Share

Bab 144

Author: Miss Secret
last update Last Updated: 2025-01-18 19:52:39

Alan baru saja keluar dari ruang ICU, ketika tiba-tiba Bu Sinta mendekat padanya dengan raut wajah panik.

"Nanti siang Kanaya bisa dipindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya sudah cukup stabil," terang Alan, sebelum Bu Sinta mengucapkan sepatah kata pun.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu."

Alan pun mengangguk, sembari mengamati raut ketegangan di wajah Bu Sinta. Wanita paruh baya itu, tampak sedang ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu.

"Ada apa, Ma?"

"Emh Alan ...."

"Apa lagi yang diperbuat oleh Arumi?" tebak Alan dengan yakin, kecemasan yang diperlihatkan Bu Sinta, pasti ada hubungannya dengan Arumi.

Bu Sinta mendesah pelan. "Arumi keguguran, tapi dia justru memanfaatkan kejadian itu untuk semakin memojokkan kalian. Sekarang, caci maki pada kalian, kian kencang di dunia maya. Mama takut, nantinya juga berdampak bagi perusahaan kamu."

Alan pun terkekeh, seolah tak peduli citranya hancur. "Alan, kok malah ketawa sih? Foto-foto Arumi yang terlihat frustasi karena diselingkuhi, dan k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 145

    "Ada apa sih, Bob. Jangan bikin orang takut deh!" pekik Arumi panik, saat melihat raut kecemasan di wajah Boby. Laki-laki gemulai itu pun mendekat ke arah Arumi, dan Pak Rama."Arumi gawat ...!" Boby menjawab, sembari menatap penuh ketakutan pada Pak Rama. "Boby ngomong yang jelas dong!" Arumi kian dilanda kepanikan. Sedangkan Boby, kini terlihat ragu. Apalagi Pak Raja menatapnya penuh intimidasi. "Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau takut padaku?"Pak Rama ikut bersuara, dan akhirnya Arumi pun mengerti mengapa Boby terlihat enggan bercerita. Asistennya itu pasti merasa cemas dengan keberadaan Pak Rama.Boby dan Arumi pun akhirnya saling melempar kode. "Ada apa ini, Boby?" tanya Pak Rama kembali yang kini semakin curiga, saat melihat laki-laki itu justru tak mengungkapkan kecemasannya."Nggak ada apa-apa, cuma panik tiba-tiba kondisi Arumi kaya gini."Pak Rama pun mengangguk, lalu menghembuskan napas panjang. "Pa, dari tadi malam Papa di sini temenin Arumi. Sekarang, ud

    Last Updated : 2025-01-19
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 146

    Alan pun mendekat pada Bu Sinta. "Ada apa, Ma?""Lihat ini!" Bu Sinta memberikan ponselnya pada Alan, lalu dengan seksama laki-laki itu membaca sebuah postingan yang kini terlihat mulai ramai dengan berbagai komentar miring dari netizen.Alan tertegun sejenak, perasaannya begitu campur aduk, melihat postingan tentang sebuah skandal besar influencer terkenal yang baru saja diungkap, dan infkueencer tersebut adalah Arumi. Foto-foto, dan video Arumi dengan Leo kini tersebar begitu cepat di dunia maya.Wajah yang terpampang di layar sempat membuatnya membeku. Alan juga sempat menggosok matanya, memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Beberapa saat yang lalu, dia merasa begitu putus asa, bahkan sempat berniat membawa Kanaya ke luar negeri.Akan tetapi, kondisi sekarang sepertinya mulai berbeda. Alan tahu, hujatan padanya tak lantas surut, tetapi berita yang kini beredar, menandakan jika posisinya, dan Arumi pun seimbang.Alan kemudian menscroll layar ponsel tersebut, dan melihat sebuah aku

    Last Updated : 2025-01-19
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 147

    Beberapa Saat Sebelumya ....Pak Rama yang sudah berjalan menjauh dari ruang perawatan Arumi, saat menyadari jika sosok Boby telah masuk, dan mendekat pada Arumi, kini berbalik.Dengan hati-hati, laki-laki paruh baya itu, berdiri di depan pintu sembari menempelkan telinganya di pintu tersebut, untuk mendengarkan percakapan Arumi, dan Boby."Bagaimana semua ini bisa terjadi? Siapa yang melakukan ini, Bob? Apa yang harus kita lakukan?""Kita harus memberikan penjelasan yang membuat publik percaya, Arumi.""Tapi, kita juga harus punya bukti kuat untuk membantahnya, Bob. Kalau nggak, mereka nggak bakal percaya.""Aku mereka percaya?""Mereka tunggu penjelasan dari kamu, Arumi."Aku nggak kuat, Bob.""Arumi, kamu harus kuat. Kalau kita nggak tanggapi ini, mereka bakal bikin cerita lebih buruk. Kamu tahu kan gimana media bekerja.""Aku nggak peduli! Semua ini terlalu berat. Orang-orang bakal benci aku.""Arumi, fokus. Kamu influencer terkenal. Kita buat klarifikasi yang jujur, tapi terukur.

    Last Updated : 2025-01-20
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 148

    "Pak Rama, Alan. Saya permisi pulang dulu. Hari ini, pembantu rumah tangga yang biasa nemenin Kenan lagi sakit. Kasihan Kenan kalo nggak ada yang nemenin.""Oh silahkan, Bu Sinta. Sampaikan salam saya pada Kenan. Kalau situasinya sudah memungkinkan, saya jenguk Kenan di rumah Bu Sinta."Bu Sinta pun mengangguk. "Iya, nanti saya sampaikan pada Kenan. Saya permisi pulang dulu.""Hati-hati, Ma.""Iya, kasih tahu Mama ya kalau Kanaya sudah dipindahkan ke ruang perawatan."Alan pun mengangguk, sembari tersenyum simpul. Hari ini, sebenarnya Kanaya sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan, tinggal menunggu saja."Apa yang ingin Papa bicarakan?" tanya Alan, memulai percakapan tersebut.Laki-laki paruh baya itu, duduk di hadapan Alan, dan menatapnya penuh penyesalan."Alan, Papa tahu apa yang terjadi dengan rumah tangga kalian. Papa tahu bagaimana sikap buruk Arumi, dan setelah kau mengucapkan talak pada Arumi, Papa tahu dia sudah mengkhianatimu. Namun, Papa baru tahu kalau ternyata dia sampa

    Last Updated : 2025-01-20
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 149

    Dingin malam menusuk tulang, tapi yang lebih menyakitkan adalah rasa penyesalan yang tak kunjung hilang dari benak Bu Dahlia. Dia duduk di sudut ruangan kecil dengan tembok kusam berwarna abu-abu. Bukan ruangan yang layak untuk seorang ibu, tapi ia tak punya pilihan. Penjara ini, kini menjadi tempat tinggalnya.Detik demi detik, Bu Dahlia lalui dengan penuh kebimbangan. Entah mengapa, sejak tadi perasaannya begitu berkecamuk, seperti merasakan sebuah firasat buruk, tapi entah apa.Tanpa sengaja, atensi Bu Dahlia, tertuju pada layar televisi kecil di di dekat sel. Melihat siaran berita di televisi tersebut, seketika mata Bu Dahlia terbelalak lebar.Jantungnya berdetak kencang tak beraturan, seolah akan terlepas dari tempatnya. Berita itu datang seperti pukulan telak di dada. Anak tersayangnya, Arumi, kini menghiasi layar televisi tersebut.Berita di televisi menyebutkan, Arumi terseret dalam skandal perselingkuhan dengan salah satu pimpinan e-commerce.Mata Bu Dahlia masih membelalak l

    Last Updated : 2025-01-21
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 150

    Alan menatap interaksi Kanaya, dan Pak Rama. Laki-laki itu tersenyum simpul, disertai perasaan haru yang menyeruak di dalam dada.Sejujurnya, Alan pun tak menyangka jika Kanaya, adalah anak kandung dari Pak Rama, sosok yang selama ini Kanaya anggap sebagai kakeknya.Namun, di sela rasa haru itu, tersisip juga kemarahan pada Arumi, yang telah membuat skenario agar mereka mengadopsi Kanaya. Alan benar-benar merasa dipermainkan. Dia pikir, istrinya yang egois, begitu tulus pada Kanaya. Namun, di balik semua itu, mantan istri, dan mertuanya ternyata telah membuat skenario jahat yang begitu keji.Meskipun Alan pun yakin, Arumi melakukan hal tersebut, pasti tak lepas dari permintaan Bu Dahlia. Namun, apapun tujuan awalnya, dalam lubuk hati yang paling dalam, dia pun mengakui, jika Arumi tak mengadopsi Kanaya, mungkin, dia takkan pernah bertemu dengan gadis itu.Tampak terlihat jelas, wajah Pak Rama yang terlihat lelah, tapi matanya dipenuhi harapan. Hatinya berdebar-debar. Setelah bertahun-

    Last Updated : 2025-01-22
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 151

    Di Ruang Perawatan ...."Kalian menikah saja! Bukannya Papa mau menghentikan langkah Kanaya, tapi sepertinya hubungan kalian sudah cukup jauh," sambung Pak Rama, yang mengetahui video Alan, dan Kanaya yang tersebar.Sebagai laki-laki dewasa dia cukup paham, sejauh mana hubungan Kanaya, dan Alan. Apalagi, Alan juga sudah berumah tangga. Pak Rama yakin, hubungan putrinya, dan Alan pasti tidaklah hanya pada sebatas berpegangan tangan.Alan, dan Kanaya pun saling berpandangan. Lalu, Alan mulai membuka suaranya, "Saya akan bertanggung jawab atas hubungan ini, Pa. Saya memang serius dengan Kanaya. Meskipun Kanaya masih muda, tapi untuk saat ini Kanaya masih duduk di bangku kuliah. Saya takut Kanaya keberatan, dan tidak mau menghambat masa depan Kanaya.""Setelah kejadian ini, memangnya kamu masih ingin melanjutkan kuliah kamu, Naya?" sahut Pak Rama, cemas jika Kanaya akan mendapat perundungan jika di luar sana.Bahkan, laki-laki paruh baya pun rasanya belum ingin membiarkan Kanaya pergi seo

    Last Updated : 2025-01-22
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 152

    Di Ruang Perawatan Arumi ....Boby menatap Arumi yang kini terlihat begitu sendu. "Arumi, lo mau makan nggak? Gue suapin ya!"Arumi tak menjawab. Dia terlihat begitu asyik dalam pemikirannya sendiri, seolah sedang mengolok keadaannya yang sudah hancur.Karir, rumah tanggal, dan citra yang dia bangun selama bertahun-tahun kini hancur. Arumi bahkan tak tahu, dan belum memiliki rencana apapun setelah kejadian ini. Karirnya cemerlang, kini semua itu hanya ilusi yang sekarang telah tercerai-berai.Skandal itu datang seperti badai di musim kemarau—tidak terduga, dan menghancurkan segalanya dalam sekejap. Kolega yang dulu mengaguminya kini memalingkan muka. Dunia kerja yang dulu menjadi tempat ia bersinar berubah menjadi ruang penuh bisik-bisik dan penghakiman.Namun, penderitaannya tak berhenti di sana. Karena rumah tangganya pun kini juga hancur.Arumi duduk, sembari bergumam lirih, "Mengapa ini terjadi? Apa salahku? Bagaimana aku bisa memperbaiki semuanya?"Akan tetapi, sebanyak apapun pe

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 243

    Rain melirik Arumi, kekasihnya, yang tampak sendu saat menatap prosesi akad nikah Alan dan Kanaya. Tatapan wanita itu kosong, seolah pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Rain mengeratkan genggamannya di tangan Arumi, mencoba mengalirkan kehangatan, tetapi Arumi tetap terpaku.Alan, mantan suami Arumi, duduk dengan tenang di seberang mereka, mengucapkan ijab kabul dengan suara mantap. Setiap kata yang keluar dari bibir pria itu seperti bilah pisau yang mengiris perasaan Arumi. Rain bisa merasakan tarikan napas berat dari kekasihnya, seolah dia sedang berjuang keras menahan sesuatu di dalam hatinya.Rain tahu, meski kini Arumi adalah miliknya, ada bagian dari hati wanita itu yang masih berdamai dengan luka lama, dan di momen ini, Rain yakin, luka itu kembali menganga.Wanita itu masih terpaku menatap prosesi akad nikah Alan dan Kanaya. Wajahnya terlihat tenang, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang sulit diartikan.Perlahan, Rain meraih tangan Arumi, menggenggamnya dengan lembut

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 242

    Pagi ini, mentari bersinar lembut, menyapa dengan kehangatan yang membalut langit dalam semburat jingga keemasan. Angin sepoi-sepoi berbisik di antara dedaunan, menyertai aroma bunga-bunga segar yang menghiasi pelataran rumah besar tempat pernikahan Kanaya berlangsung.Kanaya baru saja selesai dirias. Wajahnya tampak begitu cantik dengan balutan make-up pernikahan yang sempurna. Dia menatap bayangannya di cermin, mengagumi bagaimana setiap detail dirancang untuk hari istimewanya. Jemarinya perlahan merapikan gaun yang membalut tubuhnya, memastikan segalanya tampak sempurna.Senyum manisnya merekah seperti mawar yang baru bermekaran. Matanya berbinar, mencerminkan harapan dan kebahagiaan yang memenuhi hatinya. Hari ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya, dan dia siap melangkah dengan penuh keyakinan.Saat ini, gadis itu berdiri di depan cermin dengan gaun pengantinnya yang anggun. Jemarinya sedikit gemetar saat merapikan kerudung yang menjuntai indah. Dia menatap bayangannya de

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 241

    Di sudut taman rumah sakit jiwa, di bawah pohon kamboja yang bunganya mulai berguguran, seorang wanita tua duduk sendiri di bangku besi yang mulai berkarat.Rambutnya kusut, sebagian telah memutih, dan gaun lusuh yang dia kenakan tampak terlalu besar untuk tubuhnya yang semakin kurus. Namun, ada sesuatu yang menenangkan dalam caranya duduk, tenang, dan anggun, seolah dunia yang dulu pernah menghancurkannya kini tak lagi punya kuasa atasnya.Dia tersenyum, senyum yang bukan dibuat-buat. Senyum yang bukan karena bahagia, tetapi karena menerima. Matanya kosong, tapi di kedalaman sorotnya, ada sesuatu yang sulit dijelaskan—keikhlasan. Seakan semua luka, semua kepedihan yang pernah membawanya ke tempat ini, telah dia genggam, lalu dia lepaskan dengan ringan.Angin sore berembus lembut, mengayun ujung selendangnya yang lusuh. Beberapa pasien lain berjalan mondar-mandir di taman itu, beberapa berbicara sendiri, beberapa hanya diam seperti patung. Namun, Bu Dahlia berbeda, dia tidak berbicara

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 240

    Hujan turun dengan lembut, membasahi dedaunan di halaman rumah Rain. Hawa dingin menyusup melalui celah jendela, menciptakan suasana sendu yang seolah menggambarkan isi hatinya.Sudah beberapa hari sejak Arumi kembali, kepulangannya tidak seperti yang diharapkan Rain. Wanita yang dia cintai selalu berdiri di depannya dengan tatapan kosong, tak lagi mengenalnya, tak lagi mengingat kisah mereka. Yang lebih menyakitkan, ingatan yang tersisa justru tentang pria lain, mantan suaminya, Alan.Hal tersebut, membuat Rain ragu untuk menemui Arumi, dan beberapa hari terakhir, dia memilih tak datang ke rumah kekasihnya. Padahal Arumi sudah menunggunya. Malam itu, Arumi pun memutuskan untuk datang ke rumah Rain. Gadis itu berdiri di ambang pintu, mengetuk pelan pintu rumah tersebut. Lalu, tak berapa lama, pintu itu pun terbuka, dan Bu Hani berdiri di depannya."Selamat malam, Bu.""Oh Arumi, ayo masuk, Nak." Bu Hani menyuruh Arumi masuk ke dalam rumah dengan lembut, sambil memperhatikan wajah ga

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 239

    Arumi menatap secangkir cappuccino di hadapannya, uap hangat mengepul pelan, seolah menari di udara. Namun, pikirannya jauh lebih dingin dan berkabut daripada minuman itu. Di depannya, Kanaya duduk dengan tenang, sesekali mengaduk minumannya tanpa benar-benar meminumnya."Jadi ...." Arumi membuka suara, suaranya terdengar ragu. "Apa aku benar-benar mencintainya?"Kanaya mengangkat wajahnya, menatap kakak tirinya dengan sorot lembut tapi penuh berhati-hati. "Yang aku tahu, kalian sudah menjalin hubungan cukup lama. Kalau tentang bagaimana perasaanmu padanya, aku nggak tahu."Arumi mengangguk pelan, mencoba mencerna kata-kata itu. Kekasih, kata itu terdengar begitu asing. Dia menggigit bibir, menatap jemarinya sendiri yang menggenggam sendok kecil. "Tapi, aku sama sekali nggak ingat sedikitpun tentang dia. Bahkan, saat berada di sampingnya tak ada sama sekali getaran layaknya orang jatuh cinta."Kanaya menghela napas. "Itu wajar. Amnesiamu membuatmu melupakan banyak hal. Tapi Rain ....

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 238

    Arumi terdiam di dalam mobil yang berhenti di depan rumah megah itu, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Udara dingin menusuk kulitnya, tetapi bukan itu yang membuatnya gemetar, melainkan ketakutan yang mencengkeram hatinya. Setelah sekian lama, akhirnya dia memberanikan diri datang ke rumah mantan mertuanya, tempat Kenan kini tinggal.Di sampingnya, Kanaya menyentuh lengannya pelan. “Kak, kalau belum siap, kita bisa balik,” bisiknya, suaranya lembut tapi penuh dukungan. Kayana mengatakan itu bukannya tanpa alasan, karena pesan yang dikirimkan Alan pun terlihat ambigu.Alan tak mengatakan Kenan mau bertemu dengan Arumi atau tidak, hanya menyuruh mereka untuk datang.Arumi menghela napas panjang. “Aku harus melakukan ini, Nay. Aku sudah terlalu lama membiarkan jarak di antara kami.”Kanaya mengangguk, meski dia tahu ini tidak akan mudah. Dia tahu, Kenan, yang selama ini menyimpan luka dan kebencian, mungkin tidak akan menerima Arumi begitu saja dengan mudah.Keduanya pun turun dari

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 237

    Alan dan Bu Sinta duduk berhadapan dengan Kenan di ruang tengah. Wajah mereka penuh harap, sementara Kenan menundukkan kepala, tangannya erat menggenggam mobil-mobilan birunya.“Mama mau ketemu kamu, Kenan.”Suara Bu Sinta terdengar lembut, seolah takut membuatnya marah. Namun, Kenan menggeleng cepat. “Nggak mau.”Anak itu masih menolak, meskipun sudah lama dia tak bertemu dengan Arumi. Alan sebenarnya paham, memang hal tersebut membuat luka yang besar di dalam hati. Kejadian itu memang sudah lama berlalu, tapi Kenan masih ingat malam itu, di mana dia melihat Arumi bermesraan dengan pria lain yang bukan ayahnya. Meskipun sebenarnya laki-laki itu adalah ayah kandungnya sendiri. Namun, Kenan tak mengetahui itu, yang Kenan tahu, ayah kandungnya hanyalah Alan.Sejak saat itu, Arumi menjadi sesuatu yang asing baginya. Kenan seolah membuat jauh-jauh wanita itu dalam hidupnya.“Tapi, Kenan. Mama Arumi kangen sama kamu,” bujuk Bu Sinta lagi. Meskipun Bu Sinta tak terlalu menyukai Arumi. Nam

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 236

    Di dalam kamar milik Arumi yang berwarna pastel dengan pencahayaan temaram dari lampu meja, Arumi dan Kanaya, duduk di atas sofa. Arumi bersandar pada sofa tersebut, sementara Kanaya duduk dengan gelagat canggung di sampingnya, memainkan ujung pakaian yang dia kenakan dengan jemarinya.Kanaya tak tahu apa yang akan Arumi bicarakan. Sejujurnya di dalam hati Kanaya, ada rasa cemas dengan apa yang akan dikatakan oleh Arumi. Kanaya menggigit bibirnya, menahan perasaan yang campur aduk.Sedangkan Arumi, menghela napas pelan, menatap langit-langit sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada Kanaya."Aku minta maaf ...."Suara lirih Arumi memutus keheningan. Matanya kini tampak berkaca-kaca, menggenggam gelas kopi yang mulai mendingin. Beberapa minggu terakhir adalah mimpi buruk baginya—kehilangan ingatan, perasaan kacau, dan prasangka yang salah terhadap Kanaya."Minta maaf untuk apa, Kak?"Kanaya menatap Arumi dengan sabar, meskipun jelas ada luka di matanya. Arumi menarik napas dalam, m

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 235

    Arumi menatap wajah lelaki paruh baya di depannya dengan mata nanar. Ayahnya baru saja menceritakan tentang siapa dirinya sebelum amnesia merenggut sebagian ingatannya. Namun, alih-alih menemukan ketenangan, yang dia rasakan justru kesedihan yang begitu dalam.Apalagi saat mengetahui jika ternyata ibunya masuk rumah sakit jiwa akibat tekanan batin karena telah berbuat jahat pada ibu kandung Kanaya sampai meninggal. Arumi benar-benar tak menyangka jika kehidupan masa lalunya seburuk itu."Dulu Mama kamu juga sengaja suruh kamu buat angkat Kanaya sebagai anak, beberapa hari setelah ibunya Kanaya meninggal. Dia melakukan itu karena merasa bersalah, apalagi saat itu Kanaya juga menjadi gelandang."Arumi memejamkan mata, hatinya seakan teriris mendengar penuturan demi penuturan ayahnya yang terasa begitu menyakitkan."Jadi, aku dulu seperti itu?" Suara Arumi bergetar, nyaris tak terdengar.Pak Rama mengangguk perlahan, wajahnya penuh luka yang tak kasat mata. "Kau pernah menjadi wanita yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status