"Baiklah, aku duduk."Quesha duduk dengan Nick yang bersiap menjawab semua pertanyaan dari istrinya itu. "Aku tau kamu penasaran dengan semuanya, tapi jujur aku juga tidak tau asal usul kamu, karena kamu datang di hutan, kita bertemu tidak direncanakan, takdir yang mempertemukan kita.""Sudah aku duga kamu akan menjawabnya seperti itu!" Quesha berdiri dari duduknya. "Tenang sayang, kamu jangan marah-marah terus," kata Nick memegang lengan Quesha. "Tenang? Apa tidak ada kalimat lain yang kamu keluarkan daripada kata tenang? Aku di sini kehilangan ingatan aku dari lahir, dan aku juga tidak mengingat semua tentang kita, bagaimana aku dan kamu, aku tidak mengingat kapan aku melahirkan anak kita, dan selalu kamu bilang aku harus tenang? Itu melelahkan untuk aku! Kemarin juga kamu memaksakan aku harus menjadi istri dan seorang Ibu, kamu pikir gimana perasaan aku? Aku cuma mau tau itu dari mulut kamu, Nick. Kamu yang aku percaya bisa menjelaskan semuanya, tapi aku salah."Quesha melepaska
"Selamat pagi sayang," kata Nick yang ada di sebelah istrinya. "Pagi, kamu sudah bangun sepagi ini?" "Iya, sayang. Tadinya aku mau langsung mandi, aku mau mengajak kamu dan anak kita jalan-jalan pagi," balas Nick. "Mau ke mana sepagi ini?"Quesha masih belum puas tidur karena semalaman tidak selalu terjaga dan memikirkan hal yang paling dia pusingkan, masa lalunya yang hilang terus menghantui. "Kita jalan-jalan pagi keliling taman, banyak orang kota yang melakukan ini, aku mau kita juga terbiasa dengan kebiasaan itu."Nick mau istrinya mulai hidup sehat bersamanya, apalagi udara segar pagi hari bagus untuk kesehatan. "Kalau begitu kita sekarang siap-siap pergi, taman tidak jauh dari rumah, hanya untuk beberapa menit olahraga, masih bisa kan kalau kita tidak mandi dulu.""Bisa, kamu mandi setelah olahraga selesai, aku juga malas mandi sekarang, lagipula tubuhku tidak bau walaupun tidak mandi.""Iya, kenapa bisa begitu ya? Dari tubuhmu seperti tidak pernah tercium aroma tidak sedap
Nick mencoba menenangkan istrinya yang emosi, sedangkan wanita itu pergi dari mereka yang sedang memanas. "Lihat dia pergi karena kamu tidak membela aku! Kamu tau, aku mau dia dihina seperti mulutnya yang menggoda kamu, Nick."Quesha memaki suaminya di tempat terbuka seperti ini, padahal niat Nick membawa mereka keluar rumah untuk memberikan udara sejuk dan kedamaian. "Quesha, duduklah dulu. Kamu jangan begini sama aku, dengarkan penjelasan aku. Kita tidak boleh menghina orang walaupun dia sudah menghina kita," kata Nick melarang istrinya. "Kenapa seperti itu? Aku hanya membalas perbuatannya yang sudah ingin mengambil suamiku, apa itu salah?"Quesha masih bersikeras ingin melawan wanita itu, dan tidak mau mendengar perkataan suaminya. "Salah ... apa bedanya kamu sama dia? Kamu orang baik, dan aku suami kamu yang tidak akan tergoda dalam hal semacam itu, wanita itu tidak jauh lebih cantik daripada kamu, hanya orang yang tidak berarti di mata ku, kamu tau kan, seberapa aku mencintai
Bayinya hanya diam dan memegang sebuah mainan karet yang digigit beberapa kali, Nick tidak mendengar apa pun kata yang keluar dari mulut anak itu. "Mana? Anak kita tidak bisa bicara sama sekali, kamu mulai sakit merawatnya ya? Atau kamu sedang melamun?"Nick sudah menatap mata Quesha yang tidak terima kalau dikatakan sakit oleh suaminya. "Aku mendengar sendiri, dia bicara sama aku, telinga aku masih normal untuk bisa mendengarkan apa yang anak kita bicarakan, masa kamu tidak mempercayai aku?"Quesha kesal pada suami dan anaknya, dia tidak dihargai di sana, mata anaknya melihat ke arah dirinya dengan tatapan lain. "Sayang, bukan begitu. Kamu lihat sendiri anak kita masih normal seperti bayi pada umumnya, tapi kamu membuat aku ingin mempercayai omong kosong kamu itu.""Aku tidak omong kosong! Dia bicara dan aku bisa menjawab pertanyaannya, tapi kamu seolah tidak mempercayai apa yang aku katakan ini, aku minta kamu paksa dia untuk bicara, anak ini bukan bayi biasa," balas Quesha masih
"Nick, maafkan aku sudah membuat harimu kacau karena aku, aku hanya membela diriku yang tidak dipercayai," kata Quesha di depan suaminya yang ada di depan kamar. "Sayang, kamu tidak perlu minta maaf padaku, tapi ada sesuatu yang tidak kamu ingat tentang kita berdua, dan itu masalahnya, mungkin banyak mimpi dan khayalan tentang kami yang kamu pikirkan, sampai kamu mengarang cerita kalau anak kita yang masih bayi bisa bicara."Quesha yang sudah meredakan emosi sekarang naik lagi, karena Nick terdengar masih menyalahkan dirinya. "Nick, itu faktanya.""Sudah sayang, jangan mulai lagi yang tadi, baru kamu minta maaf, masih mau melanjutkannya?""Nick, kamu tidak memahami situasi aku."Wanita itu menarik lengan suaminya, berharap kalau Nick akan berkata mengerti dirinya dan mempercayainya sedikit. "Situasi di mana kamu mau berniat membuang anak kita itu?""Bukan seperti itu, Nick."Quesha kembali melihat mata kekecewaan yang dia tatap di mata suaminya, terlihat jelas kalau Nick tidak meny
Quesha masih mencemaskan suaminya yang belum pulang sampai hampir tengah malam, di waktu dirinya ingin memutuskan tidur karena terlalu larut menunggu suaminya. "Quesha, aku pulang, apakah kamu ada di rumah?"Suara Nick terdengar memanggilnya, wanita itu keluar dari rumah dengan bergegas beranjak dari kursi ruang tamu. "Nick?"Matanya terperanjat melihat suaminya berdarah bagian kaki, masih ada perban yang yang membalut pergelangan tangan suaminya. "Sayang, bantu aku masuk ke dalam kamar, rasanya sakit sekali," pinta Nick masih berdiri di depan istrinya. "I-iya, kamu kenapa jadi seperti ini?" Quesha bertanya sembari membantu suaminya masuk ke dalam rumah. "Aku mengalami kecelakaan, ada yang menabrakkan mobilnya ke tubuhku yang mau menyebrang jalan," jawabnya. "Ya, ampun. Pantas aku mencemaskan kamu dari tadi, ternyata kamu mengalami musibah berat seperti ini, apa tidak dirawat di rumah sakit saja? Terlihat jika lukanya parah."Quesha melihat bagian kaki suaminya yang masih mengel
"Ada yang bisa kami bantu, Pak?"Nick bertanya pada pria tua yang berdiri tepat di depannya, seperti sedang membutuhkan pertolongan. Pria itu hanya diam, Nick dan Quesha saling memandangi, mengontak mata keduanya penuh arti jika pria asing ini apakah boleh masuk ke dalam rumah, Quesha memberikan isyarat menundukkan kepala tanda dirinya tidak masalah. "Masuk Pak, kita bisa bicara di dalam, udara di luar sangat dingin," kata Nick mengajaknya masuk. Quesha mengikuti mereka, wanita itu bergerak ke arah dapur untuk membuatkan minuman hangat. "Duduk dulu Pak, silakan."Nick mempersilahkan pria tua itu, respon pria tua hanya diam dan melihat ke sekeliling ruangan rumah itu. "Aku tidak tau Bapak ini siapa? Tapi untuk malam ini silakan menginap di rumah ini, besok pagi kita bicara lagi kalau Bapak sudah siap menceritakan masalahnya."Nick kebingungan, tapi kasihan pada orang tersebut, Quesha datang memberikan minuman, tidak merasakan jika pria tua itu adalah sang rembulan ayahandanya send
"Tidak, Ibu. Semua nyata dan bukan mimpi seperti yang Ibu katakan."Bayi itu sedikit tersenyum menatap ibunya yang masih berdiri di depannya. "Kalau ini bukan mimpi, kenapa bisa?""Semua bisa terjadi, termasuk aku yang bisa bicara dan ingin mengatakan sesuatu."Quesha menggendong anaknya, meninggikan posisi anaknya di atas wajahnya. "Katakan, apa yang mau bicarakan pada Ibumu?"Quesha juga harus memberikan anaknya kesempatan bicara tentang pikiran yang anaknya pikirkan. "Ibu, apakah Ibu adalah seorang penyihir hebat?""Penyihir?"Quesha tidak mempercayainya, dia mendengar kata-kata itu keluar dari mulut seorang bayi. "Aku manusia biasa, kenapa kamu bisa beranggapan aku ini penyihir?""Karena aku bisa bicara sebelum waktunya, dan Ibu tidak pernah mau mengatakan itu padaku, makanya kau bertanya sekarang, apakah Ayah tidak tau masalah ini?"Tangan Quesha menurunkan anaknya ke tempat tidur, wanita itu berpikir keras, bahkan tentang suaminya yang tahu atau tidak mengenai ini dirinya ju
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik