Share

1117. Part 5

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 01:01:03

"Hmm... Rasanya kesabaranku sekarang mulai menipis! Kuperingatkan kepada kalian, lebih baik katakan pada Raja Setan Seruling Maut untuk menghentikan sepak terjang sialannya daripada kucabik-cabik tubuhnya!"

Lalu tanpa mempedulikan betapa wajah kedua orang yang berdiri di hadapannya memerah, dengan santai dan pandangan yang tak menyiratkan apa-apa, pemuda yang di dadanya terdapat rajahan petir itu meneruskan kata pada Datuk Jubah Merah, "Orang jelek bercawat dan berjubah norak! Kau sembunyikan di mana gadis itu!"

Mendengar pertanyaan orang, meledaklah tawa Datuk Jubah Merah. Lalu dengan suara mengejek dia ' berseru, "Mengapa kau harus memikirkan gadis itu! Dia sudah lari terbirit-birit dengan luka dalam di tubuhnya! Dalam perkiraanku, hanya memakan tiga kali waktu penanakan nasi dia sudah mampus! Sayangnya, kau tak menyaksikan kematian temanmu itu!"

Lelaki bercawat hitam ini menyambung dengan suara makin penuh ejekan, "Atau dia kekasihmu, hah! Dan kau berlagak te

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1118. Part 6

    Pancingan yang dilakukan oleh Datuk Jubah Merah ternyata membawa hasil. Kedua gendang telinga lelaki berlengan kiri kutung itu seperti ditusuk oleh sembilu bermata tiga. Tatapannya menusuk seperti sembilu saat dia berkata, "Jahanam betul kau bicara! Apakah bukan kau sendiri yang sudah putus nyali!""Aku masih berkeinginan untuk bergebrak dengannya! Tetapi kau mundur karena dia....""Setan! Akan kurobek mulutmu setelah kubunuh pemuda celaka itu!” putus Maut Tangan Satu dengan suara menyentak. Lalu dipalingkan kepalanya lagi pada Si Buta dari Sungai Ular yang kelihatan masih memikirkan sesuatu tentang lenyapnya Putri Lebah."Si Buta dari Sungai Ular! Terimalah kematiaaaaannn!”Dan orangnya sudah melabrak kembali. Saat baju lengan kirinya yang tanpa lengan digerakkan, lima larik cahaya merah yang menebarkan hawa panas menderu. Lalu disusul dengan tendangan kaki kanan yang mengarah pada kepala Si Buta dari Sungai Ular.Si Buta dari Sungai U

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1119. Part 7

    "Kalian tergolong manusia-manusia yang haus hadiah dan kedudukan," desisnya dalam hati sambil memandangi kedua sosok lawannya tadi yang terkapar tak berdaya. "Aku tidak tahu. Itu upah yang tepat untuk kalian atau tidak."Kejap lain, Si Buta dari Sungai Ular mengarahkan pandangannya ke depan. Entah apa yang ditatapnya karena pandangannya kosong seperti tak menatap apa-apa dihadapannya. Lalu terdengar desahannya pelan, "Ada sesuatu yang terjadi pada Putri Lebah. Ya, sesuatu yang tak asing sebenarnya. Dan aku akan membuktikan dugaanku ini...."Dua kejapan berikutnya. pemuda tampan dari Sungai Ular ini sudah berkelebat meninggalkan tempat itu.-o0o-KEREMANGAN malam menghentak, menyeret angin yang seperti merembet dengan timbulkan suara bagai mendesis dari satu pohon ke pohon lain. Di langit tak nampak sedikit pun sinar rembulan. Bahkan sang pemilik sinar itu tak menampakkan diri karena terhalang oleh gumpalan awan hitam. Dalam keremangan malam

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1120. Part 8

    Seketika si nenek membuka sepasang matanya. Sekejap diperhatikan lelaki itu dengan senyuman di bibir Di lain kejap dia sudah berkata, "Kau telah pulih, Maung! Bahkan kau akan mendapatkan sesuatu yang tak pernah kau bayangkan! Hanya sayangnya, kau tak akan bisa berdiri tegak seperti dulu! Ya, ya... sayang sekali! Tetapi toh, nyawa busukmu masih melekat pada jasadmu itu!"Sosok lelaki berpakaian dan berjubah hitam itu kini membuka kedua matanya dan melihat ke arah si nenek yang sedang menyeringai. Lalu perlahan-lahan beringsut membetulkan kedudukan tubuhnya."Siluman Kawah Api...," desisnya pelan.Si nenek berpakaian jingga kemerahan berkata, “Aku sudah membuang waktu menunda urusanku karena mengobatimu, Maung! Sekarang ceritakan kepadaku, siapa yang melakukannya! Karena aku tak punya waktu banyak...."Maung Kumayang sesaat terdiam. Pikirannya kembali pada satu peristiwa yang menyakitkan hatinya. Diingatnya saat itu dia bersama Lodang Kumayang, sedang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1121. Part 9

    Habis kata-katanya, sosok perempuan tua bergincu itu berbalik. Dan tanpa menghiraukan panggilan Maung Kumayang dia terus melangkah sambil membatin, "Mudah-mudahan Raja Setan Seruling Maut orang yang sama. Dan... dia tak pernah melupakan siapa aku sebenarnya.... Apalagi kudengar Peri Gelang Rantai sudah muncul kembali ke rimba persilatan ini! Berarti, kesempatanku untuk membalas dendam padanya semakin dekat!"Sementara itu Maung Kumayang sedang menghela napas. "Aku bertambah yakin kalau perempuan ini sebenarnya menghendaki bertemu dengan Raja Setan Seruling Maut. Hmmm... ada apa sebenarnya? Apakah ada sesuatu yang... huh! Peduli setan dengan urusan perempuan tua itu! Apa yang dilakukannya terhadapku cukup membuatku untuk berterima kasih!"Di lain kejap, terlihat wajah lelaki bercodet ini menegang, sepasang matanya seperti mengeluarkan bara api, "Si Buta dari Sungai Ular! Pemuda itu harus membayar nyawa Lodang Kumayang dengan nyawanya!”Sunyi mengerjap. Bias

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1122. Part 10

    Lalu dengan gerakan gemulai dan langkah yang aduhai sehingga payudaranya bergoyang, perempuan ' tua yang masih memiliki kulit dan tubuh kencang ini dengan sengaja menggelendoti bahu kanan Iblis Lembah Ular. "Sudahlah! Tak usah kau pikirkan perempuan bertopeng perak itu! Bukankah ini kesempatan baik hingga kita bisa memadu cinta kembali!"Mendengar kata-kata yang penuh rayuan dan tawaran yang tak bisa ditepiskan, Iblis Lembah Ular segera alihkan pandangan pada Nenek Cabul yang sedang tersenyum. "Ya! Mengapa tidak!" serunya kemudian sambil membopong tubuh perempuan itu yang terkikik ke balik ranggasan semak.-o0o-Si Buta dari Sungai Ular menghentikan langkahnya di sebuah jalan setapak. Di kanan kirinya yang nampak hanyalah jajaran pepohonan. Pandangan pemuda dari Sungai ular ini mengarah ke depan. Samar pandangannya menangkap sebuah bukit di kejauhan. Kejap berikutnya, terdengar kata-katanya, "Bila aku beruntung, itulah Bukit Kalimuntu! Dan di sanal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1123. Part 11

    "Maafkan aku, Anak Muda!" suara orang di balik angin yang kini diketahui Pendekar Bijaksana adanya memutus kata batin Si Buta dari Sungai Ular. Kata-katanya yang berikut membuat Si Buta dari Sungai Ular melengak, "Bukan maksudku memutus kata batinmu, tetapi ini memang harus kukatakan kepadamu! Kendati dari tempat ini kau bisa melihat Bukit Kalimuntu, namun kau baru bisa tiba besok pagi meskipun kau mempergunakan ilmu peringan tubuhmu! Besok adalah hari ketujuh dari waktu yang menurut Putri Lebah, Ratu Kegelapan pada hari kedelapan berada di Puncak Kalimuntu! Kau akan menghadapi sesuatu yang cukup mengejutkan! Tetapi menilik gelagat, sepertinya kau bisa menduga apa yang akan membuatmu terkejut itu, Anak Muda!"Si Buta dari Sungai Ular kembali rangkapkan kedua tangannya di depan dada. "Baiklah! Dan aku sangat berterima kasih atas kata-katamu itu!""Berhati-hati lebih baik ketimbang kau mengucapkan terima kasih atas kata-kataku ini!"Dan entah bagaimana, tahu-tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1124. Part 12

    Perempuan tua berdagu lancip yang mengenakan pakaian panjang warna jingga kemerahan itu menghentikan langkahnya. Sepasang matanya yang masuk ke dalam memandang tak berkedip ke depan. Seperti menimbang sesuatu.Kejap lain terdengar desisannya, "Hmmm... bila yang kuduga tentang Raja Setan Seruling Maut benar, berarti semua yang kuinginkan dapat terlaksana! Setelah kematian Dewa Tanpa Nama puluhan tahun lalu, mulailah merebak julukan Raja Setan Seruling Maut yang kemudian menjadi orang paling sadis yang berada di belakang pembunuhan bergelombang! Seingatku, musuh bebuyutan Dewa Tanpa Nama adalah Raja Setan! Aku yakin hanya ada satu orang berjuluk Raja Setan di dunia ini, tidak ada yang lain!"Perempuan tua ini terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata- katanya, "Hingga saat ini aku memang belum pernah bertemu dengan orang yang berjuluk Raja Setan Seruling Maut! Tetapi entah mengapa justru aku seperti begitu dekat dengannya! Ya! Dugaanku.... Raja Setanlah yang telah menguba

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1125. Part 13

    Sebagai jawaban, kembali hamparan angin menderu, lebih keras dan mengerikan. Lalu segera saja menyusul gelombang angin lainnya yang tak kalah dahsyat. Menggeram keras Siluman Kawah Api menghindari serangan-serangan yang datang bertubi-tubi itu."Jahanam!” makinya gusar. Menyusul perempuan berdagu lancip ini membalas dengan menggerakkan kedua tangannya. Lebih membabi-buta. Sampai kemudian terdengar suara keras di belakangnya, "Aaakhhh!”Serentak perempuan tua itu menghentikan serangannya dan segera membalikkan tubuh. Sepasang mata celongnya memandang tak berkedip pada perempuan setengah baya yang berparas menawan. Perempuan yang sedang menekap tangan kiri bagian atas dengan lengan kanannya itu mengenakan pakaian berwarna biru langit, yang di sekujur pakaiannya terdapat benang-benang warna hijau. Di atas dadanya sebelah kanan yang agak membusung, terdapat rajutan benang warna hijau yang membentuk sebuah mahkota.Dia meringis. Sejenak Siluman Kawah Api

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status