Share

1165. Part 16

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-23 01:03:16

Masih tak bisa menyembunyikan keheranannya, pemuda yang di dadanya terdapat rajahan petir dan di sanalah mendekam sebuah ilmu langka bernama 'Inti Roh Dewa Petir' berkata, "Orang tua... sungguh kata-katamu itu membingungkanku."

Pendekar Bijaksana hanya tersenyum.

"Aku pun sudah menduga demikian."

"Lantas... mengapa kau belum menjelaskannya?" aju Manggala seperti menuntut.

Kepala kakek tanpa pakaian yang memperlihatkan tonjolan tulang di badannya, menggeleng.

"Tak perlu kujelaskan. Karena kau akan tahu apa yang akan terjadi."

"Bagaimana aku bisa mengetahuinya sementara aku masih bingung dengan apa yang kau katakan?"

"Menunggu sedikit adalah tindakan yang sangat bijaksana ketimbang mengetahui lebih dulu yang pada akhirnya akan membawa pada jalan yang salah. Yang pasti, kau tetaplah mendatangi Bukit Watu Hatur," kata kakek bongkok berkalung dari oyot pohon yang agak menjuntai itu.

Mendengar jawaban si kakek, diam-diam Manggala men

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1166. Part 17

    "Tutup mulutmu! Mulai sekarang, jangan sampai aku melihatmu lagi!""Tetapi....""Apakah harus kubuktikan apa yang barusan kukatakan!" putus Nenek Cabul meradang.Mendapati kata-kata yang tak main-main dan tatapan mengkelap itu, Iblis Lembah Ular urungkan niat untuk menyahut. Sesaat tubuh lelaki berkepala lonjong ini bergetar dengan pandangan tajam. Kedua tangannya terkepal kuat. Di lain saat, setelah mendengus keras Iblis Lembah Ular segera balikkan tubuh dan berlalu dari Sana dengan dendam yang mulai naik."Perempuan keparat! Satu saat, akan kubalas penghinaan yang kau berikan ini! Sebaiknya, kucari saja Maut Tangan Satu! Lelaki berlengan kiri kutung itu telah bertindak kurang ajar mengintip dan mencuri dengar apa yang telah direncanakan oleh Nenek Cabul! Keparat betul! Semua manusia di dunia ini keparat!"Sepeninggal Iblis Lembah Ular, Nenek Cabul mendengus. "Aku tak membutuhkan lelaki itu lagi! Tindakan pengecutnya telah bikin darahku mendidih!

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1167. Part 18

    Lalu katanya dengan suara dihentak, "Aku dikenal orang sebagai Maut Tangan Satu!"Kepala Nenek Cabul menegak. "Jahanam! Jadi manusia inilah yang mengintip dan mencuri dengar pembicaraanku dengan Iblis Lembah Ular waktu itu! Keparat betul! Bisa kupastikan sekarang kalau dia adalah salah seorang cecunguk Raja Setan Seruling Maut! Hmm... dengan kata lain, dia pun tentunya tahu di mana Bukit Watu Hatur berada! Bagus, dia bisa kujadikan kambrat! Dan untuk sementara kulupakan kelancangannya yang berani mencuri dengar pembicaraanku dengan Iblis Lembah Ular!"Memutuskan demikian, Nenek Cabul berkata, "Hmmm... aku pernah mendengar pula julukan itu. Julukan yang cukup menggetarkan orang!""Aneh! Sikapnya tak berubah sama sekali. Jangan-jangan... dia memang tidak tahu kalau aku mengintipnya waktu itu? Bagus! Dengan begitu, aku tidak perlu terlalu tegang. Hanya saja, di mana Iblis Lembah Ular berada?" tanya Maut Tangan Satu dalam hati. Lalu dengan suara tegas, lelaki berpak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1168. Tantangan Di Bukit Watu Hatur

    PEREMPUAN berpakaian warna kuning cemerlang itu menghentikan kelebatannya tatkala siang sudah tiba di tengah kepala, di sebuah tempat yang dipenuhi pepohonan. Sepasang matanya yang diselubungi topeng perak guna menutupi wajahnya, memandang kejauhan. Rambutnya hitam panjang bergerai dimainkan angin. Perempuan yang tak lain adalah Dewi Topeng Perak adanya, berkata pelan setelah menghembuskan napas panjang, "Hmmm... masih cukup jauh jarak Bukit Watu Hatur, kendati sudah kelihatan dari sini. Sungguh sial, setelah berputar terlalu jauh akhirnya harus kembali ke bukit itu! Huh! Persetan dengan Si Buta dari Sungai Ular sekarang! Yang pasti, aku akan mendatangi bukit itu! Karena kupikir... di sanalah semuanya akan berakhir!"Setelah memutuskan berpisah dari Nenek Cabul dan Iblis Lembah Ular, Dewi Topeng Perak terus berkelebat. Tujuannya sekarang adalah Bukit Watu Hatur. Selama berlari menuju ke tempat itu, perempuan bertopeng perak ini mencoba menghibur diri, kalau Ratu Kegelapan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1169. Part 2

    Di balik topeng perak yang dikenakan, wajah perempuan berpakaian kuning cemerlang itu mengkelap. Tetapi di lain kejap dianggukkan kepalanya. Maung Kumayang tersenyum dulu sebelum berkata, "Terus terang, kendati kita termasuk Iblis Lembah Ular adalah kaki tangan Raja Setan Seruling Maut, tetapi aku tidak menyukai lelaki berkepala lonjong itu. Bahkan...""Mengapa?" putus Dewi Topeng Perak dengan nada menyentak."Kau tak perlu menanyakan soal itu! Bagaimana dengan kau sendiri?" sahut Maung Kumayang.Dewi Topeng Perak menarik napas pendek."Begitu pula denganku!""Bagus! Berarti, kita punya keinginan yang sama untuk menghajar lelaki itu, bukan?" Lalu dengan mimik serius, lelaki berpakaian dan berjubah hitam itu melanjutkan kata, "Nah! Sekarang dengarkan kelanju-tan kata-kataku! Menurutku, inilah yang paling penting! Dewi Topeng Perak, pernahkah timbul keinginan dalam hatimu untuk menguasai Seruling Gading yang berada di tangan Raja Setan Seruling Maut?

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1170. Part 3

    Di seberang, Dewi Topeng Perak yang telah berdiri tegak mendengus dingin, "Kalau memang begitu adanya, aku menyetujui ajakanmu! Tetapi... ada satu pertanyaan yang masih singgah di benakku!""Bila kau bertanya mengapa aku menjadi hebat seperti ini, kau tak akan menemukan jawabannya! Tetapi yang boleh kau ingat dan ketahui, kalau kau tak akan bisa mengalahkanku!""Setan bongkok! Bila ada kesempatan kurobek pecah mulutnya!" Sambil menindih kegeramannya, Dewi Topeng Perak berkata, "Siapakah yang berhak untuk mendapatkan Seruling Gading kelak, bila kita mendapatkannya!"Senyum aneh di bibir Maung Kumayang semakin mengembang. Lalu dengan kata-kata bernada tinggi dan ejekan yang benar-benar tak ditutupinya dia berseru, "Urusan itu, bisa kita pikiran lagi! Paling tidak, kita akan bertarung untuk membuktikan siapa yang berhak memilikinya!"Dewi Topeng Perak hampir saja melabrak ke depan mendengar kata-kata yang menyakitkan telinganya. Tetapi ditahannya. Lalu denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1171. Part 4

    Lalu dengan suara lantang dan dingin, gadis berjubah biru pekat berseru, "Pemuda berpakaian dari kulit ular! Kami tak punya banyak waktu! Cepat katakan siapa kau adanya! Bila kau orang yang kami cari, cepat membunuh diri! Bila ternyata bukan, segera enyah dari sini sebelum celaka!"Orang yang ditanya bukannya segera menjawab, justru arahkan pandangan pada gadis yang membentak tadi, yang seketika mengkelap. Kembali dia bertanya sengit. Tetapi Si Buta dari Sungai Ular masih belum membuka mulut. Diam-diam pemuda ini justru membatin, "Mendengar kata-katanya, ada sesuatu yang mulai terkuak. Mereka nampaknya sedang mencari seseorang, dan bisa jadi akulah orangnya. Sebaiknya, kujawab saja dulu sehingga bisa kudapati apa yang membuatku cukup bertanya-tanya ini."Memutuskan demikian, Si Buta dari Sungai Ular berkata, "Baru kali ini kudengar orang bertanya seperti naga marah keluar dari kawah! Apakah tidak ada cara yang lebih sopan?"Gadis berjubah biru pekat kertakkan ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1172. Part 5

    Tetapi seringaian di bibir gadis berjubah biru pekat lenyap seketika, tatkala dari arah depan sana melesat hawa panas keras luar biasa yang nampaknya berhasil mengimbangi hawa dingin yang dilepaskan dari pukulan Dayang Kemilau. Menyusul sentakan kedua tangan yang menjelma menjadi bayangan raksasa berkekuatan tinggi. Rupanya, Manggala sendiri tak mau nyawanya putus di tengah jalan. Makanya dia segera kerahkan tenaga inti ‘Geledek’ yang dipadukan dengan jurus 'Terjangan Maut Ular Putih '.Blaarrr!Untuk kedua kalinya tempat itu diguncang hebat. Tanahnya bergetar dan beberapa batang pohon ambruk berdebam. Sementara itu, tanah di mana pertemuan dua serangan dahsyat itu terjadi, rengkah dan menerbangkan debu-debunya ke udara. Tatkala semuanya sirap, terlihat sosok Dayang Kemilau yang terhuyung ke belakang dengan dada terasa nyeri luar biasa. Bila saja Dayang Pandan tidak bersikap sigap, bisa dipastikan tubuh gadis berjubah hitam itu akan terbanting ambruk di ata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1173. Part 6

    Mendengar kata-kata orang, Maung Kumayang kembangkan senyum. Pandangannya mencoba menembus wajah yang ditutupi cadar sutera. Setelah melirik dada besar perempuan berpakaian sutera dan paha halus serta gempal yang tatkala angin berhembus tersibak, dengan sikap jumawa dia berkata, "Siapa pun kau adanya, sudah tentu dengan tangan terbuka kami sambut niatmu itu. Tetapi, apakah tidak lebih baik memperkenalkan diri dulu?"Perempuan bercadar tak segera menjawab. Lalu terdengar sahutannya. "Julukanku Dewi Kematian."Kali ini senyum di bibir lelaki bercodet di pipi kanan itu putus. Keningnya berkernyit. "Dewi Kematian... rasa-rasanya, aku pernah mendengar julukan itu, Bukankah dia yang pernah mencoba merebut Tulang Ekor Naga Emas dari tangan Si Buta dari Sungai Ular. Hmm... bisa kutebak apa yang menyebabkannya menginginkan kematian Si Buta dari Sungai Ular. Tetapi, siapa pun dia, aku tak peduli Ketimbang perempuan bertopeng perak ini, nampaknya Dewi Kematian lebih memberikan ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status