Share

1153. Part 4

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-20 01:04:44

Sesaat Manggala terdiam dengan kening dikernyitkan. Otaknya berpikir keras. Dan begitu tiba pada satu pikiran, dia melonjak. "Garaga! Ya, di mana Garaga sekarang!" serunya cukup keras. "ada apa sebenarnya? Apakah dia baik-baik saja? Hmmm... sebaiknya kupanggil saja dia!"

Tak mau membuang waktu lagi, pendekar kita ini bermaksud segera ingin memanggil Garaga. Namun, belum lagi dia melakukan, mendadak saja terdengar suara, "Manggala!"

Seketika Manggala mengalihkan pandangan ke arah kanan. Dilihatnya satu sosok tubuh ramping mengenakan pakaian hijau muda sedang berlari ke arahnya dengan wajah cerah. Sesaat Manggala tertegun sebelum menyadari kalau gadis yang di kedua lengan bajunya terdapat renda warna putih itu sudah mendekat. '

"Ken Zuraidah....," sebutnya pelan.

Sosok yang tak lain Ken Zuraidah alias Putri Lebah tersenyum. "Maafkan aku yang meninggalkanmu, Manggala. Tetapi... aku benar-benar tak punya jalan lain. Datuk Jubah Merah begitu tangguh...." '

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1154. Part 5

    Lalu dengan pandangan yang seperti keheranan, Putri Lebah berkata, "Aku tidak mengerti, Manggala. Apa maksudmu dengan aroma wangi yang menyengat? Lalu, mengapa kau merasakan pikiranmu seperti kosong...."Pemuda dari Sungai Ular ini memegang kepalanya. Dengan tubuh agak sempoyongan dia berkata, "Aku tidak tahu. Tetapi... ah, aku merasa seperti berada di padang yang dipenuhi bunga-bunga yang menebarkan aroma wangi memabukkan.... Oh! Kenapa jadi begini? Apa yang terjadi...."Dengan cekatan Ratu Kegelapan yang merasa keinginannya akan berhasil, buru-buru memegang lengan kanan Manggala. Dan seperti tak sengaja, kakinya terantuk batu hingga mau tak mau tubuhnya jatuh ke dada Manggala."Maafkan aku...," desisnya dengan senyuman bertambah lebar tanpa mengangkat kepalanya dari dada bidang si pemuda.Tetapi mendadak Manggala mendorongnya."Jangan... jangan...."Memasang wajah heran dengan pandangan terbeliak, Putri Lebah memandangnya, "Mengapa, Mangga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1155. Part 6

    "Setan laknat!" menggeram Ratu Kegelapan dalam hati dengan wajah mengkelap. "Semuanya sudah diketahuinya sejak lama! Gila! Mengapa aku tidak menyadarinya! Huh! Kini tak ada lagi yang perlu ditutupi!"Lalu perlahan-lahan kedua tangannya diangkat ke wajah. Diusap-usap wajahnya beberapa kali. Saat kedua telapak tangannya diturunkan, wajah Putri Lebah lenyap. Yang terpampang kini adalah wajah Ratu Kegelapan yang dikenal Manggala di Puncak Kalimuntu. Di kejap Iain, Ratu Kegelapan meniup telapak tangannya. Getah pepohonan yang dipergunakan untuk menyamarkan wajahnya, meleleh jatuh dan mengering tanpa sisa sedikit pun pada telapak tangannya.Manggala berkata penuh ejekan, "Luar biasa!""Keparat! Katakan, bagaimana kau bisa menghindari 'Uap Kembang Surga' yang kulepaskan!" seru Ratu Kegelapan dengan suara menyentak."Wah! Jadi aroma wangi memabukkan itu kau namakan 'Uap Kembang Surga'? Ya... karena kau terlalu memaksa dan aku tidak tega melihat kau penasaran sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1156. Part 7

    "Setan laknat!" geramnya sengit.Si Buta dari Sungai Ular hanya tersenyum saja."Apakah kau sekarang masih mempunyai alasan untuk tidak menyerahkan diri pada Keraton Wedok Mulyo?""Jahanam betul! Kesaktian pemuda ini benar-benar di luar batas dugaanku! Bahkan kali ini dia dengan mudah mengalahkanku! Keparat jahanam'! Biar bagaimanapun juga, tak sudi aku untuk menyerahkan diri pada Keraton Wedok Mulyo!" maki Ratu Kegelapan dalam hati."Tetapi ya... rasanya aku rela mengantarmu ke Keraton Wedok Mulyo.... Atau... ya, ya! Lebih baik kau kugantung saja dulu dengan kedua kaki di atas dan kepala dibawah! Bagaimana? Atau kau punya usul yang lain!"Tubuh Ratu Kegelapan bergetar karena marah. Dengan susah payah dia akhirnya berhasil berdiri kendati agak goyah."Jangan harap aku melakukan apa yang kau inginkan, Pemuda Keparat! Kau harus mampus di tanganku!""Wadaaaaoouuuu!" seru Si Buta dari Sungai Ular tiba-tiba seraya mundur dua tindak. Kedua

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1157. Part 8

    Namun mendadak saja kelebatan si nenek terhenti dengan cara menyentak tatkala kedua kakinya sudah menginjak bagian tengah dari padang rumput luas yang dilaluinya. Kepalanya seketika menengadah dengan kedua tangan dibuka lebar-lebar."Gila! Apakah telingaku tak salah menangkap gerakan orang!" desis si nenek mengernyitkan keningnya. "Hmm... nampaknya dua orang yang sedang berkelebat dan bercakap-cakap. Aku ingin tahu siapa orang itu...."Tanpa bergeser dari tempatnya, Siluman Kawah Api membalikkan tubuh. Kedua tangan kurusnya disedekapkan di depan dada. Rambutnya yang hitam panjang, bertambah acak-acakan dipermainkan angin sore. Suara dua kelebatan tubuh itu semakin jelas terdengar seiring percakapan yang makin kentara."Kakang Wulung! Apakah benar ini jalan menuju ke Bukit Watu Hatur!""Aku tidak tahu pasti! Beberapa orang yang kita tanyakan tak satu pun memberikan jawaban yang memuaskan! Hanya seorang bapak di dusun yang kita lewati tadi, yang kendati aga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1158. Part 9

    "Kalian lebih pantas menjadi badut-badut kota praja!" serunya sambil tertawa keras.Padang rumput yang tadi sunyi dan nyaman itu, kini mulai diusik oleh keributan. Beberapa bagian tanah di sana pecah dan membentuk lubang yang keluarkan asap. Rumput-rumput berhamburan di udara dan luruh kembali.Seraya menghindari gempuran itu, Wulung Seta menggeram, "Keparat! Bila keadaan terus menerus seperti ini, justru akan menguras tenagaku dan tenaga Sri Kunting! Ini tak boleh dibiarkan! Aku harus nekat menerobos!"Berpikir demikian, saat membuang tubuh menghindari pukulan jarak jauh si nenek, pemuda berpakaian abu-abu terbuka di dada ini segera menggerakkan kedua tangannya, melepaskan pukulan 'Gerbang Marakahyangan'!Namun justru terdengar seruan Wulung Seta sendiri. Karena begitu dikerahkan tenaga dalam pada kedua lengannya, terasa ada satu kekuatan yang luar biasa besar menjalari sekujur tubuhnya, yang menggebrak terlebih dahulu dan menghantam pukulan jarak jauh s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1159. Part 10

    "Kalian benar-benar harus diajar adat! Mengapa tidak Ki Alam Gempita dan Pendekar Pedang yang datang sendiri ke Bukit Watu Hatur!"Tatkala dari tangan kiri si nenek menghampar hawa panas yang tinggi, Sri Kunting langsung membuang tubuh. Namun hawa panas itu telah melingkup sepasang pedangnya dan membuat Sri Kunting tersentak. Mengaduh keras dilepaskan kedua pedangnya karena dia laksana memegang bara. Namun sosok Siluman Kawah Api yang menderu ke depan, rasanya sulit untuk dihindari si gadis. Sri Kunting seperti termangu melihat maut yang datang padanya. Napasnya seolah terhenti dengan dada bergemuruh kuat.Namun bersamaan dengan itu, mendadak saja satu bayangan raksasa seperti menghampar di atas rumput. Menyusul deru angin laksana topan badai mengarah pada sosok Siluman Kawah Api yang menjerit keras...."Heeeiiii!"Si nenek berdagu lancip ini segera menyentakkan tubuh ke belakang, mengurungkan niat menghajar Sri Kunting. Belum lagi si nenek menyadari apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1160. Part 11

    "Sungguh luar biasa serangan api ular raksasa itu! Tetapi ini justru membuatku penasaran dan tak bisa tinggal diam!"Habis membatin begitu, perlahan-lahan dialirkan kembali jurus 'Bencana Kawah Api'. Kendati siap untuk menyerang, si nenek masih terdiam seolah menimbang apa yang akan terjadi."Mudah-mudahan ular raksasa itu menyerangku lagi tanpa bergeser dari tempatnya. Kalau memang begitu, kemungkinan besar aku masih bisa mengimbanginya...."Setelah menimbang beberapa kali, si nenek segera menahan napasnya. Di lain kejap, tubuhnya sudah menyentak ke depan dengan kedua tangan didorong! Wulung Seta dan Sri Kunting yang merasakan kembali hawa panas menderu ke arah mereka, segera palingkan kepala. Kejap itu pula masing-masing orang hendak memapaki serangan itu. Namun justru keduanya yang terpental ke samping, tatkala dengan tiba-tiba Garaga menggeram keras."Ghraaghhhhh! Hsss...!"Tiba-tiba saja dari dalam mulut Garaga keluar semburan api dahsyat yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1161. Part 12

    Karena Wulung Seta memutus kata-katanya sendiri, Sri Kunting segera palingkan kepala dan bertanya, "Apa maksudmu, Kakang?""Menilik sikapnya... dia seperti... seperti... hendak menyuruh kita... naik di punggungnya....""Oh! Tidak salahkah, Kakang?" tanya Sri Kunting dengan kedua mata terbuka lebih lebar.. Naik ke punggung ular itu. Wah! Sulit dibayangkan! Rasanya mungkin senang, namun tak mengurungkan kengerian yang bisa mendatanginya."Aku tidak yakin. Tetapi tubuhnya mendekam lebih merendah, pertanda dia siap ditunggangi Kemudian kepalanya selalu bergerak ke belakang dan aku bisa menduga kalau gerakkannya itu seperti isyarat agar kita naik ke punggungnya...."Sri Kunting kembali menatap Garaga yang mendekam lebih rendah dan kepala yang selalu bergerak ke belakang."Mungkinkah, Kakang?""Aku tidak yakin. Tetapi... paling tidak.. kita bisa mencobanya.""Oh! Mengapa, Rayi?""Bagaimana bila kita salah menduga?"Wulung Seta

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status