Share

Chapter 8

Author: Yui246
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Presdir Zhou.co sekarang sudah berusia 86 tahun, dan beberapa komentar menyebutkan bahwa  ia gila jabatan. Bahkan sampai sekarang tidak turun-turun dari posisinya sekarang. Ini seperti drama mengambil alih tahta kerajaan.

Pada akhirnya, presdir ini pun menjual nama adiknya, yang merupakan paman dari anaknya, seperti seakan-akan ia adalah orang yang jahat merebut posisi wakil presdir ini. Namun hal-hal ini aku baca dari kolom komentar. Sebab lebih seru membaca komentar para netizen dibandingkan artikel klarifikasi yang membosankan tentang sang Ayah yang takut kehilangan para pemegang saham.

Aku pikir tidak ada masalah dengan perusahaan selain drama keluarga ini. Jadi aku memutuskan untuk mengambil pekerjaan gambar ini. Aku segera beralih membuka jendela email di layar desktop ini. Lalu mengetik jawaban untuk menerima tawaran pekerjaan tersebut, sekali lagi tanpa banyak bertanya. Orang bodoh mana yang menolak pekerjaan mudah yang memberikan banyak bayaran?

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menandatangani perjanjian kontrak kerjanya. Aku pikir menerima pekerjaan ini adalah hal yang pintar. Namun aku tak menyangka akan terjerat masalah keluarga Zhou sialan ini lebih dalam.

“Bangsat. Dia kasih waktu cuma tiga hari. Pantas saja mahal sekali mereka membayarnya,” kesalku sembari menggambar outline garis sketsa yang sudah kuselesaikan beberapa menit lalu. Dalam proposal dua karakter itu tidak disebutkan tenggat waktu yang mereka perlukan.

Ini salahku. Aku juga lupa menanyakannya sebab terlalu fokus dengan nominal angka yang tertera. Bagaimanapun mendapatkan 75.000 RMB biasanya perlu tujuh atau delapan tawaran pekerjaan untuk mendapatkan bayaran seperti itu.

Itupun bayaran yang aku dapatkan pada lima tahun pertama dalam perjalanan karir ini. Sekarang bayarannya semakin tinggi dan tawaran pekerjaan yang masuk tidak sesering seperti sebelumnya. Pasalnya aku sudah 20 tahun berkarir di dunia ini, juga sudah terbilang cukup kaya untuk mengambil pekerjaan lagi, atau lebih tepatnya aku tak perlu mendapatkan pekerjaan lagi.

Sebab tabungan yang ada di bank cukup untuk menghidupi diriku dan tujuh keturunan berikutnya. Terlebih ada beberapa karyaku sekarnag yang masih dipakai beberapa perusahaan dan royalti dari pengembangan produk dan keuntungannnya dibagi ke rekeningku. Walaupun begitu, aku tak terbiasa menganggur dan sudah terbiasa bekerja.

Oleh sebab itulah, aku mengambil pekerjaan ini. Terlebih sudah lama menganggur.

Jika kalian bertanya kenapa tidak gambar sesuka hati saja tanpa harus terikat kontrak dari proyek? Jawabannya sederhana. Ada tantangan saat memenuhi permintaan dari klien. Berbeda dengan menggambar sesuai imajinasi yang aku inginkan.

Setelah aku menandatangani kontrak pekerjaan ini, mereka dengan cepat mengirimkannya 75.000 RMB ke rekening bank digitalku. Aku mencoba mengembalikan dana tersebut. Sebab tiba-tiba saja merasa tidak nyaman lagi. Anehnya, tidak bisa!

Nasi telah menjadi bubur. Jadi aku hanya bisa berusaha menyelesaikan gambar dua karakter ini dengan cepat. Walaupun hanya dua karakter dengan kebutuhan model dari tampilan depan, samping kiri dan kanan, serta belakang ini adalah hal yang mudah. Terlebih mereka hanya meminta latar polosan berwarna putih saja. Pasti ini akan selesai dalam waktu tiga hari saja.

Setidaknya ini yang terus aku pikirkan di kepalaku untuk menghipnotis diri sendiri. Kendati demikian, mulutkku tak henti-hentinya memaki Zhou.co. Hanya sekedar meredam rasa tidak nyaman yang terus muncul.

Seperti julukanku yang tak pernah terbantahkan, pekerjaan ini selesai hanya dalam waktu dua hari saja. Itupun aku hanya sempat beristirahat tidur selama 3 jam dalam dua hari tersebut. Segera aku kirimkan hasilnya ke email salah satu perwakilan perushaan tersebut. Tak lupa aku mengabarkan mereka bahwa aku akan menghilang selama lima jam untuk tidur.

Alarm ponselku berdering dan aku merenggangkan tubuh yang pegal ini dengan mata yang masih tertutup. Aku berputar-putar di atas ranjangku sebab merasa malas untuk beraktivitas. Namun aku teringat email yang ku kirimkan sebelumnya, jadi aku membuka mata perlahan dan mengecek layar ponselku.

Ada satu pesan dari perwakilan Zhou.co dari email. Ia hanya menuliskan, “Pekerjaan yang memuaskan seperti sebelumnya. Tidak ada revisi yang dibutuhkan dan kami telah mengirimkan tip ke rekening Anda.”

Aku langsung segera duduk dengan cepat dan mengecek rekeningku. “GILA!” Pekikku tak menyangka nominal fantasis yang diberikan. Mereka membayarku 20 juta RMB!

“Ini gak masuk akal!” sambungku. “Tuh, kan, seharusnya aku mempercayai perasaan tidak nyaman ini. Aku terlalu serakah. Ini juga dari rekening yang berbeda dari sebelumnya,” lanjutku lagi.

Aku dengan cepat kembali membuka tampilan email dan mengirimkan pesan pada perwakilan perusahaan tersebut. Aku katakan pada mereka aku akan mengembalikan uang panas itu ke akun mereka. Tanpa menunggu balasan, aku kembali membuka tampilan aplikasi bank milikku dan mengirimkan kembali tip yang berlebihan itu. Namun tak bisa dan selalu gagal.

Masa iya sih, mereka mengirimkan tip dengan rekening uang digital, bukan dari bank? Apa mungkin ini akun rekeningnya si perwakilan Zhou.co? Tapi, masa iya sih, nama akunnya nama samaran? Siapa juga yang menamain dirinya sebagai Xcut? Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku, tanpa ada yang bisa menjawabnya.

“Fix ini ada masalah yang gak normal,” gumamku. Mataku melirik ke arah jam digital di sudut kiri layar ponselku. Rupanya sudah jam 11 malam. Kalaupun aku melaporkan hal ini ke salah satu firma hukum, adakah yang masih bekerja sampai jam segini?

Dengan cepat aku membuka akun sosial mediaku OurChat ada topik tenar pertama berkaitan dengan Zhou.co. Aku langsung mengeceknya. Dari berita yang dituliskan di sana tentang kecurigaan polisi terkait banyaknya laporan kehilangan uang dari para pelaku judi online. Sedikit aneh memang laporannya.

Setelah aku mengecek kesuluruhan berita yang memakan waktu dua jam lamanya. Kini aku paham ada masalah apa dengan Zhou.co.

Lima bulan yang lalu, untuk menutupi kematian anaknya, Direktur Utama tersebut menunjuk adiknya sebagai Wakil Direktur Utama dari posisi sebelumnya sebagai Penanggung Jawab Personalia Induk Perusahaan Utama alias HRD.

Ada masalah internal yang terjadi karena perpindahan jabatan tersebut. Sehingga memberikan dampak masalah keuangan yang tiba-tiba merosot. Diduga penyelundupan uang terjadi saat proses perpindahan tersebut. Namun tidak ada bukti nyata siapa pelakunya dan kemana uangnya pergi.

Singkat cerita, mohon garis bawahi, ini adalah berbagai pendapat di kolom komentar yang berinteraksi dengan unggahan dari Kepolisian Sipil Nasional Republik Rakyat Tiongkok, terkait akan memeriksa perusahaan Zhou.co yang diduga terlibat dengan kasus para penjudi yang ditipu. Berikut isi perdebatannya:

@Jinny_kelinci: Sang Paman ini sepertinya tidak menyukai posisi baru yang diberikan oleh kakaknya karena orang-orang menganggap dirinya sebagai orang yang jahat yang telah mengambil posisi anak kandung dari Presdir ini.

@Jinny_kelinci:  Sehingga Sang Paman ini pun dengan sengaja membuat nama Zhou.co menjadi jelek dengan menginvestasikan dana yang seharusnya masuk ke kantong para pekerja dua pabrik farmasi ke sektor teknologi. Biaya untuk pengembangan area baru ini sebenarnya sudah ada porsinya sendiri. Namun dana ini keluar lebih lama. Sehingga Sang Paman yang pada saat itu sudah mengetahui kematian keponakannya memilih untuk mengambil dana dari jabatan sebelumnya, HRD itu. Perpindahan yang mendadak ini membuat catatan finansial di area ini menjadi tak transparan.

@56tahun.menjomblo: Ini juga merupakan kesalahan Presdir yang terlalu gila jabatan. Entah apa yang ada dipikiran orang tua ini, bahkan ia sengaja menutup berita kematian anaknya. Namun aku yakin sekali masalahnya tidak sesimpel ini. Pasalnya jumah dana yang hilang itu ada 760juta RMB woyy.

Menurut artikel yang dikeluarkan secara resmi dari pihak kepolisan, bahwa dana di area teknologi yang tak jelas jabaran produknya ini berupa situs judi online yang berkembang pesat. Ada banyak situs judi seperti ini, dan polisi sering menutup satu mata dan membiarkan situs-situs ini tetap berjalan sebab sangat sulit sekali ditemukan dalang dibaliknya. Namun berkat unggahan dari mantan pekerja sebelumnya, polisi mencium kecurigaan dengan perusahaan bernam Zhou.co, dan secara terang-terangan mengumumkan akan memeriksa perusahaan tersebut.

Aku yakin sekali langkah polisi dengan membuatnya terbuka seperti ini agar proses penyelidikan bisa dilaksanakan dengan mudah. Pasalnya polisi kesulitan dalam proses penyidikan saaat itu berkaitan dengan perusahaan besar. Aku akui pihak polisi yang meminta bantuan netizen mengawal kasus ini sangat berani sekali.

Sebelum ungahan cerita itu muncul, pihak kepolisian sudah menerima beberapa laporan dari para pecandu judi online yang mengungkapkan dirinya kehilangan uang secara misterius di akun bank digital mereka,  setelah top-up ke situs judi tersebut. Alias nominal top-up koin tidak sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan.

Namun saat error pertama itu terjadi, mereka masih belum menyadarinya sebab mereka sekali mencoba langsung berhasil menang. Saat top up  kedua kalinya barulah mereka menyadari bahwa ada jumlah nominal uang yang dikeluarkan kembali berbeda. Namun karena mereka kembali memenangkan permainan. Mereka tidak terlalu ambil pusing dengan hilangnya uang tersebut.

Semakin kecanduan mereka. Semakin banyak mereka top-up. Ketiga, keempat, dan kelima, dan pada permainan keenam, hingga seterusnya mereka benar-benar kalah berturut-turut. Setelah mengecek histori pengeluaran bank digital, barulah mereka menyadari walaupun mereka tidak top up, dana mereka hilang ke situs yang sama.

Sehingga beberapa pecandu gila yang sudah kalah berkali-kali inipun melaporkan kecurangan ini ke pihak kepolisian. Namun berita ini tak muncul sama sekali sebab masih dalam proses penyelidikan.

Aku yang penasaran dengan situs tersebut mau tidak mau membukanya. Kemudian dibuat ngeri dengan situs judi online yang diduga milik Zhou.co ini. Pasalnya semua gambaran yang tujuh bulan lalu dan lima jam lalu baru aku selesaikan, ada di situs mereka semua. Semuanya ada di sana!

“Aku tidak akan terkena dampak ini kan?” gumamku dengan suhu tubuh yang drastis turun menjadi dingin, dengan keringat yang terus muncul di kening dan punggungku.

Related chapters

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 9

    Semalaman ini aku terus mencoba menghubungi email perwakilan Zhou.co itu. Namun tidak ada jawaban sama sekali. Aku mencoba berpikir positif mungkin karena ini tengah malam, dan mereka telah tidur. Jadi mereka tak bisa membalas pesanku segera.Ini membuatku panik, sebab ada sebuah cuitan dari Ourchat bahwa ada yang menduga pihak kepolian akan menangkap semua yang berada di balik layar pembuatan situs judi online ini. Aku yang membaca komentar itupun dibuat panik dan panas-dingin.Selain menghubungi pihak perusahaan, aku mencari-cari firma hukum terpercaya yang bisa aku hubungi. Namun segala pesan yang aku kirimkan ke nomor mereka hanya membuahkan centang satu. Ini membuat perutku semakin mual. Pasalnya aku tahu betul besok, hari Sabtu, beberapa tempat tidak memiliki jadwal kerja. Masa iya sih, aku harus menunggu sampai hari Senin dulu?Tepat pukul jam 8 pagi, aku mendapatkan balasan dari email perwakilan Zhou.co. Tidak. Lebih tepatnya pemberitahuan dari email, bahwa akun tersebut telah

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 10

    Dalam perjalanan menuju firma hukum berikutnya, aku hanya mengandalkan bantuan dari supir taxi untuk menemukan lokasinya. Sebab aku tak tahu seluruh jalanan di Kota B ini.Untungnya Bu Mei tahu posisiku saat ini sedang terdesak. Ia berbaik hati memanggilkan supir taxi andalannya. Tidak perlu waktu lama untukku menunggu beliau. Saat mobil berhenti tepat di depan kantor Bu Mei, aku langsung melanjutkan perjalanan.Sesampainya aku di sana, aku meminta Pak Dongdong, supir taxi yang mengaku usianya sudah 56 tahun itu, untuk menungguku sejenak dan aku tak lupa membayar perjalanan dari kantornya Ibu Mei, pengacara sebelumnya ke kantor lainnya ini.“Siap, Nona! Saya akan menunggu Anda walaupun badai hujan menerjang sekalipun,” ungkapnya sembari hormat padaku. Aku memberinya tip yang berlebih agar ia memenuhi permintaanku. Sikapnya langsung berlipat-lipat penuh dengan pengabdian.Ketika aku masuk ke kantor firma hukum kedua ini, resepsionisnya seakan sudah menduga kedatanganku. Aku yakin sekal

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 11

    Kami menyelesaikan makan siang ini tepat pukul setengah empat sore. Kami berbicara banyak hal, dan pembicaraan bersama orang tua ini membuat perasaanku semakin tenang. Sepertinya Pak Dongdong juga menyadari bahwa aku berda dalam masalah sehingga ia tak menanyakan hal-hal yang sensitif atau mengundang perasaan negatif kembali. Ia cenderung menceritakan pengalamannya yang menarik. Ada kalanya aku menanggapi dengan beberapa pertanyaan lebih detail, atau tertawa mendengar hal yang tak masuk akal atau prasangkanya yang menarik. Terlebih karakter Pak Dongdong ini ceria, jadi aku menerima energi positif darinya dengan sangat mudah. Saat kami keluar dari ruangan pribadi ini, kami bersamaan dengan pemilik ruangan di seberang kami. Namun mereka semua belum keluar dan beberapa masih ada yang di dalam. Sedangkan salah satu orang lainnya menahan pintunya terbuka. Jadi mau tidak mau, aku dan Pak Dongdong bisa melihat kondisi ruangan tetangga kami tersebut. Pandangan mataku bertau dengan seorang p

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 12

    Setelah urusanku dengan Pengacara Jung selesai, aku pergi lebih dahulu meninggalkan bangunan Firma Hukum Dantons ini. Aku berniat pulang dengan bis umum. Lagipula ini masih jam tujuh malam. Masih ada jadwal rute untuk menuju area pinggiran kota. Aku berjalan ke arah halte bus. Namun seseorang menarik sedikit kain lengan jasku. “Nona Muda! Saya menunggu Anda. Jangan pulang pakai Bis, Nona. Daritadi saya panggil loh,” ucap Pak Dongdong panjang lebar sembari melepaskan genggamannya pada jasku. “Yaampun Pak,” jawabku kaget. “Sudah daritadi menunggu saya? Bapak tak perlu repot-repot loh,” sambungku. Aku benar-benar tak mendengar Pak Dongdong memanggilku. Pikiranku masih kacau mengingat email perwakilan Zhou.co menghilang dan begitupun jejak digitalnya. Bagaimana bisa? “Oh, jangan terlalu segan dengan pria tua seperti saya. Ayo, Nona Muda, saya antarkan pulang. Nona, bagaimana bila menyimpan nomor saya? Saya bisa jadi su

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 13

    “Dari awal si Jung ini agak mencurigakan memang,” gumamku sembari berleha-leha di atas sofa yang ada di ruang tengah. Posisinya dekat sekali dengan area kerjaku yang ada di sudut ruangan.Aku menatap pot kaktus yang sudah membesar dan meninggi sampai ke dadaku. Dulu sekali kaktus itu masih berukuran sejengkal tangan Ayah saja. Kalau teringat kedua orang tua yang sudah tiada, rasanya sepi sekali. Namun mau bagaimana lagi. Inilah kehidupan.Aku menatap ponsel baruku lagi. Kali ini aku tidak mengaktifkan akun sosial mediaku di sini. Aku takut dengan notifikasi yang luar biasa seperti ponsel pintarku sebelumnya.Kalau dibilang aku sudah terbiasa dengan munculnya notif yang banyak dari serbuan para penggemar gambarku. Tentu saja, aku sudah terbiasa. Namun kebanyakan yang aku terima adalah kata-kata positif. Jikalaupun itu bukan hal yang sifatnya mengagumi atau menyemangati. Paling tidak berisi kritikan yang memban

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 14

    Setelah Ibu Yanyan pergi, aku tak tahu harus melakukan apa. Jadi aku menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mandi saja. Aku berendam di dalam bathtub dan menyembunyikan kulitku dibalik busa sabun yang menggumpal. Tiba-tiba saja ponselku berdering dan itu membuyarkan lamunanku yang hanya menatap dinding kamar mandi tanpa pikiran apapun. Aku terbiasa membawa ponsel ke dalam kamar mandi, dan aku melihat notifikasi email dari orang yang tak dikenal. Namun dari namanya mr.wonxiegreatestjung@yahoi.com, entah kenapa aku langsung teringat wajah pengacara yang mencurigakan itu. Aku langsung menekan isi pesan tersebut. ___________ Halo Nona Samara! Ini Pengacara Jung. Kenapa Anda tidak menghubungi saya? Saya perlu memperlajari kasus Anda, mohon segera mengirimkan berkas yang saya minta. Termasuk tangkapan gambar dari transaksi transfer uang yang mencurigakan ke akun uang digital Anda. Terima kasih. Ps. Segera mungkin kirimkan ya. ___________ Aku yang membaca pesan itu saja dibuat jengke

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 15

    Aku masuk ke dalam bangunan ini dengan santai diantara banyaknya mata yang melihatku. Seorang Bellboy menghampiriku, menyapa dengan sopan, “Boleh kami tahu, atas nama siapa reservasi tempat yang akan Anda kunjungi?” “Ding Shu, 14, siapkan Afternoon Traditional Chinese Tea dengan lima daun terbaik seperti biasa. Juga snack rekomendasi hari ini, saya mau berkeliling dulu,” ucapku dengan santai. “Apakah kami perlu menyeduhnya?” Tanya Bellboy itu lagi itu lagi dengan lebih sopan. “Tak perlu. Saya saja,” jawabku. “Baik, Nona Ding. Akan kami persiapkan dalam 15 menit ke depan,” jawabnya. Kemudian aku tersenyum dan berjalan melewatinya. Saat aku melewatinya aku mendengar ia menggunakan walkie-talkie untuk meneruskan pesananku pada seseorang yang lebih berwenang. Pemuda itu juga menjelaskan kemana arahku berjalan. Saat ini aku berada di lantai tiga yang luas ini. Lantai satu dan dua, biasanya menjadi klub malam dimana para dj dan penikmat musik berada. Walaupun begitu di lantai ini juga

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 16

    Saat memutuskan pergi dari Restoran Terbuka itu dengan langkah yang mantap. Percayalah aku ingin kabur secepat mungkin dari sana. Untungnya pintu lift khusus itu terbuka dan ada seseorang pria yang masuk lebih dahulu ke dalam sana.Aku tak perlu menunggu terlalu lama, dan langsung membuntutinya ke dalam sana. Seorang wanita lainnya juga mengikutiku dari belakang. Di dalam sana ada seorang pria yang berdiam diri di pojokan. Aku mengabaikannya. Namun wanita yang masuk bersamaku ini bersemangat sekali menatapku.“Kau tadi keren banget,” ucapnya.Aku menatap wajahnya setelah memindai ponselku pada layar digital di dalam lift tersebut. Kemudian menekan tombol lift menuju lantai enam. Itu adalah lantai teratas dengan 20 ruangan pribadi yang merupakan sponsor pertama klub ini. Lantai lima dan empat juga untuk sponsor, aku tak tahu ada berapa ruangan di lantai tersebut.Namun yang aku ketah

Latest chapter

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 83

    Setelah pemeriksaan singkat, Shushu menyadarinya dirinya mengalami gejala anemia dan tekanan darah rendah. Dokter meminta ners yang mendampinginya untuk memasukan Shushu sebagai daftar pasien agar bisa diberi beberapa obat untuk dikonsumsi.Pada akhirnya, ada dua pasien di dalam satu bangsal ini. Satu yang terlihat seperti akan mati kapan saja. Satu lagi yang berusaha meyakinkan semua orang dirinya tak sakit.Sebenarnya Shushu melakukan itu sebab dirinya takut disuntik dan diinfus. Dia terlihat ingin pergi dari tempat itu kapan saja. Namun Juanxi mengenggam erat pergelangan tangannya.Para perawat telah memasukan satu ranjang lagi ke ruangan rawat inap itu. Posisinya bersampingan dengan ranjang milik Juanxi.“Tidurlah dengan benar,” tegas Juanxi yang sudah mulai berbicara lancar.“Sa-sa-saya tak sakit kok,” jawab Shushu dengan formal dan tergagap. Dia terl

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 82

    Tempat yang paling tak disukai Shushu terpaksa harus ia tempati selama empat hari lamanya. Sebab, kondisi suaminya yang baru ia nikahi belum seminggu itu terlihat sangat mengkhawatirkan. Suhu demamnya mencapai 40 derajat celcius.Selama dirinya di rumah sakit, bohong, jika Shushu juga tidak merasa sakit. Wajahnya pucat, makannya pun tidak karuan.Siapapun yang mengunjungi mengira Shushu sangat khawatir dengan suaminya yang terbaring tak sadarkan diri. Bahkan makan pun harus dipenuhi dengan cairan nutrisi melalui selang infus.Ada kalanya setiap Juanxi sadarkan diri untuk beberapa menit, Shushu akan membantu menyuapi air hangat atau sup hangat perlahan dengan sendok kecil. Sebab pria itu sendiri tak memiliki tenaga untuk mengangkat kepalanya.“Nak, kamu pulang saja dulu, tidak apa-apa,” tutur Sun Lili yang datang pagi sekali untuk membantu Shushu. Juanxi masih tak sadarkan diri. Namun suhu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 81

    “Kenapa kau tak cerita soal kebakaran itu padaku? Bukankah kita teman?” tanya Quo Xin. Dia benar-benar tidak tahu soal itu.Sejujurnya Quo Xin bisa menyelesaikan permasalahan dokumen yang rusak itu secepat mungkin. Hanya saja keadaannya dengan mantan mertua serta putrinya kala itu cukup rumit. Dia jarang punya waktu leluasa membuka laptopnya.Semua menjadi mudah ketika ia sudah memindahkan data putrinya di Kota B ini. Namun ini semua hanya alasan. Quo Xin merasa bersalah atas waktu yang terbuang secara cuma-cuma. Dia tak mengira masalah keterlibatan Shushu dengan situs judi online ini begitu berat. Bahkan pihak di sana berani mengancam dengan cara murahan seperti itu.“Walaupun begitu kau setuju begitu cepat untuk menikah,” ungkap Quo Xin. Kemudian ia meraih tangan Shushu dan menggenggamnya erat. “Batalkan saja kontraknya!”“Tidak bisa, kita sudah menikah. Lagipula keadaanya tidak sesimpel ini, Zhou.co itu mungkin saja tidak terlibat dengan judi online saja,” ucap Shushu. Dia menginga

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 80

    Pukul enam pagi, seorang wanita paruh baya berjalan cepat menelusuri lorong rumah sakit yang panjang. Dia hanya menggunakan sandal, dan jaket untuk menutupi pakaian tidurnya. Bahkan helm pun masih bertengger setia di kepalanya.Ruang 278, tanpa ragu-ragu, dia langsung membukanya. Di dalam sana ada seorang wanita muda berdiri menganggukan kepala berulang kali atas penjelasan dokter yang bertugas.“Bagaimana?” tanya Quo Xin.“Baru saja dipindahkan dari UGD, dia demam sushu 40 derajat, sepertinya kelelahan bekerja,” tutur Shushu dengan wajah yang lelah.“Ibu juga harus istirahat yang baik untuk menjaga suami Anda. Wajah Ibu kurang baik,” ucap dokter pria itu lagi. Shushu hanya menganggukan kepalanya berulang kaliFokus Quo Xin bukan lagi cerita dibalik kenapa ia membutuhkan ambulans di pagi buta lagi. Namun, bagaimana bisa ia mendapatkan suami dalam waktu yang begitu cepat setelah ia tinggal beberapa bulan di kota lain?Setelah kepergian dokter dan perawat tersebut. Quo Xin hanya diam sa

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 79 - Kehidupan Kedua? (2)

    Juanxi terus mengalami mimpi yang panjang, dan semua kejadian itu membuatnya merasa tak nyaman. Kepalanya terasa berat dan panas menerima semua informasi itu. Fakta bahwa kematian Shushu itu begitu menyedihkan membuatnya sangat terpukul.Tidak seharusnya Shushu mengalami itu semua. Dia bukan seperti apa yang digambarkan semua artikel tersebut. Wanita nakal, pemakai narkoba, penipu, dan lainnya.Hal yang membuatnya lebih terpukul ialah adegan dimana Paman Zinbei dan Ibu Yanyan datang ke kantornya untuk meminta tolong mencari kebenaran kematian Shushu.Kini Juanxi paham kenapa Shushu tadi menangis begitu lelah ketika ia tahu bahwa namanya bisa dibersihkan tidak terlibat situs judi online itu. Semua usaha Shushu menyelidiki kasusnya sendiri selama ini, agar tidak membuat dua orang tua itu sedih dan terpukul.Dalam kehidupan pertama itu, ia melihat wajah Paman Zinbei, dan Ibu Yanyan, lima kali lipat terlihat lebih tua dibandingkan kehidupannya sekarang. Mereka telah mendatangi berbagai ka

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 78 - Kehidupan Kedua?

    Juanxi menjadi kesal melihat ponsel milik Shushu yang terus berdering sedari tadi. Dia langsung mematikannya secara total. Lalu membawa tubuh Shushu yang tertidur karena lelah menangis ke kamarnya. Juanxi melihat keseluruhan interior ruangan yang sederhana, namun memiliki tiga pintu ruangan lainnya lagi. Dia penasaran untuk apa saja tiga ruangan di dalam kamarnya ini. Juanxi menerka salah satunya pasti toilet, dan ruang pakaian. Adapun sisanya ia tak begitu yakin. Juanxi menyadari beberapa hal dari mengenal Shushu dalam waktu yang sangat singkat ini. Dia terlalu mudah untuk percaya, namun tak ingin menaruh rasa percaya begitu dalam. Kontradiksi sekali bukan? Dua kata yang bisa dijelaskan ialah polos kebangetan. Kendati dikatakan polos, dia tahu dunia lebih baik. Apalagi soal pekerjaannya dan mengatur finansialnya. Hanya saja melihat ia menangis begitu lepas karena namanya bisa dibersihkan dari tuduhan sindikat judi online itu. Juanxi melihat sosok Shushu menjadi lebih kompleks lagi

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 77

    Setelah Juanxi memakan hidangan makan malam, ia sepakat dengan satu hal penting dalam kisah cinta keduanya bahwa Juanxi lah yang pertama kali tertarik. Untungnya kesimpulan ini bisa ditarik setelah keduanya mengetahui kegemaran yang mirip dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan.“Kau benar-benar yang merancang semua perhiasan itu?” tanya Juanxi masih tak percaya. Shushu hanya menganggukan kepalanya. “Aku tak menyangka kau designernya!” pekik Juanxi lagi dengan bersemangat.Tiga tahun yang lalu ia pernah dipaksa ikut adiknya, Lin Yi mengunjungi sebuah lelang perhiasan esklusif di Negara S. Tak pernah terbayang anting yang dibeli adiknya itu dengan harga 2 juta dollar. Itu sebuah karya duet antara desainer dan pengrajin yang berbeda. Anting itu termasuk salah satu barang termahal kelima yang terjual dalam lelang malam itu.“Aku masih tidak paham bagaimana kau bisa melakukan itu semua? Kebanyakan illustrator akan mengambil jalan sebagai komikus,” tanya Juanxi.“Seberapa baik kamu menggam

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 76

    Shushu dan Juanxi diam di depan pintu lift yang sudah tertutup lama. Suasana yang heboh sebelumnya mendadak tenang.Juanxi sibuk dengan pikirannya, dia tak tahu harus memulai obrolan dengan membahas hal apa, ataukah basa-basi saja terlebih dahulu? Dia merasa canggung dengan keheningan ini. “Kau menangani mereka lebih baik dari dugaanku,” ujarnya.“Nenek Huang dan Ibu Lili orang yang baik, Paman Haifeng juga,” ungkap Shushu.Juanxi yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Panggil mereka Ibu dan Ayah saja mulai dari sekarang,” timpal Juanxi.“Aku memahami kekhawatiranmu. Namun, tidak. Ini batasanku ketika tidak ada mereka. Pernikahan ini hanya berlangsung sebentar. Apa kau sudah makan?” ujar Shushu sembari mengalihkan pembicaraan.“Aku belum makan malam,” jujur Juanxi tanpa pikir panjang.“Kalau begitu makan di tempatku saja,” balas Shushu. Kemudian ia berjalan lebih dahulu untuk membuka pintu apartemennya, lalu membuka pintu lebar-lebar agar pria bertubuh tinggi dan besar itu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 75

    “Gege, bagaimana bisa kau menikah begitu cepat?” bisik Dongxi, si anak bungsu.“Ugh, tak bisakah kalian datang itu mengabari terlebih dahulu,” ucap Juanxi yang mulai kesal dengan ribuan pertanyaan yang dilontarkan anggota keluarganya.Awalnya ia senang melihat kepanikan yang muncul di wajah Shushu. Kini semua berubah semenjak, Shushu berkomunikasi dengan sangat baik dengan nenek, dan kedua orang tuanya di ruang tengah apartemennya. Padahal tadi dia benar-benar terlihat seperti tak tahu harus apa.Juanxi yang melihat itu merasa senang sebab merasakan Shushu bergantung untuk pertolongannya. Namun lihat sekarang, dia tertawa santai dengan nenek, ibu, dan ayahnya juga.“Santailah ka, aku juga penasaran kenapa kalian berdua tiba-tiba mendaftarkan pernikahan,” sanggah Lin Yi, adik perempuan Juanxi.Shushu diam saja menatap Juanxi. Dia juga ingin mendengar alasan apa yang akan dilontarkan Juanxi. Sisanya ia akan mengikuti alur dari cerita pria itu.Sedari Shushu bertemu Keluarga Huang secara

DMCA.com Protection Status