Pak Wardiman masuk ke dalam lab, menyaksikan sepasang sahabat sedang berpelukan. "Inilah, Pemirsa, acara tali kasih bertemunya kembali sepasang anak kembar yang terpisah dalam sinetron Putra Kembar Yang Tertukar.""Hash, Pak Wardiman! Ini lagi serius.""Serius kenapa? Aku kok nggak diajak?"Linggom dan Kendrik saling memandang. Linggom menggeleng pelan, kode agar Pak Wardiman tidak usah dilibatkan dalam masalah ini. Kendrik membalas dengan anggukan kecil."Pak ...," kata Kendrik perlahan. "Pak Wardiman tenang aja, pokoknya semua aman terkendali. Kami minta tolong aja, siapa pun yang nanyain tentang kami, jangan kasih tahu apa-apa. Oke?""Oke. Lagian, kalau ada yang mencurigakan dan nanyain kalian pasti terekam CCTV. Di sini kan penuh CCTV kecuali kantin."What. Iya juga ya, baru inget. Oh pantesan si Wong nggak berani masuk area sini. Wait, aku sendiri nggak aman dong. Pas Wong diinterogasi di sini itu bijimane dah? (Kendrik)."Eh Pak, CCTV itu bakal dipantau ya? Ditonton gitu?" tanya
Kendrik segera memacu kendaraannya karena dia tidak ingin menginap di rumah ketua RT. Dia juga takut nanti malah dijodohkan dengan anak sang kepala rukun tetangga tersebut seperti yang banyak terjadi di sinetron dan film.Linggom memandangi secarik kertas yang bertuliskan nama dan alamat orang yang dimaksud pak RT. Mata Linggom menyipit berusaha mengeja tulisan yang lebih mirip tali tambang bundet itu.Denah kecil mungil juga telah tergambar di sana sebagai peta petunjuk. Service yang diberikan sangat super berkat pelicin kertas ajaib bertuliskan 100.000 beberapa lembar."Itu kan rumahnya?" Kendrik mengkonfirmasi."Menurut denah ini iya. Tapi kok gelap ya?"Dua lelaki yang usianya terpaut tiga tahun itu keluar dari mobil kemudian berjalan menuju rumah sederhana di depan mereka. Kendrik mengetuk pintu.Terdengar deritan engsel pintu, tanda pintu sedang dibuka dari dalam. Muncul seorang lelaki separuh baya dengan lampu senthir di tangannya membuat hanya wajah lelaki itu yang tersorot ca
"Itu doang yang mencurigation. Yang lain biasa aja. Jumlahnya paling gede ya ini.""Akh ... ente itu kurang wawasan atau gimana? Jumlah besar belum tentu karena bayaran jasa kriminal. Bisa aja buat nyamarin itu dicicil jadi dikit-dikit.""Ceknya cuma satu, Bray. Kertas-kertas lain malah tagihan-tagihan sekolah dan lainnya. Nah untuk mastiin, bakat nge-hack ente harus dikerahkan lagi buat nyari tahu apa mereka ada transaksi besar atau enggak."Linggom mencebikkan bibirnya sembari mengamati cek. Dia mengirimkan gambar itu ke ponselnya dengan sambungan NFC.***Rumah StellaGangga dan Stella masih dengan perang dingin mereka. Namun, sebenarnya Stella sudah merindukan sahabat sengkleknya. Ingin sekali ia mencurahkan isi dompet. Pergi bersama Gangga sering kali menguras isi dompet Stella yang memang dari sananya hanya sedikit.Stella rindu saat-saat mereka mencurahkan isi hati terutama masalah novel online-nya masih belum jelas jluntrungannya. Biasalah, platform mana pun selalu memberikan
Tugas Linggom bertambah satu yaitu mencari tahu siapa kah Joni. Dia memulai kegiatan mencari jati diri Joni yang tiba-tiba saja hari itu menjadi bintang bagi Kendrik dan Linggom.Bak fans mengorek keterangan tentang idola, informasi lengkap-selengkap lengkapnya telah tersaji di depan Linggom."Joni Yan Banuwirya. Dia membantu sebuah perusahaan teh kombucha bernama Virtex yang dipimpin oleh ayahnya. Usia 28 tahun."Kendrik mendengar itu kemudian memijit pelipis matanya yang berkedut karena pusing. Orang yang bernama Joni tidak begitu mencurigakan."Kenapa, Bray?""Dari keterangan yang ente baca barusan, kayaknya dugaan ente semalem bener, Bray. Bahwa kemungkinan cek itu bukan yang kita cari. Kayaknya nggak ada hubungannya sama Pak Zakaria."Linggom menutup laptopnya. Dia menepuk pundak Kendrik, menenangkan. "Sabar, Bray. Pasti ada titik temunya."Kendrik menghela napas dalam-dalam. "Mungkin, ini adalah akhir dari semuanya. Mungkin perjuangan kita cukup sampai di sini. Biar semua ini me
Gangga menganga memandangi orang di sebelahnya mencatat sesuatu di buku note dengan ambisius. Goresan-goresan penanya begitu kuat hingga hampir kertas yang digunakan robek. Dia mengintip apa yang ditulis sehingga sebegitu pentingnya.Tertulis nama 'Joni' ditambah beberapa coretan abstrak yang tidak dapat dia terjemahkan. Selesai menelpon, selesai pula kegiatan coret-mencoret di buku notes itu.Kendrik menoleh ke arah Gangga. "Kita pulang sekarang!"Tidak menunggu jawaban dari Gangga, Kendrik menggandeng tangan kekasihnya kemudian menariknya sembari berlari."Jelasin napa, Kak!" kata Gangga sembari setengah berlari."Ada titik terang. Masih gelap sih, tapi yang jelas belum berak," jawab Kendrik yang juga sembari ngos-ngosan karena gerakan cepatnya."Hah? Siapa yang belum berak?""Eh maksudnya belum berakhir."***Kos LinggomKendrik tidak pulang ke rumahnya sendiri. Tadinya dia tidak ingin mengganggu Linggom yang telah pamit untuk tidur dalam sambungan telepon. Akan tetapi karena dia m
Kendrik mengeluarkan keringat saat mengeluarkan ponsel dari sakunya. Apa dan bagaimana dia akan menelpon orang yang sama sekali tidak dia ketahui nomornya itu. Cling, sebuah ide muncul.Dia akan beracting seakan sedang berbicara kepada Pak Zakarria dan akan meminta dia memecat resepsionis itu jika tidak mengizinkannya masuk, persis seperti adegan serial-serial tontonan ibunya di rumah.Kendrik memencet ponselnya secara random kemudian berbicara sendiri di hadapan resepsionis yang sekarang berwajah masam itu. âHalo, Pak Zakarria. Saya sudah berada di front office sekarang tapi malah tidak diperbolehkan masuk sama resepsionis Bapak yang namanya ....â Kendrik menyipitkan mata sembari membaca name tag wanita di hadapannya. âLoâloreng.ââFlorent!â ralat wanita di hadapan Kendrik.âApa?! Bapak sudah menunggu saya di ruangan Bapak? Saya akan segera ke sana, Pak. Tapi gimana ini resepsionis Bapak nggak ngijinin saya masuk. Gimana kalau dipotong gaji, Pak? Atau dipecat saja sekalian!âFlorent
Kendrik dan Linggom telah berada di depan perumahaan elit Pondok Elok. Tak salah diberi predikat elit, bangunan rumah di kompleks ini besar dengan halaman luas. Tidak ada pemilik yang keluar rumah untuk bergosip.Yang keluar rumah untuk menebar berita-berita sosial adalah asisten rumah tangga. Jika ada seorang wanita berdaster lalu keluar rumah untuk mengobrol, para ART lain pasti akan menanyainya dengan pertanyaan seperti âBaru kerja ya?â, atau âUdah berapa lama ikut rumah ini, kok baru keluar?âPemilik rumahnya bergaul dengan teman-teman high class dan sosialita saja. Mereka juga keluar-masuk mengendarai mobil, hampir tidak pernah keluar rumah untuk bepergian jarak dekat. Yang tinggal di sana adalah bos-bos besar perusahaan, artis, selebriti dan aktor-aktor film.Linggom menyenggol Kendrik. âEnte yakin ini bakal berhasil, Brot?ââBrot? Panggilan macam apa itu?!â protes Kendrik.âItu singkatan dari brother.ââOh. Ane perkiraan bakal berhasil dari pada kita musti sok kenal dan harus n
Gunung TimurSetelah membantu Kendrik menangani kasus penangkapan Duo Wong sekaligus pengungkapan kebersihan kampus dalam kasus penusukan mahasiswa yang sedang berdemo, Randu kembali ke aktivitasnya sebagai reserse kriminal di Gunung Timur. Dia dan Lio kembali berpartner karena selain mengandalkan berita dari Randu, Lio juga banyak membantu Randu dalam menjalankan berbagai misi.Dia kini menangani sebuah kasus sindikat pencurian yang hampir final. Tinggal sedikit bukti lagi, rantai pencurian itu akan terputus. Kasus ini termasuk bukan kasus yang besar seperti korupsi negeri di atas langit yang bahkan pernah terjadi 32 tahun lamanya.Tidak ada yang berani mengutak-atik keluarga ârajaâ pada waktu itu. Sedikit saja berkoar maka akan dibredel. Sungguh pembungkaman kebebasan berpendapat yang mengerikan sementara sang raja beracting senyum-senyum bijak seperti tak berdosa.Randu kemudian tergelitik dengan salah satu kasus yang sebenarnya tidak besar tapi hingga sekarang belum terungkap, kec
Gunung TimurRandu meremas sebuah kertas bergambar mobil yang diprint oleh Lio. Gambar tersebut juga dimiliki oleh Kendrik. Tangan kirinya memegangi ponsel. Telinganya sedang mendengarkan Kendrik berbicara di seberang sana.Dengan mantap ia menjawab pertanyaan untuk meneruskan apa yang sedang diselidiki oleh staf laboratorium itu. Kasus itu tidak begitu berat tapi menimbulkan berbagai tanda tanya walau pelakunya sudah berada di penjara.Pelaku mengaku dengan sempurna dan menjadi satu-satunya orang yang mungkin menabrak Bisma. Semua itu tidak dapat dibuktikan dengan bukti rekaman video CCTV karena di lokasi tidak terdapat kamera apa pun. Namun, sejak kemunculan Kendrik yang penasaran dengan kasus kecelakaan ini, makin banyak kejanggalan yang muncul ke permukaan."Aku juga nemuin sesuatu tentang itu," kata Randu melalui sambungan telepon sembari melihat ke arah layar laptop di hadapannya.Lio yang berdiri di samping tempat duduk Randu turut memelototi laptop milik Randu. Jemari Randu yan
Kos GanggaStella dan Gangga mengikuti perkuliahan dengan sebuah aplikasi video meeting. Stella dengan laptopnya, Gangga dengan ponselnya. Namun, sambungan internet yang digunakan adalah dengan paket data internet milik Gangga yang di-tether atau di-share sambungannya sehingga Stella dapat turut menikmati.Dengan gemas-gemas kesal Gangga melirik ke arah Stella. Ponselnya menjadi cepat panas karena harus membagikan kuota yang disayang-sayangnya. Berawal dari pertanyaan Stella tentang gaji bulanan yang baru saja diterima Gangga, Stella memanfaatkan kesempatan.Gangga tidak bisa menolak karena Stella sudah berada di depan pintu kamar kos Gangga tadi pagi. Ingin mengusir, Stella langsung masuk ke kamar kos Gangga. Ya sudah, itung-itung menolong calon saudara iparnya.Usai perkuliahan daring dilaksanakan, Gangga berniat untuk mengungkapkan segala kejengkelannya menyaksikan tingkah Stella pagi ini. Sebelum dia mengomel, Stella lebih dulu memberondongnya."Maaf ya, Ngga, aku ke sini terus num
Kendrik: Apa itu, Kak?Daniel: Intinya mengacak huruf untuk menghasilkan kata yang baru.Antara senang dan sedih Kendrik menerima sebuah opsi untuk memecahkan kode itu. Mengacak huruf untuk membentuk sebuah kata akan memakan waktu yang sangat lama. Berhubungan dengan matematika di sub bab peluang, perkiraan kemungkinan kata yang muncul akan sangat banyak.Dia pernah melihat Barry Allen dalam The Flash melakukan pengacakan terhadap kode. Jadi, pada dasarnya si meta human tersebut bukan meng-hack kode tapi melakukan pengacakan dengan cepat sehingga menemukan salah satu rangkaian kode yang benar.Hanya, aneh sekali di serial barat itu. Biasanya setiap kode memiliki maximum attempt yang kemudian akan memblokir sistem jika beberapa kali salah memasukkan kode. Sementara itu The Flash dengan santainya memasukkan ratusan kali.Entah itu cacat logika atau memang sistem di sana tidak memberlakukan maksimal salah memasukkan kode (agak nggak mungkin sih ya).Kendrik mengambil sebuah kertas beruku
Seorang pria setinggi 181 cm dengan menggendong seorang bayi di pelukannya membukakan pintu dan menyapa Kendrik.âHai, Darren ini Om Kendrik,â sapa Kendrik kepada anak lelaki kecil dalam gendongan Daniel.âSiapa, Niel?â teriak Karen, kakak Kendrik, dari dalam. Wanita berambut merah itu pun terkejut melihat sang adik yang sudah beberapa waktu tidak pernah memberi kabar. âKendrik! Astaga!âKaren memeluk erat adiknya hingga kesusahan bernapas bukan karena eratnya pelukan Karen melainkan bau kecut wanita itu. Dia memang baru saja pulang dari kantor dan belum membersihkan diri.âIkh lengket! Mandi sana!â kata Kendrik.Karen mencubit hidung Kendrik kemudian memperhatikan sesuatu yang berbeda dari sang adik. âKamu kok kurusan? Lagi banyak pikiran ya?ââIsh, kamu mandi dulu sana. Nanti aja ceritanya.â~Ruang buku milik DanielDaniel memiliki ruang buku dengan koleksi komik yang bejibun menyaingi taman bacaan komik. Dahulu saat mengerjakan skripsi, Kendrik hampir setiap hari mendatangi tempat
Randu, Kendrik dan Linggom terbelalak dengan kembalinya file-file yang hilang. Banyak sekali file ber-ekstensi 3gp di sana. Seringai singkat tiga lelaki itu terukir sejenak.âYa Tuhan, imajinasi Lio pasti tinggi banget nih. Untung aku enggak,â komentar Kendrik.âAne juga enggak, Brot,â kata Linggom.âAku juga enggak,â timpal Randu.Mereka bertiga saling pandang dengan canggung seolah berkata âakh masak?!â Paling tidak jika tidak hobi, pasti pernah mengintip video-video seperti itu meski tidak sengaja.âCepet cari yang tanggal 29 Mei!âLinggom menuruti perkataan Randu. Di antara foto-foto yang diambil pada tanggal 29 Mei, sebuah foto mobil ada di sana. Tidak ada yang aneh dengan foto mobil itu. Mereka bertiga hanya sedikit berdecak dengan jenis mobil yang lumayan mahal itu.âWuih mobilnya Pakjerot. Mayan mahal nih,â komentar Kendrik.Randu langsung mencetak gambar mobil itu rangkap dua untuk dirinya dan untuk Kendrik. Kendrik menerima itu dengan lemas. Pasalnya dia sedang fokus dengan
âEhm, apaan tuh, Bang?â tanya Kendrik, pura-pura tidak mengerti.âItu tadi yang ente masukkin ke botol sample,â serobot Linggom.Kendrik memelototi Linggom karena membongkar sesuatu yang sudah payah ia tutupi. Randu bersidekap di hadapan Kendrik. Kendrik pun menendang kaki Linggom.âApaan sih nendang-nendang?! Kan ente sendiri yang bilang kalau Bang Randu itu bakal tahu juga. Ini aja dia udah tahu jenisnya. Dari pada kelamaan mending ngaku,â kata Linggom.âAkh, eheheh, iya, Bang. Tenang, aku cuma pake buat dihirup aromanya doang, nggak ditaruh ke minuman yang aku kasihin ke mereka.ââYa iyalah, kan emang makenya begitu! Mereka siapa? Dan kenapa? Inget! Jangan ngelama-lamain, percuma!â kata Randu dengan penuh intimidasi.Kendrik pun menjelaskan seluruh rangkaian acaranya dengan Linggom hari ini, termasuk acara spesialnya menerobos masuk ke rumah pribadi Pak Zakarria. Lelaki itu menjelaskan dengan pasrah. Kemungkinan Randu akan memarahinya, atau mungkin melaporkannya kepada kepolisian K
âHaih, ente jangan gitu! Ini penting dan butuh kemampuan hacking ente. Kalau ane doang yang ke sana, gimana mau nge-hack. Download video dari Kowetube aja ane kagak bisa.ââEmang mau ngapain? Dan pentingnya buat ane apaan?â tanya Linggom.âNggak tahu juga, cuman penting aja. Lagian kita cuti hari ini, kan sayang kalau nggak dimaksimalin. Ane yang nyetir. Nanti ane traktir mi lethek khas Gunung Timur. 2 porsi juga boleh. Atau mau angkringan di pinggiran alun-alun?âLinggom merebut kardus berisi botol di tangan Kendrik kemudian mendekat ke jok belakang di bagian penumpang. âDua-duanya juga boleh. Ayok lah, tancap!â***Gunung TimurKendrik dan Linggom telah sampai. Randu berada di luar ketika mereka telah sampai. Reserse itu sudah memperkirakan dengan tepat tibanya mereka dia sana. Padahal jarak Koja-Gunung Timur adalah kurang lebih 1 jam perjalanan.Randu mengernyit sembari memiringkan kepala melihat yang datang sedikit lain dengan pencitraan yang dia harapkan.Bang Randu pasti nggak n
Gunung TimurSetelah membantu Kendrik menangani kasus penangkapan Duo Wong sekaligus pengungkapan kebersihan kampus dalam kasus penusukan mahasiswa yang sedang berdemo, Randu kembali ke aktivitasnya sebagai reserse kriminal di Gunung Timur. Dia dan Lio kembali berpartner karena selain mengandalkan berita dari Randu, Lio juga banyak membantu Randu dalam menjalankan berbagai misi.Dia kini menangani sebuah kasus sindikat pencurian yang hampir final. Tinggal sedikit bukti lagi, rantai pencurian itu akan terputus. Kasus ini termasuk bukan kasus yang besar seperti korupsi negeri di atas langit yang bahkan pernah terjadi 32 tahun lamanya.Tidak ada yang berani mengutak-atik keluarga ârajaâ pada waktu itu. Sedikit saja berkoar maka akan dibredel. Sungguh pembungkaman kebebasan berpendapat yang mengerikan sementara sang raja beracting senyum-senyum bijak seperti tak berdosa.Randu kemudian tergelitik dengan salah satu kasus yang sebenarnya tidak besar tapi hingga sekarang belum terungkap, kec
Kendrik dan Linggom telah berada di depan perumahaan elit Pondok Elok. Tak salah diberi predikat elit, bangunan rumah di kompleks ini besar dengan halaman luas. Tidak ada pemilik yang keluar rumah untuk bergosip.Yang keluar rumah untuk menebar berita-berita sosial adalah asisten rumah tangga. Jika ada seorang wanita berdaster lalu keluar rumah untuk mengobrol, para ART lain pasti akan menanyainya dengan pertanyaan seperti âBaru kerja ya?â, atau âUdah berapa lama ikut rumah ini, kok baru keluar?âPemilik rumahnya bergaul dengan teman-teman high class dan sosialita saja. Mereka juga keluar-masuk mengendarai mobil, hampir tidak pernah keluar rumah untuk bepergian jarak dekat. Yang tinggal di sana adalah bos-bos besar perusahaan, artis, selebriti dan aktor-aktor film.Linggom menyenggol Kendrik. âEnte yakin ini bakal berhasil, Brot?ââBrot? Panggilan macam apa itu?!â protes Kendrik.âItu singkatan dari brother.ââOh. Ane perkiraan bakal berhasil dari pada kita musti sok kenal dan harus n