แชร์

Bab 25. Diajak Makan Malam

ผู้เขียน: Andy Lorenza
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-17 03:12:38

“Nah, itu yang aku nggak tahu. Sementara sahabatnya itu nggak pernah datang bertamu ke rumah ini kata Pak Rudi, tapi aku nggak heran zaman sekarang apa saja bisa terjadi. Paling sahabatnya itu asal tulis alamat saja dan kebetulan pula tertulis alamat rumah ini,” jelas Angel yang mengganggap hal itu wajar terjadi dan sebuah kebetulan saja.

“Aku juga melihat sosok Mas Roy baik orangnya dan tidak ada yang musti diwaspadai maupun dikuatirkan darinya meskipun kita baru mengenalnya,” ujar Bi Surti.

“Ya, meskipun kita dituntut untuk tidak terlalu percaya pada orang yang baru dikenal, terlebih di kota besar seperti Jakarta ini. Namun kita juga bisa menilai mana sosok yang benar-benar bisa dipercaya, mana yang hanya berpura-pura baik saja. Suruh Roy sarapan dulu gih, Bi!” Angel meminta Bi Surti menemui Roy di perkarangan belakang dan menyuruhnya untuk sarapan dulu.

“Baik Nyonya.”

Tak terasa sudah seminggu pula Roy berada di rumah Angel sebagai pekerja taman, meskipun ditugaskan hanya untuk mer
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 26. Terpaksa Berbohong

    Pagi itu di Desa Nelayan Pak Jaka kembali pulang dengan hasil tangkapan ikan yang lumayan banyak, seperti biasanya sambil menunggu langganan pembeli ikan-ikan yang ditaruh di depan rumah, Pak Jaka dan keluarga duduk di ruangan depan.“Ini kopinya Pak,” ujar Bu Ningsih pada Pak Jaka.“Makasih, Hesti udah berangkat sekolah belum?” tanya Pak Jaka.“Sudah barusan saja ia berangkat bareng teman-temannya,” jawab Bu Ningsih.“Oh ya, udah ada kabar dari Roy belum, Bu? Secara udah seminggu lebih dia di kota,” kembali Pak Jaka bertanya.“Belum ada Pak, tahu tuh anak diam-diam aja. Bentar tak ambil HP di kamar dulu buat nelpon dia,” Bu Ningsih berdiri dari duduknya menuju kamar mengambil HP, selang beberapa saat Bu Ningsih kembali lagi ke ruang depan duduk di samping suaminya.“Hallo Roy,” sapa Bu Ningsih melalui sambungan ponselnya.“Ya Bu,” sahut Roy.“Wah, kamu ini diam-diam aja padahal udah lebih seminggu kamu di kota. Bagaimana apa kamu udah dapat kerjaan?”“Maaf Bu, begitu aku tiba di Jaka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 27. Angel Tak Bahagia

    “Aku udah lebih lima tahun di sini, Mas. Diana dan Ratni baru 2 tahunan ini,” jawab Bi Surti sembari menjelaskan dua pembantu lainnya.“Berarti Bi Surti udah lama juga bekerja di rumah ini, Om Anton suami Tante Angel itu jarang pulang ya, Bi?”“Iya, dia sibuk di luar negeri. Palingan pulang dua bulan sekali, itu pun nggak menentu.”“Kok Tante nggak mempekerjakan supir pribadi sih Bi? Ke mana-mana selalu dia sendiri yang nyetir mobilnya,” rupanya Roy memperhatikan keanehan yang tidak biasa dilakukan seorang direktur perusahaan, yang ke mana-mana nyetir sendiri tanpa supir pribadi. “Iya Mas Roy, kasihan Nyonya. Tuan Anton juga orangnya genit, Diana sering digodanya di belakang Nyonya,” ujar Bi Surti, membuat Roy terkejut.“Waduh, berani sekali Om Anton itu. Apakah Tante tidak pernah mengetahui kelakuannya itu, Bi?”“Ya nggak lah, Mas. Karena Tuan menggodanya saat Nyonya nggak di rumah, atau saat Tuan Anton pura-pura ada perlu mencari sesuatu ke ruangan belakang ini,” jelas Bi Surti.“P

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-18
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 28. Angel Curhat

    “Iya Mas, Nyonya sendiri yang menceritakan itu dulu padaku. Dan sebagai hadiahnya karena Nyonya mau dijodohkan dengan Tuan Anton, Papa Nyonya mewariskan sebuah perusahaan pada Nyonya Angel.”“Oh, jadi perusahaan yang Tante pimpin sekarang ini merupakan perusahaan warisan dari Papanya? Lalu kenapa Tante Angel selalu diam saja, setiap kali Om Anton menunjukan keegoisannya pada Tante?”“Nyonya hanya nggak mau ribut-ribut, Mas. Padahal jujur saja dia udah muak akan kelakuan suaminya itu, pergi dari rumah seenaknya saja begitu pulang segala peraturan dan keinginannya musti diikuti,” tambah Bi Surti yang menunjukan jika dia dan kedua pembantu lainnya tidak menyukai sikap suami Angel itu.“Apa semua itu karena perjodohan mereka dalam berkeluarga ya, Bi? Hingga sampai sekarang nggak ada akur-akurnya, nggak ada cinta yang akan membuat sebuah keluarga itu terlihat romantis dan harmonis,” ujar Roy.“Bisa jadi begitu, Mas. Soalnya Nyonya bilang hingga kapanpun dia nggak akan pernah bisa benar-ben

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-18
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 29. Akibat Bulan Terang

    “Ya, Papaku dan Papanya sepakat untuk menjodohkan kami dari jauh-jauh hari. Hingga Papa memberikan perusahaan itu kepadaku sebagai hadiahnya, perjodohan itu datang secara tiba-tiba tanpa dapat aku berfikir cara menolaknya. Akhirnya beginilah yang aku rasakan akibat nikah di dasari sebuah perjodohan,” kembali Angel menghela nafas berat karena tekanan batinnya.“Sulit memang untuk menolak dalam keadaan terdesak, apalagi masalah perjodohan yang telah mereka rencanakan tanpa sepengetahuan Bu Angel sebelumnya. Saya mengira dulunya Bu Angel dan Pak Anton menikah atas dasar cinta,” ujar Sinta.“Memang nggak semua pasangan suami-istri dari hasil perjodohan itu yang mengalami nasib berumah tangga seperti yang aku rasakan saat ini, banyak juga di antara mereka secara perlahan-lahan dapat menerima satu dengan yang lainnya. Tumbuhnya rasa cinta karena semakin hari keduanya berusaha untuk saling memahami, namun antara Aku dan Mas Anton benar-benar tidak bisa disatukan karena dia terlalu egois dala

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-19
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 30. Akan Menikahi Yurika

    “Ya Kang, kami ngerti. Kami pun akan menjual pada komsumen berkisar Rp. 35.000,- hingga Rp. 40.000,- per kilonya,” ujar salah seorang pelanggan itu.“Jika kalian menjual dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya itu, apakah ikan-ikan ini akan habis juga terjual semuanya?” tanya Pak Jaka.“Iya Kang tetap habis, hanya saja sampai sore sekali kami menjajakannya pada para pembeli,” jawab pelanggannya itu.“Syukurlah kalau begitu, aku kuatirnya saat harga jual ikan terpaksa kita naikan para pembeli enggan membeli ikan dan kalian akan rugi,” tutur Pak Jaka. “Ya nggak lah Kang, meskipun tidak secepat biasanya namun tetap habis jika di jajakan hingga sore bahkan hampir malam. Kalau nggak habis juga kami kan bisa menyimpannya dengan box yang berisikan es batu agar ikan-ikan tetap segar dan dapat di jajakan kembali esok harinya,” jelas pelanggan Pak Jaka itu.“Oh begitu, bagaimana dengan keuntungan yang kalian dapatkan apakah jauh lebih sedikit dari biasanya?”“Nggak juga Kang, sama aja kal

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-19
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 31. Gairah Kilat Di Sofa

    “Ya Pak, aku baru punya waktu hari ini untuk berkunjung kesini. Karena beberapa minggu yang lalu aku sibuk ke Singgapura dan Jepang,” tutur Anton.“Oh, jadi Nak Anton punya perusahaan juga di Singapura dan Jepang?” tanya Pak Syamsul.“Iya Pak, kantor pusatnya di Jakarta. Sementara Singapura, Malaysia dan Jepang hanya kantor cabang dari Perusahaan Ekspor Impor yang tengah aku kelola,” jelas Anton.“Wah, ternyata perusahaan Nak Anton berkembang pesat. Bagaimana dengan rencana pernikahan kalian, apakah sudah pasti awal bulan depan?” tanya Pak Syamsul.“Iya Pak, awal bulan depan aku akan menikahi Yurika,” jawab Anton.“Hemmm, syukurlah. Berarti kami mulai dari sekarang akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pernikahan kalian,” tutur Pak Syamsul.“Tidak usah repot-repot Pak, biar nanti orang-orang suruhanku yang akan mengerjakannya. Mulai dari tempat akad nikah hingga menyiapkan tempat acara resepsi pernikahan di hotel paling mewah di kota ini,” tutur Anton.“Oh, mana boleh begit

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-20
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 32. Terjebak Gairah Tante Angel

    “Aku juga kaget begitu shower itu menyala, posisiku tepat di bawahnya. Yah, jadi basah deh kimonoku.”Ujar Angel sembari memegang kimono berwarna ungu yang ia pakai, kimono yang dikenakan Angel basah kuyup itu tentu saja lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas. Roy segera palingkan mukanya saat menyadari pandangannya tertuju pada tubuh sintal milik majikannya itu, merasa tidak enak dengan situasi begitu Roy pun hendak berpamitan ke luar dari kamar mandi itu.“Showernya udah nyala lagi, aku permisi kembali ke lantai bawah ya Tante?”Ujar Roy tanpa melihat ke arah majikannya akan tetapi tidak ada sautan dari Angel, Nyonya rumah itu seperti membiarkan saja tubuhnya makin kuyup tersiram shower di kamar mandi itu. Entah apa yang Angel lamunkan hingga ia tidak menyadari tubuhnya semakin lama makin kuyup dengan masih mengenakan kimono, bahkan ucapan dari Roy yang hendak berpamitan seperti tidak ia dengar. Roy akhirnya berinisiatif sendiri untuk ke luar dari kamar mandi itu, kakinya ia langkah k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-20
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 33. Roy Panik

    Roy menjadi panik, melihat hal itu Angel bukannya kasihan malahan tertawa kecil menganggap pria muda nan tampan di sampingnya itu begitu polosnya.“Kok Tante malah tertawa?”Sambung Roy makin bingung.“Kamu itu benar-benar polos ya? Dan itu yang membuat aku tertawa, kamu nggak usah pikirkan hal itu. Selesai mandi nanti aku ambilkan baju suamiku di lemari, kamu bisa pilih dan pakai.”Tutur Angel.Akhirnya walaupun masih dalam kebingungan Roy pun mengikut saja saat Nyonya pemilik rumah mewah itu mengajaknya untuk mandi berdua, dan seperti yang dikatakan Angel selesai mandi Roy diberikan pakaian ganti milik suaminya kemudian barulah Roy turun ke lantai bawah menuju kamarnya.******Malam itu di sebuah ruko di pinggiran kota, terdapat pangkas rambut khusus untuk pria. Di sanalah ternyata Ronal bekerja selama ini, apa yang ia katakan bahwasanya dia bekerja di sebuah perusahaan pada Roy ternyata juga sebuah kebohongan. Dia tak lebih dari tukang pangkas rambut, tinggal di kos-kosan tidak jau

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-06-21

บทล่าสุด

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 201. Terkejut Dan Menyayangkan

    Ardi terkejut setelah mengetahui sosok yang mengetuk pintu ruangannya dan dipersilahkan masuk itu adalah Roy, secara spontan ia berdiri dari duduknya lalu menyongsong Roy kemudian mengajaknya duduk di kursi tamu dalam ruangan manajer hotel itu.“Aku kira tadi siapa, ternyata kamu Roy. Ada yang perlu aku bantu sampai kamu datang menemuiku di sini?” Ardi mengawali obrolan mereka di ruangan itu dengan bertanya.“Maaf Bang kalau aku ke sini nggak kasih kabar dulu, nggak ada sih aku hanya ingin menginap di hotel ini untuk malam ini sebelum besok pagi aku berangkat ke Jakarta.” Jawab Roy diiringi senyum ramahnya.“Loh, tumben kamu mau menginap di sini segala? Bukankah kamu disediakan tempat tinggal oleh kantor tempat kamu bekerja itu?” Ardi heran.“Aku udah resign dari perusahaan itu dan besok pagi aku akan ke Jakarta..”“Apa?! Kamu resign?!” potong Ardi terkejut.“Iya Bang, makanya aku akan menginap di sini dulu untuk malam ini.” jawab Roy.“Loh, apa yang terjadi sampai kamu resign dari pe

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 200. Roy Resign

    Seperti biasa pagi hari Roy yang telah mandi dan rapi bersiap pergi ke kantor, akan tetapi ada yang berbeda dari penampilannya kali ini, biasanya mengenakan pakaian kerja berupa seragam tertera logo dan nama perusahaan pariwisata milik Viola itu namun pakaian yang ia pakai sekarang pakaian biasa mengenakan baju kemeja dan celana jeans.Bukan hanya itu saja kejanggalannya, biasanya ia pergi ke kantor ke luar dari tempat kediaman tanpa membawa apa-apa selain kunci kontak mobil operasional yang ia gunakan untuk mengantar jemput para turis, saat ini terlihat ia ke luar dari tempat kediamannya menggandeng koper scooter.Koper scooter itu ternyata hanya ia keluarkan dari dalam rumah dan menaruhnya di teras, lalu ia tinggalkan menuju kantor perusahaan tempat ia bekerja dengan hanya berjalan kaki karena memang dari tempat kediamannya itu jarak kantor hanya 200 meter saja.Mulai dari satpam hingga para karyawan kantor yang berada di ruangan terkejut melihat penampilan Roy yang tak seperti bias

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 199. Luapan Amarah Viola

    Selepas menampar pipi Roy cukup keras, Viola kemudian meninggalkan meja di mana di sana Roy masih duduk dan tak terlihat mengusap pipinya padahal tamparan itu membuat pipi kirinya memerah.Roy kemudian ikut berdiri dan berusaha memanggil Viola beberapa kali agar berhenti, namun kekasihnya itu seakan tak mendengar dan terus berlalu meninggalkan ruangan cafe itu menuju mobilnya.Roy tak memaksa dirinya untuk terus mengejar, setelah berdiri mematung sejenak menatap kepergian Viola ia pun kembali ke meja tempat dia dan kekasihnya tadi duduk. Maksud hati melanjutkan makannya namun karena tiba-tiba selera makannya sama sekali hilang, Roy pun memutuskan untuk menyudahinya dengan hanya meneguk air putih di gelas yang ia pegang.Setelah membayar makanan dan minuman yang ia dan Viola pesan tadi di kasir, Roy pun kembali ke kediamannya dengan taksi.“Udah aku duga kamu nggak akan bisa terima dan pasti marah setelah aku ceritakan semuanya, tapi aku nggak bisa pula menunda lagi apalagi tetap merah

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 198. Roy Ceritakan Masa Lalunya

    Setelah makan siang dan beristirahat sejenak di restoran itu, Roy pun kembali ke lapangan melanjutkan pekerjaannya sebagai petugas kantor yang melayani antar jemput para turis di pulau itu.Siang itu cuaca di Pulau Bali agak mendung, meskipun begitu belum ada turun gerimis apalagi hujan. Mungkin dikarenakan angin yang bertiup secara kontinu membuat hujan tertunda, hal itu justru membuat hawa di dalam ruangan yang tak ber AC terasa panas.Seperti halnya yang dirasakan Roy saat ia berada di dalam ruangan tempat kediamannya, karena hawa makin terasa panas dan dapat menimbulkan keringat Roy memutuskan untuk ke luar dan duduk di teras.Sesuai dengan niatnya kemarin siang bahwa siang ini dia akan mengajak Viola bertemu sembari makan siang, begitu pula tadi pagi dia telah meminta izin pada Puspa untuk tidak masuk kerja.“Hallo Mas,” sapa Viola ketika Roy melakukan panggilan di ponselnya.“Hallo juga Viola, kamu masuk kantor hari ini?” tanya Roy.“Iya, emang kenapa Mas?” Viola balik bertanya.

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 197. Terjawabnya Rasa Penasaran

    “Benarkah tadi siang kamu diminta bertemu oleh cewek bule?” sambung Viola dan hal itu membuat Roy terkejut.“Tahu dari mana kamu? Apa Bu Puspa yang memberi tahu?” Roy balik bertanya.“Iya, tadi siang saat dia mengantar beberapa bekas ke ruanganku Puspa cerita soal itu. Emang ada urusan apa hingga bule itu minta bertemu dengan Mas?” jawab Viola kemudian bertanya kembali dengan berusaha menahan rasa kecurigaan yang sejak tadi siang mengganggu pikirannya.“Namanya Alice, dia salah seorang dari para turis yang memakai jasa perusahaan. Beberapa hari yang lalu dia minta pada Bang Ardi agar aku bersedia mengantar sekaligus menunjukan tempat-tempat wisata di pulau di luar jam kerja, karena aku segan sama Bang Ardi akupun menyetujuinya,” tutur Roy.“Bang Ardi manajer hotel itu? Lalu kenapa bule itu datang ke kantor dan minta ketemuan dengan Mas?” Viola bertanya kembali.“Iya, dia datang ke kantor bertemu dengan Bu Puspa dan meminta bertemu denganku karena aku nggak mau menerimanya untuk kembal

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 196. Viola Mengajak Bertemu

    “Hemmm, kan emang perjanjiannya sejak awal begitu.” ulas Alice.“Perjanjian apa? Aku merasa nggak pernah buat perjanjian soal honor berkaitan dengan menemani kamu jalan,” ujar Roy heran.“Aku dan Pak Ardi yang berjanji, jika nanti kamu mau menemaniku jalan ke kawasan wisata pulau ini aku akan memberi honor.” Jelas Alice.“Wah, serius aku nggak tahu jika kamu dan Bang Ardi berjanji begitu. Aku bersedia menemani kamu jalan karena Bang Ardi yang meminta, aku akan bilang sama Bang Ardi nanti agar uang yang kamu berikan itu diserahkan lagi sama kamu.” Ujar Roy yang memang tak pernah berharap honor sepesepun atas kesediaannya menemani Alice.“Nggak Roy, aku harap kamu mau menerimanya karena aku udah terlanjur berjanji sama Pak Ardi dan mohon jangan kamu menolak atau meminta Pak Ardi untuk mengembalikannya sama aku. Anggap aja itu sebagai ucapan terima kasihku atas kesediaanmu menemani selama aku di sini,” pinta Alice.Roy tak dapat berkata apa-apa lagi atau kembali menolak, dia tak ingin me

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 195. Roy Memaafkan Alice

    Sepeninggalnya Alice kembali ke hotel tempat ia menginap, Puspa pun menghubungi Roy melalui ponselnya.“Hallo Bu Puspa,” sapa Roy setelah mengangkat panggilan di ponselnya.“Hallo juga Mas, masih di lapangankan?” tanya Puspa.“Iya, kan waktu istirahat siang belum masuk. Emang ada apa Bu?” jawab Roy balik bertanya.“Barusan ada bule datang menemuiku, namanya Alice. Mas Roy kenalkan?” tanya Puspa.“Ya, dia menginap di hotel tempat Bang Ardi kerja.” jawab Roy, dalam hatinya mulai merasa tak enak dan terkejut mendengar jika Alice mendatangi kantor menemui Puspa.“Dia minta Mas menemuinya karena ada hal penting yang akan disampaikannya, Mas bersediakan?” jelas Puspa sembari meminta kesediaan Roy.“Iya Bu, nanti jam istirahat siang aku akan menemui.” Karena yang meminta itu Puspa dan berkaitan dengan urusan kantor maka dengan berat hati Roy bersedia.“Oke deh kalau begitu, silahkan Mas Roy lanjutkan kerjaannya.” Ulas Puspa.“Iya Bu, terima kasih.” Ucap Roy, lalu percakapan mereka melalui sa

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 194. Alice Mendatangi Kantor Roy

    Di sebuah meja makan malam itu di Qatar, Pak Husein dan Bu Astrid bercakap-cakap sembari menikmati makan malam mereka.“Bagaimana cara kita menyampaikan perihal Viola yang menolak dijodohkan dengan Rehan pada kedua orang tuanya, Pi?” tanya Bu Astrid.“Itulah yang membuatku pusing karena mereka terlalu berharap perjodohan itu akan terlaksana,” jawab Pak Husein dengan raut wajah yang risau.“Tapi kita nggak boleh diam aja, apapun itu harus kita beri tahu mereka agar nanti masalahnya nggak semakin rumit,” Bu Astrid menyarankan.“Ya, aku cari waktu yang tepat untuk menyampaikannya pada mereka.” ulas Pak Husein tak bersemangat.“Papa dan Mama sepertinya memang nggak ingin Viola berpisah dengan mereka makanya mereka ngotot membela penolakan Viola yang akan kita jodohkan dengan Rehan,” ujar Bu Astrid.“Aku sampai nggak kepikiran jika Papa dan Mama akan menyangkut pautkan dengan masa lalu kita hingga kita nggak berkutik dibuatnya, tapi aku tetap nggak akan setuju jika Viola memilih Roy untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 193. Menyelesaikan Masalah

    “Ada yang perlu aku bantu Non Alice?” tanya Ardi saat bule cantik berambut pirang itu menghampirinya di ruangan manajer hotel itu.“Sepertinya Roy marah sama aku, beberapa kali aku telpon nggak diangkatnya,” jawab Alice.“Loh, emangnya ada masalah apa sampai Roy nggak mau mengangkat telpon dari Non?” tanya Ardi lagi.“Mungkin karena kejadian malam itu,” ulas Alice merasa ragu untuk menjelaskan lebih rinci.“Kejadian? Kejadian apa?” Ardi penasaran.“Malam itu aku ngajak Roy jalan dan pulang ke hotel ini lewat dari jam 11 malam, sebelum kembali ke sini kami singgah dulu di night club dan karena cukup banyak minum membuat kami setengah mabuk. Saat itulah setiba di kamar kami hampir saja berhubungan badan, Roy kemudian pergi dengan raut wajah kesal karena aku memang aku yang memancingnya untuk melakukan hubungan badan itu.” jelas Alice.“Wah, kok sampai kamu kepikiran untuk melakukan hubungan badan dengannya?” Ardi terkejut.“Aku juga nggak tahu kenapa setiap kali aku jalan dengan Roy, ak

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status