Share

973. Laskar Hijau

last update Last Updated: 2024-05-04 01:03:27

LAUT SELATAN mulai dibaluri sinar kuning keemasan dari ufuk timur sana. Pantulan cahaya matahari menciptakan pernik-pernik di permukaan air laut bak ribuan permata menghampar. Angkasa raya masih berselimut awan putih yang berarak, hingga membuat udara dingin pagi itu masih terasa.

Sebuah perahu Layar kecil bergerak perlahan menuju pantai, membelah ombak-ombak yang kali ini terlihat tenang. Di atasnya, berdiri satu sosok tubuh ramping terbungkus pakaian ketat warna biru. Rambutnya yang panjang digelung ke atas, dihiasi manik-manik permata warna biru pula. Makin mendekati bibir pantai, makin jelas kalau sosok ramping di atas perahu layar itu ternyata wanita cantik dengan tubuh sintal. Sepasang mata cerah dengan hidung mancung. Bibirnya kemerahan, tampak merekah bagai delima masak.

Begitu tiba di bibir pantai, si wanita bertubuh sintal ini menyembunyikan perahunya di balik rindangnya pohon bakau. Kemudian dengan satu lompatan yang ringan sekali, tahu-tahu tubuhnya telah m

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   974. Part 2

    MATAHARI MERAH jingga perlahan merangkak naik di garis laut sana, mengusir embun sisa-sisa tadi malam. Sinar matahari menghangati alam mayapada ini, memberi udara baru bagi setiap mahkluk. Ombak pantai Nusa Kambangan berkejaran bak tangan-tangan maut yang menjulur-julur menampar batu karang, menimbulkan suara bergemuruh."Heaaa.... Heaaa...!"Seiring suara angin kencang yang mendesau, terdengar pula suara garang dari seorang gadis cantik yang tengah berlatih silat di tepi pantai. Gerakannya lincah sekali. Kedua tangannya sesekali menyentak ke depan melontarkan jotosan. Seolah, di hadapannya ada seorang musuh yang tengah kewalahan menghadapi jurusnya. Sementara kedua kakinya sesekali berlompatan ringan dari batu karang yang satu ke batu karang lainnya. Seolah, tubuhnya tak berbobot. Padahal jarak antara batu-batu karang itu cukup jauh, hampir mencapai enam sampai tujuh tombak. Sekali saja gadis itu membuat kesalahan, bukan mustahil tubuhnya akan terbanting keras di batu

    Last Updated : 2024-05-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   975. Part 3

    "Aku memang sedang gelisah. Kalau tak keberatan, izinkan aku untuk berpetualang. Guru." "Hm...! Jadi, kau sudah tak betah tinggal bersamaku di sini, Yustika?" tanya Ratu Alit, memancing. "Maafkan aku, Guru! Sebenarnya bukan itu maksudku." "Lalu?" "Se... semalam aku bermimpi bertemu kedua orang-tuaku. Kalau saja mimpiku benar, aku ingin sekali bertemu mereka. Maka itulah aku gelisah sekali memikirkannya, Guru." "Hm...! Kau mimpi bertemu kedua orangtuamu, Yustika? Coba ceritakan dengan jelas!" Yustika menghela napasnya sebentar. "Aku bermimpi buruk, Guru. Kulihat, ibuku terjerumus ke dalam lobang yang sangat dalam. Tapi, ayahku malah tertawa-tawa. Te... terus-terang aku jadi ingin sekali bertemu kedua orangtua ku. Apakah Guru dapat membantuku menemukan mereka?" Kini gantian Ratu Alit yang harus menghela napas panjang. Lalu kepalanya menggeleng-geleng. "Ada apa. Guru? Kenapa kau tampak gelisah?" "Aku khawatir kalau

    Last Updated : 2024-05-05
  • Si Buta Dari Sungai Ular   976. Part 4

    "Nah, sekarang bersiap-siaplah mempelajari pukulan 'Cakar Naga Samudera', Muridku. Pusatkanlah jalan pikiranmu pada satu titik sasaran. Serta, kendurkanlah semua urat saraf dalam tubuhmu?""Baik, Guru."-o0o-SUNGAI ULAR berselimut awan putih. Matahari yang bersinar keemasan berusaha menyibak kabut yang bagaikan tirai putih di lereng sebelah timur. Sementara hawa dingin yang mengungkungi bumi mulai sirna oleh hangatnya sang mentari. Embun-embun pagi di ranting-ranting dahan maupun di bongkahan-bongkahan batu di sepanjang tepian sungai ular tampak berkilauan bagai permata mutu manikam tertimpa sinar matahari.Di atas sebuah bongkahan batu besar, seorang gadis cantik asyik memandang hamparan lereng-lereng terjal nun jauh di sana. Rambutnya yang hitam lebat sebatas punggung bergerak-gerak tertiup angin pagi. Kulitnya putih bersih. Matanya bulat dan tajam ditingkahi bulu mata panjang serta lentik. Hidungnya mancung. Pas sekali dengan bibir merah yang tipis da

    Last Updated : 2024-05-05
  • Si Buta Dari Sungai Ular   977. Part 5

    Manakala Manggala dan Arum Sari melangkah masuk, Raja Siluman Ular Putih dan Raja Penyihir segera membuka kelopak matanya. Kedua anak muda itu sendiri segera duduk bersimpuh di hadapan mereka."Arum Sari! Mendekatlah! Aku ingin bicara denganmu," ujar Raja Siluman Ular Putih."Baik, Raja Siluman Ular Putih."Arum Sari menggeser duduknya beberapa depa ke depan. Si Buta dari Sungai Ular ikut pula duduk menjejeri. "Muridku sudah bercerita banyak tentang dirimu. Arum Sari. Terus terang, aku turut prihatin. Tak kusangka sobatku Sepasang Pendekar Garuda Emas telah mendahuluiku. Tapi, kuharap kau tak usah terlalu bersedih, Arum. Bukankah orang yang telah membunuh kedua orangtua mu pun telah tewas?""Benar, Raja Siluman Ular Putih. Itu semua tak lepas dari bantuan Manggala dan Raja Penyihir. Cuma terus terang, aku sangat menyayangkan, kenapa aku tak mampu membalaskan sakit hati kedua orangtua ku dengan tanganku sendiri," desah Arum Sari."Aku mengerti. Kepa

    Last Updated : 2024-05-05
  • Si Buta Dari Sungai Ular   978. Part 6

    Sesekali penunggang kuda yang berada paling depan memberi aba-aba pada beberapa orang-orang di belakangnya, lelaki berusia empat puluh tahun. Itulah yang menjadi pemimpin pasukan ini. Wajahnya bengis dengan sepasang mata garang berwarna merah menyala. Tubuhnya tinggi kekar berbalut pakaian hijau-hijau terbuat dari sutera. Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan tergerai di bahu. Sebuah ikat kepala berwarna hijau tampak melingkari kepala. Sekali lihat, lelaki Pimpinan Pasukan Laskar Hijau yang tak lain Setan Haus Darah itu memang gagah. Namun bila menilik perangai dan sepak terjangnya, tentu saja akan membuat orang lari tunggang langgang. Siapa sudi menghadang langkah mereka, kendati bila ingin mati.Ketika memasuki sebuah kampung, Setan Haus Darah memperlambat lari kudanya. Mereka memandang heran, karena sama sekali tak menemukan apa-apa. Penduduk kampung yang biasanya hilir mudik di mulut desa maupun di pematangpematang sawah, tak kelihatan sama sekali. Bahkan anak-anak yang

    Last Updated : 2024-05-05
  • Si Buta Dari Sungai Ular   979. Part 7

    "Jangan, Tuan! Jangan bawa anakku!" jerit seorang perempuan penduduk kampung memelas saat melihat anak gadisnya diseret paksa oleh Setan Haus Darah."Setan! Tua bangka macam kau mana pantas menghiba padaku! Menghibalah pada Raja Akhirat!"Desss!Tanpa mengenal belas kasihan sedikit pun, kaki Setan Haus Darah telah mendarat elak di dada perempuan itu hingga kontan mencelat jauh ke belakang. Tubuhnya terbanting keras dengan darah keluar dari mulut dan lobang hidung."Ibuuu...!" teriak gadis yang paling cantik dari gadis-gadis rampasan itu kalap.Namun ketika tangannya ditekuk gadis cantik itu kembali terkulai dalam pelukan pimpinan rombongan Pasukan Laskar Hijau ini, "Dengar! Buka telinga kalian lebar-lebar! Siapa pun yang berani menentang Setan Haus Darah dan pasukannya, berarti kematianlah yang akan diterima. Jangan sekali-kali berani mempermainkan kami kalau tak ingin mati! Kalian dengar!"Tak ada sahutan dari penduduk Kampung Karangkates y

    Last Updated : 2024-05-06
  • Si Buta Dari Sungai Ular   980. Part 8

    Tak jauh di belakang si pemuda tampak beberapa orang penduduk Kampung Karangkates berduyun-duyun mendekati dengan berbagai macam senjata tajam di tangan kanan. Sambil berteriak-teriak penuh kemarahan, para penduduk yang marah akibat sepak terjang Pasukan Laskar Hijau yang tadi mengobrak-abrik tempat ini kini mulai mendekati Si Buta dari Sungai Ular dan Arum Sari."Jangan sembarangan pentang suara, Kawan! Siapa yang perampok? Enak saja menuduh orang sembarangan!" dengus Arum Sari melampiaskan kejengkelan hatinya pada pemuda tampan di hadapannya."Harap jangan sembarangan menuduh, Sobat. Aku dan temanku ini sama sekali bukan perampok. Kami hanya ingin mampir ke desa ini, barangkali ada kedai makan yang buka," jelas Si Buta dari Sungai Ular kemudian."Kalian bukan perampok?" tukas pemuda berjubah biru seraya mengangkat alisnya yang tebal. Nada suaranya terdengar kurang percaya. Untuk meyakinkan hatinya, kepalanya menoleh ke arah beberapa orang penduduk kampung yang

    Last Updated : 2024-05-06
  • Si Buta Dari Sungai Ular   981. Part 9

    Tentu saja si pemuda berjubah biru tak ingin kalah gertak. Begitu melihat datangnya serangan, segera tubuhnya sedikit dimiringkan ke samping. Sehingga serangan-serangan hanya menemui angin kosong.Bed!Pada saat bogem mentah Arum Sari melayang ke belakang, mendadak jari-jari tangan si pemuda berjubah biru itu telah berkelebat ke arah punggung Arum Sari."Ah...!" terperangah kaget, tak menyangka si pemuda berjubah biru itu dapat menghindari serangannya demikian mudah. Malah kini punggungnya terancam totokan-totokan jari-jari tangan pemuda itu."Hihh...!" Arum Sari mendengus penuh kemarahan.Tentu saja ia tidak ingin dirobohkan hanya dalam sekali gebrakan. Melihat punggungnya terancam, segera tubuhnya dibuang ke samping.Sementara itu Si Buta dari Sungai Ular yang tengah menghadapi kemarahan penduduk kampung tampak tak bergairah menghadapi serangan-serangan mereka. Namun saat melihat serangan-serangan kian menjadi liar, pemuda ini

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status