Share

Tuduhan demi Tuduhan

“Ada yang hendak engkau sampaikan lebih lanjut terkait Inyiak Mudo?” ujar Rajo Bungsu pada Puti Bungo Satangkai.

Sang gadis kembali menuliskan sesuatu di permukaan kertas kasar di tangannya itu.

“Paduko,” kata si prajurit di samping Bungo. “Gadis ini mengatakan bahwa Inyiak Mudo adalah gurunya.”

“Itu tidak mungkin!” sahut si datuk berpakaian serba kuning di deretan Sembilan Cadiak Pandai.

“Datuk!” Rajo Bungsu menyipitkan pandangannya.

“Ampun beribu ampun, Paduko,” ujar sang datuk dengan membungkukkan badannya. “Sembah patik harap diampun.”

“Katakan,” ujar Rajo Bungsu. “Apa yang Datuk pikirkan?”

“Maaf, Paduko… Semua orang rimba persilatan sangat tahu bahwa Inyiak Mudo tidak mengangkat seorang pun sebagai muridnya.”

Rajo Bungsu juga telah lama mendengar kabar tentang itu. Hanya saja, ia mencoba bersikap lebih bijak dengan meminta pendapat semua orang. Dua Hulubalang Kerajaan yang masing-masing duduk di sisi kiri sama mengangguk ketika tatapan sang raja tertuju kepada mereka.

Begitu juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status