Share

234. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-21 01:02:24

Tidak mudah mendapat kesempatan seperti itu sekali lagi. Manggala menghentikan lari kuda setelah yakin betul tidak ada lagi yang mengejarnya. Bergegas dia melompat turun sambil memondong tubuh Patih Luminta. Tombak yang menancap di punggung laki-laki setengah baya itu masih menembus dadanya. Wajah Patih Luminta sudah pucat pasi, dan napasnya tersendat-sendat.

“Kisanak. Tindakan ini sangat membahayakan dirimu,” kata Patih Luminta tersendat.

“Tenanglah, jangan banyak bicara. Aku akan mencabut tombak ini,” kata Manggala seraya membaringkan tubuh Patih Luminta.

“Percuma Kisanak. Tidak ada gunanya… Ugh, ugh!” Patih Luminta mulai terbatuk, dan wajahnya semakin pucat pasi.

Manggala membaringkan miring laki-laki setengah baya itu. Melihat tombak yang tembus dari punggung ke dada, memang tidak ada harapan lagi bagi Patih Luminta untuk bertahan lama. Sudah pasti tombak telah menyayat jantungnya. Manggala diam tidak bertind

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   235. Part 13

    “Aku memang menunggumu di sini. Tadinya aku akan menemuimu langsung, tapi Seruni mencegah,” sahut Raden Bantar Gading.“Aku menyesal tidak bisa melindunginya,” desah Manggala.“Kau sudah berbuat banyak, Kakang,” sergah Seruni.Manggala tersenyum tipis.“Aku sama sekali tidak tahu kalau selama ini hanya dijadikan boneka mainan,” pelan suara Raden Bantar Gading.“Sudahlah! Yang penting, sekarang kalian sudah tahu diri masing-masing,” kata Manggala bijaksana.“Kisanak…”“Panggil saja aku Manggala,” potong Manggala.“Terima kasih.”“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Manggala.“Entahlah. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku….” Suara Raden Bantar Gading terputus.“Kau ingin membalas kematian ayahmu?” tanya Manggala.Raden Bantar Gading tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   236. Part 14

    “Raden, Gusti Prabu tidak akan melarang Raden memiliki calon istri. Gusti Prabu hanya menghendaki Raden kembali ke istana. Hal itu bisa dibicarakan nanti, Raden,” bujuk Panglima Jambak.“Apa kata-kataku kurang jelas, Paman? Berapa kali aku harus mengatakan? Aku tidak akan pernah kembali lagi ke istana!”“Maaf, Raden. Gusti Prabu memerintahkan padaku untuk membawamu dengan cara apapun.”“Kau yang memulainya, bukan?” sinis nada suara Raden Bantar Gading.“Maaf, Raden. Salah seorang prajuritku tidak bisa menahan diri. Seharusnya hal itu tidak perlu terjadi, juga tidak akan terulang jika Raden bersedia kembali ke istana,” kata Panglima Jambak.“Sekali aku katakan tidak, tetap tidak selamanya! Jelas, Paman Panglima?!” tegas jawaban Raden Bantar Gading.Panglima Jambak menarik napas panjang dan berat, lalu melangkah mundur tiga tindak. “Sebenarnya aku enggan menerima tug

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   237. Part 15

    “Akh!” tiba-tiba Seruni memekik tertahan. Tubuhnya terjajar ke belakang dengan tangan kiri menekap bahu kanannya. Darah merembes keluar dari sela-sela jarinya. Rupanya salah seorang jago itu berhasil melukai bahu kanan Seruni. Dan sebelum wanita itu sempat berbuat banyak, satu tendangan keras mendarat di punggungnya. Kembali Seruni memekik, dan tubuhnya terjungkal ke tanah.“Haaat…!” Salah seorang jago dari seberang mengayunkan senjatanya ke arah tubuh Seruni yang tak berdaya di tanah. Hanya sedikit saja Seruni mampu bergerak, tapi senjata orang itu telah membedah perutnya.“Aaa…!” Seruni menjerit melengking.“Seruni…!” seru Raden Bantar Gading terperanjat.Baru saja Raden Bantar Gading melompat hendak memburu Seruni, satu tendangan keras Panglima Jambak membuatnya terjajar mencium tanah. Belum lagi Raden Bantar Gading mampu berdiri tegak, satu pukulan keras telah mendarat di dadanya. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   238. Part 16

    “Kakang…” Seruni menengahi.“Baiklah…” desah Manggala. “Apa yang harus kulakukan?”“Selamatkan Raden Sangga Alam! Mereka bisa saja menempuh jalan damai dan membagi daerah kekuasaan masing-masing. Kerajaan Gantar Angin tidak mustahil akan runtuh kalau hal itu terjadi. Lebih parah lagi kalau sampai masing-masing ingin berkuasa. Mereka adalah orang-orang kejam dan selalu mementingkan diri sendiri. Rakyat akan selalu sengsara bila salah satu dari mereka menjadi raja. Hanya Raden Sangga Alam yang berhak menduduki tahta!” ujar gadis itu mantap.Manggala menatap gads itu dengan sinar mata penuh tanda tanya. Ketika ditemukannya di rumah penginapan, gadis itu hendak membunuhnya. Bahkan mengaku sebagai putri pemilik penginapan yang tewas terbunuh Raden Bantar Gading. Dan ketika pertama dibawa ke tempat ini, terlihat masih lugu.Tapi sekarang, kata-katanya begitu tegas dan teratur rapi. Kata-kata itu melu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   239. Part 17

    Paman Nampi terdiam dengan kepala tertunduk.“Maafkan aku, Paman. Tidak seharusnya aku menjebloskanmu dalam penjara ini,” ucap Raden Bantar Gading penuh penyesalan. “Aku malu! Segala tekad dan tindakan sucimu ku nodai oleh kepicikanku sendiri.”“Kau tidak picik, Anak Muda. Juga, tidak bodoh. Kau tidak bersalah dalam hal ini. Kau hanya salah satu korban dari permainan manusia-manusia berhati culas, haus kekuasaan, harta benda dan kesenangan duniawi. Hhh… aku sendiri juga kotor, penuh dengan noda.”Raden Bantar Gading menatap laki-laki tua itu dalam-dalam.“Aku memang ingin mengembalikan tahta kepada yang lebih berhak. Tapi jalan yang kutempuh sangat kotor. Entah, setan mana yang telah menutupi hati dan mataku. Aku mengambil seroang anak perempuan yang belum genap berusia tujuh tahun, lalu berkerja sama dengan Durati si Selendang Sakti untuk mendidik dan merawat anak itu. Dia kujejali dengan cerita-cerita kos

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   240. Part 18

    Pemuda bernama Manggala itu melangkah mendekati pintu. Tangannya menggenggam dua jeruji besi. Sebentar ditarik napas dalam-dalam lalu mulai ditarik jeruji besi itu.“Hup!”Si Buta dari Sungai Ular mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk membongkar pintu berjeruji besi itu. wajahnya nampak memerah saga, dan otot-ototnya bersembulan ke luar. Jelas sekali kalau dia tengah mengerahkan tenaga dalam sepenuhnya. Raden Bantar Gading terlongong begitu pintu jeruji besi terangkat dan terbuka lebar. Si Buta dari Sungai Ular bergegas masuk, lalu memutuskan rantai yang membelenggu tangan dan kaki Raden Bantar Gading dengan Tongkatnya.“Cepat keluar sebelum mereka memergoki kita,” kata Si Buta dari Sungai Ular.“Terima kasih,” ucap Raden Bantar Gading seraya cepat melangkah ke luar.“Bagaimana kau bisa sampai ke sini?”“Dua hari aku menyelidiki tempat ini,” sahut Manggala.“Dua har

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   241. Part 19

    “Mungkin ini akhir dari Gantar Angin….” gumam salah seorang patih pelan.“Bagaimana tindakan kita?” tanya salah seorang lainnya.“Tidak perlu ikut campur. Kita semua, hanya jabatannya saja yang patih. Tapi tugas dan pekerjaan sudah ditangani orang-orang Prabu Abiyasa. Kita lihat saja. Siapapun yang duduk di atas tahta, dialah junjungan kita.”“Setuju!”“Kalian tidak bisa bersikap demikian.”Lima orang patih itu terkejut, dan hampir bersamaan menoleh. Wajah mereka langsung pucat pasi begitu melihat Raden Sangga Alam tahu-tahu sudah berada diruangan ini. Pemuda tampan bagai wanita itu melangkah pelan menghampiri. Sikapnya lembut dan bibirnya tidak pernah lepas dari senyuman.“Kalian adalah orang-orang yang dulu berjanji setia pada Prabu Abiyasa. Sebelumnya, kalian juga mengaku setia pada Ratu Kunti Boga. Dan kini, kalian pasti akan mengatakan setia pada orang yang mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   242. Part 20

    “Aku memang sudah memperkirakan. Cepat atau lambat, semuanya pasti terbongkar,” desah Paman Nampi.“Saat ini benteng istana sudah dikepung para pemberontak. Kalian tidak mungkin dapat meninggalkan kamar ini,” kata Raden Sangga Alam memberi tahu.Paman Nampi dan Bantar Gading terkejut. Hanya Manggala yang kelihatannya tenang-tenang saja.“Tidak perlu dicemaskan. Mereka berjuang untukku, untuk keadilan di Gantar Angin ini,” sambung Raden Sangga Alam.“Tapi…” Bantar Gading teringat Ki Maruta.“Mereka adalah para penglima dan prajurit setia Ibunda Ratu Kunti Boga yang sempat melarikan diri ketika itu. Aku berhasil menghimpun mereka dalam waktu dua hari ini bersama Si Buta dari Sungai Ular, dan sama sekali tidak melibatkan rakyat. Tapi, aku tidak bisa menolak kehadiran pada pemuda yang rela berkorban demi keadilan.”“Bagaimana dengan kaum pemberontak di Hutan Danaraja?&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status