Share

581. Part 10

last update Last Updated: 2024-02-13 01:05:33

"Ah, iya! Kenapa aku berlaku tolol begini? Seharusnya aku bisa mengendalikan diri untuk menahan keinginanku berlatih jurus-jurus 'Katak Bulan Sakti' barang sejenak. Tapi, sudah telanjur. Pokoknya sekarang aku harus secepatnya meninggalkan tempat ini.

Eh...! Tapi, mana Tombak Raja Iblis ku...?!" gumam Manggala dalam hati.

Dan ketika melihat Tombak Raja Iblis yang ditemukan dalam lorong bawah tanah di dalam Lembah Katak Bulan masih tertancap di tempat semula, Manggala jadi lega. Dengan tersenyum-senyum senang, dilihatnya tombak sakti milik mendiang suami Bunda Kurawa yang tewas di dalam lorong bawah tanah Lembak Katak Bulan. Namun di saat hendak melangkah pergi, tiba-tiba,

"Pencuri cilik! Hendak lari ke mana kau?!"

Terpaksa Manggala menghentikan langkahnya begitu mendengar bentakan dahsyat. Bersamaan dengan itu berlompatan turun sosok berpakaian hitam-hitam yang langsung mengurungnya.

Tujuh sosok berpakaian hitam-hitam yang kini telah tegak di hadapa

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   582. Part 11

    Sementara itu Si Buta dari Sungai Ular yang tadi meloncat menghindar telah siap di tanah dengan kedua lutut tertekuk. Kedua tangannya pun direntang-rentangkan sedemikian rupa. Selang beberapa saat....Kok...!Ketujuh orang penghuni Lembah Katak Bulan itu terkesiap kaget. Mereka benar-benar tidak menyangka kalau pemuda buta itu mampu menggunakan pukulan 'Katak Bulan Sakti'. Meski, tadi Si Buta dari Sungai Ular telah menjelaskannya, namun tetap saja kaget. Apalagi ketika melihat angin dingin dari serangan Si Buta dari Sungai Ular yang jauh lebih hebat dibanding serangan Pangestu yang terus meluncur deras. Dan...Bummm...!Terdengar satu ledakan hebat di udara begitu pukulan 'Katak Bulan Sakti' Pangestu berbentrokan dengan pukulan 'Katak Bulan Sakti' Manggala. Tanah di sekitar tempat pertarungan pun bergetar hebat! Ranting-ranting pohon saling berderak terkena sambaran-sambaran angin pukulan mereka! Malah ada beberapa batang pohon besar yang kontan tumbang!

    Last Updated : 2024-02-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   583. Part 12

    "Hm...! Kesalahan memang tidak selamanya diakhiri dengan kematian. Raja Iblis telah tewas di tangan Adi Prana Supit, karena sepak terjangnya yang menggiriskan. Sedang aku? Oh...! Aku terlalu larut dalam perasaan bersalah ku pada Adi Prana Supit. Seharusnya, aku tidak menghukumnya sekejam itu. Bagaimanapun juga, ia sudah sangat berjasa terhadap Lembah Katak Bulan ini...," keluh Cucuk Prana mengharukan.Wajahnya yang tirus itu tampak demikian murung. Sepasang matanya yang cekung memerah. Dadanya pun turun naik, seolah-olah sedang menahan perasaan sesal yang teramat sangat.Cucuk Prana mengangguk-angguk."Sudah kuduga. Kau memang pantas mewarisi kepandaian Adi Prana Supit Tulang-tulangmu kuat sekali. Dan kau pun sangat berbakat. Saat ini, belum tentu aku dapat mengalahkanmu, Bocah," cetus Eyang Cucuk Prana."Terima kasih atas pujian mu, Eyang,"Cucuk Prana lantas mengarahkan perhatian pada tujuh orang muridnya yang masih duduk berlutut di hadapannya.

    Last Updated : 2024-02-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   584. Part 13

    "Teratai Emas! Kalau kau berani menyentuh seujung rambut pun gadis itu, demi Tuhan aku akan menguliti batok kepalamu!" bentak Manggala, tak dapat lagi mengendalikan amarahnya.Teratai Emas hanya menyunggingkan senyum dingin. Lalu dengan sekali menghentakkan kakinya, sosoknya pun telah meloncat turun. Gerakan kedua kakinya ringan sekali. Sedikit pun tak menimbulkan suara saat kedua kakinya menjejak ke tanah, sambil memondong tubuh Bidadari Kecil."Aku tidak akan melukai gadismu yang cantik ini sedikit pun. Asal, kau mau menuruti permintaanku!" sahut Teratai Emas, enteng."Semprul! Rupanya kau menginginkan sesuatu dariku, he?!" bentak Manggala geram bukan main."Tepat! Aku memang menginginkan sesuatu darimu. Dan kau harus menuruti kemauanku! Kau paham?" Teratai Emas tersenyum-senyum penuh kemenangan.Sepasang matanya yang indah tak henti-hentinya memperhatikan lembaran sutera berwarna merah di tangan Manggala dan sebatang tombak berwarna kuning denga

    Last Updated : 2024-02-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   585. Part 14

    "Jangan harap bisa kabur dari hadapanku, Pengkhianat! Sekarang, cepat serahkan kembali kedua benda yang kau rampas itu! Atau, kalau terpaksa aku mengirim nyawa busukmu ke neraka!" desis Manggala, dalam kemarahan menggelegak.Teratai Emas terkesiap kaget. Namun ketika sadar kalau Tombak Raja Iblis berada dalam genggaman tangannya, wanita itu langsung dapat menekan rasa takutnya. Bibirnya menyunggingkan senyum dingin."Bedebah! Kau pikir aku takut padamu! Nih, rasakan Tombak Raja Iblis ku!" bentak Teratai Emas lantang seraya menyerang Si Buta dari Sungai Ular dengan Tombak Raja Iblis. Sedang tangan kirinya pun siap pula melontarkan pukulan 'Racun Ular Emas'!Wesss! Wesss!Si Buta dari Sungai Ular cepat melenting ke belakang, menyelamatkan diri. Disadari betul akan kehebatan tombak di tangan Teratai Emas. Makanya, ia tak berani bertarung dalam jarak dekat. Karena jangankan terkena tajamnya ujung tombak. Terkena kilatan-kilatan merah ujung tombak itu saja mam

    Last Updated : 2024-02-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   586. Part 15

    Manggala kini melangkah santai, menemui Gayatri yang masih tak sadarkan diri agak terpisah dari tempat pertarungan tadi. Pemuda itu ingin segera menyembuhkan Bidadari Kecil."Ah...! Kau sudah siuman, Gayatri?" desah Manggala, begitu melihat mata Bidadari Kecil membuka perlahan-lahan. Manggala tadi telah memberinya hawa murni, untuk mengembalikan kekuatan gadis ini sekaligus menyadarkannya.Gayatri tidak langsung menjawab pertanyaan Manggala. Buru-buru tubuhnya digulingkan ke samping menghindari penolongnya. Lalu entah kenapa gadis cantik itu malah menangis sesenggukan."Lho? Kok, malah menangis?" tanya Manggala heran.Anehnya Gayatri malah makin memperkeras tangisnya. Wajahnya yang pucat pasi tampak demikian memelaskan. Manggala tidak tahan lagi. Perlahan-lahan didekatinya gadis itu."Lukamu cukup parah, Gayatri. Sebaiknya minum dulu obat pemunah racun ini!" ujar Manggala.Bidadari Kecil yang saat itu tengah kesal karena dirinya sempat jadi

    Last Updated : 2024-02-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   587. Part 16

    Dan kenyataannya memang demikian. Di kursi kebesarannya, dengan penuh wibawa tampak seorang perempuan cantik tengah duduk di hadapan murid-murid Istana Ular Emas. Wajahnya tampak demikian cantik dan mudanya. Padahal usianya sudah sangat lanjut. Tak heran, karena wanita yang tak Iain Bunda Kurawa memiliki semacam ilmu awet muda yang membuatnya tampak masih seperti seorang gadis berusia dua puluh tahun.Bunda Kurawa tampak anggun sekali di hadapan puluhan orang muridnya yang sebenarnya berjumlah seratus orang. Namun pada saat ini, jumlah muridnya tidak genap seratus orang. Karena pada hari-hari belakangan ini, banyak murid Bunda Kurawa tewas di tangan musuh. Dan pada saat-saat seperti ini Ketua Istana Ular Emas itu belum mampu mencari murid pengganti agar murid-muridnya tetap seratus orang. Memang ada hal lain yang lebih penting ketimbang mencari murid pengganti."Murid-muridku! Kini banyak sudah orang-orang dunia persilatan yang memusuhi golongan kita. Mulai hari ini, k

    Last Updated : 2024-02-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   588. Part 17

    "Tahu, Bunda," jawab beberapa orang murid Istana Ular Emas dengan wajah tetap tertunduk."Apa?""Menjadi santapan ular emas...," sahut beberapa orang murid Istana Ular Emas, ngeri."Nah! Kalau sudah tahu, kenapa kalian membisu?!" sentak Bunda Kurawa penuh kemarahan.Berpuluh-puluh orang murid Istana Ular Emas yang berkumpul di ruang pendopo makin tegang. Meski saat ini tengah membutuhkan tenaga untuk menghadapi tokoh-tokoh dunia persilatan yang memusuhi golongan Ular Emas, namun bukan mustahil Bunda Kurawa yang sedang murka akan segera melaksanakan ucapannya. Yakni, menjebloskan mereka ke dalam kubangan yang berisi ribuan ular emas satu persatu!Pada saat murid-murid Istana Ular Emas dicekam perasaan tegang mendengar ucapan Bunda Kurawa, mendadak...."Maafkan hamba, Bunda! Hamba datang melapor."Kening Bunda Kurawa berkerut dalam-dalam. Sepasang matanya yang indah terus memandangi seorang muridnya yang tengah berjalan ke hadapannya. S

    Last Updated : 2024-02-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   589. Part 18

    Tubuh Setan Cantik tampak terjengkang beberapa tombak ke belakang! Parasnya pucat pasi! Tampak darah segar membasahi sudut-sudut bibir, pertanda mengalami luka dalam cukup parah!Mendapati kenyataan demikian Setan Cantik membelalakkan matanya liar. Sungguh sulit dipercaya kalau dirinya dapat dirobohkan Angkin Maut hanya dalam satu gebrakan! Sewaktu terjadi bentrokan tadi, tubuh Angkin Maut pun sempat terguncang hebat. Namun tidak begitu membahayakan keselamatannya. Bahkan begitu mendarat, tubuhnya kembali melenting ke depan. Pedangnya langsung diputar sedemikian rupa, menyerang kelima orang teman Setan Cantik.Crakkk! Crakkk!"Aaa...!"Lima kali Angkin Maut menggerakkan pedang di tangan kanannya. Maka lima kali pula terdengar lengking kematian yang teramat menyayat hati di halaman depan Istana Ular Emas. Dan kelima orang teman Setan Cantik itu pun kontan roboh ke tanah dengan dada robek lebar!Sekali lagi Setan Cantik membelalakkan matanya liar. Ia

    Last Updated : 2024-02-15

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status