa di nikmati pelanggan dan memiliki banyak pengunjung setiap hari nya""Seperti yang saya bilang sebelum nya, selain kita harus mempertahankan cita rasa yang kita miliki, satu hal lagi yang terpenting adalah service kita pada pelanggan, kita harus memperlakukan pelanggan kita dengan baik," ucap Namiya."Baik buk...""Kalau gitu untuk hari ini kalian pulang lebih awal, beristirahat yang cukup bersiap untuk menyambut hari baru kota esok hari, oh iya... Itu ada sedikit bingkisan, bawa pulang dan makan bersama keluarga di rumah" ucap Namiya."Terima kasih buk... Kami pamit..." ucap para staff yang satu persatu berlalu meninggal menuju ruang
"Aku mau cerita sama mommy" ucap Namiya sambil mengunyah capcai ayam buatan sang mertua dengan lahap. "Cerita apa?" tanya mommy Noura sambil menatap fokus pada sang menantu. "Kemarin malam mas Al tanya sama Miya mom, dia tanya apa Miya menginginkan salah satu anak kami dalam pengasuhan Miya kelak" ucap Namiya dengan mata berbinar "Oh ya? Benar dia tanya begitu? Apa kamu yang memancing duluan atau dia yang ingat begitu saja?" "Mas Al ingat begitu aja Mom, mas Al bilang gini sama aku jika tuhan memang adil, tuhan memberi dua anak untuk dua ibu jika aku menginginkan" "Terus kamu bilang apa?" Tanya mommy Noura "Aku bilang aku menginginkan" ucap Namiya dengan mata berbinar. "Jadi kamu akan memiliki salah satu anak?" Tanya mommy Noura yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Namiya. "Alhamdulillah nak... Akhir nya sejarah tidak terulang lagi di keluarga itu, keluarga yang telah menciptakan ibu tanpa anak, walaupun kamu harus menyerahkan salah satu anak mu, darah daging mu sendiri p