"Bagaimana hasilnya jika memang belum berhasil ya bisa dicoba lagi jangan pantang menyerah." Bu Widuuri langsung saja merangkul menantunya itu untuk duduk di sofa kali ini dirinya ingin belajar dari kesalahannya dulu tidak ingin memaksa Arini untuk bisa kembali memiliki anak karena lagi pula mereka sudah memiliki cucu ada atau tidaknya cucu lagi ya tidak masalah. "Jangan terlalu dipikirkan, kalian 'kan sudah memiliki si kembar."
Elsyam meminta pelayan membawakan air putih, untuk sang istri karena sejak kepulangan dari rumah sakit itu wajah Arini benar-benar pucat dan sejak tadi pun ia memilih untuk diam saja. "Diminum dulu Sayang." Dirinya memilih untuk duduk di sebelah sang istri sembari tangannya terus saja mengusap bahu dari wanita itu.Melihat tatapan anak serta menantunya sepertinya bu Widuri mengetahui jika harapan mereka memang belum bisa terwujud apalagi wajah Arini terlihat begitu sedih. Ia juga tidak akan memaksa seperti dahulu."Arini hamil, Ma,Suasana kian memanas saat pak Bambang terus-terusan menghina Elsyam di hadapan semua petinggi perusahaan. "Dia itu hanyalah seorang pengecut dan lelaki yang tidak bertanggung jawab!" seru Pak Bambang. Lelaki itu merasa berada di atas angin karena para wartawan yang tengah meliput acara peresmian tersebut, kini juga ikut merekam apa yang dirinya ucapkan hal tersebut membuat dirinya yakin jika Elsyam akan kehilangan karir serta kepercayaannya di dunia bisnis ini. "Bisa-bisanya dia membuang anakku hanya untuk seorang wanita panti asuhan saja yang sudah meninggalkannya selama 10 tahun lalu datang dengan membawa dua anak kembarnya siapa tahu itu bukanlah darah dagingmu Elsyam!"Sejak tadi Elsyam sudah berusaha untuk menahan amarahnya, ia sebisa mungkin untuk tidak terpancing dari ucapan pak Bambang walaupun dirinya dihina-hina, tetapi tetap saja dirinya berusaha untuk menjaga citranya di depan para petinggi perusahaan. Apalagi hal ini disiarkan secara live di TV T
"Sudah dua hari kita tidak mengetahui kabar dari Elsyam kenapa kalian diam saja!" Arini benar-benar tidak bisa lagi menahan emosinya apalagi sekarang ia tengah berbadan dua bagaimana dirinya yang tidak mampu mengontrol lagi emosinya tersebut ia meluapkan semua kekesalannya kepada kakaknya itu. "Aku ingin mencari Elsyam sendiri," ujar Arini lagi. Karena sejak kemarin mereka tidak mengizinkan dirinya untuk pergi, tetapi dirinya tidak bisa tenang di rumah jika belum mengetahui kabar dari suaminya tersebut.Abraham dan tuan Alfon langsung saja mencegah Arini yang akan berbuat nekat seperti itu. "Kamu jangan bertindak yang tidak tidak ingat kandunganmu bagaimana jika Elsyam mengetahui kita membiarkanmu mencarinya dia pasti akan marah," ungkap Abraham. Dirinya sangat mengetahui bagaimana Elsyam memperlakukan adiknya tersebut tak mungkin dirinya akan membiarkan Arini pergi begitu saja sedangkan Elsyam memperlakukan istrinya bak seorang ratu saja."Kamu jangan egois Nak, p
Elsyam berusaha untuk melarikan diri dari kejaran para preman itu. Namun, usahanya berujung sia-sia akhirnya dirinya kembali tertangkap oleh para preman tersebut."Lepaskan aku sebenarnya apa tujuan kalian menculikku!" seru Elsyam. Tenaganya sudah terkuras habis karena sejak tadi ia sudah melawan mereka semua, melarikan diri cukup jauh, tetapi akhirnya tertangkap juga.Para preman itu tidak ada yang menjawab mereka hanya menggeret tubuh Elsyam dengan begitu kasar bahkan saat lelaki itu terjatuh tetap saja dipaksa untuk kembali bangkit lagi dan kembali berjalan. "Sebentar lagi kamu akan tahu siapa orang yang menyuruh kami untuk melakukan ini."Elsyam kembali lagi diikat bahkan mereka semua mengikatnya dengan berlapis-lapis karena takut kejadian seperti tadi terulang kembali hal tersebut bisa membahayakan mereka semua.Para preman itu menghubungi seseorang ia mengatakan jika target sudah sadarkan diri."Suruh gantikan dia dengan baju p
"Awas, perutku sakit sekali rasanya." Arini mengerang kesakitan ia memegang perutnya rasanya benar-benar begitu sakit wanita itu berusaha untuk tetap berdiri dan dokumen ia melirik ke kiri dan kanan tidak ada siapapun juga. Arini sudah tidak tahan lagi untuk berdiri ya akhirnya luruh di lantai sembari terus mengarang kesakitan. "Rasanya begitu sakit ada apa ini," ungkap Arini. Dirinya benar-benar mengkhawatirkan tentang kondisi janinnya tersebut, karena selama kehamilan tidak pernah ia merasakan sakit seperti ini.Nency yang melihat Arini tengah mengerang kesakitan pun ia berusaha untuk langsung membantunya mengambil beberapa orang pelayan. "Nyonya, kenapa?"Beberapa pelayan pun langsung datang dan membantu Arini mereka semua memapah Arini untuk berjalan menuju sofa di ruang tamu bu Widuri tuan Alfon pun segera menghampiri menantunya yang tengah mengarang kesakitan itu. "Apa yang terjadi hari ini kenapa kamu kesakitan seperti ini?" tanya Bu Widuri. Dirinya benar-benar panik melihat kea
Abraham dan Rido pun yang mengikuti Hendri dari belakang akhirnya ia bisa menemukan Elsyam tak menyangka melihat lelaki itu sudah berlumuran darah mereka langsung saja menghajar para preman suruhan tersebut dengan kekuatan yang seimbang akhirnya mereka semua dapat menumbangkan para preman itu Abraham langsung saja mengambil sebuah tali ia mengikat para preman tersebut di sebuah pohon besar."Cepat kamu bawa mereka berdua ke rumah sakit Do biar aku yang menangani mereka," ungkap Abraham kembali.Rido mengangguk dirinya memapah Elsyam terlebih dahulu menuju mobil, lalu setelah itu Hendri berusaha dirinya gendong karena tubuh lelaki itu begitu kurus saat ini dan tidak segagah dulu lagi.Abraham menatap sengit kelima preman tersebut, ia juga sudah menghubungi anak buahnya untuk segera menuju lokasi yang dirinya syar itu untuk membantu dirinya mengurus para penjahat ini."Cepat katakan siapa yang menyuruh kalian!" seru Abraham. Wajah lelaki itu terliha
Acara pemakaman baru saja usai, tidak menyangka jika Hendri kini sudah tiada di saat-saat terakhirnya lelaki itu meninggalkan kesan baik untuk dirinya. Dia menjadi penyelamat nyawanya seandainya saja dirinya saat itu yang terkena tusukan bertubi-tubi mungkin saja nasibnya akan sama dengan Hendri.Elsyam memakai kembali kacamata hitamnya itu lalu dirinya melangkah beriringan dengan orang tuanya. Arini tidak bisa ikut ke pemakaman karena wanita itu belum diizinkan untuk turun dari ranjang."Ayo El kita pulang," ungkap Bu Widuri.Elsyam lelaki itu memilih untuk bangkit, ia melihat gundukan tanah merah tersebut. Dirinya masih teringat jelas bagaimana dulu masa kecilnya bersama Hendri walaupun tidak pernah mendapatkan keadilan, tetapi mereka melewati masa kecil itu bersama-sama. Hingga dewasa pun dirinya menjadi pelindung dari adiknya itu, walaupun dirinya sempat kesal karena ulah dari sang adik. Namun, bagaimanapun juga dirinya masih saudara dan masih memiliki
Arini menatap wajah sang suami yang sejak tadi tidak tertidur, ia tahu apa yang dipikirkan oleh suaminya itu pasti suaminya sedikit kehilangan tentang kematian dari adiknya Hendri mau bagaimanapun juga mereka adalah tetap bersaudara. "Kenapa belum tertidur?" tanya Arini pelan.Elsyam menoleh, walaupun dirinya berusaha untuk melupakan Hendri dan ia juga sudah memaafkan ke semua kesalahan dari adiknya itu. Namun, ia juga hanyalah seorang manusia biasa yang tetap saja merasa kehilangan. "Munafik sekali jika aku mengatakan aku tidak bersedih atas kematian dari Hendri. Bohong jika aku mengatakan jika aku sudah melupakannya, tetapi demi Allah aku sudah memaafkan semua kesalahan yang sudah dia perbuat," ungkap Elsyam lagi. Memang dalam hatinya iya sedikit menyesal sudah melakukan hal itu kepada sang adik dirinya hanya ingin membuat Hendri berubah menjadi orang yang baik memasukkannya ke penjara. Menurutnya sakit parah yang didera oleh adiknya itu sudah cukup untuk membua
Elsyam memasuki ruangan meeting dengan langkah yang begitu tegap, aura mendominasi pun begitu terasa karena kedatangannya orang-orang yang melihat kedatangannya pun langsung berdiri untuk menyambutnya.Sekretaris serta beberapa asistennya pun langsung menyiapkan tempat serta keperluan dari lelaki itu.Elsyam seperti biasa lelaki itu memasang wajah kakunya jika berhadapan dengan rekan kerja serta investor lainnya. Namanya pun sudah melambung tinggi dan bahkan siapa yang tidak mengenalnya jika ia adalah seorang pembisnis muda yang begitu sukses dan melanglang buana. Tak pernah terkena gosip bahkan lelaki itu pun menutup rapat tentang informasi-informasi mengenai keluarganya karena ia tidak ingin perihal bisnis di ikut campurkan dengan urusan keluarga."Pak Yordan sedang dalam perjalanan, tadi di jalan dia mengalami sedikit insiden." Rido memberitahukan hal itu karena dirinya baru saja menerima panggilan telepon dari asisten calon rekan kerja yang baru bosnya
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan