Beranda / Thriller / Share Location / Bab 1-Teror Nomor Tak Dikenal

Share

Share Location
Share Location
Penulis: Ner Amor

Bab 1-Teror Nomor Tak Dikenal

Penulis: Ner Amor
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sejak dua hari lalu banyak sekali nomor tak dikenal terus menghubungi ponselku tepat ketika tengah malam, karena rasa curiga aku tak menjawab panggilan itu. Malam ini nomor-nomor tak kukenal itu kembali menelfonku tepat pukul 01.30 WIB,  20 panggilan tak terjawab terpampang dilayar ponsel dari nomor yang berbeda-beda. Setiap kali nomor itu mematikan panggilannya aku langsung memblokir nomornya, tapi sepertinya seseorang terus melakukan panggilan dengan nomor yang lain lagi, aku menaruh banyak kecurigaan, bagaimana mungkin seseorang melakukan panggilan dengan banyak nomor yang berbeda dalam waktu yang sangat berdekatan.

Dibalik begitu banyak tanda tanya aku juga merasa sedikit takut, karena sejak akhir bulan lalu aku harus tinggal in the kos seorang diri karena teman-teman lain sedang berlibur dan ada juga yang mengunjungi orang tua mereka untuk waktu yang lama sembari menikmati libur Panjang akhir tahun. Sedikit informasi saja rumah in the kost-ku berada di tengah kompleks perumahan yang dijaga dengan keamanan yang cukup terjamin, itulah yang membuatku memutuskan untuk memilih in the kost di rumah ini selain itu juga karena rumah ini adalah salah satu rumah in the kost yang paling dekat menuju kantor kerjaku, hanya 20 menit jika ditempuh dengan sepeda motor. 

Sebenarnya aku tidak benar-benar sendiri, tersisa aku dan satu penghuni di rumah ini, namun ia jarang kembali ke kos, lagipula aku tak terlalu dekat dengannya, menurut beberapa penghuni kos lama wanita itu kerap berprilaku misterius, sering kali ia terlihat keluar kamar berjalan mengendap-endap di lorong kamar bertingkah seperti ada yang sedang menguntitnya, aku tak pernah mendapati tapi teman-teman yang lain pernah memergoki dan ketika ditanya alasannya, ia menjawab hanya ingin mencari udara segar padahal waktu itu adalah tengah malam.

Sepertinya malam ini, wanita yang bernama Rosa itu tidak berada di kos, karena tadi sore aku melewati kamarnya dan tampak lampu kamarnya masih mati hingga aku menyimpulkan tak ada orang di dalam kamarnya. Setelah ku ingat-ingat seminggu yang lalu aku pernah memergoki Rosa sedang membuang banyak sekali gulungan kertas ke dalam tong sampah di depan rumah, ku fikir itu adalah berkas pekerjaanya yang tidak selesai jadi aku tak berniat untuk mengeceknya dan setelah membuang semua kertas itu ia berlari seperti sedang diburu oleh sesuatu, terlihat tergesa-gesa, aku tak menanyakan apapun karena saat itu ia langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan suara keras, dia benar-benar terlihat aneh seperti yang teman-teman katakan.

Pukul 01.58 WIB, nada ponselku berbunyi kembali dengan panggilan dari nomor yang berbeda lagi, kali ini aku sudah cukup kesal, karena waktu istirahatku harus terganggu dengan panggilan telfon yang terus berdering.

Klik

Tak ada suara apapun dari balik ponsel, hanya hening, aku tak berniat mengeluarkan suara sebelum terdengar suara siapa yang ada di sana.

NYIIITTTT……..

Tiba-tiba terdengar suara lengkingan sebuah benda yang memekakkan telinga, aku menjatuhkan ponsel itu karena terkaget, gendang telingaku rasanya masih terasa penging. Entah suara apa dan apa maksud dari si penelfon melakukan itu, aku benar-benar bingung.

Tak menunggu lama setelah panggilan itu ku tutup, aku memutuskan menelfon seorang teman untuk menceritakan hal ini, karena aku benar-benar ketakutan sekarang.

'Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan'

Nomornya tidak aktif, kemana dia sebenarnya menghilang disaat aku benar-benar memerlukan bantuan. 

Tiba-tiba di depan kamarku terdengar suara langkah kaki berlari, jantungku berdegup sangat kencang, aku membuka sedikit gorden jendelaku dan mengintip ke arah luar, tak ada satu orang pun yang terlihat. Bulu kudukku berdiri, kakiku merinding, tiba-tiba ada suara benda kecil yang jatuh di depan pintu ruang tamu, kali ini aku tak punya keberanian untuk melihatnya, aku lebih memilih untuk meringkuk di dalam selimut dan menunggu sampai pagi tiba. 

Aku tak berusaha memejamkan mataku, aku harus tetap waspada, takut kalau ternyata ada maling yang ingin merampok rumah ini atau ada penjahat yang ingin melakukan rudapaksa.

Sekarng waktu menunjukkan pukul 02.10 WIB, tiba-tiba seseorang berusaha membuka kunci pintu depan dan memasuki rumah, aku rasanya ingin berteriak tapi bagaimana jika orang jahat itu justru mengetahui jika ada seorang wanita seorang diri di rumah ini. Aku bersiap memegang sebuah pisau yang kusimpan dilaci samping tempat tidurku, bersiaga kalau-kalau ada seseorang yang berusaha masuk ke kamarku, langsung saja ku hunuskan pisau ini ke dadanya, tepat dijantungnya lalu kurobek-robek hingga jantungnya keluar.

Setelah beberapa detik, langkah itu tampak mendekati kamarku, berhenti tepat di depan pintuku dan tak lama kembali berjalan menjauh. Aku mengintip lagi dari balik gorden untuk melihat apakah orang itu sudah pergi, ternyata orang itu berhenti di depan kamar Rosa, ya benar itu Rosa, kenapa dia baru pulang selarut ini, apa sebenarnya pekerjaan wanita itu dan apa yang dia bawa, sebuah plastik kresek hitam yang cukup besar dan sepertinya berat, mencurigakan.

Kring.... nada ponselku berbunyi 'Tristan' tertera nama si penelpon. Rosa yang masih di depan pintu menoleh ke arah kamarku, langsung cepat-cepat membuka pintu dan masuk ke kamarnya, ia terlihat seperti terkejut mendengar nada ponselku.

"Halo, kemana saja kau, aku menelfonmu berkali-kali tapi nomormu tidak aktif, aku ketakutan, ada teror di rumah ini," dengan nada sedikit berbisik aku mengangkat panggilan telfon dari Tristan teman satu kantorku dan langsung saja kuceritakan apa yang sedang terjadi bahkan sebelum ada jawaban dari balik telfon.

"Sorry, aku baru saja keluar cari pengganjal perut, ada teror bagaimana maksudmu," sahut Tristan dari balik telfon terdengar sangat penasaran.

"Ada banyak sekali nomor misterius yang berkali-kali menelfonku sejak kemarin malam, aku takut," imbuhku.

Kalau hanya panggilan dari nomor misterius bukankah itu adalah bagian dari pekerjaan kita? Kita kan sering mendapati panggilan dari nomor tak dikenal, pesan berisi ancaman, sudah biasa kan?” timpalnya dengan nada meremehkan ketakutanku.

“Hei.. kali ini berbeda, aku takut sekali, karena panggilannya aneh, banyak sekali nomor misterius yang melakukan panggilan dalam waktu yang sangat berdekatan, tidak seperti biasanya setelah kublokir tidak ada lagi gangguan atau teror, tetapi ini aneh.”

Coba kirimkan bukti panggilannya, screenshot.”

Aku menangkap layar panggilan dari nomor yang tak dikenal tadi dan ku kirimkan pada Tristan.

Iya ya, aneh kenapa nomor berbeda banyak sekali, jangan-jangan ada seseorang yang sedang memanipulasi atau mengendalikan ponselmu dari jarak jauh.”

“Entahlah kau yang lebih tahu soal itu, aku hanya merasa sangat aneh karena teror kali ini tidak seperti biasanya.”

Aku meminta Tristan untuk melakukan pengecekan pada ponselku dari jarak jauh, karena ponsel ini adalah ponsel besutan perusahaan yang dilengkapi dengan fitur-fitur khusus sesuai dengan kebutuhan para pekerja. Tristan adalah salah satu ahli IT handal di kantorku beberapa kali pula aku disatukan dengannya dalam satu tim untuk menyelesaikan sebuah kasus, termasuk satu kasus terakhir yang saat ini sedang kami kerjakan bersama.

Share loc,” Tristan memerintahkan aku untuk membagikan lokasi terkini ku sebelum menutup telfonnya.

Bab terkait

  • Share Location   Bab 2- Sabotase

    Pagi menyingsing dengan cerah, waktu di ponselku menunjukkan pukul 08.13 WIB, itu artinya aku sudah terlambat untuk masuk kantor. Teror yang meresahkan mengganggu istirahatku semalam dan membuatku bangun kesiangan.Aku menuju kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi tapi aku tidak merapikan tempat tidurku. Aku langsung mengganti pakaian sembari memesan kendaraan online untuk menuju ke kantor.Perjalanan benar-benar tidak bersahabat, kemacetan terjadi di beberapa titik jalan menuju kantor, perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 20 menit kini harus ditempuh dengan waktu 55 menit.Aku tergesa-gesa memasuki lobi, hari ini kantor tampak sepi hanya ada beberapa karyawan yang tampak sedang sibuk di meja masing-masing."Kok hari ini agak sepi ya?" Tanyaku pada Viola, rekan sebelah mejaku."Eh... kamu darimana saja, boss besar datang sangat pagi hari ini, ada rapat intern tim analis dan eksekusi lapangan.""Ha... kok bisa, ada apa?" Tanyaku penasaran."Lihat saja notice di ponselm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Share Location   Bab 3- Kematian Misterius

    Tiga bulan setelah aku merayakan wisudaku salah seorang temanku yang bernama Bima mengajakku untuk melamar pekerjaan pada sebuah perusahaan independen yang bergerak di bidang pengawasan dan mata-mata, kufikir ini akan sangat menarik bisa bergabung menjadi seorang detektif yang membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya. Kasus pertama yang kudapati satu bulan setelah diterima di perusahaan ini adalah memata-matai seorang lelaki yang dicurigai istrinya memiliki wanita idaman lain, ternyata benar saja tak memerlukan waktu lama aku dan Viola yang saat itu menjadi tim berhasil memberikan bukti nyata pada sang istri bahwa suaminya telah benar-benar menyelingkuhinya, kasus ini terbilang cukup mudah karena tidak memerlukan kemampuan apapun selain menguntit seseorang yang sedang berkencang tanpa harus dicurigai.Kasus kedua yang diserahkan padaku tidak cukup jauh berbeda, hanya saja kali ini kami bekerja sama dengan pihak terkait untuk menangkap salah seorang mucikari yang terbilang pergera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Share Location   Bab 4- Diambang Keselamatan

    Duniaku seperti berhenti sejenak, jantungku tidak berdetak untuk beberapa detik, di tengah gelap dengan cahaya bulan yang temeram, Bima mengecup lembut bibirku yang membeku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selain hanya menatap matanya dengan mataku yang terbelalak.“Terima kasih telah menjadi yang terbaik,” ucapnya lembut setengah berbisik, aku tak bisa mengatakan apapun karena masih terkejut dengan perlakuan yang Bima berikan padaku, “oh, maaf kalau aku lancang, aku tidak bermaksud apapun Bi, aku hanya…” kalimatnya terputus seperti tercekat di tenggorokan “menyayangimu,” lanjutnya.Aku yakin wajahku sangat kikuk dan bingung, sebab mulutku seperti terkunci karena tak dapat mengatakan sepatah katapun.Bima membukakan pintu mobilnya, aku masuk dan duduk disampingnya. Sepanjang perjalanan yang ada hanyalah kebekuan diantara kami, jalanan yang sepi tapi tidak dengan hatiku, ia bersorai riuh sekali seperti baru saja mendapat hadiah special, aku hanya tidak menduga pada apa yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Share Location   Bab 5- Petunjuk

    Pagi menjelang dengan sangat cerah, Bima sedang mandi dan merapikan diri di kamarku sementara aku akan memasakkannya sarapan nasi goreng, dengan bumbu seadanya aku berharap Bima akan menyukainya.“Hei siapa kau?” seorang wanita berteriak dari ruangan depan, aku yang sedang berada di dapur langsung saja menuju ke arah di mana teriakan itu berasal.Ternyata Rosa yang baru pulang terkejut karena melihat Bima keluar dari dalam kamarku dan hampir saja ia memukul Bima dengan tas jinjing besar yang ada ditangannya, Bima hanya bisa mengelak tanpa sempat menjawab pertanyaan dari Rosa. “Hai Rosa sudah, sudah… hentikan, dia temanku dia baru saja menginap di rumah ini semalam, aku takut karena kau tak ada di rumah jadi aku minta tolong Bima untuk menemaniku,” aku menengahi Rosa yang sedang memukul Bima dan mencoba menjelaskan kepada Rosa sebelum terjadi keributan yang lebih heboh, “maaf ya kalau kamu terkejut.”“Baiklah, ya sudah tidak apa-apa, aku hanya terkejut,” Rosa memberikan jawaban yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Share Location   Bab 5- Petunjuk

    Pagi menjelang dengan sangat cerah, Bima sedang mandi dan merapikan diri di kamarku sementara aku akan memasakkannya sarapan nasi goreng, dengan bumbu seadanya aku berharap Bima akan menyukainya.“Hei siapa kau?” seorang wanita berteriak dari ruangan depan, aku yang sedang berada di dapur langsung saja menuju ke arah di mana teriakan itu berasal.Ternyata Rosa yang baru pulang terkejut karena melihat Bima keluar dari dalam kamarku dan hampir saja ia memukul Bima dengan tas jinjing besar yang ada ditangannya, Bima hanya bisa mengelak tanpa sempat menjawab pertanyaan dari Rosa. “Hai Rosa sudah, sudah… hentikan, dia temanku dia baru saja menginap di rumah ini semalam, aku takut karena kau tak ada di rumah jadi aku minta tolong Bima untuk menemaniku,” aku menengahi Rosa yang sedang memukul Bima dan mencoba menjelaskan kepada Rosa sebelum terjadi keributan yang lebih heboh, “maaf ya kalau kamu terkejut.”“Baiklah, ya sudah tidak apa-apa, aku hanya terkejut,” Rosa memberikan jawaban yang s

  • Share Location   Bab 4- Diambang Keselamatan

    Duniaku seperti berhenti sejenak, jantungku tidak berdetak untuk beberapa detik, di tengah gelap dengan cahaya bulan yang temeram, Bima mengecup lembut bibirku yang membeku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selain hanya menatap matanya dengan mataku yang terbelalak.“Terima kasih telah menjadi yang terbaik,” ucapnya lembut setengah berbisik, aku tak bisa mengatakan apapun karena masih terkejut dengan perlakuan yang Bima berikan padaku, “oh, maaf kalau aku lancang, aku tidak bermaksud apapun Bi, aku hanya…” kalimatnya terputus seperti tercekat di tenggorokan “menyayangimu,” lanjutnya.Aku yakin wajahku sangat kikuk dan bingung, sebab mulutku seperti terkunci karena tak dapat mengatakan sepatah katapun.Bima membukakan pintu mobilnya, aku masuk dan duduk disampingnya. Sepanjang perjalanan yang ada hanyalah kebekuan diantara kami, jalanan yang sepi tapi tidak dengan hatiku, ia bersorai riuh sekali seperti baru saja mendapat hadiah special, aku hanya tidak menduga pada apa yang di

  • Share Location   Bab 3- Kematian Misterius

    Tiga bulan setelah aku merayakan wisudaku salah seorang temanku yang bernama Bima mengajakku untuk melamar pekerjaan pada sebuah perusahaan independen yang bergerak di bidang pengawasan dan mata-mata, kufikir ini akan sangat menarik bisa bergabung menjadi seorang detektif yang membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya. Kasus pertama yang kudapati satu bulan setelah diterima di perusahaan ini adalah memata-matai seorang lelaki yang dicurigai istrinya memiliki wanita idaman lain, ternyata benar saja tak memerlukan waktu lama aku dan Viola yang saat itu menjadi tim berhasil memberikan bukti nyata pada sang istri bahwa suaminya telah benar-benar menyelingkuhinya, kasus ini terbilang cukup mudah karena tidak memerlukan kemampuan apapun selain menguntit seseorang yang sedang berkencang tanpa harus dicurigai.Kasus kedua yang diserahkan padaku tidak cukup jauh berbeda, hanya saja kali ini kami bekerja sama dengan pihak terkait untuk menangkap salah seorang mucikari yang terbilang pergera

  • Share Location   Bab 2- Sabotase

    Pagi menyingsing dengan cerah, waktu di ponselku menunjukkan pukul 08.13 WIB, itu artinya aku sudah terlambat untuk masuk kantor. Teror yang meresahkan mengganggu istirahatku semalam dan membuatku bangun kesiangan.Aku menuju kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi tapi aku tidak merapikan tempat tidurku. Aku langsung mengganti pakaian sembari memesan kendaraan online untuk menuju ke kantor.Perjalanan benar-benar tidak bersahabat, kemacetan terjadi di beberapa titik jalan menuju kantor, perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 20 menit kini harus ditempuh dengan waktu 55 menit.Aku tergesa-gesa memasuki lobi, hari ini kantor tampak sepi hanya ada beberapa karyawan yang tampak sedang sibuk di meja masing-masing."Kok hari ini agak sepi ya?" Tanyaku pada Viola, rekan sebelah mejaku."Eh... kamu darimana saja, boss besar datang sangat pagi hari ini, ada rapat intern tim analis dan eksekusi lapangan.""Ha... kok bisa, ada apa?" Tanyaku penasaran."Lihat saja notice di ponselm

  • Share Location   Bab 1-Teror Nomor Tak Dikenal

    Sejak dua hari lalu banyak sekali nomor tak dikenal terus menghubungi ponselku tepat ketika tengah malam, karena rasa curiga aku tak menjawab panggilan itu. Malam ini nomor-nomor tak kukenal itu kembali menelfonku tepat pukul 01.30 WIB, 20 panggilan tak terjawab terpampang dilayar ponsel dari nomor yang berbeda-beda. Setiap kali nomor itu mematikan panggilannya aku langsung memblokir nomornya, tapi sepertinya seseorang terus melakukan panggilan dengan nomor yang lain lagi, aku menaruh banyak kecurigaan, bagaimana mungkin seseorang melakukan panggilan dengan banyak nomor yang berbeda dalam waktu yang sangat berdekatan. Dibalik begitu banyak tanda tanya aku juga merasa sedikit takut, karena sejak akhir bulan lalu aku harus tinggal in the kos seorang diri karena teman-teman lain sedang berlibur dan ada juga yang mengunjungi orang tua mereka untuk waktu yang lama sembari menikmati libur Panjang akhir tahun. Sedikit informasi saja rumah in the kost-ku berada di tengah kompleks perumahan

DMCA.com Protection Status