Share

348. Part 2

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-26 01:05:31

Namun, sebelum si kakek memutuskan untuk segera menyerang, suara keras kembali menderu.

Kraaataaak! Sraaangngng!

"Sontoloyo!" maki si Dewa Pemarah dengan wajah menekuk keras. Menandakan kemarahannya sudah semakin membludak. Dengan cepat si kakek membuang tubuh ke kanan, melipat gandakan ilmu peringan tubuhnya. Tubuhnya mencelat lincah ke samping. Saat mencelat itu Dewa Pemarah langsung menggerakkan kedua tangannya ke depan...

Wuuut! Pyarrr!

Menghampar angin dingin dari telapak tangannya menghantam sekaligus membuyarkan angin yang masih menderu yang ditimbulkan oleh rantai yang digerakkan Iblis Mara Kayangan. Akan tetapi, kendati lelaki berkuncir itu berhasil memunahkan angin dahsyat tadi, namun bagai tersisa angin itu menderu. Dewa Pemarah memekik tertahan. Sulit baginya untuk menghindar sekarang. Jalan satu-satunya memapaki. Namun hal itu kalah cepat.

"Aaakhhh!"

Dewa Pemarah berteriak keras dengan tubuh terpental hingga tiga tombak ke belak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   349. Part 3

    Sepasang mata si nenek berkonde melebar menatap dua orang berwujud aneh yang berdiri di hadapannya. Perasaannya semakin dibuncah berbagai pertanyaan."Benar-benar dunia sangat aneh. Selama malang melintang di rimba persilatan ini, aku baru melihat lelaki tua berpunuk dengan tampang tak ubahnya setan belaka dan wanita keriput yang menakutkan. Tetapi... Ya, ya... Aku ingat sesuatu yang lama tersimpan tentang kedua manusia ini. Kalau, tak salah, Guru pernah mengatakan tentang sepasang manusia semacam ini. Apakah... keduanya yang berjuluk Sepasang Pemburu dari Neraka?" Karena didera rasa penasaran yang menggayuti hatinya, Dewi Pedang segera melontarkan pertanyaan, "Lelaki tua berpunuk dan wanita tua bau bangkai! Apakah salah bila kukatakan kalian adalah Sepasang Pemburu dari Neraka?""Kau tak salah mengucap kata, Perempuan berkonde! Yang kau katakan itu kamilah orangnya!" kata si lelaki tua berpunuk yang tak lain adalah si Pembawa Mayat. Sementara perempuan bertampang seta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   350. Part 4

    Kepalanya menunduk ke tanah, pemuda yang tak lain Manggala alias Si Buta dari Sungai Ular adanya melompat. Tubuhnya hinggap dengan ringannya. Agak merunduk sejenak, lalu berdiri tegak berjarak dua tombak di samping kanan si nenek berkonde. ...Dan tiba-tiba dia menoleh, karena dirasakannya gemuruh getaran yang ditimbulkan oleh lesatan Garaga mengeras."Hei!" serunya dalam hati. "Mengapa Garaga tak mematuhi kata-kataku" Mau apa dia terbang ke balikGunung Siguntang?"Pertanyaan yang mendadak muncul karena ular raksasa berwarna kemerahan justru menjauh, tak mendapatkan jawaban dengan segera, karena satu bentakan keras terdengar."Bocah Kebluk! Urusan apa yang membawamu ke sini!” Si pemuda mengalihkan pandangan kembali pada si nenek berkonde. Dilihatnya mulut peot Dewi Pedang meruncing.Manggala mengatupkan kedua tangannya, mengambil sikap menjura pada Dewi Pedang, salah seorang gurunya.Tiba-tiba terdengar suara serak, dalam, dan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   351. Part 5

    "O... Jadi yang berbicara itu cacing ya, Guru? Kupikir kutu busuk! Sialan betul!"Tanya-jawab yang dilakukan dengan maksud mengejek itu, membuat. wajah si Pembawa Mayat membesi. Kedua tangannya terkepal rapat. Rahangnya mengatup kuat-kuat. Kejap lain terdengar suaranya menggembor, "Rupanya kau memandang sebelah mata kepada Sepasang Pemburu dari Neraka! Peduli setan dengan omongan! Siapa pun kau adanya, aku tak akan bertindak setengah lagi! Juga kau, Perempuan berkonde!"Dewi Pedang yang menikmati permainan konyol dari muridnya mendadak celingukan. Lalu dengan tampang dibuat blo'on dia bertanya pada Manggala setelah beberapa saat, "Hei, Bocah kebluk! Siapakah yang dimaksud dengan perempuan berkonde?"Manggala menahan tawanya mendengar kata-kata gurunya yang sebenarnya jarang bergurau dan senang sekali melontarkan kata dengan nada dibentak. Dijawabnya pertanyaan si nenek berkonde, "Mana aku tahu? Yang ku tahu sih, kedua orang itu. Eh! Yang ada di kepala mereka sih

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   352. Part 6

    "Tidak, Guru! Aku harus menghadapi juga manusia celaka itu!" bentak Ayu Wulan tanpa menghiraukan larangan gurunya, segera dilepaskannya jurus 'Sejuta Pesona Bunga'. Saat itu juga menghampar aroma bunga yang luar biasa menyejukkan hati, menindih aroma wangi yang keluar dari asap yang dihembuskan oleh cangklong Dewa Bumi.Dewa Pemarah mendengus dan menderu pula dengan ilmu 'Sinar Ungu' nya. Sementara Dewa Bumi setelah menggeleng-gelengkan kepala karena jengkel atau kagum atas kesaktian Iblis Mara Kayangan pun melesat melancarkan serangan. Diserang dari tiga penjuru dengan serangan tingkat tinggi, tetap tak membuat Iblis Mara Kayangan terdesak!Setiap kali tubuhnya terhantam, setiap kali pula dia bangkit kembali. Sementara bekas hantaman pukulan sakti lawan menghilang begitu saja. Membuat ketiga orang itu bertambah penasaran. Dewa Pemarah sejak tadi sudah mengeluarkan makian. Dewa Bumi berkata-kata dengan nadanya yang berayun-ayun. Sedangkan Ayu Wulan agak memucat karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   353. Part 7

    Kalau tadi Manggala dibuat tunggang-langgang oleh lelaki berpunuk, kali ini dia terus menyerang dengan Tenaga Inti Geledek pada Mayang Harum. Tulang Ekor Naga Emaspun dikibaskan sekuat tenaga. Hamparan sinar keemasan itu cukup menyilaukan mata dan membuat Mayang Harum berkali-kali memekik.Hingga kemudian...Craas!Paha kanannya tersambar ujung Tulang Ekor Naga Emas. Tak ada darah yang mengalir namun menyobek dinding di paha kanan Mayang Harum. Kendati demikian, perempuan berbaju hitam itu masih kuat melancarkan serangan. Namun tak berani untuk mendekat karena Manggala sudah menyerangnya dengan Tenaga Inti Geledek. Lama-kelamaan Manggala berpikir pula kalau tenaganya akan terkuras."Hmmm...Meskipun perempuan ini nampak jeri dengan Tenaga Inti Geledek dalam tubuhku, tetapi dia masih bisa menghindar menjaga jarak. Sementara anehnya, Tulang Ekor Naga Emas yang membuat si Pembawa Mayat cukup jeri, tak membawa hasil apa-apa pada perempuan ini kendati dia telah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   354. Part 8

    Di kejauhan, sosok berbaju hijau lumut yang tipis menerawang dan bergerai saat tubuhnya berkelebat semakin mendekat ke arah Si Buta dari Sungai Ular. Sosok tubuh hijau yang tak lain Dewi Samudera Biru tak bisa lagi menahan diri untuk mendapatkan Kitab Pembangkit Mayat. Sejak pertama kali berkelebat sebenarnya dia sudah melihat kemunculan Manusia Mayat Muka Kuning dan Dewi Kematian.Namun tak dihiraukannya kedua manusia itu. Yang diinginkannya adalah mengambil Kitab Pembangkit Mayat yang diketahuinya berada di tangan Si Buta dari Sungai Ular. Terlebih-lebih ketika melihat si pemuda nampaknya hendak mempergunakan kitab itu untuk mematikan Mayang Harum kembali. Semakin menggebu-gebu keinginan Dewi Samudera Biru.Tubuhnya semakin cepat diempos. Dan...Tap!Tangan kanannya menyambar ke pinggang Manggala yang seketika mengeluarkan seruan tertahan. Cepat dia berusaha mengendalikan keseimbangannya. Namun satu tarikan kuat sangat luar biasa membuat pemuda dari Sun

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   355. Part 9

    Lalu katanya pada si Pembawa Mayat, "Lelaki berpunuk. Apa kabarmu hari ini?"Si Pembawa Mayat mengeluarkan dengusan. Samar dia menangkap suara menjilat dalam kata-kata Manusia Mayat Muka Kuning."Urusan kita yang lalu belum selesai. Bergabunglah kalian dengan perempuan berkonde itu, biar pekerjaanku cepat terselesaikan!"Wajah Manusia Mayat Muka Kuning berubah sesaat. Tetapi detik lain dia tertawa panjang sambil menindih kegeramannya mendengar kata-kata lelaki berpunuk tadi."Silang sengketa di antara kita rasanya harus diselesaikan. Masing-masing orang menginginkan kematian nenek berkonde itu. Mengapa kita tidak sekalian saja membinasakannya ?"Menyusul kata-kata Manusia Mayat Muka Kuning, Dewi Kematian maju selangkah. Tubuhnya sengaja digerakkan. Hingga bungkahan pahanya dan balutan kain sutera pada bagian pinggulnya bergetar. Payudaranya yang montok itu pun bergoyang seiring aroma wangi yang sangat merangsang menguar. Diam-diam dipergunakan ajia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   356. Part 10

    Wisnu tersenyum simpatik. Lalu dengan genitnya dikedipkan mata kanannya hingga membuat gadis berbaju biru dan mempunyai sifat lembut itu menjadi memerah wajahnya. Dan terburu-buru Nandari berlalu dari sana mendekati Andini dari pada dibuat semakin malu."Bisa berabe kalau Kang Wisnu mendengar detak jantungku yang menguat," katanya dalam hati. Dua dara dan seorang pemuda itu tak lain adalah murid-murid Dewa Bumi. Sementara Nandari mendekati Andini, Wisnu berkeliling di sekitar hutan itu. Sedangkan saat ini Ratu Harimau Putih sedang berkata pada seorang gadis jelita berwajah bulat mengenakan baju putih dengan ikat pinggang warna kuning."Marbone... Perasaanku mengatakan kita sudah sangat dekat pada adik seperguruanku. Hingga saat ini aku memang belum bertemu kembali dengannya. Dan tekadku untuk menghentikan ulah adik seperguruanku semakin nyala."Gadis berbaju putih panjang itu tersenyum. Dia adalah Marbone, salah seorang dari Tiga Pengiring Ratu yang selamat, sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status