Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 61. Pak Jonan Menawarkan

Share

Bab 61. Pak Jonan Menawarkan

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-07-09 03:35:57

Malam pun tiba, cuaca yang cerah di kota Jakarta membuat acara makan malam bersama semakin menyenangkan. Pak Jonan sengaja membuat acara makan malam keluarga besar itu di halaman depan rumahnya, di tempat terbuka itu suasana lebih fres dan terasa berbeda.

“Udah lama sekali kita nggak makan bareng berkumpul begini ya, Mas?” ujar Bu Via sembari makan di meja panjang yang ditempatkan sedemikian rapinya dihalaman rumah megah itu.

“Iya Via, ini berawal karena kita ketagihan akan ikan panggang buatan Roy saat makan di rumah Angel minggu yang lalu.” ujar Pak Jonan dengan senyum gembiranya.

“Bagaimana kalau kamu bekerja saja di rumah ini, Roy? Nanti Bapak akan membiayai agar kamu melanjutkan pendidikanmu ke perguruan tinggi.” Pak Jonan mulai melakukan rencananya yang ternyata telah jauh-jauh hari ia rembukan dengan Bu Via untuk mengajak Roy ke rumah itu, Angel terkejut dan membuatnya terbatuk-batuk.

“Hemmm, terima kasih sebelumnya aku ucapkan pada Bapak dan Ibu yang telah menawarkan aku untuk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 62. Resepsi Pernikahan

    “Mari, Pak Sobri dan Bu Ginah bisa beristirahat di kamar lantai atas bersebelahan dengan kamar Yurika.” ajak Pak Syamsul menunjukan kamar yang ia maksud di lantai atas rumahnya.“Nah, ini kamarnya. Selamat beristirahat Pak, Bu!” ucap Pak Syamsul.“Terima kasih, Pak.” ucap Pak Sobri, setelah kedua pembantu Bramasta itu masuk ke dalam kamar, Pak Syamsul pun turun ke lantai bawah menuju kamarnya.“Kamu tidur aja di atas Ginah, aku di sini saja.” tutur Pak Sobri sembari meletakan bantal di bawah tempat tidur yang beralaskan karpet itu.“Ya Mas, sebenarnya nggak enak juga begini tapi mau gimana lagi kita terpaksa melakukannya.” ujar Bi Ginah.“Ya, nggak usah dipikirin. Kita hanya satu malam lagi berada di rumah ini, lusa kita udah kembali ke Jakarta. Yang penting bagaimana kita dapat menyelesaikan kepura-puraan ini dengan baik, hingga selesai acara resepsi nanti.” tutur Pak Sobri yang telah berbaring di bawah tempat tidur beralaskan karpet itu.“Istri Mas Sobri nggak tahu kan jika kita dim

    Last Updated : 2024-07-09
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 63. Mengajak Jody Ngumpul

    “Ya udah biar aku yang call kamu.” Anton memutuskan panggilan ponselnya lalu ia alihkan dengan melakukan video call seperti yang diinginkan Bramasta.“Wah, meriah sekali Mas!” seru Bramasta saat mereka telah terhubung melalui video call, dan Anton pun memperlihatkan suasana di sana.“Nih dia ipar mu!” ujar Anton mengarahkan camera ponselnya pada Yurika.“Hemmm, iparku itu cantik Mas. Hallo Yurika!” sapa Bramasta.“Hallo juga, ini siapa ya Bang?” sahut Yuriga lalu bertanya pada Anton.“Itu adik sepupu aku yang saat ini aku percayakan memimpin perusahaan pusat di Jakarta, namanya Bramasta.” jawab Anton.“Selamat ya Yurika, Mas Anton.” ucap Bramasta.“Ya Bang, terima kasih.” ulas Yurika dengan senyum bahagianya.“Nanti kapan-kapan ajak Mas Anton ke Jakarta ya, Yurika?” pinta Bramasta.“Tentu saja Bang, aku akan ajak Bang Anton nanti ke Jakarta. Aku pun belum pernah ke sana.” ujar Yurika.“Ya udah dilanjut aja acaranya, aku akan kembali bekerja. Sekali lagi selamat ya untuk kalian berdua

    Last Updated : 2024-07-10
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 64. Kembali Ke Jakarta

    “Hemmm...!” Bi Ginah hanya tersenyum sembari anggukan kepalanya, sementara Anton terlihat memaksakan senyumnya karena dia belum dapat berfikir bagaimana cara menerima jika mertuanya itu datang berkunjung ke Jakarta.Tak berselang lama panggilan keberangkatan Malaysia menuju Jakarta pun terdengar, mereka sama-sama berdiri dari duduk dikursi ruang tunggu itu. Bersalaman dan berpelukan, Pak Sobri dan Bi Ginah pun masuk menuju pesawat yang akan mereka naiki. Pesawat itu tak lama pun landing, Anton dan Yurika serta kedua mertuanya kembali kerumah.Bramasta hari itu sengaja akan lebih awal pulang dari kantor, karena mendapat telepon dari Anton jika hari itu Pak Sobri dan Bi Ginah akan kembali ke Jakarta. Tepat di jam yang diperkirakan pesawat dari Malaysia itu take off di salah satu bandara di kota Jakarta, Bramasta pun telah hadir di bandara itu menunggu Pak Sobri dan Bi Ginah turun dari pesawat.Bramasta berdiri dari duduknya di ruang tunggu saat melihat Pak Sobri dan Bi Ginah muncul dari

    Last Updated : 2024-07-10
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 65. Beban Batin Angel

    Siang itu di rumah kediaman Angel, Roy dan ketiga pembantu rumah itu ngobrol sembari makan siang bersama di meja makan yang berdekatan dengan ruangan dapur.“Bagaimana acara di tempat Pak Jonan kemarin Mas Roy, lancar?” tanya Bi Surti.“Lancar Bi, seru juga berkumpul dengan mereka. Ternyata Pak Jonan orangnya baik meskipun kaya raya, dia tak pernah memandang remeh pada orang-orang yang ekonominya jauh di bawah mereka asal mereka suka bekerja keras Pak Jonan sangat menghargai orang itu.” tutur Roy.“Katanya Nyonya beberapa hari yang lalu saat aku diantar ke pasar Mas Roy kemungkinan akan ditawarin bekerja di rumah Pak Jonan itu, apa benar Mas?” tanya Bi Surti.“Iya Bi, saat makan malam bersama mereka Pak Jonan mengajakku bekerja di rumah itu.” jawab Roy sembari melanjutkan makannya.“Lalu Mas Roy menerima tawaran itu?” tanya Bi Surti lagi.“Ya nggak lah, Bi. Walaupun aku juga dijanjikan akan dikuliahkan jika aku bersedia bekerja di sana, aku tetap menolak tawaran itu. Karena bagiku Tan

    Last Updated : 2024-07-11
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 66. Gairah Bulan Madu

    “Iya Roy, kamu tenang aja. Seperti yang aku katakan tadi, aku cuma nunggu waktu yang tepat aja untuk bicarakan itu semua pada Papa dan Mama. Aku juga nggak ingin permasalahan ini berlarut-larut, sementara Mas Anton seperti tak merasa bersalah sedikitpun dengan semua ini.” tutur Angel menyakinkan Roy jika dirinya nggak akan tinggal diam dengan perlakuan semena-mena suaminya itu.“Ya udah, sekarang Tante makan malam, ya? Aku akan temani Tante, tadi aku minta Bi Surti untuk membeli ikan lele lalu aku panggang seperti memanggang ikan tuna kemarin. Tante coba deh, pasti rasanya tak kalah lezatnya!” ajak Roy.“Hemmm, iya Roy. Sepertinya ikan lele itu juga lezat jika dipanggang seperti ikan tuna, ayo kita makan bareng!” tutur Angel berdiri dari duduknya lalu mengajak Roy menuju meja makan untuk makan malam bersama.Angel dan Roy pun telah berada di meja makan, kalau biasanya Angel yang pernah mengambilkan Roy nasi namun sekarang justru Roy yang berinisiatif melakukan itu terlebih dahulu. Tad

    Last Updated : 2024-07-11
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 67. Ronal Penipu Roy

    “Luar biasa, sayang! Kamu benar-benar agresif dan sempat membuatku kewalahan.” puji Anton sembari mengatur napasnya.“Hemmm, aku kan ingin membuat Bang Anton merasakan sesuatu yang beda dari biasanya. Karena saat ini kita udah resmi menjadi suami-istri, hingga kita lebih leluasa untuk melakukannya. Tidak seperti yang sudah-sudah, semuanya serba terbatas dan terkesan buru-buru.” tutur Yurika dengan senyumnya.“Aku benar-benar bahagia, sayang. Kamu memang tahu cara memberikan kepuasan.” puji Anton lagi.“Memangnya Angel nggak pernah memuaskan Bang Anton di ranjang selama ini?” tanya Yurika.“Dia tidak sehangat kamu bila bercinta di ranjang, Angel begitu dingin bahkan terkesan jarang merespon sentuhan dan gerakanku saat berhubungan. Aku nggak habis pikir dengan semua itu, padahal dia istriku yang seharus melayaniku secara optimal termasuk di ranjang.” tutur Anton.“Masa Angel begitu sih, Mas?” tanya Yurika makin penasaran.“Apa yang aku katakan itu benar adanya, sayang. Makanya aku jaran

    Last Updated : 2024-07-12
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 68. Kesenangan Semata

    “Nantilah awal bulan, setelah gajian aku bukan hanya ngajak kamu ke kos-kosan saja tapi juga ke hotel. Kamu sabar ya, Yank?” balas Ronal.“Tahu kenapa bawaannya pengen aja, Yank. Permainanmu di ranjang benar-benar buat aku ketagihan! Kangen banget aku, Yank.” balas wanita lawan chat Ronal itu.“Sabar Rena manis, nggak lama lagi kok aku akan gajian. Kan seru tuh jika kita bercintanya di hotel, lagian juga nanti kita bisa jalan-jalan dulu.” ujar Ronal di chatnya.“Iya juga sih, ya udah aku tunggu deh.” balas kekasih Ronal yang bernama Rena itu.“Kamu baru pulang dari kerja juga, Yank?” tanya Ronal.“Ya Yank, nih barusan aja selesai mandi aku chat Ayank.” jawab Rena di chatnya.“Mending kita video call aja Yank, atau nelpon gitu?” ajak Ronal.“Duh, nggak bisa sekarang Yank. Teman kos-kosanku lagi di sini, nanti nggak bebas kita ngomongnya.” Tolak Rena.“Ya udah, kita chat aja. Katanya tadi baru aja selesai mandi ya, Yank?” ujar Ronal.“Iya Yank, nih udah wangi! He..! He..! He..!” pancing

    Last Updated : 2024-07-12
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 69. Wanita Bokingan

    “Ah, ngapain takut sama istri. Toh, segala urusanku di luar nggak pernah dia ketahui dan ikut campur. Kalau dia lagi dapat sekarang sih iya, makanya aku tambah ngebet ingin kencan denganmu malam ini.” tutur Randi kembali tersenyum.“Dasar cowok, begitu pasangannya berhalangan baru deh ingat selingkuhan.” ujar Rena mencibir Randi, namun Rena tak marah sama sekali malahan menunjukan sikap manjanya.“He..! He..! He..! Tapi harus aku akui, aku selalu ingat dan ketagihan bercinta denganmu. Kamu lebih agresif di ranjang, dan membuatku benar-benar puas!” puji Randi berbisik di telinga Rena.“Halah gombal! Cowok kalau ada maunya, pasti deh ke luar jurus rayuannya.” ujar Rena yang sudah tak asing lagi mendengar kata-kata manis berupa sanjungan dan rayuan dari seorang pria, termasuk dengan Ronal.“Oh ya, sebelum kita chek in kamu mau shoping dulu nggak?” tawar nakal Randi.“Hemmm, Bang Randi tahu aja kesukaanku. Abang dapat uang banyak ya? Karena kemarin-kemarin sibuk kerja di luar kota?” tanya

    Last Updated : 2024-07-14

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 167. Bilang Sudah Punya Kekasih

    “Aku akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata, karena kamu sudah pengalaman di bagian itu maka kamu yang aku percayakan untuk mengurusnya,” tambah Angel karena Roy tadi hanya diam tak menanggapi.“Tante akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata?” Roy ingin memastikan kembali hal yang disampaikan Angel itu.“Ya, kamu sebagai direkturnya. Gimana apa kamu mau?” tegas Angel.“Pengalamanku di hotel dan di perusahaan pariwisata hanya sebatas karyawan biasa, Tante.” ulas Roy.“Tapi aku yakin kamu juga tahu tentang cara menjalankan serta mengelola hotel dan perusahaan itu kan? Di Jakarta juga banyak para turis yang berkunjung, meskipun nggak sebanyak di Pulau Bali. Namun prospeknya cukup lumayan jika diurus secara benar dan terarah,” tutur Angel.“Gimana ya Tante?” Roy merasa bingung.“Hemmm, kamu nggak usah buru-buru memberi keputusan. Kamu pikir-pikir aja dulu dan jika nanti keputusanmu udah buat bersedia menerima tawaranku itu, kamu hubungi aja aku,” ujar Angel.“Tentunya untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 166. Sedih Tapi Juga Bangga

    “Lalu gimana ceritanya kamu tiba-tiba aja berada dan bekerja di sini?” rasa penasaran Angel tentang Roy di Bali kembali muncul.“Begini Tante...”Roy hentikan ceritanya, ia terlebih dahulu menyeruput jus di depannya. Ia seperti berusaha untuk mengingat sesuatu yang akan ia sampaikan pada Angel, sepintas ada pula keraguannya untuk menceritakan semuanya.“Kenapa Roy, kok sepertinya kamu merasa berat untuk menceritakannya?” tanya Angel.“Entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa malu untuk menyampaikannya, karena terlalu banyak hal-hal yang tak pantas aku lakukan sebelum aku bekerja sebagai jemput antar para turis di perusahaan pariwisata yang kantor tempat aku mengantar mobil operasional tadi,” jawab Roy.“Loh, emangnya hal yang kamu lakukan itu berbau kriminal hingga kamu pernah ditangkap dan ditahan di penjara?” Angel menduga-duga.“Nggak sih Tante, sampai saat ini aku nggak melakukan tindak kriminal. Baiklah aku akan ceritakan semuanya tanpa ada yang aku tutup-tutupi sama Tante,” ulas R

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 165. Angel Menemukan Roy

    “Wah, selain cantik ternyata Viola juga pintar memasak,” Qoira kembali memuji Viola, hanya saja kali ini setelah mengarahkan pandangan pada Viola, Qoira mengalihkan pandangan pada Rehan. Putranya yang duduk bersebelahan dengannya itu, nampak tersenyum.Dari sikap yang langsung ditunjukan Rehan, nampak sekali dia semakin terkesima dan menyukai Viola.****Seperti biasa setelah mengantar para turis ke tempat wisata yang hendak mereka kunjungi, Roy pun mengantar mereka kembali ke hotel-hotel tempat mereka menginap. Saat Roy mengantar salah satu pasangan turis hingga ke dalam hotel, seorang wanita yang sedari tadi memantau dan mengikutinya terlihat ragu-ragu untuk menghampiri.“Apa mungkin dia itu Roy? Kalau benar, kok bisa dia berada di Bali?” wanita itu bergumam dalam hati.Rasa penasaran yang sejak tadi hadir di hatinya serta diselimuti rasa ragu, akhirnya ia putuskan untuk menghampiri ketika Roy ke luar dari hotel itu menuju mobil yang biasa ia gunakan sebagai kendaraan operasional ke

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 164. Pertemuan Viola Dan Rehan

    “Loh, kok Mami diam aja? Kenapa emangnya kalau seandainya Opa dan Oma tahu?” karena penasaran Viola kembali bertanya.“Hemmm, nggak ada apa-apa Viola. Mami rasa nggak penting juga Opa dan Oma mu tahu masalah kamu akan dijodohkan oleh Papi dengan putra sahabatnya itu, kan emang semua itu belum jelas, yang ada nanti mereka malah bertanya pada kami soal itu.” jawab Bu Astrid yang sepertinya menyembunyikan sesuatu terkait dengan pertanyaan yang dilontarkan Viola.“Oh gitu, kirain ada apa-apanya jika Opa dan Oma tahu.” ulas Viola yang tak merasa penasaran lagi.“Oh ya Viola, Papi rencananya besok malam akan mengundang Hamid dan keluarganya makan malam di sini,” Pak Husein yang bicara.“Hamid? Emangnya mereka siapa Pi?” tanya Viola kembali penasaran.“Dia sahabat Papi yang tempo hari Papi cerita sama kamu, dia memiliki putra semata wayang bernama Rehan seorang CEO perusahaan perminyakan, perusahaannya itu menjadi salah satu perusahaan perminyakan terbesar di negara ini,” jelas Pak Husein, V

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 163. Terbang Ke Qatar

    “Nah itu yang juga buat aku pusing Mas, sampai saat ini aku belum dapat pemilik perusahaan yang bisa diajak kerja sama atas rencana kita itu sementara waktu yang diberi Papi juga nggak lama buat aku menemukan pria seperti yang diinginkannya.” Kali ini Viola yang mengeluh, karena memang beberapa orang yang ia temui yaitu para pemilik perusahaan belum ada yang bisa diajak kerja sama dalam rencananya dengan Ryan untuk membohongi Papinya akan status pria pilihan hatinya itu.“Terus gimana, Viola?” tanya Roy.“Aku akan terus usahain untuk mencari pemilik perusahaan yang mau diajak kerja sama dalam rencana kita itu,” jawab Viola.“Moga aja nanti bisa kamu temukan,” ulas Roy yang juga berharap.“Oh ya Mas, aku juga mau menyampaikan tadi pagi aku ditelpon Mami. Dia ingin aku ke Qatar minggu depan,” ujar Viola.“Mamimu nelpon dan minta kamu ke Qatar minggu depan? Maksudnya kamu akan mereka jodohkan minggu depan dengan putra sahabat Papimu itu?” Roy terkejut menanggapinya.“Ya nggaklah, Mami ha

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 162. Hadirnya Keraguan

    “Ya nggaklah, Mami jamin Papimu nggak akan melakukan itu. Paling dia sekedar memperkenalkan mu saja pada putra dan keluarga sahabat Papimu itu,” ujar Bu Astrid.“Kalau hanya sekedar silahturahmi aja dengan mereka, aku juga nggak jadi masalah Mi. Asal Papi nggak memaksaku untuk segera menjodohkan aku sama putra sahabatnya itu,” ulas Viola.“Kan Papimu beri kamu waktu untuk mencari pria pilihanmu, jika nggak ketemu juga dalam waktu yang ia tentukan itu baru Papimu akan menjodohkanmu dengan putra sahabatnya itu,” jelas Bu Astrid.“Baiklah kalau emang Mami dapat menjamin kalau aku nggak akan langsung dijodohkan, minggu depan aku akan ke Qatar.” Ujar Viola.“Nah, gitu dong sayang. Ya udah kamu lanjut aja lagi kerjaannya, hubungi Mami saat kamu akan terbang ke sini minggu depan,” ulas Bu Astrid.“Ya Mi, aku akan hubungi Mami nanti saat aku akan berangkat ke sana.”“Assalamu alaikum,” ucap Bu Astrid.“Waalaikum salam, Mi.” Balas Viola kemudian obrolan mereka melalui sambungan ponsel itu mere

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 161. Dihubungi Bu Astrid

    “Ya, aku juga nggak nyangka kalau Papi akan mendesakku untuk berumah tangga dengan segera. Aku bingung dan nggak tahu harus bagaimana untuk mencari solusinya, saat ini hanya cara itulah yang aku temukan agar Papi nggak ngotot menjodohkan aku dengan putra sahabatnya itu.” tutur Viola yang juga berbicara dengan tarikan napas berat.“Aku belum bisa memberi keputusannya sekarang, Viola. Beri aku waktu untuk berfikir, siapa tahu saja nanti aku temui jalan ke luarnya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain,” ujar Roy.“Iya Mas, aku ngerti. Aku akan beri waktu pada Mas Roy, moga aja nanti dapat solusi yang lebih baik.” Ulas Viola.Setelah makan malam bareng itu selesai, Viola mengantar Roy ke kediamannya lalu setelah itu kembali ke rumahnya. Meskipun malam itu Viola tak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya berkaitan dengan usulan Puspa agar Roy mau berpura-pura menjadi pria lain yang berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan atau juga pengusaha kaya raya, namun Viola cukup merasa lega k

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 190. Bertemu Dan Memberitahu Roy

    “Tidak ada salahnya kalau Bi Viola mau mencoba sembari meyakinkan Mas Roy dengan semua yang sedang Bu Viola alami saat ini, siapa tahu saja Mas Roy bisa ngerti dan mau melakukannya demi mencegah terjadinya perjodohan Ibu dengan putra sahabat Papa Bu Viola itu,” Puspa kembali memberi saran.“Aku akan pikirkan dulu karena aku merasa nggak mudah memberi tahu yang sedang aku hadapi ini pada Mas Roy, begitu pula untuk menyakinkannya agar dia mau berpura-pura menjadi pria lain.” Ulas Viola.“Ya Bu, itu semua demi kelanjutan hubungan kalian berdua.” Ujar Puspa, Viola mengangguk dan tersenyum.Acara makan siang bareng itu disudahi dengan ke luarnya mereka dari dalam restoran lalu Puspa kembali ke kantor sementara Viola pulang ke rumahnya karena memang hari ini dia tak masuk kerja, itu sengaja ia lakukan untuk menenangkan pikirannya atas permasalahan yang sedang ia hadapi.Malam itu cuaca mendung, meskipun hujan lebat tak turun namun gerimis yang turun cukup dapat membasahi tubuh jika tak mema

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 159. Saran Dari Puspa

    Puspa menghampiri Viola di salah satu meja di dalam ruangan restoran tempat mereka janji bertemu dan makan siang bareng itu, rupanya atasan Puspa di kantor itu sudah tiba di sana lebih dulu.“Bu Viola udah lama tiba dan menunggu di sini?” sapa Puspa setelah dipersilahkan atasannya itu untuk duduk.“Kurang lebih 10 menit yang lalu, nih aku udah pesan minuman. Oh ya, apa menu makan siang yang Bu Puspa inginkan? Silahkan Bu Puspa pesan!” ulas Viola.“Terserah Bu Viola aja, saya ikut aja dengan yang Bu Viola pesan.” Jawab Puspa diiringi senyum ramah dan hormatnya sebagai bawahan.Setelah memesan menu dan diantar oleh pelayan restoran ke meja itu, mereka pun segera menikmatinya diselingi obrolan.“Kira-kira ada hal penting apa yang ingin Bu Viola sampaikan, hingga siang ini Bu Viola ngajak ketemuan dan makan bareng?” tanya Puspa.“Hemmm, sebenarnya ini nggak ada kaitannya dengan urusan kantor melainkan masalah pribadi yang ingin aku curhatin sama Bu Puspa.” Jawab Viola diiringi senyumnya,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status