Share

Bab 8

Author: Amih Lilis
last update Huling Na-update: 2023-12-20 22:32:22

Brak!

"Cukup, Shanum!" seru Reksa tiba-tiba setelah sebelumnya menggebrak meja keras sekali. Membuat yang ada di sana terkesiap kaget.

Hati Reksa kesal luar biasa. Lagi-lagi Shanum sembarangan menuduh sang ibu. Apa sih maunya Shanum itu? Kenapa tiba-tiba berubah jadi durhaka begini. Tepatnya sejak keluar dari rumah sakit, Shanum mulai berubah menjadi orang yang tak Reksa kenali lagi. Ada apa dengan istrinya itu?

"Kenapa marah? Aku kan hanya bicara fakta. Dan faktanya memang sejak menikah, ATM gaji aku di ambil ibumu."

"Itu tidak--"

"Tanyakan saja pada ibumu kebenarannya," sahut Shanum santai seraya melirik Mama Rima. Yang dilirik terlihat mulai gusar. Apalagi ketika semua orang yang ada di sana turut menatapnya penuh tanya. Mama Rima semakin blingsatan.

"Ma--"

"Itu tidak benar!" bantah Mama Rima cepat, saat Diva baru saja ingin buka suara. "Kamu jangan sembarangan nuduh Mama, Ya? Mana ada Mama ambil ATM kamu!" Mama Rima menegaskan. Namun, berbeda dengan suara lantangnya. Wajahnya me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Maleo
Sy jadi fans nya Amih neh… senang deh krn ceritanya saling beekaitan raid, nisa, navissa seruuuuuu bangeeet
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
shanum sekarang udah lebih pintar dan gk akan bisa diinjak2 dan di manfaatkan lg
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
ngaku juga kan lu rima, jangan harap sekarang km bisa meremehkan rima
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 9

    *Happy Reading*Brak!Jika beberapa saat lalu Reksa yang menggebrak meja. Kali ini giliran Papa Hendra, mertua laki-laki Shanum yang melakukannya. Gebrakannya lebih kencang hingga membuat kami semua terlonjak kaget. "Keterlaluan kamu, Ma! Maksud kamu apa melakukan itu pada Shanum?!" hardik Papa Hendra keras, mendelik marah pada Mama Rima. Yang punya nama terlihat menelan saliva kelat di tempatnya. Namun, setelahnya bersikap seolah tak melakukan kesalahan apa pun. "Memang kenapa? Wajar kan kalau Mama menyita ATM Shanum? Bagaimana pun, dia numpang dan ikut makan juga di sini. Dan ayolah, Pah. Hari gini mana ada sih yang gratis. Semuanya ada harganya."Lihatlah sifat terpuji Mama mertua Shanum. Benar-benar seperti tak punya urat malu lagi. Numpang, katanya? Oh, gosh! Apa Mama Rima lupa kalau Reksa lah yang selama ini membayar cicilan rumah yang mereka tempati. Itu berarti, secara tak langsung rumah itu milik Reksa, kan? Dan Reksa adalah suami Shanum. Jadi, siapa yang menumpang?Papa H

    Huling Na-update : 2023-12-24
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 10

    *Happy Reading*"Tunggu!"Langkah Shanum sontak terhenti kala mendengar seruan barusan. Kepala Shanum refleks berputar ke sumber suara dan menemukan Mama Rima tengah tergopoh menghampirinya. "Kamu mau ngapain, Shanum?" tanya Mama Rima kemudian melirik benda yang ada di tangan Shanum. Pertanyaan bodoh macam apa itu. Jelas-jelas Shanum sedang memegang gelas bersih, tentunya dia ingin minum air. Kenapa malah bertanya? Harus banget apa Shanum jelaskan."Mau minum." Namun, Shanum sedang tidak ingin berdebat. Karenanya, dia menjawab seadanya pertanyaan Mama Rima. "Oh ... mau minum," gumam Mama Rima. "Mau berapa gelas? Satu, dua, atau tiga?"Kerutan di dahi Shanum semakin dalam mendengar pertanyaan lanjutan ibu mertuanya ini. Maksudnya apa bertanya begini? Memang kenapa kalau Shanum mau minim berapa gelas? Mau minum segalon pun, bukan urusan mama mertuanya, kan?"Kenapa memang?" Shanum bertanya balik. "Jawab aja, kamu mau minum berapa gelas?" Mama Rima bersikukuh. "Segelas, mungkin," ja

    Huling Na-update : 2024-02-05
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 11

    Niat hati keluar rumah karena ingin menghindar dari pertengkaran dengan Mama Rima, demi kesehatan mentalnya dan kewarasan jiwa. Siapa sangka, ternyata di sini pun, mental Shanum tetap di uji. Bagaimana tidak? Saat Shanum sedang menunggui cucian yang tengah berputar di mesin cuci. Matanya tak sengaja menyaksikan keromantisan yang tengah tercipta antara Reksa dan Ayu."Kenapa sekarang dunia mendadak sempit, sih?" Shanum bermonolog dengan desahan lelah.Entah ini suatu kebetulan atau memang sudah jalan dari Tuhan. Tempat laundry yang Shanum kunjungi memang berada di sebrang sebuah cafe yang tengah hits saat ini. Dan di sanalah, Shanum melihat keberadaan Reksa dan Ayu yang sedang makan siang dengan kedekatan yang janggal untuk ukuran sebuah hubungan yang di sebut 'sepupu'. Terlalu intim. Bahkan, alih-alih sepupu, mereka lebih cocok di sebut pasangan yang tengah kasmaran.Kenapa begitu? Lihat saja, makan aja harus suap-suapan begitu. Belum lagi tangan Reksa juga tak canggung mengusap, men

    Huling Na-update : 2024-02-18
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 12

    "Lagi ngapain kamu di sini?" Ternyata bukan hanya Shanum yang melihat keberadaan Reksa. Akhirnya pria itu pun melihat Shanum di tempat laundry. Bedanya, Reksa baru melihat kala akan pulang, itu pun tak sengaja. Shanum kira, Reksa tak akan perduli padanya dan akan langsung pergi sama Ayu. Namun, siapa sangka ternyata pria itu malah menghampiri. "Menurut kamu, orang kalau ke tempat laundry itu ngapain? Mancing?" sahut Shanum datar, terkesan malas. Lagi pula pertanyaannya memang konyol, kan?Mendengar sahutan Shanum, Reksa terlihat tak suka. Semakin hari, istrinya ini memang semakin menyebalkan. Acuh, abai, dan kalau jawan suka seenaknya. Membuat Reksa kesal saja. "Kamu laundry pakaian? Kenapa? Kan di rumah juga ada mesin cuci?" Reksa bertanya heran."Memang ada. Tapi biaya cucinya di sana mahal. Lebih murah di sini," jawaban Shanum tetap datar."Maksudnya?" Bukannya menjelaskan, Shanum malah mengangkat bahunya. Lalu kembali fokus pada majalah yang sedang ia baca sebelumnya. "Num--"

    Huling Na-update : 2024-02-19
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 13

    "DASAR JALANG! NGGAK TAHU DIRI! NGGAK TAHU MALU! BERANI-BERANINYA LO GODAIN PACAR GUE!"Grep!Shaki langsung menangkap tubuh wanita tadi, saat dengan langkah cepat menyerbu dan hendak menyerang Shanum. "Lepasin! Lepasin gue brengsek!" Tentu saja wanita itu meronta. Dia bergerak-gerak liar, mencoba melepaskan diri dari kuncian Shaki. Namun, tidak berhasil. Bagaimana pun sebagai seorang pria Shaki tentu lebih menang di tenaga."Lepasin! Lepasin Shaki! Biar aku kasih pelajaran jalang murahan ini! Beraninya dia godain kamu""Diam!" bentak Shaki lantang. Lalu, dengan cepat pria itu pun menyeret wanita tadi ke arah luar, agar tidak semakin membuat gaduh di dalam cafe. "Lepasin! Sialan! Lepasin gue, brengsek! Tunggu ya kau pecun! Nggak bakal gue lepas gitu aja lo! Dasar sampah!" Wanita yang belum Shanum ketahui namanya tadi terus saja memaki sepanjang jalan ketika diseret Shaki keluar ruangan. Menurut kalian apa Shanum akan panik? Resah? Gusar? Atau malah takut? Jawabannya tidak! Karena f

    Huling Na-update : 2024-06-14
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 14

    Saking terkejutnya dengan balasan Shanum, Amanda hanya mampu membuka dan menutup mulutnya dengan mata melotot bulat. Ia tak pernah mengira, wanita lemah yang seringnya diam saja saat ditindas, nyatanya mampu membalas sengit dan ... telak!Jika dilihat lagi, kekayaan keluarga Amanda memang jelas jauh di bawah keluarga Shanum. Ah, bahkan sangaaaat jauh. Kekayaan keluarga amanda tidak sampai 25% kekayaan keluarga Setiawan. Hanya saja, selama ini Amanda menang di status saja. Sementara Shanum, sekaya apa pun keluarganya dia hanyalah anak pungut!Mama Rima selalu berpikir, warisan yang akan Amanda terima jelas akan full, karena dia anak kandung. Sementara Shanum, pastinya tidak akan dapat apa-apa karena hanya anak pungut. Makanya, meski kekayaan keluarga Amanda di bawah Shanum. Bagi Mama Rima, Amanda tetap lebih tinggi levelnya dari Shanum."Kamu ... kamu ..." Amanda masih megap-megap di tempatnya. Tak bisa berkata-kata lagi demi membalas Shanum. "Sudah! Cukup!" Akhirnya Mama Rima yang am

    Huling Na-update : 2024-06-19
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 15

    Mata Shanum memicing kala melihat sesuatu menyembul dari balik tas kerja Reksa. Ia raih benda itu, ternyata sebuah undangan. Tepatnya undangan sebuah perusahaan yang akan menggelar sebuah jamuan bisnis. Bukan perusahaan Reksa, tapi perusahaan lain yang mungkin adalah relasinya. Di sana tertulis undangan tersebut untuk Reksa dan pasangan. Namun, Shanum tak yakin suaminya itu akan mengajaknya ke acara tersebut.Biasanya memang begitu. Dari dulu juga Reksa jarang mengajaknya ke acara semacam itu. Kecuali kalau urgent sekali, seperti membutuhkan kehadiran Shanum untuk memvalidasi statusnya sebagai menantu Daddy Arjuna. "Kamu nggak akan mengerti obrolan di sana, Num. Jadi dari pada nanti malah bikin malu, lebih baik kamu di rumah saja." Itu alasan Reksa ketika Shanum bertanya alasan pria itu tak selalu membawanya ke acara demikian. Alih-alih membawa Shanum, Reksa malah lebih suka membawa orang lain. Tebak siapa? Ya, siapa lagi kalau bukan Ayu."Ayu itu orang bisnis. Jelas ngajak dia bak

    Huling Na-update : 2024-06-27
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 16

    Shanum menyilangkan tangan di dada, sambil salah satu jarinya terus mengetuk lengan atas dengan tempo teratur. Matanya menerawang jauh. Otaknya sibuk memikirkan rencana apa kiranya yang tepat untuk memberi pelajaran pada Reksa dan keluarganya. Apa? Apa yang harus ia lakukan? Tentu mengadu pada Daddy-nya adalah cara yang tepat. Akan tetapi Shanum bingung bagaimana memulainya, juga harus menyiapkan alasan yang tepat dan energi saat nanti disidang Daddy karena baru mengadu sekarang. Daddy pasti kesal karena Shanum sudah menutupi semua lukanya selama ini.Lagi pula, mengadu pada Daddy tentu akan menjadi cara cepat membuat Reksa menderita. Dengan kekuasaan yang Daddy miliki, menghancurkan Reksa sekejap mata bukalah hal yang sulit. Namun, Shanum tak mau itu terjadi. Ia ingin suaminya itu tersiksa secara perlahan-lahan terlebih dahulu. Tring!Sedang sibuk memilih rencana balas dendam yang tepat, ponsel di sebelahnya berbunyi. Shanum meliriknya sekilas, dan melihat nama sang Daddy terpampa

    Huling Na-update : 2024-06-28

Pinakabagong kabanata

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 143

    "Ya, karena aku nggak mau dijodohkan dengan kamu Safran. Aku nggak mau nikah sama kamu!" Inginnya Shanum menjawab demikian. Sayangnya, kalimat barusan hanya bisa Shanum gaungkan dalam hati karena takut menyakiti hati Safran.Shanum menghela napas panjang, menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata pedas. "Aku cuma khawatir Nata akan merepotkanmu, Safran. Kamu kan punya pekerjaan penting juga," ujarnya, berusaha terdengar rasional. Safran tersenyum, matanya berbinar penuh kesabaran. "Aku sudah bilang, tidak masalah. Lagipula..." Ia menatap bayi Nata yang sedang asyik memainkan kerah bajunya. "...Tingkah lucu Nata mampu membuatku sedikit melupakan tumpukan pekerjaan yang kadang membuat stress," imbuhnya tulus.Arjuna tersenyum paham. "Anak memang obat stress paling mujarab," ucapnya mengaminkan. Shanum merasa akan percuma saja berargumen saat ini. Maka dari itu, pada akhirnya dia pun membiarkan saja Baby Nata masih menguasai Safran. Menunggu bayi itu bosan sendiri. Hari berlalu

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 142

    Suasana meja makan sempat meredup sejenak setelah Frans "sengaja" menjatuhkan sendok. Tetapi Arletta, yang paham maksud Frans, segera mengalihkan pembicaraan. "Ah, sudahlah. Yang penting masalah pembobolan apartemen sudah selesai. Sekarang kita bisa makan dengan tenang," ucapnya sambil mengambil nasi dan lauk dengan santai. Sayangnya Shanum, yang penasaran, tidak bisa menahan diri. "Tadi Mama Alle bilang ada gadis yang mirip ... siapa?" Arletta mengunyah perlahan, matanya melirik ke Frans yang memberi tatapan bermakna. "Ah, nggak penting. Mungkin Mama salah lihat." "Tapi—" "Shanum, makan dulu. Nanti nasinya dingin," sela Arjuna dengan nada halus, tampak acuh meski sebenarnya juga penasaran.Shanum menghela napas, tapi akhirnya menuruti. Namun, pikirannya masih penasaran. Siapa gadis yang mirip dengan seseorang hingga Frans sampai bereaksi seperti itu?*** Setelah makan malam, Shanum tidak bisa tidur. Pikirannya terus menerawang tentang obrolan tadi. Gadis yang menelepon Re

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 141

    Arjuna hanya bisa mendesah panjang. "Kamu mau ke mana lagi, Arletta?"Mama Alle—Arletta—memasang wajah serius. "Ada sedikit urusan. Nggak lama, kok.""Urusan apa?" tanya Karina curiga. "Jangan bilang ada yang perlu kamu 'hajar' lagi.""Aduh, Mbak Rin. Jangan suudzon. Aku ini udah tobat, tahu," jawab Arletta santai, tapi tidak meyakinkan sama sekali."Lah, terus kenapa nggak pakai mobil? Kenapa harus motor?" tanya Arkana."Karena pakai motor lebih fleksibel. Aku nggak mau buang waktu kena macet," balas Arletta cepat.Safran yang masih menggendong Baby Nata hanya menggeleng. "Mama, kalau ada sesuatu yang berbahaya, bilang. Jangan malah pergi sendiri."Arletta menatap putranya dengan senyum tipis. "Saf, kamu kan tahu sendiri. Mama nggak mungkin sembarangan. Lagian, ini bukan urusan besar.""Kalau bukan urusan besar, kenapa buru-buru?" sambar Arkana.Arletta melirik Arkana sekilas, lalu menghela napas. "Oke, baiklah. Tadi ada telepon dari anak buah Reyn. Mereka dapat laporan tentang seseo

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 140

    Setelah meeting selesai, suasana ruang rapat masih dipenuhi tawa kecil dari para staf. Baby Nata yang sejak tadi nyaman di pangkuan Safran kini mulai menguap lebar. Pipinya menempel di dada pria itu, tampak benar-benar merasa aman dan nyaman.Shanum, yang sejak tadi menunggu di luar, segera menghampiri Safran ketika pria itu keluar ruangan. "Aku pegang Nata, deh. Kamu pasti capek, kan?" tawarnya.Namun, begitu Shanum hendak mengambil Baby Nata, bocah itu langsung menggeliat, mengeratkan pelukannya pada Safran. "Pipi! Mau pipi! Mau pipi aja!"Semua orang yang kebetulan masih berada di sekitar mereka langsung menahan tawa. Shanum, di sisi lain, hanya bisa menghela napas dalam."Nata, ini Mama, Sayang. Sama Mama, ya?" Shanum kembali mencoba.Tapi Baby Nata justru menggeleng cepat. "Mau pipi!""Nata, kamu ini kenapa, sih?" Shanum mulai frustrasi. "Bukan berarti kamu nggak boleh suka sama Om Safran, tapi kan, ini keterlaluan! Masa kamu lebih milih dia daripada Mama sendiri?"Baby Nata tida

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 139

    Semua setuju dengan ucapan Karina. Arjuna menyuruh Frans gegas menghubungi Shaki dan memintanya datang pagi ini juga ke rumah. Saat ini, Safran sudah duduk di sofa tamu dengan kondisi yang lebih segar dan rapi, siap berangkat kerja. Pria itu sudah mandi tadi, bersama Baby Nata yang masih saja tak mau lepas. Lihatlah itu! Bahkan untuk urusan mandi saja, Baby Nata masih saja posesif. Shanum tidak tahu lagi harus berkata apa pada anaknya itu.Shaki akhirnya datang dengan langkah santai, mengenakan hoodie dan celana jogger. Wajahnya masih sembab karena memang baru bangun tidur. Frans yang memintanya buru-buru datang membuat pria itu melupakan urusan mandi. Hanya cuci muka dan gosok gigi saja."Ini gimana cerita awalnya, Sha? Kenapa Safran pagi-pagi ada di sini dan malah di tahan Baby Nata?" tanya Mama Alle, ketika Shanum menyambutnya di pintu utama.Shaki memang datang tak hanya sendiri. Ada papa Arkana dan Mama Alle turut bersamanya. Katanya, semalam Shaki menginap di apartemen mereka

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 138

    "Mungkin dia hanya butuh suasana berbeda malam ini." Safran akhirnya buka suara demi menenangkan Shanum.Shanum menghela napas pasrah akhirnya. "Baiklah, kalau begitu … ayo ke kamar tamu sebelum dia bangun dan menangis lagi."Dengan langkah santai, Safran mengikuti Shanum menuju kamar tamu, masih dengan Baby Nata yang tidur nyenyak di dadanya.***Pagi harinya, Shanum bangun lebih awal dari biasanya. Setelah membersihkan diri dengan cara paling cepat yang ia bisa dan sholat subuh, wanita itu pun langsung menuju kamar tamu dengan harapan bisa membawa Baby Nata kembali ke kamarnya sebelum bocah terbangun.Sayangnya, begitu ia membuka pintu, Shanum justru langsung terkesiap ketika melihat Safran tengah menjalankan dua rakaat paginya dengan Baby Nata dalam gendongan sebelah tangannya. Astaga, Anak ini!Shanum sebenarnya ingin segera mengambil alih Baby Nata. Namun, ia takut akan mengganggu ibadah Safran. Terpaksa ia pun hanya bisa menunggu pria itu menyelesaikan ibadahnya. Sambil menung

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 137

    Mr. Chen terdiam, menelan setiap kata Frans dengan perasaan campur aduk. Selama ini, ia selalu berpikir bahwa ia yang paling tahu apa yang terbaik untuk Shanum, hanya karena dialah yang paling punya hubungan darah. Tetapi kenyataannya? Ia sudah berkali-kali salah langkah, berkali-kali mengambil keputusan yang justru malah menjauhkan dirinya dari keponakannya sendiri.Sorot mata Frans yang tajam membuatnya tak nyaman. Sebagai orang yang selama ini cukup berkuasa di lingkungannya, Mr. Chen tidak terbiasa ditegur seperti ini—terlebih oleh seseorang yang hanya seorang asisten. Namun, kali ini, ia tahu dirinya tak punya hak untuk membantah.Setelah beberapa detik hening, ia akhirnya menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan."Kau benar," gumamnya pelan, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri. "Aku terlalu banyak ikut campur dalam hidup Shanum... Aku pikir aku sedang melindunginya, tapi nyatanya aku hanya memperkeruh keadaan."Frans tidak segera menjawab, tetapi ia mengamati peru

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 136

    Mr. Chen duduk di balik mejanya yang besar, kedua tangannya mencengkeram lengan kursinya dengan erat. Ruang kantornya yang biasanya menjadi tempat ia mengendalikan banyak hal, kini terasa seperti jebakan. Udara terasa lebih berat sejak seorang pria berjas hitam masuk ke dalam ruangan, diantar oleh asistennya yang wajahnya pucat ketakutan.Utusan itu berjalan dengan langkah santai, seolah-olah ia adalah pemilik ruangan. Tanpa menunggu dipersilakan, ia duduk di kursi di depan meja Mr. Chen, menyilangkan kaki, lalu menatapnya dengan senyum tipis yang sama sekali tidak membawa kehangatan."Mr. Chen," pria itu berbicara dengan nada tenang, tetapi ada sesuatu dalam suaranya yang membuat bulu kuduk berdiri. "Tuan ingin menyampaikan sesuatu.""A-apa itu?" Mr Chen sebenarnya ingin terdengar biasa saja, tapi ternyata sulit. Tanpa ucapan, pria itu lantas menyodorkan sebuah map coklat pada Mr Chen. Dan memberikan kode lewat mata agar pria itu membukanya. Tangan Mr Chen terulur ragu. Dengan gera

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 135

    Leon terus meronta saat Frans menyeretnya keluar, tetapi tidak ada satu pun yang peduli. Bahkan Mr. Chen yang biasanya membela pun hanya menatap dengan tatapan kecewa, tak berniat menolongnya."Jangan khawatir, Leon," suara Frans dingin. "Aku akan mengantarmu keluar dengan baik-baik. Tapi setelah itu, jangan pernah muncul di hadapan Bos lagi, kecuali kau ingin hidupmu benar-benar berakhir.""Frans! Aku benar-benar tidak bersalah!" Leon masih berusaha membela diri, tetapi Frans hanya mendecih."Kau bisa menyuarakan kebohonganmu sebanyak yang kau mau. Tapi tidak ada satu pun orang di rumah ini yang akan percaya." Frans mencengkeram bahu Leon lebih erat. "Dan satu hal yang harus kau ingat, Tuan Leon. Tidak ada yang bisa menyentuh Nyonya Karina tanpa hukuman. Kau harusnya bersyukur, Bos masih memberimu kesempatan untuk keluar dari sini hidup-hidup."Leon menatap Frans dengan penuh kebencian. Ia tidak percaya hidupnya bisa berantakan secepat ini hanya karena satu kesalahan. Padahal niatnya

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status