Share

Bahaya yang Tersembunyi

Bab 84

Bahaya yang Tersembunyi

Malam mulai merayap pelan, suasana di rumah Kinanti terasa sepi setelah seharian ia menghabiskan waktu bersama Martha dan bayinya. Kinanti duduk di ruang tamu sambil menyusui buah hatinya. Ia melirik jam dinding, sudah hampir jam delapan malam, namun Brian belum juga memberikan kabar. Perasaan cemas mulai muncul di hatinya, meski ia berusaha mengenyahkannya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nama Brian muncul di layar. Kinanti cepat-cepat menjawab, merasa lega akhirnya suaminya memberi kabar.

“Halo, sayang,” ucap Kinanti lembut. Namun, suara Brian di seberang terdengar agak tegang.

“Halo, Kinanti. Maaf ya, malam ini aku nggak bisa pulang,” kata Brian dengan nada datar.

Kinanti terdiam sejenak. “Kok nggak bisa pulang? Ada apa, Brian?”

“Ada urusan kantor yang mendadak. Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan penting. Kamu nggak perlu khawatir, aku baik-baik saja di sini.”

Kinanti merasa ada sesuatu yang aneh dalam nada suara suaminya. Biasanya, Brian akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status