Sebenarnya Laura tidak ingin datang ke apartemen. Namun, dia membutuhkan pekerjaan dan biaya hidup di New York sangat tinggi. Dia tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menopang hidupnya. Selama ini Laura mengandalkan diri sendiri agar tetap hidup di kota besar itu. Dia tetap berusaha dan mengesampingkan masalah pribadinya pada Gino. Apa pun yang pernah terjadi semua itu hanya masa lalu.
Laura membuka pintu apartemen milik Gino dengan hati-hati. Dia takut laki-laki itu muncul secara tiba-tiba dengan masa lalu biarkan saja Gino teguh dengan pendiriannya. Laura sudah berdamai dengan hal itu.
Lebih tepatnya mencoba untuk berdamai.
Apartemen itu kosong. Laura menarik napas lega tidak perlu menghadapi Gino dan menahan diri untuk tidak memaki laki-laki itu. Ketenangan yang dipelajarinya dari Jason ternyata cukup berguna. Tidak ingin berdebat dengan pikirannya. Laura segera melakukan pekerjaannya. Dia membersihkan seluruh ruangan dan mengepel lantai. Membuang sampah
"Lala aku minta maaf."Laura menoleh ke samping memperhatikan Lucy yang fokus mengemudi. Perempuan itu terlihat menyedihkan dengan mata panda dan rambut berantakan. Sepertinya masalah pernikahan itu penyebab kekacauan Lucy."Seharusnya kau minta maaf pada David." ucap Laura."Bukan dia tapi Mario."Laura mengalihkan tatapannya ke samping, melihat jalanan yang padat sore itu. Bunyi klakson terdengar di telingannya dan mobil itu berhenti di lampu merah."Mario yang bodoh itu melepaskanmu hanya karena masalah pernikahanku. Aku yang egois ini tidak memahami perasaanmu. Lala aku bukan sahabat yang baik, aku minta maaf.""Kau sudah melakukan yang terbaik Jason pasti mengerti." ucap Laura menenangkan."Jason masih berada di Queens dia tidak kembali hingga Mario menyelesaikan urusannya. Semalam aku mengemudi hingga larut dan bertemu si brengsek i
Setelah Laura meninggalkan apartemennya, Gino berdiri di balkon menatap hujan yang turun dengan deras. Mendung tebal masih menggantung dan suara petir bersahutan. Namun, Gino tidak beranjak dari sana, dia melihat air hujan itu dengan pikiran kosong. Laura tidak menolak ciumannya, artinya gadis itu masih menyukainya. Peluang untuk bersama Laura terbuka lebar. Namun, Gino tetap penasaran tentang kekasih Laura yang misterius itu. Berulangkali Gino meminta David untuk mencari informasi tentang laki-laki itu. Namun, David selalu kembali dengan tangan kosong. Laura menutupi identitas kekasihnya dengan baik. Dan Gino tidak percaya jika Laura sungguh memiliki kekasih sebelum bertemu langsung dengan laki-laki itu. Mengingat Laura tidak pernah membahas mengenai kekasihnya sehingga Gino percaya pada intuisinya. Laura tidak memiliki kekasih! Cukup untuk menenangkan perasaannya saat ini, Gino tidak menganggap perkataan David itu benar adanya. Laki-la
Ruangan bernuansa lembut dengan aroma lavender itu adalah kamar Laura. Gino tidak tahu harus menyalahkan David atau memuji laki-laki itu telah membantunya merebut perhatian Laura. Dia duduk di ranjang empuk itu sambil mengawasi seluruh ruangan. Lemari pakaian berukuran sedang dan meja rias serta peralatan kosmetik milik Laura tersusun rapi. Dia tidak menemukan sampah berserakan di lantai, sebagai gantinya Laura meletakkan tempat sampah di sudut kamar. Dulu, Laura bukan tipe gadis yang suka membereskan kamar. Terkadang saat Gino datang berkunjung, dia mengalah dengan membantu gadis itu menyapu lantai. Kini Laura berubah menjadi perempuan mandiri dan waktu yang merubah semuanya.Gino menghempaskan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamar itu dengan pikiran melayang. Pertanyaan tentang kekasih, Laura tidak menjawabnya dan menghindarinya dengan sengaja. Gino penasaran namun tidak bisa melakukan apa-apa melihat Laura enggan membahas hal itu.&nbs
Menghabiskan waktu untuk merawat Mario bukan hal mudah, Laura mengakuinya. Dia membawa Mario ke apartemennya dengan alasan enggan mendengar ocehan Lucy. Setelah kecelakaan itu, Mario mengalami cidera di lengan sehingga laki-laki itu tidak bisa bergerak bebas.Jason menjelaskan tentang kecelakaan yang hampir menewaskan Mario. Sebuah mobil melintas dari arah berlawanan dan menabrak pembatas jalan sehingga Mario terpaksa membanting kemudi untuk menghindari mobil itu. Naasnya dari arah belakang terdapat sebuah truk dan Mario tidak bisa menghindar lagi. Kecelakaan beruntun itu memakan korban jiwa, setidaknya ada dua orang tewas di tempat kejadian.Laura tidak bisa membayangkan jika Mario yang menjadi salah satu korban itu. Dia bersyukur laki-laki itu masih hidup meskipun lengannya terluka. Jason juga menjelaskan Mario bisa pulih jika melakukan pengobatan tradisional Tiongkok. Dokter terbaik pilihan Jason akan membantu Mario hingga pulih. Laura mengucapkan
Langit sudah gelap, Laura melihat pemandangan disekitarnya dalam diam. Dia berada di atap gedung bersama Mario dan Jason. Pekerjaan terbengkalai itu melibatkan Jason untuk menulis naskah sementara Mario mengatakan secara lisan. Keduanya terlihat serius dan Laura seperti orang ketiga di tempat itu. Dia teringat dengan Gino yang ditinggalkannya tanpa pesan, mungkin laki-laki itu panik mencarinya. Laura tersenyum kecil mengingat sikap gugup Gino hari itu. Tentang masker timun, telur gosong dan juga insiden tanaman hias. Semua kenangan itu tersimpan dengan baik di kepalanya, Laura tidak pernah melupakannya bahkan rahasia terkecil Gino, Laura pun mengetahuinya."Lala?"Laura menoleh ke samping, ternyata Jason, Mario tidak ada di sana sepertinya Mingye membawa laki-laki itu pergi."Aku melihatmu di pesta Jean, kau bersama Argino Mahendra. Pengacara muda berbakat dan kalian berasal dari negara yang sama. Lala, apakah dia orang
Menjadi orang jahat yang merebut kekasih orang lain, Gino tidak pernah menyukainya. Namun, menyangkut tentang Laura, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut campur. Terlebih urusan itu melibatkan Jean, perempuan rumit yang pernah dikenalnya. Gino hampir tidak percaya ketika David mengirimkan berkas tentang Jean dan hal itu berkaitan dengan Laura. Kekasih gadis itu yang ternyata putra sulung Jean. Artinya Laura menjadi orang kedua dalam hubungan Mario dan Mika.Laura yang dikenalnya tidak mungkin menjadi perusak hubungan orang lain. Melihat reaksi Laura yang kebingungan, Gino menyimpulkan Laura memang tidak tahu apa pun tentang pernikahan itu. Gino tidak terima jika Laura hanya dijadikan pelampiasan. Meskipun alasannya sungguh mencintai gadis itu. Gino tidak menyukainya, seperti lima tahun lalu ketika Laura pergi dengan cara menyakitkan. Kali ini Gino tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Paling tidak, menjauhkan Laura dari Jean untuk sementara.
Tengah malam, Laura merasakan seseorang memeluknya dari samping. Dia mengguncang bahu Gino kasar, namun laki-laki itu tidak bereaksi. Kesal, Laura keluar dari kamar itu lalu duduk di meja makan, menatap ponselnya yang menampilkan layar hitam.Mario tidak menghubunginya.Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya, Mario pulang bersama Mingye. Kebiasaan Mario jika kembali dari perjalanan langsung memasuki kamar menyebabkan Laura merasa was-was. Dia tidak ingin melihat drama pertumpahan darah di depan matanya. Apalagi kondisi Mario yang tidak sehat dan Gino yang keras kepala.Mingye berpamitan dengan isyarat dan Laura membalasnya dengan anggukan."Lala, malam ini aku ingin kau tidur di sampingku."Terjebak dengan dua orang lelaki dalam ruangan yang sama bukanlah hal mudah. Laura membawa Mario ke kamarnya dengan alasan tidak masuk akal. Dia tidak mungkin membiarkan Mario melihat Gino di kamar laki-laki itu. Malam panjang itu terlewati dengan rasa kha
Hubungan antar dua manusia yang dikaitkan dengan kata cinta seharusnya itu membahagiakan. Seperti pepatah cinta akan datang karena terbiasa. Entah benar atau tidak, Laura sama sekali tidak mempercayainya. Dia bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju balkon, menatap langit malam tanpa bintang. Sudah terlalu larut untuk merenung. Namun, Laura ingin merasakan hembusan angin malam di musim gugur. Bersamaan dengan tarikan napas yang terasa berat.Mario membutuhkannya!Kalimat itu seperti rekaman ulang, memaksanya untuk mengingat berapa banyak pengorbanan yang dilakukan Mario.Seandainya saat itu Laura lebih kuat, lebih memahami kondisi pasca kehilangan orangtuanya. Dia tidak akan menghindari masa lalu dan bertemu Mario. Atau bisa saja Laura masih berada di Jogja, berkumpul bersama teman-temannya dan juga Gino.Gino?Laura tersenyum getir, ingatannya tentang Gino terukir dengan jelas di kepalanya. Seperti bintang di langit, terlihat jelas, tapi sangat j