23. Ada Harapan
Senin, 16 Agustus 20XX
Pelataran UKM karate, sore hari
Seperti biasa, setelah anggota lain selesai berlatih, Kendrik dan Gangga berlatih bela diri taktis berdua. Kendrik merasa canggung setelah pernyataan cintanya beberapa hari lalu ditambah dia meninggalkan Gangga tanpa pamit.
Kendrik mengira Gangga juga merasa canggung. Tapi nampaknya gadis itu biasa-biasa saja seperti tak ada hal penting yang terjadi.
Sembari tangan mereka aktif bergerak menyerang dan menangkis, Kendrik membuka pembicaraan. "Ngga, gimana pernyataan cintaku?"
"Kan aku udah bilang maaf."
"Tapi aku ada harapan kan?"
"Setiap manusia itu punya harapan yang sama."
"Masak aku sama yang lain harapannya sama? Bukannya lebih besar ya?"
Gangga tersenyum geli mendengar kata-kata Kendrik. Orang ini memang sedikit berb
24. Your Shadow LingersEpisode ini menampilkan kegalauan dan kesedihan.Mohon maafkan author T.TTertanda, simbah2 author rock n roll***Kendrik melihat isi binder itu. Terdapat foto yang pinggirannya telah dilubangi agar dapat dimasukkan ke pengait tengah. Di lembar berikutnya tertempel bunga melati yang telah kering dilapisi plastik, rapi. Berikutnya, selembar kertas bungkus coklat batangan.Secinta ini kamu sama Bisma. Benar kata Linggom, bersaing dengan orang yang udah meninggal malah lebih berat. Coba kalau Bisma masih hidup dan mereka putus kayak pasangan pada umumnya, pasti Gangga nggak akan sudi bikin buku kenangan tentang dia kayak gini. (Kendrik).Sembari menguatkan hati dari ujian cintanya, tangan laki-laki itu terus membuka lembar demi lembar halaman di buku itu. Sampai pada clipping surat kabar yang memuat artikel tentang berita kematian Bisma di sana
25. Bertemu Seorang DetektifLaboratorium Universitas Vanguard, 16.00Kendrik duduk di lantai sembari menyandarkan punggungnya pada dinding. Dia terus memandangi artikel yang dipotretnya dari binder milik Gangga.Seketika, perhatiannya tersedot oleh kejadian itu. Dia membaca artikel itu berulang kali.Pak Wardiman masuk ke laboratorium itu."Woah, kaget aku! Ngapain ngesot di situ? Klumbrak klumbruk kayak cucian kotor aja. Nggak pulang? Sore sampai malam kan nggak ada yang praktikkum," kata Pak Wardiman."Ntar dulu, Pak.""Gimana perkembanganmu sama Gangga?""Ini tadi waktu makan siang ketemu dia," jawab Kendrik dengan raut wajah dan nada tanpa semangat."Ditolak?""Gimana ya. Aku bilang mau nunggu dia. Dia diem aja.""Hmm, diam berarti 'iya'. Mungkin dia nantinya bakal mau sama kamu."Kendrik mengangguk perlahan. Itu kabar gembira kan? Tapi pikiran Kendrik saat ini sedang
26. A New JourneyRumah Kendrik, Koja"Kendrik, ke mana aja kamu. Mama telpon-telpon nggak diangkat. Mama telpon Pak Wardiman, katanya kamu udah pulang sedari jam 4, tapi kok baru sampai rumah jam segini?" berondong Bu Puri sembari mengelus-elus dada.Sedari tadi Bu Puri sudah menungu di depan rumah dengan perasaan khawatir tingkat internasional. Bagaimana tidak, biasanya Kendrik berpamitan jika ada kegiatan praktikkum hingga malam hari. Kali ini tidak."Maaf, Ma. Aku tadi pergi mendadak ke Gunung Timur. Provider handphoneku di sana agak susah sinyal," katanya sembari memasuki rumah bercat putih yang ditempati bersama ibunya itu.Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 21.30."Kamu ada perlu apa di Gunung Timur?""Aku ... Ada sesuatu, Ma. Bukan masalah penting kok."~Kos Seruni
27. Mencari Tahu Apakah kalian tahu betapa bahagianya Kendrik dan Gangga? Tahu? Tempe? Terong? (Author kasih tahu deh plus bonus ayam goreng). Kendrik tidak bisa berhenti tersenyum sampai-sampai orang mengira dia korban pinjaman online yang stres tidak bisa membayar bunga. Gangga? Dia pun sama saja. Sedari tadi matanya berbinar. Bibirnya tak henti mengulas senyum. Mereka berdua berpisah di depan FMIPA, Gangga menuju ke arah barat kembali ke gedung D02 untuk melanjutkan kuliah. Kendrik kembali ke memasuki gedung FMIPA sembari menenteng buku binder berwarna tosca. Buku itu adalah simbol dari Gangga yang telah menyerahkan masa lalu dan masa depannya kepada Kendrik. Buku itu juga suatu simbol bahwa kenangan Bisma tetap ada namun masa sekarang ke depan adalah milik mereka berdua. Buku itu ... (Biar kayak di film-film gitu, biar dramatis dan keren). Linggom memperhati
28. Ada Di Mana?Rumah Gangga, PragaPetangGangga mengirim pesan berkali-kali kepada Kendrik. Terkirim namun tidak dibalas. Itulah yang sering dikatakan oleh orang yaitu 'sakit tak berdarah'. Padahal, pagi buta tadi Kendrik mengantarkannya ke terminal dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran atau keributan.Beberapa hari resmi pacaran, mereka belum pernah ribut sekali pun. Mungkin ini akan menjadi pertengkaran pertama mereka.Dia mencoba menelpon dengan panggilan suara. Tidak diangkat. Kemudian dengan video call, tidak diangkat. Saat hari menjadi lebih gelap lagi, Gangga mencoba menghubungi laki-laki itu. Sekarang malah tidak tersambung sama sekali.Hari Minggu gini ke mana orang itu. Dia nggak bilang ada praktikkum atau apa. Kenapa nggak ngomong? Eh, harus ngomong sama pacar nggak sih kalau mau pergi-pergi? (Gangga).Tak puas dengan segala keabsenan Ke
29. Benci Tapi RinduSenin, 30 Agustus 20XXGedung D03, Universitas Vanguard, Koja10.45Gangga dan Stella duduk di depan kelas setelah selesai mengikuti perkuliahan. Gangga menggeliatkan badan lelahnya.Pagi tadi, dia menempuh perjalanan dengan bus dari Praga ke kosnya di Koja selama 1,5 jam. Rasa pegal menjalari tulang belakangnya karena manusia adalah mahkluk vertebrata."Ngga, aku pergi dulu.""Eh mau ke mana?""Hehehe, ada deh," jawab Stella, penuh makna.Gangga mengerti, pasti sahabatnya itu ingin menguntit laki-laki yang disukainya. Sekarang, dia telah mengetahui namanya yaitu Vano, mahasiswa fakultas teknik semester 5. Namun belum diketahui jurusan yang diambilnya.Setelah ditinggal Stella sendiri, Gangga mengamati ponselnya yang sejak semalam dia set ke airplane mode (mode pesawat
30. Antara Iman Dan IminSetelah jarak mereka tinggal beberapa inci, Kendrik memegang lengan kanan Gangga dengan tangan kirinya yang tidak sakit. (Kalau pakai tangan kanan, sakit dong nanti kurang lancar).Jantungnya sudah berdegup kencang. Sebagai laki-laki normal semua pasti tahu gejolak rasa yang dirasakan Kendrik sekarang yaitu woohoo kesempatan dalam sempit-sempit. (Mumpung nggak ada orang, ye kan?).Rebel mind voice: Ayo ayo, mulai dari bibirnya, lanjut ke sini situ sono. Terakhir di sana pusat harta karun seluruh umat manusia yang efeknya luar biasa yaitu bikin cloningan manusia. Keren kan? Anggap aja ini eksperimen biologi. Alah kamu lulusan biologi tapi planaria sama protozoa melulu yang diurus. Urus tuh 'p'-mu sendiri yang bisa menghasilkan jutaan berudu berekor."Kenapa, Kak?""Ayo kita keluar bareng ..."Kendrik menghentikan ucapannya yang terdengar menyeramkan itu. Padahal maksudnya bukan itu.Ha?! (Gangga)."Mi-mu .
31. Terpaksa Jujur"Ngobrol-ngobrol, kamu punya foto motor Bisma nggak?" tanya Kendrik.Gangga merogoh ponselnya. Dia mencari-cari foto di galery, namun nihil."Dulu punya, tapi waktu aku ngasih binder tosca itu ke kamu, foto-foto Bisma sama motornya juga udah aku hapus."Gangga memberikan ponselnya kepada Kendrik. Laki-laki itu melihat-lihat ponsel milik Gangga, mencari-cari sendiri foto yang ingin dia lihat.Benar saja, galery ponsel Gangga telah bersih dari kenangan Bisma. Tersisa satu foto tentang Bisma, namun bukan itu yang dicari.~Setelah cukup lama berada di rumah Kendrik, Gangga berpamitan. Dia masih harus menyelesaikan beberapa tugas dan job artikel."Kak, aku pulang dulu ya," katanya sembari memesan ojek online."Aku anter." Kendrik beranjak mengambil kunci mobil."Kamu sakit, lagian tanganmu kayak gitu gimana mau naik motor?""Aku bawa mobil. Kalau nyetir mobil masih bisa.""Nggak mau dian
Gunung TimurRandu meremas sebuah kertas bergambar mobil yang diprint oleh Lio. Gambar tersebut juga dimiliki oleh Kendrik. Tangan kirinya memegangi ponsel. Telinganya sedang mendengarkan Kendrik berbicara di seberang sana.Dengan mantap ia menjawab pertanyaan untuk meneruskan apa yang sedang diselidiki oleh staf laboratorium itu. Kasus itu tidak begitu berat tapi menimbulkan berbagai tanda tanya walau pelakunya sudah berada di penjara.Pelaku mengaku dengan sempurna dan menjadi satu-satunya orang yang mungkin menabrak Bisma. Semua itu tidak dapat dibuktikan dengan bukti rekaman video CCTV karena di lokasi tidak terdapat kamera apa pun. Namun, sejak kemunculan Kendrik yang penasaran dengan kasus kecelakaan ini, makin banyak kejanggalan yang muncul ke permukaan."Aku juga nemuin sesuatu tentang itu," kata Randu melalui sambungan telepon sembari melihat ke arah layar laptop di hadapannya.Lio yang berdiri di samping tempat duduk Randu turut memelototi laptop milik Randu. Jemari Randu yan
Kos GanggaStella dan Gangga mengikuti perkuliahan dengan sebuah aplikasi video meeting. Stella dengan laptopnya, Gangga dengan ponselnya. Namun, sambungan internet yang digunakan adalah dengan paket data internet milik Gangga yang di-tether atau di-share sambungannya sehingga Stella dapat turut menikmati.Dengan gemas-gemas kesal Gangga melirik ke arah Stella. Ponselnya menjadi cepat panas karena harus membagikan kuota yang disayang-sayangnya. Berawal dari pertanyaan Stella tentang gaji bulanan yang baru saja diterima Gangga, Stella memanfaatkan kesempatan.Gangga tidak bisa menolak karena Stella sudah berada di depan pintu kamar kos Gangga tadi pagi. Ingin mengusir, Stella langsung masuk ke kamar kos Gangga. Ya sudah, itung-itung menolong calon saudara iparnya.Usai perkuliahan daring dilaksanakan, Gangga berniat untuk mengungkapkan segala kejengkelannya menyaksikan tingkah Stella pagi ini. Sebelum dia mengomel, Stella lebih dulu memberondongnya."Maaf ya, Ngga, aku ke sini terus num
Kendrik: Apa itu, Kak?Daniel: Intinya mengacak huruf untuk menghasilkan kata yang baru.Antara senang dan sedih Kendrik menerima sebuah opsi untuk memecahkan kode itu. Mengacak huruf untuk membentuk sebuah kata akan memakan waktu yang sangat lama. Berhubungan dengan matematika di sub bab peluang, perkiraan kemungkinan kata yang muncul akan sangat banyak.Dia pernah melihat Barry Allen dalam The Flash melakukan pengacakan terhadap kode. Jadi, pada dasarnya si meta human tersebut bukan meng-hack kode tapi melakukan pengacakan dengan cepat sehingga menemukan salah satu rangkaian kode yang benar.Hanya, aneh sekali di serial barat itu. Biasanya setiap kode memiliki maximum attempt yang kemudian akan memblokir sistem jika beberapa kali salah memasukkan kode. Sementara itu The Flash dengan santainya memasukkan ratusan kali.Entah itu cacat logika atau memang sistem di sana tidak memberlakukan maksimal salah memasukkan kode (agak nggak mungkin sih ya).Kendrik mengambil sebuah kertas beruku
Seorang pria setinggi 181 cm dengan menggendong seorang bayi di pelukannya membukakan pintu dan menyapa Kendrik.“Hai, Darren ini Om Kendrik,” sapa Kendrik kepada anak lelaki kecil dalam gendongan Daniel.“Siapa, Niel?” teriak Karen, kakak Kendrik, dari dalam. Wanita berambut merah itu pun terkejut melihat sang adik yang sudah beberapa waktu tidak pernah memberi kabar. “Kendrik! Astaga!”Karen memeluk erat adiknya hingga kesusahan bernapas bukan karena eratnya pelukan Karen melainkan bau kecut wanita itu. Dia memang baru saja pulang dari kantor dan belum membersihkan diri.“Ikh lengket! Mandi sana!” kata Kendrik.Karen mencubit hidung Kendrik kemudian memperhatikan sesuatu yang berbeda dari sang adik. “Kamu kok kurusan? Lagi banyak pikiran ya?”“Ish, kamu mandi dulu sana. Nanti aja ceritanya.”~Ruang buku milik DanielDaniel memiliki ruang buku dengan koleksi komik yang bejibun menyaingi taman bacaan komik. Dahulu saat mengerjakan skripsi, Kendrik hampir setiap hari mendatangi tempat
Randu, Kendrik dan Linggom terbelalak dengan kembalinya file-file yang hilang. Banyak sekali file ber-ekstensi 3gp di sana. Seringai singkat tiga lelaki itu terukir sejenak.“Ya Tuhan, imajinasi Lio pasti tinggi banget nih. Untung aku enggak,” komentar Kendrik.“Ane juga enggak, Brot,” kata Linggom.“Aku juga enggak,” timpal Randu.Mereka bertiga saling pandang dengan canggung seolah berkata ‘akh masak?!’ Paling tidak jika tidak hobi, pasti pernah mengintip video-video seperti itu meski tidak sengaja.“Cepet cari yang tanggal 29 Mei!”Linggom menuruti perkataan Randu. Di antara foto-foto yang diambil pada tanggal 29 Mei, sebuah foto mobil ada di sana. Tidak ada yang aneh dengan foto mobil itu. Mereka bertiga hanya sedikit berdecak dengan jenis mobil yang lumayan mahal itu.“Wuih mobilnya Pakjerot. Mayan mahal nih,” komentar Kendrik.Randu langsung mencetak gambar mobil itu rangkap dua untuk dirinya dan untuk Kendrik. Kendrik menerima itu dengan lemas. Pasalnya dia sedang fokus dengan
“Ehm, apaan tuh, Bang?” tanya Kendrik, pura-pura tidak mengerti.“Itu tadi yang ente masukkin ke botol sample,” serobot Linggom.Kendrik memelototi Linggom karena membongkar sesuatu yang sudah payah ia tutupi. Randu bersidekap di hadapan Kendrik. Kendrik pun menendang kaki Linggom.“Apaan sih nendang-nendang?! Kan ente sendiri yang bilang kalau Bang Randu itu bakal tahu juga. Ini aja dia udah tahu jenisnya. Dari pada kelamaan mending ngaku,” kata Linggom.“Akh, eheheh, iya, Bang. Tenang, aku cuma pake buat dihirup aromanya doang, nggak ditaruh ke minuman yang aku kasihin ke mereka.”“Ya iyalah, kan emang makenya begitu! Mereka siapa? Dan kenapa? Inget! Jangan ngelama-lamain, percuma!” kata Randu dengan penuh intimidasi.Kendrik pun menjelaskan seluruh rangkaian acaranya dengan Linggom hari ini, termasuk acara spesialnya menerobos masuk ke rumah pribadi Pak Zakarria. Lelaki itu menjelaskan dengan pasrah. Kemungkinan Randu akan memarahinya, atau mungkin melaporkannya kepada kepolisian K
“Haih, ente jangan gitu! Ini penting dan butuh kemampuan hacking ente. Kalau ane doang yang ke sana, gimana mau nge-hack. Download video dari Kowetube aja ane kagak bisa.”“Emang mau ngapain? Dan pentingnya buat ane apaan?” tanya Linggom.“Nggak tahu juga, cuman penting aja. Lagian kita cuti hari ini, kan sayang kalau nggak dimaksimalin. Ane yang nyetir. Nanti ane traktir mi lethek khas Gunung Timur. 2 porsi juga boleh. Atau mau angkringan di pinggiran alun-alun?”Linggom merebut kardus berisi botol di tangan Kendrik kemudian mendekat ke jok belakang di bagian penumpang. “Dua-duanya juga boleh. Ayok lah, tancap!”***Gunung TimurKendrik dan Linggom telah sampai. Randu berada di luar ketika mereka telah sampai. Reserse itu sudah memperkirakan dengan tepat tibanya mereka dia sana. Padahal jarak Koja-Gunung Timur adalah kurang lebih 1 jam perjalanan.Randu mengernyit sembari memiringkan kepala melihat yang datang sedikit lain dengan pencitraan yang dia harapkan.Bang Randu pasti nggak n
Gunung TimurSetelah membantu Kendrik menangani kasus penangkapan Duo Wong sekaligus pengungkapan kebersihan kampus dalam kasus penusukan mahasiswa yang sedang berdemo, Randu kembali ke aktivitasnya sebagai reserse kriminal di Gunung Timur. Dia dan Lio kembali berpartner karena selain mengandalkan berita dari Randu, Lio juga banyak membantu Randu dalam menjalankan berbagai misi.Dia kini menangani sebuah kasus sindikat pencurian yang hampir final. Tinggal sedikit bukti lagi, rantai pencurian itu akan terputus. Kasus ini termasuk bukan kasus yang besar seperti korupsi negeri di atas langit yang bahkan pernah terjadi 32 tahun lamanya.Tidak ada yang berani mengutak-atik keluarga ‘raja’ pada waktu itu. Sedikit saja berkoar maka akan dibredel. Sungguh pembungkaman kebebasan berpendapat yang mengerikan sementara sang raja beracting senyum-senyum bijak seperti tak berdosa.Randu kemudian tergelitik dengan salah satu kasus yang sebenarnya tidak besar tapi hingga sekarang belum terungkap, kec
Kendrik dan Linggom telah berada di depan perumahaan elit Pondok Elok. Tak salah diberi predikat elit, bangunan rumah di kompleks ini besar dengan halaman luas. Tidak ada pemilik yang keluar rumah untuk bergosip.Yang keluar rumah untuk menebar berita-berita sosial adalah asisten rumah tangga. Jika ada seorang wanita berdaster lalu keluar rumah untuk mengobrol, para ART lain pasti akan menanyainya dengan pertanyaan seperti “Baru kerja ya?”, atau “Udah berapa lama ikut rumah ini, kok baru keluar?”Pemilik rumahnya bergaul dengan teman-teman high class dan sosialita saja. Mereka juga keluar-masuk mengendarai mobil, hampir tidak pernah keluar rumah untuk bepergian jarak dekat. Yang tinggal di sana adalah bos-bos besar perusahaan, artis, selebriti dan aktor-aktor film.Linggom menyenggol Kendrik. “Ente yakin ini bakal berhasil, Brot?”“Brot? Panggilan macam apa itu?!” protes Kendrik.“Itu singkatan dari brother.”“Oh. Ane perkiraan bakal berhasil dari pada kita musti sok kenal dan harus n