Home / CEO / Siksaan Dari Tunangan Kakakku / Bagian 12 Pecundang

Share

Bagian 12 Pecundang

Author: Zizizaq
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di tempat lain, Nadin masih sibuk mencari kamar melati yang di maksud Ronald. Ia sumringah saat menemukan pintu kayu dengan ukiran mewah bertuliskan Melati Room. Saat ia bingung harus bagaimana untuk membuka pintunya, seorang pelayan kabin yang dikhususkan bertugas di lantai VIP datang menghampiri.

"Apakah anda Nona Nadin?" ucapnya dengan sopan.

"Iya, saya Nadin" Balas Nadin.

"Ini keycard kamar anda, selamat beristirahat, Nona" ucapnya sopan seraya menyerahkan benda pipih berbentuk persegi panjang kepada Nadin.

"Iya, terima kasih." Balas Nadin, sang pelayan membungkuk memberi hormat lalu pergi.

Nadin berhasil membuka kamar itu, tampaklah ruangan mewah dengan interior yang megah di dalamnya, ia merasa tidak sedang berada di atas kapal, ia tidak merasakan ada guncangan sama sekali. Setelah matanya menyisir seluruh ruangan dan mengaguminya, ia terpaku pada kasur king size, benda itu seperti menghipnotisnya, tiba-tiba ia merasakan matanya mengantuk ditambah tubuhnya yang lelah setelah seh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 13 Dia tidak setia.

    Nadin bangkit dari kasur lalu berjalan dengan lunglai menuju kamar mandi, ia masuk ke dalam bath up lalu menyalakan shower. Dengan perlahan ia merasakan dinginnya air yang menetes menembus pakaian yang masih menempel di tubuhnya, air matanya keluar bersamaan dengan itu."Apakah dosa orang tuaku begitu besar, Tuhan? Harusnya engkau tidak menciptakan aku dari mereka." Lirihnya sambil meraba pipinya yang perih. Ia juga membasuh bibirnya lalu menggosok tubuhnya dengan kasar, mengingat Ronald telah menyentuh di bagian itu. Ia menyalahkan dirinya yang terlalu lemah, ia harusnya bertahan untuk tidak menikah dengan Ronald, ia terlalu memandang enteng balas dendam yang akan dilancarkan Ronald padanya, dipikirnya laki-laki itu pasti tidak akan memberinya hukuman yang berat apalagi memukulnya. Lalu bagaimana nasibnya jika pernikahan ini tidak usai, apakah ia akan disiksa di sepanjang hidupnya? Ia menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam bath up yang sudah dipenuhi air. Sepertinya ia ingin melaku

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 14 Siksaan yang tidak di sengaja

    Katanya sedang berbulan madu, tapi tidak ada kesan bulan madu sama sekali, jangankan bulan madu, status sebagai suami istri saja tidak terlihat sama sekali. semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Ronald sibuk dengan cinta pertamanya sementara Nadin sibuk dengan eksplorasinya menjelajahi kapal pesiar, kapan lagi ia bisa mendapat kesempatan untuk memasuki kapal raksasa itu secara gratis. Jika mengandalkan dirinya sendiri, mungkin kapal raksasa itu hanya bisa dilihatnya dari layar ponsel dan berada di dalamnya hanya sebuah khayalan. Untuk membeli tiketnya saja sudah menghabiskan seluruh gajinya yang hanya belasan juta. Di dalam kapal pesiar Bramasta ada beberapa aktivity coordinator yang mengatur jadwal kegiatan setiap hari untuk penumpang biasa. Mereka menyediakan koran yang berisi jadwal itu. Mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, mereka menyediakan aktivitas yang memungkinkan untuk dilakukan di atas kapal. Ada fasilitas olahraga seperti kolam renang anak-anak dan dewasa,

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 15 Status yang sama

    Setelah mengarungi lautan selama seminggu, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Semua penumpang turun dari kapal pesiar, tidak terkecuali Ronald dan Nadin.Nadin tampak bingung harus kemana, ia hanya mengekor di belakang Ronald agar tidak tersesat. Meskipun harus menyaksikan pemandangan yang sedikit menyayat hati. Ronald bersama Nata, mereka tampak ceria bersama. Ronald sesekali tersenyum menanggapi omongan Nata, kadang juga tertawa, mungkin sesuatu yang mustahil untuk ia dapatkan dari Ronald. Setiap laki-laki itu berhadapan dengannya, wajah dan sorot matanya menjadi penuh kebencian dan dendam."Sampai kapan kau mau mengikuti kami?" Ucap Ronald tiba-tiba berhenti. Membuat Nadin menabraknya. Nadin meringis dengan tampang kesal."Aku tidak tau harus kemana? Biarkan aku mengikutimu. Anggap saja aku orang lain, aku tidak akan mengganggu keharmonisan kalian." Ucap Nadin, Ronald menanggapinya dengan tatapan mengejek, sementara Nata tersenyum mendengarnya."Terserah kau saja," Ronald menyer

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 16 Sakitnya kambuh

    "Terima kasih, Fer." Ucap Nadin saat tiba di depan hotel, rasa canggung masih menguasai dirinya."Tidak masalah, kau bisa memintaku mengantar jemputmu kapan pun kamu mau" Ferdi berucap dengan sungguh-sungguh. Nadin menanggapinya dengan senyum.Di saat yang sama, sebuah mobil juga menepi di sekitarnya. Pemiliknya adalah Ronald."Kalian terlihat sangat cocok untuk bersama." Ucapnya sinis begitu keluar dari mobil, ia melempar kunci pada seseorang yang bertugas memarkirkan mobilnya."Apa maksudmu?" Nadin tau, Ronald sedang mengolok-olok status mereka."Kalian sama-sama lahir dari rahim yang kotor." ucapnya sarkas disertai seringai menghina, ia lalu pergi meninggalkan keduanya.Mata Nadin memanas marah mendengar itu, ia hendak membalas, tapi Ferdi melerai."Percuma, Nad. Biarkan saja. Sebaiknya kamu ke atas dan istirahat, oke! Aku pergi dulu." Ucap Ferdi dengan tenang. Ia berbalik untuk masuk ke dalam mobil."Oke, Fer." Ucap Nadin, sambil menunggu kepergian Ferdi, ketika Ferdi hendak membaw

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 17 Dia laki-laki yang baik

    Tiga hari telah berlalu, akhirnya bulan madu yang tidak seperti bulan madu itu berakhir, pasangan yang tidak seperti telah menikah itu pun kembali ke kota kelahirannya menggunakan pesawat jet pribadi milik keluarga Bramasta, bagi Nadin itu adalah pengalaman pertamanya. Setidaknya di di statusnya sekarang ia bisa merasakan menjadi orang kaya. walaupun pernikahannya tidak bisa dikatakan sebagai sebuah pernikahan.Ronald membawa Nadin tinggal di rumahnya yang tampak mewah dan elegan. Nadin begitu takjub melihat semuanya, tapi ia tidak begitu senang karena ia tau sebenarnya ia sedang memasuki kandang harimau."Kumpulkan semua pekerja di rumah ini!" Titah Ronald pada Selfi. Perempuan itu menurut, hanya butuh beberapa menit saja, semua orang sudah berkumpul di ruangan mewah itu."Apakah semua orang sudah hadir?" Tanya Ronald sambil tersenyum, Nadin menangkap sesuatu yang tidak biasa dari senyumannya."Kalian semua boleh mengambil cuti untuk beberapa hari, saya sedang ingin mengosongkan ruma

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 18 Gajian.

    Nadin tiba di kantor Bramasta, ia menghela nafas sebelum memasuki kantor itu, ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya hari ini. Ia tau Ronald tidak akan membiarkannya tenang. Tapi ia harus tetap menghadapinya, ia berada di sana karena sebuah tanggung jawab dari perusahaan kecil bernama Mega Food milik Pak Bambang, tidak hanya tentang Mega Food, ia juga bertanggung jawab untuk meningkatkan marketing perusahaan Bramasta, karena ia sudah menjadi bagian dari Bramasta juga, untungnya Ia adalah wanita pekerja yang selalu totalitas pada tanggung jawabnya sehingga masalah pribadi tidak mempengaruhi pekerjaannya, ia bahkan masih bekerja dengan profesional saat Ronald mengajukan pernikahan tiga bulan lalu.Nadin sedang berkutat dengan komputer di depannya saat seorang rekan kerjanya berseru riang."Akhirnya gaji bulan ini turun juga!" "Iya, gajiku juga sudah masuk." Timpal yang lainnya.Nadin juga membuka mobile banking di ponselnya tapi saldonya tidak bertambah sama sekali, ia mengedarkan p

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 19 Ulang Tahun Ibu

    Beberapa hari kemudian, Nadin berhasil mendapatkan gajinya setelah berkali-kali bernegosiasi dengan staf keuangan sampai akhirnya gajinya itu dicairkan yang jumlahnya cukup fantastis, alasan ia begitu kekeh meminta gajinya adalah, ia ingin memberikan hadiah kepada ibunya dari hasil keringatnya sendiri, karena ibunya tengah berulang tahun.Ia selesai bersiap-siap di pagi hari, untungnya hari ulang tahun ibunya bertepatan dengan hari Minggu, jadi ia tidak perlu repot untuk mengambil cuti dari hari kerjanya."Mau kemana kamu?" Tanya Ronald berdiri di anak tangga yang terakhir sambil menekuk tangan di depan dada."Bukan urusanmu." Balas Nadin, ia mengikuti gaya bicara Ronald."Kamu pikir, kamu bisa melenggang dengan santai hari ini? Kamu punya banyak tugas, membersihkan rumah, memasak, mencuci, da banyak lagi, jadi tetap diam di rumah." "Aku tidak peduli, siapa suruh memberi cuti kepada para pelayanmu?" Ucap Nadin."Pokoknya kau tidak boleh ke mana-mana hari ini." Tegas Ronald."Ibuku ul

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 20 Mimpi Buruk

    Nadin selesai berkutat di dapur, ia membawa makanan-makanan yang telah ia masak ke atas meja makan, setelah semua tertata rapi ia mengajak Ronald dan ibunya untuk makan. Selesai makan, mereka bermaksud untuk pamit, tapi Bu Sinta melarang dan memaksanya untuk menginap."Kamar kamu sempit sekali." Komentar Ronald saat memasuki kamar Nadin."Masih lebih luas dari kamarku saat di rumahmu." Balas Nadin. Ronald merasa sedikit bersalah, pulang nanti ia akan memberinya kamar yang lebih luas."Kamu tidur di kasur, saya akan tidur di sofa." Ucap Nadin seraya mendekati sofa minimalis di kamarnya."Oke." Ucap Ronald sambil berbaring, ia lelah setelah menyetir sendiri dari pagi hingga sore. Ia hanya ingin segera memejamkan matanya. Sementara Nadin, masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa saat kemudian ia keluar dan mendapati Ronald yang sedang tertidur pulas. "Sebenarnya kau bukan orang jahat kan?" Gumam Nadin, ia melepas kaos kaki Ronald, kemudian menghamparkan selimut di atas tub

Latest chapter

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bab 32 Jangan berpisah lagi.

    Bu Mary berhasil menyulap Nadin menjadi sangat cantik yang pada dasarnya memang sudah cantik."Sekarang ganti baju, di dalam paper bag ada baju dan sepatu, mamah mau kau memakainya," untungnya Nadin membawa pemberian mertuanya itu bersamanya, tadi ia tidak sempat menyimpannya. Ia mengambilnya lalu mengeluarkan isinya, ternyata Bu Mary memberinya barang branded."Nah, pakai itu sekarang dan buang baju kedodoran yang kau pakai itu" "Iya, Mah" balasnya dengan kikuk."Cantik sekali, ini baru menantu mamah" puji Bu Mary mengagumi menantunya."Beginilah harusnya penampilanmu sehari-hari," sambung Bu Mary.Diperlakukan sedemikian baik oleh mertuanya membuatnya berfikir, 'Seandainya putranya juga bisa sebaik ini?' suara Nadin di dalam hati.Setelah semuanya selesai, mereka turun ke bawah untuk meminta penilaian Ronald yang sedang menunggu mereka untuk sarapan, Bu Mary sangat bersemangat menanti pujian dari putranya."Bagaimana penampilan istrimu? Cantik 'kan?" Seru Bu Mary saat tiba di had

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bab 31 Jangan salahkan aku.

    "Ada apa denganku?" Nadin berucap dengan lirih merenungi apa yang terjadi pada dirinya. Ronald tampak tidak peduli."Ah, kenapa aku tiba-tiba merasa panas begini?" Nadin membuka blezer yang menutupi dress yang ia kenakan sambil mengipas tubuhnya menggunakan tangan."Kau sedang apa?" Ronald menoleh ke arahnya dan memindai keadaannya. "Aku tidak tau, aku merasa sangat tidak nyaman dan seluruh tubuhku seperti akan mengeluarkan aliran listrik." Nadin mulai tidak sabar dan ingin menurunkan tali dress yang menggantung di bahunya."Hentikan itu! kamu mau telanjang di sini?" Ronald berkata sambil menurunkan kecepatan laju mobilnya, Nadin masih bisa menurut di antara kesadarannya yang mulai samar."Sudah kubilang, aku kepanasan, coba bantu aku meredakan ini." Ia menggigit bibirnya sambil mengacak rambutnya demi meredam gelanyar aneh yang hampir menguasai dirinya."Kau pasti salah meminum atau memakan sesuatu," Ronald mulai menebak apa yang terjadi pada Nadin. Ia kembali mempercepat laju mobil

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bab 30 Rencana rekan kerja

    Malam pun tiba, Nadin memasuki sebuah bangunan yang tidak begitu besar, tapi tatanannya yang estetik membuat nyaman berada di dalamnya. Ia mendekati meja yang sudah ada beberapa rekan kerja yang sedang menunggu, ia bersyukur karena tidak ada yang menyinggung masalah CEO mereka, mungkin belum karena perhatian mereka masih terfokus pada pemeran utama yang sedang berulang tahun belum hadir, tapi beberapa saat kemudian Pak Hery akhirnya tiba. Ferdi juga datang setelahnya."Hai, Fer!" sapa Nadin."Gimana? CEO kita bisa datang nggak?" bisik Ferdi, Nadin segera melotot padanya dan berkata, "jangan dibahas, aku sedang berharap mereka melupakannya" Nadin sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Ferdi agar semua orang tidak mendengar suaranya membuat Ferdi tertawa ringan."Ayo pesan menu-menu yang ada, kita akan berpesta malam ini" seru Pak Hery, sambil mengambil buku menu, ia memilih beberapa dan menawarkan kepada yang lainnya juga, seorang pelayan sudah bersiap mencatat setiap menu yang disebutk

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 29 Permintaan Rekan Kerja

    Nadin telah kembali dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan selama dua hari, hanya Selfi yang selalu setia menemaninya selama dirinya dirawat, Selfi juga yang mengantarnya pulang saat ini, ia tidak memberitahu orang tuanya tentang keadaannya karena tidak ingin membuat mereka khawatir. Adapun Ronald, ia tidak pernah sekalipun datang menjenguknya, ia telah menyerahkan semua pengurusan Nadin kepada Selfi. Saat tiba di rumah Ronald, Nadin berniat langsung masuk ke kamarnya. Tapi ia menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Ronald, ia hendak tersenyum pada Ronald dan mengucapkan terima kasih, mengingat Ronald sudah menolongnya beberapa waktu lalu, tapi ternyata Ronald hanya menatapnya dingin itu pun hanya sejenak lalu pergi begitu saja, ia akhirnya menarik kembali guratan senyum yang hendak timbul serta membuang niatnya untuk mengucapkan terima kasih. Matanya memperhatikan kepergian Ronald dan melihat ada memar dan luka gores di tangan Ronald."Aku pikir dia sudah le

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 28 Terasa Hangat

    Hari telah berganti, Rencana Nadin agar terusir dari rumah Ronald gagal total, ia juga menyerah. Akhirnya ia pasrah menjalani kehidupannya.Hari ini ia kembali berangkat ke perusahaan untuk bekerja seperti biasanya. Berangkat sendiri menggunakan kendaraan umum. Berbeda dengan Ronald yang berangkat dengan kendaraan pribadi kadang dengan sopir kadang juga menyetir sendiri.Ketika mobil yang membawa Nadin tiba di depan kantor Bramasta, ia turun lalu membayar ongkosnya, saat mobil itu telah pergi, sebuah mobil lain bergerak ke arahnya, karena penasaran, ia menunggu mobil itu berhenti tanpa ada rasa curiga sama sekali. Saat mobil itu tiba tepat di depannya, orang dari dalam mobil membuka pintu dan menariknya masuk dengan paksa, ia sempat berontak dan berteriak tapi segera mulutnya disekap oleh orang yang berada di dalam mobil dan membiusnya hingga pingsan.Selfi mengetahui itu dari karyawan yang melihat kejadian, ia melaporkannya pada Ronald."Pak, ada yang melihat Bu Nadin, dibawa pergi ol

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 27 Gagal Total

    Satu Minggu telah berlalu. Selama seminggu itu Nadin sangat setia mengurus keperluan Ronald dengan telaten, ia juga menahan diri untuk melancarkan rencananya. Berkatnya Ronald bisa sembuh dengan cepat, gips di kakinya pun sudah dilepas, ia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Hari itu ia mulai datang ke perusahaan, ia datang bersama Nadin, mereka datang bersama atas perintah Ronald, karena semua orang tau Nadin adalah istri yang merawatnya selama kakinya sakit. Semua orang tampak menunggu kedatangannya, mereka semua memberi ucapan selamat atas kedatangannya kembali ke perusahaan ataupun ucapan selamat atas kesembuhannya, tidak sedikit juga yang memberinya hadiah, ia menerima semua hadiah-hadiah itu lalu menyerahkannya pada Selfi untuk disimpan. Saat dirawat di rumah pun sudah banyak yang datang menjenguk tapi yang datang rata-rata para petinggi di perusahaan, salah satunya adalah ayah Nata. Semua orang hanya memperhatikan Ronald, ia seperti bulan di antara para bintang, sepertinya

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 26 Rencana Melepaskan Diri

    Nadin mulai memikirkan cara agar dirinya bisa diusir dari rumah Ronald. Ia berpikir, dengan begitu Ronald akan melepaskannya dengan suka rela tanpa meninggalkan trauma dan menyakiti orang tuanya. Sebelum melancarkan misinya, Ia bertanya kepada para pelayan untuk mengumpulkan informasi, hal apa saja yang paling disukai dan paling dibenci oleh Ronald, ia berhasil mendapatkan beberapa info. Ia akan melakukan yang ringan-ringan dulu sebagai pemanasan. Ia akan melakukan rencana besarnya saat kaki Ronald sudah sembuh.Dari informasi yang ia dapatkan dari para pelayan di dapur, Ronald sangat tidak suka bubur ayam yang dicampur dengan kuah, dan ia akan menyiapkan makanan itu untuk sarapan Ronald. Ada juga informasi dari pelayan yang mengurus kebersihan, Ronald sangat tidak suka kalau ada basah di depan kamar mandi, ia bisa mengamuk jika menemukan hal itu, tapi Nadin malah meletakkan keset yang basah di tempat itu.Ronald telah terbangun di pagi hari, ia mengucek matanya lalu bangun kemudian be

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 25 Masih Khawatir

    Malam telah datang, Nadin memastikan seluruh keperluan Ronald sudah tersedia. Setelah itu, Nadin ke kamarnya sendiri untuk istirahat. Adapun Ronald, ia sudah tertidur lebih dulu. Tapi saat Nadin ingin tidur ia tidak bisa menutup mata, tiba-tiba saja ia merasa khawatir, seperti halnya seorang perawat yang khawatir pada pasiennya. Ia pun kembali ke kamar Ronald dan tidur di sofa.Saat tengah malam, suara Ronald membuatnya terjaga, sepertinya Ronald sedang mimpi buruk, nafasnya terengag-engah dan tubuhnya berkeringat dingin. Nadin buru-buru menghampirinya lalu membangunkannya."Ronald...! Hei!" Panggil Nadin sambil mengguncang tubuh Ronald, tapi Ronald tidak lantas bangun, ia pun meletakkan tangannya di sisi kiri dan kanan kepala Ronal lalu berteriak tepat di depan wajahnya."Ronald!! Bangunlah!" Panggil Nadin, lebih keras dari sebelumnya. Mata Ronald berhasil terbuka, ia menatap Nadin yang masih setia memegangi kepalanya dengan nafasnya yang masih terengah-engah."Kamu mimpi apa sih!?" S

  • Siksaan Dari Tunangan Kakakku   Bagian 24 Menjadi perawat.

    Nadin susah payah membopong Ronald di sepanjang jalan, ia sempat memberikan tongkat pada Ronald agar bobot tubuhnya yang berat dan keras sedikit berkurang. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat titik kumpul. Saat melihat keadaan Ronald, semua orang sigap memberi pertolongan, seseorang langsung menggantikan Nadin memapah tubuh Ronald, seseorang lagi sigap mengambilkan kursi, sementara itu Nadin langsung membiarkan tubuhnya menggelepar di tanah dengan nafas ngos-ngosan, layaknya ikan yang sedang butuh air. Ronald meliriknya dengan tatapan yang bercampur aduk, antara menahan sakitnya atau menertawakan Nadin, tapi jauh di dalam hati ada sedikit rasa kagum. Namun sedetik kemudian raut wajahnya berubah saat Ferdi mendekati Nadin, dan mengulurkan tangan untuknya."Kamu baik-baik saja?" Ucap Ferdi seraya membantu Nadin bangun."Iya! Aku hanya kelelahan setelah berjalan sambil menanggung beban yang sangat berat, bahkan hatiku ikut lelah membawanya." Sindir Nadin sambil melirik Ronald yang suda

DMCA.com Protection Status