Pancingan yang dilakukan oleh Datuk Jubah Merah ternyata membawa hasil. Kedua gendang telinga lelaki berlengan kiri kutung itu seperti ditusuk oleh sembilu bermata tiga. Tatapannya menusuk seperti sembilu saat dia berkata, "Jahanam betul kau bicara! Apakah bukan kau sendiri yang sudah putus nyali!"
"Aku masih berkeinginan untuk bergebrak dengannya! Tetapi kau mundur karena dia...."
"Setan! Akan kurobek mulutmu setelah kubunuh pemuda celaka itu!” putus Maut Tangan Satu dengan suara menyentak. Lalu dipalingkan kepalanya lagi pada Si Buta dari Sungai Ular yang kelihatan masih memikirkan sesuatu tentang lenyapnya Putri Lebah.
"Si Buta dari Sungai Ular! Terimalah kematiaaaaannn!”
Dan orangnya sudah melabrak kembali. Saat baju lengan kirinya yang tanpa lengan digerakkan, lima larik cahaya merah yang menebarkan hawa panas menderu. Lalu disusul dengan tendangan kaki kanan yang mengarah pada kepala Si Buta dari Sungai Ular.
Si Buta dari Sungai U
"Kalian tergolong manusia-manusia yang haus hadiah dan kedudukan," desisnya dalam hati sambil memandangi kedua sosok lawannya tadi yang terkapar tak berdaya. "Aku tidak tahu. Itu upah yang tepat untuk kalian atau tidak."Kejap lain, Si Buta dari Sungai Ular mengarahkan pandangannya ke depan. Entah apa yang ditatapnya karena pandangannya kosong seperti tak menatap apa-apa dihadapannya. Lalu terdengar desahannya pelan, "Ada sesuatu yang terjadi pada Putri Lebah. Ya, sesuatu yang tak asing sebenarnya. Dan aku akan membuktikan dugaanku ini...."Dua kejapan berikutnya. pemuda tampan dari Sungai Ular ini sudah berkelebat meninggalkan tempat itu.-o0o-KEREMANGAN malam menghentak, menyeret angin yang seperti merembet dengan timbulkan suara bagai mendesis dari satu pohon ke pohon lain. Di langit tak nampak sedikit pun sinar rembulan. Bahkan sang pemilik sinar itu tak menampakkan diri karena terhalang oleh gumpalan awan hitam. Dalam keremangan malam
Seketika si nenek membuka sepasang matanya. Sekejap diperhatikan lelaki itu dengan senyuman di bibir Di lain kejap dia sudah berkata, "Kau telah pulih, Maung! Bahkan kau akan mendapatkan sesuatu yang tak pernah kau bayangkan! Hanya sayangnya, kau tak akan bisa berdiri tegak seperti dulu! Ya, ya... sayang sekali! Tetapi toh, nyawa busukmu masih melekat pada jasadmu itu!"Sosok lelaki berpakaian dan berjubah hitam itu kini membuka kedua matanya dan melihat ke arah si nenek yang sedang menyeringai. Lalu perlahan-lahan beringsut membetulkan kedudukan tubuhnya."Siluman Kawah Api...," desisnya pelan.Si nenek berpakaian jingga kemerahan berkata, “Aku sudah membuang waktu menunda urusanku karena mengobatimu, Maung! Sekarang ceritakan kepadaku, siapa yang melakukannya! Karena aku tak punya waktu banyak...."Maung Kumayang sesaat terdiam. Pikirannya kembali pada satu peristiwa yang menyakitkan hatinya. Diingatnya saat itu dia bersama Lodang Kumayang, sedang
Habis kata-katanya, sosok perempuan tua bergincu itu berbalik. Dan tanpa menghiraukan panggilan Maung Kumayang dia terus melangkah sambil membatin, "Mudah-mudahan Raja Setan Seruling Maut orang yang sama. Dan... dia tak pernah melupakan siapa aku sebenarnya.... Apalagi kudengar Peri Gelang Rantai sudah muncul kembali ke rimba persilatan ini! Berarti, kesempatanku untuk membalas dendam padanya semakin dekat!"Sementara itu Maung Kumayang sedang menghela napas. "Aku bertambah yakin kalau perempuan ini sebenarnya menghendaki bertemu dengan Raja Setan Seruling Maut. Hmmm... ada apa sebenarnya? Apakah ada sesuatu yang... huh! Peduli setan dengan urusan perempuan tua itu! Apa yang dilakukannya terhadapku cukup membuatku untuk berterima kasih!"Di lain kejap, terlihat wajah lelaki bercodet ini menegang, sepasang matanya seperti mengeluarkan bara api, "Si Buta dari Sungai Ular! Pemuda itu harus membayar nyawa Lodang Kumayang dengan nyawanya!”Sunyi mengerjap. Bias
Lalu dengan gerakan gemulai dan langkah yang aduhai sehingga payudaranya bergoyang, perempuan ' tua yang masih memiliki kulit dan tubuh kencang ini dengan sengaja menggelendoti bahu kanan Iblis Lembah Ular. "Sudahlah! Tak usah kau pikirkan perempuan bertopeng perak itu! Bukankah ini kesempatan baik hingga kita bisa memadu cinta kembali!"Mendengar kata-kata yang penuh rayuan dan tawaran yang tak bisa ditepiskan, Iblis Lembah Ular segera alihkan pandangan pada Nenek Cabul yang sedang tersenyum. "Ya! Mengapa tidak!" serunya kemudian sambil membopong tubuh perempuan itu yang terkikik ke balik ranggasan semak.-o0o-Si Buta dari Sungai Ular menghentikan langkahnya di sebuah jalan setapak. Di kanan kirinya yang nampak hanyalah jajaran pepohonan. Pandangan pemuda dari Sungai ular ini mengarah ke depan. Samar pandangannya menangkap sebuah bukit di kejauhan. Kejap berikutnya, terdengar kata-katanya, "Bila aku beruntung, itulah Bukit Kalimuntu! Dan di sanal
"Maafkan aku, Anak Muda!" suara orang di balik angin yang kini diketahui Pendekar Bijaksana adanya memutus kata batin Si Buta dari Sungai Ular. Kata-katanya yang berikut membuat Si Buta dari Sungai Ular melengak, "Bukan maksudku memutus kata batinmu, tetapi ini memang harus kukatakan kepadamu! Kendati dari tempat ini kau bisa melihat Bukit Kalimuntu, namun kau baru bisa tiba besok pagi meskipun kau mempergunakan ilmu peringan tubuhmu! Besok adalah hari ketujuh dari waktu yang menurut Putri Lebah, Ratu Kegelapan pada hari kedelapan berada di Puncak Kalimuntu! Kau akan menghadapi sesuatu yang cukup mengejutkan! Tetapi menilik gelagat, sepertinya kau bisa menduga apa yang akan membuatmu terkejut itu, Anak Muda!"Si Buta dari Sungai Ular kembali rangkapkan kedua tangannya di depan dada. "Baiklah! Dan aku sangat berterima kasih atas kata-katamu itu!""Berhati-hati lebih baik ketimbang kau mengucapkan terima kasih atas kata-kataku ini!"Dan entah bagaimana, tahu-tahu
Perempuan tua berdagu lancip yang mengenakan pakaian panjang warna jingga kemerahan itu menghentikan langkahnya. Sepasang matanya yang masuk ke dalam memandang tak berkedip ke depan. Seperti menimbang sesuatu.Kejap lain terdengar desisannya, "Hmmm... bila yang kuduga tentang Raja Setan Seruling Maut benar, berarti semua yang kuinginkan dapat terlaksana! Setelah kematian Dewa Tanpa Nama puluhan tahun lalu, mulailah merebak julukan Raja Setan Seruling Maut yang kemudian menjadi orang paling sadis yang berada di belakang pembunuhan bergelombang! Seingatku, musuh bebuyutan Dewa Tanpa Nama adalah Raja Setan! Aku yakin hanya ada satu orang berjuluk Raja Setan di dunia ini, tidak ada yang lain!"Perempuan tua ini terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata- katanya, "Hingga saat ini aku memang belum pernah bertemu dengan orang yang berjuluk Raja Setan Seruling Maut! Tetapi entah mengapa justru aku seperti begitu dekat dengannya! Ya! Dugaanku.... Raja Setanlah yang telah menguba
Sebagai jawaban, kembali hamparan angin menderu, lebih keras dan mengerikan. Lalu segera saja menyusul gelombang angin lainnya yang tak kalah dahsyat. Menggeram keras Siluman Kawah Api menghindari serangan-serangan yang datang bertubi-tubi itu."Jahanam!” makinya gusar. Menyusul perempuan berdagu lancip ini membalas dengan menggerakkan kedua tangannya. Lebih membabi-buta. Sampai kemudian terdengar suara keras di belakangnya, "Aaakhhh!”Serentak perempuan tua itu menghentikan serangannya dan segera membalikkan tubuh. Sepasang mata celongnya memandang tak berkedip pada perempuan setengah baya yang berparas menawan. Perempuan yang sedang menekap tangan kiri bagian atas dengan lengan kanannya itu mengenakan pakaian berwarna biru langit, yang di sekujur pakaiannya terdapat benang-benang warna hijau. Di atas dadanya sebelah kanan yang agak membusung, terdapat rajutan benang warna hijau yang membentuk sebuah mahkota.Dia meringis. Sejenak Siluman Kawah Api
"Apa yang kukatakan benar!" potong Siluman Kawah Api keras dengan mata terpentang tajam. "Bila ternyata Raja Setan Seruling Maut bukan orang yang kuduga, aku akan kembali ke tempat asalku! Tetapi bila dia ternyata benar Raja Setan adanya, aku akan bergabung dengannya! Dalam kesempatan ini, aku mengajak kau sebagai kambrat baruku, untuk bergabung dengannya.""Keparat! Sebelum penyamaranku sebagai Putri Lebah kulakukan, Nenek Cabul pun menginginkan hal itu. Tetapi yang diinginkannya bukan untuk bergabung selamanya dengan Raja Setan Seruling Maut! Melainkan untuk mendapatkan Seruling Gading yang kini telah diubah namanya oleh manusia jahanam itu! Sialan betul! Bila saja aku tak punya urusan dengan orang-orang dari Keraton Wedok Mulyo, ini jelas tawaran yang menarik! Aku bisa mengadu domba antara Nenek Cabul dan Raja Setan Seruling Maut, sehingga Seruling Gading dan Trisula Mata Empat, yang kini berada di tangan Nenek Cabul, bisa pindah ke tanganku!"Sementara itu, Siluman