“Aku akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata, karena kamu sudah pengalaman di bagian itu maka kamu yang aku percayakan untuk mengurusnya,” tambah Angel karena Roy tadi hanya diam tak menanggapi.“Tante akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata?” Roy ingin memastikan kembali hal yang disampaikan Angel itu.“Ya, kamu sebagai direkturnya. Gimana apa kamu mau?” tegas Angel.“Pengalamanku di hotel dan di perusahaan pariwisata hanya sebatas karyawan biasa, Tante.” ulas Roy.“Tapi aku yakin kamu juga tahu tentang cara menjalankan serta mengelola hotel dan perusahaan itu kan? Di Jakarta juga banyak para turis yang berkunjung, meskipun nggak sebanyak di Pulau Bali. Namun prospeknya cukup lumayan jika diurus secara benar dan terarah,” tutur Angel.“Gimana ya Tante?” Roy merasa bingung.“Hemmm, kamu nggak usah buru-buru memberi keputusan. Kamu pikir-pikir aja dulu dan jika nanti keputusanmu udah buat bersedia menerima tawaranku itu, kamu hubungi aja aku,” ujar Angel.“Tentunya untuk
“Dia sekarang ke Qatar nemuin kedua orang tuanya bukan untuk dijodohkan, melainkan udah lama mereka nggak bertemu hingga Mami Viola meminta Viola datang karena kangen.” Potong Roy di saat Angel semakin geram.“Viola bilang begitu?” tanya Angel, Roy menjawab dengan menganggukan kepala.“Kamu percaya dengan yang diomonginnya itu?” tanya Angel lagi.“Ya, karena seminggu sebelum dia akan ke Qatar, Viola ngajak aku ketemuan dan menjelaskan semua perihal alasannya untuk menemui kedua orang tuannya itu. Maminya pun berjanji kedatangannya ke Qatar sekarang bukan untuk dijodohkan, karena udah dijamin nggak akan dijodohkan itulah Viola bersedia datang ke Qatar.” Jelas Roy.“Oh begitu. Lalu bagaimana tanggapan Viola sendiri atas nggak disetujui hubungannya dengan kamu oleh orang tuanya itu?” Angel ingin tahu.“Sampai saat ini dia belum menemukan solusi selain mengusulkan agar aku mau berpura-pura menjadi pria lain..”“Pria lain gimana maksudnya?” potong Angel.“Aku diminta jadi pria yang berprof
Sebuah restoran sekaligus di sampingnya juga terdapat cafe yang lokasinya di pinggiran pantai menjadi pilihan Roy dan Angel, karena tadi sore Angel ingin berkeliling menikmati keindahan sore di berbagai tempat makanya saat mereka tiba di restoran dan cafe itu hari sudah malam.Selain tempat untuk santai, Angel dan Roy juga memutuskan untuk makan malam di sana.“Besok pagi aku akan pulang ke Jakarta,” Angel mengawali obrolan sembari menikmati makan malam mereka di restoran itu.“Loh, Tante hanya 2 hari liburan di sini?” tanya Roy.“Aku sebenarnya udah 4 hari dengan hari ini liburan di sini, kebetulan aja kemarin nggak sengaja ketemu kamu di hotel tempat aku menginap itu,” jawab Angel.“Oh gitu, kirain hanya 2 hari aja. Gimana liburannya, apa Tante merasa happy dan fress kembali setelah tentunya sibuk dengan kerjaan di kantor?” Roy bertanya kembali.“Ya gitulah Roy, meskipun nggak sehappy mereka yang datang ke sini dengan pasangan atau pula keluarga,” ujar Angel.“Hemmm, kenapa Tante ng
“Hari ini Mas Roy masuk kerja?” tanya Viola saat mereka duduk di ruangan depan rumah mewah kediaman CEO muda dan cantik itu bersama Opa dan Oma nya.“Ya, tadi aku minta tolong sama teman yang juga kerja di lapangan untuk menangani dulu para turis yang seharusnya aku yang mengantar jemput mereka.” jawab Roy.“Mending hari ini Mas nggak masuk kerja dulu,” ujar Viola.“Wah, nggak enak sama teman yang tadi aku minta tolong nangani para turis yang mustinya kerjaan aku itu,” ulas Roy.“Ya udah kalau gitu nanti jam istirahat siang kita makan siang bareng ya Mas? Ada hal penting yang ingin aku sampaikan,” pinta Viola.“Oke, nanti aku akan jemput kamu di sini,” ulas Roy.“Loh nggak usah, Mas Roy sebut aja nanti makan siangnya di mana biar aku yang nyusul ke sana,” ujar Viola, meskipun dia sebagai CEO akan tetapi jika hal yang menyangkut pekerjaan terlebih Roy telah berjanji pada temanya, Viola mengesampingkan dulu urusan pribadinya.“Ya udah, kalau gitu sekarang aku ke lapangan.” Ujar Roy, Vio
“Iya Pak, apa yang dikatakan Viola ada benarnya juga. Jika saat ini kita sampaikan, bukan tidak mungkin Husein nggak bisa menerima atau mau menyadari jika perjodohan itu bukan cara yang terbaik demi ingin putrinya menikah,” Oma menenangkan Opa yang telah tersulut emosi.Saat jam istirahat kerja siang itu Roy menuju sebuah restoran yang waktu ia kunjungi bersama Angel, sepertinya Roy merasa ketagihan untuk makan di samping lokasinya yang juga indah dekat dengan bibir pantai.Setelah memilih sebuah meja di dalam restoran itu, Roy merogoh ponsel yang ia taruh di saku celananya lalu melakukan panggilan.“Hallo Mas,” sapa seorang wanita yang baru saja dihubungi Roy itu.“Hallo juga Viola.” Sahut Roy.“Mas lagi di mana? Sekarang kan udah waktunya istirahat dan makan siang?” tanya wanita itu yang ternyata Viola.“Ya Viola, karena udah masuk jam istirahat siang makanya aku menghubungi kamu. Sekarang aku udah berada di sebuah restoran yang lokasinya indah serta menu-menunya sangat lezat.” jawa
“Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m
“Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren
Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i
Dengan berjalan agak cepat pengemudi mobil yang merupakan seorang pria muda berwajah tampan masuk ke dalam restoran itu, ia berdiri sejenak sembari melayangkan pandangannya ke seluruh meja di ruangan restoran itu, karena tak melihat sosok yang dicari pria itupun langsung naik ke lantai 2.Di lantai 2 restoran mewah itu tak kalah ramainya di bandingkan lantai 1, hingga pria itu kembali melayangkan pandangan tanpa terlebih dahulu memilih meja untuk duduk.“Nah itu dia. Wah, ternyata ia ke sini nggak sendiri melainkan dengan beberapa orang dan memilih meja panjang. Siapa mereka?” kembali pria itu bergumam.Karena merasa ragu dan tak nyaman berdiri terlalu lama, ia memutuskan untuk memilih satu meja dan duduk di sana. Di lantai 2 itu bukan hanya tersedia meja panjang untuk beberapa orang, melainkan juga ada meja yang disediakan untuk 2 hingga 4 orang saja.Sambil terus mengarahkan pandangannya pada sosok yang ia cari, pria itupun menyambil memesan menu pada salah seorang pelayan di lantai
“Belum pernah Pak, makanya pada kesempatan ini aku dan keluarga memutuskan untuk berlibur ke sini dan kebetulan juga sahabatku ini bersedia menemani kami sekalian mengujungi Bapak dan Ibu serta Viola di sini.” Jawab Pak Hamid.“Oh begitu, tapi maaf sebelumnya jika rumah kami ini nggak semewah hotel-hotel yang ada di Pulau Bali ini.” ucap Opa Viola merendah.“Ah, siapa bilang Pak. Rumah ini nggak kalah mewah dengan hotel-hotel di sepanjang jalan yang tadi sempat kami lihat ketika menuju ke sini,” ujar Pak Hamid sembari mengitari pandangannya ke seluruh ruangan di dalam rumah itu.“Iya Pak, di samping rumah ini cukup megah hawanya pun sangat sejuk. Sangat jauh sekali bedanya bila di bandingkan di tempat kami,” kali ini Bu Qoira yang bicara.“Hemmm, tentu aja bedalah Qoira. Qatar kan nggak jauh beda dengan Arab Saudi yang hawanya sangat panas,” Bu Astrid yang menanggapi, Opa dan Oma Viola hanya senyum-senyum saja.“Benar juga, padahal saat ini tengah hari jika di Qatar hawanya pasti lagi
“Ya, sebaiknya kamu segera memberi tahu kedua orang tuamu agar mereka nggak cemas karena mereka tentunya tahu kamu akan berlibur di sini selama 3 hari aja,” ujar Roy.“Iya Roy, secepatnya aku akan kasih tahu mereka.” ulas Alice sembari menatap Roy.Tatapan bule cantik berambut pirang itu pada Roy seperti mengandung arti yang tentu saja hanya dia sendiri yang tahu, apakah karena dia merasa peluang besar untuk menaklukan Roy? Atau ada perasaan lain yang tiba-tiba hadir di lubuk hatinya?Setelah selesai makan dan duduk sejenak melanjutkan obrolan mereka, Roy pun mengantar Alice kembali ke hotel tempat bule muda cantik itu menginap karena waktu istirahat siang telah habis dan Roy harus kembali bekerja.Meskipun waktu kebersamaan mereka siang itu hanya kurang lebih 1 jam, namun bagi Alice hal itu sangat menyenangkan. Begitu tiba di kamarnya Alice langsung rebahkan tubuhnya di atas ranjang, seulas senyuman yang menyiratkan kegembiraan tampak di bibirnya.“Roy memang sangat berbeda dengan pr
“Kurang lebih 2 tahun,” jawab Roy.“Dia pastinya sangat cantik hingga kamu begitu sayang padanya,” ujar Alice dari nada bicaranya terkesan ada rasa cemburu.“Bagiku dia bukan cantik semata, tapi juga baik dan pengertian serta mau menerimaku apa adanya,” ulas Roy.“Menerimamu apa adanya, maksudnya gimana?” tanya Alice tak faham.“Begini, aku ini hanya seorang karyawan biasa saja sementara dia adalah CEO sekaligus atasanku di perusahaan pariwisata itu,” jawab Roy jujur apa adanya.“Apa?! Kekasihmu itu atasanmu sendiri?” Alice terkejut, Roy menanggapinya dengan mengangguk dan tersenyum.“Kok bisa? Lalu bagaimana ceritanya hingga terjalin hubungan di antara kalian berdua?” Alice penasaran.“Aku juga nggak menyangka dan hal itu terjalin begitu saja seiring dengan waktu,” jawab Roy berusaha untuk terlihat bahagia tanpa beban yang saat ini tengah mengusik hati dan pikirannya.“Sebenarnya aku tak pantas untuk ia jadikan kekasih,” sambung Roy dan hal itu membuat Alice nampak kerutkan keningnya
“Sekali lagi aku minta maaf, aku hanya bisa menemani jalan dan membawamu ke tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi di pulau ini, tapi untuk menemanimu tidur di kamar ini aku nggak bisa karena aku telah memiliki kekasih,” jawab Roy yang terpaksa jujur karena dia sudah tak tahu bagaimana cara mencari alasan untuk menolak.“Oh, kamu udah punya kekasih rupanya? Ah, jika malam ini aja kamu tidur bareng aku di sini, aku rasa kekasihmu itu nggak akan tahu atau juga curiga.” Ujar Alice yang ternyata juga tak peduli dengan kejujuran Roy yang mengatakan dirinya telah memiliki kekasih.“Dia mungkin saja nggak akan tahu atau pula curiga, tapi aku nggak mau menghianati cintanya karena aku sangat menyanyanginya,” kali ini Roy cukup tegas, hingga beberapa saat dalam keadaan setengah mabuk Alice nampak tercengang mendengarnya.Karena tak ada reaksi apa-apalagi dari Alice, Roy kemudian pamit dan meninggalkan kamar itu setelah menyelimuti tubuh Alice dengan selimut. Sampai Roy ke luar dan menutup
Alice benar-benar merasa surprise dengan semua itu, rasa penasarannya ingin mengelilingi seluruh kawasan Pulau Bali pun terpenuhi.“Apa di sini ada night club, Roy?” tanya Alice ketika ia merasa puas berkeliling.“Ada beberapa buah night club di pulau ini, emangnya kamu mau ke sana?” jawab Roy lalu balik bertanya.“Ya, aku mau happy-happy di sana melewati malam ini hingga nanti kembali ke hotel. Kamu bisa antarkan aku ke night club paling besar dan ramai di sini?” pinta Alice.Roy yang maklum jika hampir seluruh turis yang berkunjung ke pulau itu hobi ke night club di saat malam, maka Roy memenuhi permintaan Alice dengan mengarahkan mobil yang ia kemudi itu ke salah satu night club terbesar di Bali.Yang namanya night club tentu tak asing lagi jika di dalamnya terdapat berbagai jenis minuman, mulai dari minuman berkadar alkohol rendah hingga tinggi. Di sana juga terdapat music room, biasa pula digunakan untuk berdansa dan melantai bagi para pengunjung.Suasana di dalam ruangan night c
“Mungkin karena aku baru pertama kali berkunjung ke sini dan juga tadi siang aku ikut dalam rombongan para turis yang kamu jemput serta antar, aku merasa nyaman dengan cara kamu mengemudi makanya aku meminta kamu,” jelas Alice, Roy hanya menanggapi dengan senyum ramahnya.“Gimana kalau kita jalan sekarang, Roy?” sambung Alice.“Oke, mari!” jawab Roy, mereka pun sama-sama berdiri lalu Roy mengajak Alice menuju mobil yang tadi ditunjukan oleh Ardi di depan lobi hotel itu.Roy dan Alice menghampiri sebuah mobil jenis Pajero Sport yang di parkir di depan lobi hotel itu, setelah mereka naik mobil yang dikemudikan oleh Roy itupun bergerak menuju jalan raya meninggalkan halaman dan kawasan hotel mewah itu.Mobil yang dikemudikan Roy sengaja dilajukan santai, tujuannya agar Alice dapat menikmati panorama di sisi kanan dan kiri jalan raya yang dihiasi lampu-lampu. Memang sangat berbeda suasana jalan raya ketika malam di bandingkan siang hari, kebanyakan dari pengendara sengaja melaju perlahan
“Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja
Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang