Home / Romansa / Shadow / Chapter Six

Share

Chapter Six

Author: Pou
last update Last Updated: 2021-06-12 19:06:26

"Huaaaa, seru banget filmnya," ucap Luisha sambil meregangkan kedua tangannya setelah film selesai.

"Yuk, keluar," ajak Bastian yang diangguki Luisha.

Ketika Bastian dan Luisha hendak keluar, Mauryn masih saja duduk dibangkunya. Bastian san Luisha bingung.

"Ryn, ayo, kita keluar," ajak Luisha sambil memegang bahu Mauryn.

Mauryn menengok tapi Luisha dan Bastian terkejut karena Mauryn berlinang air mata.

"Ryn, kenapa?" Luisha langsung duduk lagi ditempatnya karna cemas pada Mauryn.

"Hah?" Mauryn seakan baru sadar dari lamunan.

"Ryn, kamu kenapa?" ulang Luisha.

"Hah? Aku gak apa-apa," balas Mauryn sambil menggeleng.

"Perasaan tadi filmnya lucu deh, kok kamu nangis Ryn?" tanya Bastian kepo.

"Hah? Nangis?" Mauryn terkejut dan memegany pipinya. Ya, tangannya basah. "Eh?"

"Ada yang kamu pikirin?" tanya Bastian.

"Kamu nyesel, ya, jalan-jalan sama kita? Kamu mau nya les?" tanya Luisha sedih.

"Eh? Enggak kok. Aku seneng," bantah Mauryn.

"Terus kenapa nangis?" Luisha cemas.

"Aku juga gak tau," jawab Mauryn sekenanya.

"Yaudah, yuk, kita keluar," ajak Bastian lagi.

"Iya." Mauryn dan Luisha bangun dari duduknya lalu pergi keluar bioskop.

'Kenapa aku nangis? Apa karna aku mikirin Kendra? Tapi kenapa harus nangis?' batin Mauryn.

_____

Sehabis menonton bioskop, mereka pergi ke lantai tiga untuk bermain timezone.

Disana, Mauryn memainkan permainan mencapit boneka tapi selalu gagal dan Luisha yang mendapat boneka beruang kecil. Mauryn sempat iri tapi ia tetap bahagia. Bukan boneka yang gadis itu inginkan, tapi kebahagiaan bersama teman-temannya.

Bastian mengajak Mauryn dan Luisha bermain tembak-tembakan dan balap mobil. Tentu saja yang menang adalah Bastian dan Mauryn mendapat juara dua disusul Luisha juara tiga. Tidak sampai disana, mereka juga naik roller coster mini yang ada disana dan komedi putar juga masuk rumah hantu. Luisha sangat ketakutan ketika memasuki rumah hantu ditambah Bastian yang terus menjahili Luisha membuat gadis itu terus berteriak tiada henti.

Ketika keluar dari rumah hantu, Luisha kesal beda dengan Mauryn dan Bastian yang terus tertawa. Luisha memutuskan untuk istirahat tapi Bastian mengusulkan untuk karaokean. Mauryn menyetujuinya.

Kini mereka diruang karaoke. Ruangan ini tidak kecil juga tidak besar. Mereka menyewa satu jam ruang kaaoke ini.

Luisha duduk diam dengan menatap kesal ke Bastian. Mauryn mulai memilih lagu dibantu Bastian.

Mauryn menyanyikan lagu Selena Gomez - Who Says.

Who says, who says you're not perfect?

Who says you're not worth it?

Who says you're the only one that's hurting?

Trust me, that's the price of beauty

Who says you're not pretty?

Who says you're not beautiful?

Who says?

It's such a funny thing

How nothing's funny when it's you

You tell 'em what you mean

But they keep whiting out the truth

Mauryn menyanyikan lirik itu dengan teriak sambil berjoget tak jelas membuat Luisha dan Bastian tertawa erbahak-bahak.

"Kamu kalo gak tau lagunya mending lagu lain aja deh," teriak Luisha masih tertawa.

Bastian duduk disebelah Luisha dan menatap gadis itu lembut.

"Kamu gak nyanyi?" tanya Bastian masih menatap Luisha lembut.

Luisha menengok. Ia terkejut ketika menatap Bastian yang menatapnya berbeda. Suara Mauryn menyanyi seakan menghilang ketika Luisha dan Bastian saling bertatapan.

Namun semua hancur ketika Mauryn duduk diantara mereka.

"Huh! Cape banget," keluh Mauryn sambil menaruh mic di meja lalu menyeka keringat yang ada di dahinya.

Sebelum Mauryn menyadari tatapan lembut Bastian untuk Luisha, Bastian mengalihkan pandangannya pada Mauryn.

"Cape banget, Bu?" sindir Bastian senyum.

"Banget-banget," jawab Mauryn lalu bersandar.

'Tadi kok Bastian aneh banget natap aku,' batin Luisha. Gadis itu sedikit terbawa perasaan atas tatapan Bastian tadi.

"Oke sekarang aku yang nyanyi." Bastian mengambil mic itu lalu bangkit dan memilih lagu.

Savage Love - Jason Derülo

Savage love

Did somebody, did somebody break your heart?

Lookin' like an angel but your savage love

When you kiss me, I know you don't give two fucks

But I still want that, your savage love

Your savage lo-lo-love

Your savage lo-lo-love

You could use me

'Cause I still want that

Bastian menyanyi dengan suara indah. Mauryn dan Luisha bertepuk tangan setelah lagu itu selesai.

Mauryn yang lelah menyanyi lagi. Tapi kali ini duet dengan Luisha menyanyikan lagu Meghan Trainor - All About That Bass.

Because you know I'm all about that bass

'Bout that bass, no treble

I'm all 'bout that bass, 'bout that bass, no treble

I'm all 'bout that bass, 'bout that bass, no treble

I'm all 'bout that bass, 'bout that bass, hey

I'm bringing booty back

Go ahead and tell them skinny bitches that

No, I'm just playing I know y'all think you're fat

But I'm here to tell you

Every inch of you is perfect from the bottom to the top

Yeah, my momma she told me don't worry about your size

She says, boys like a little more booty to hold at night

You know I won't be no stick-figure, silicone Barbie doll

"Kalian cantik!" teriak Bastian sambil tepuk tangan.

Lagi. Mereka terus bernyanyi sampai waktu sewa habis. Dari Mauryn dilanjut Bastian lalu Luisha. Mauryn yang terlihat seperti orang pendiam dan kalem ini sangat berisik dan gila ketika bersama temannya.

Waktu cepat berlalu, masa sewa sudah habis. Mereka lelah dan tenggorokan mereka sakit karena bernyanyi seperti band rock. Mereka pun memutuskan pulang ke rumah masing-masing.

Tbc ...

Related chapters

  • Shadow   Chapter Seven

    Keesokan harinya, Mauryn baru saja sampai diambang pintu. Dari sana ia melihat sosok Kendra yang sedang sibuk menulis. Perlahan gadis itu menghampiri lelaki itu karna mereka juga teman semeja. "Pagi," sapa Mauryn ragu-ragu sambil duduk di bangku sebelah Kendra. "Mmm," gumam Kendra dan menutup bukunya lalu mengambil buku lain untuk dibaca. Mauryn mengeluarkan buku-bukunya dengan sangat pelan karna takut mengganggu Kendra. Tapi tiba-tiba gadis itu mengingat kejadian kemarin. 'Tanyain jangan ya?' batin Mauryn bimbang. Mauryn mengayun-ayunkan bukunya karna bimbang. Lalu gadis itu meletakkan bukunya lalu merapikan dirinya dan bersikap tegap kemudian menengok ke arah Kendra dengan rasa deg-degan.

    Last Updated : 2021-06-15
  • Shadow   Chapter Eight

    Flashback. "Izra," panggil Kendra pelan ketika mereka baru saja sampai di sekolah. Ya, mereka berangkat sekolah bersama karena Izra adalah bawahan Kendra. "Ikut aku. Ada yang mau aku bicarakan," ucap Kendra lalu berjalan mendahului Izra. Izra mengikuti Kendra dibelakang. Mereka mejuju atap sekolah. "Aku menyukai Mauryn," ucap Kendra to the point ketika mereka baru saja sampai di atap gedung. "Hah?" Izra terkejut atas ucapan Kendra yang tiba-tiba. "Aku suka Mauryn. Bantu aku mendekatinya," ulang Kendra datar. Perkataan Kendra sangat formal karna status yang berbeda.

    Last Updated : 2021-06-21
  • Shadow   Chapter Nine

    Mauryn enggan memakan makanan yang ada di mejanya karna ada Kendra di hadapannya yang sedang memperhatikannya. Tadi seusai Bu Sandra keluar dari kelas karna bel istirahat berbunyi, dengan semangat Luisha mengajak Mauryn ke kantin. Gadis itu juga mengajak Kendra dan Izra. Maka dari itu Mauryn malu. Beda dengan Luisha yang makan dengan terus menatap Izra. "Izra, kamu kapan sih gak gantengnya? Aku rasanya mau pingsan tau" ucap Luisha ngawur. Gadis itu sudah dibutakan cinta. "Hish." Mauryn geli sendiri mendengarnya. "Kenapa gak dimakan?" tanya Kendra. "Eh?" Mauryn menoleh ke Kendra. Lelaki itu senyum kepadanya membuat pipinya merona. "Kamu sakit?" Kendra langsun

    Last Updated : 2021-07-01
  • Shadow   Chapter Ten

    Bruk. Seorang gadis menabrak Mauryn dengan cukup kencang membuat Mauryn terjatuh dan tangannya terluka. "Awwsh ...." Mauryn membersihkan tangannya yang terluka. "Sakit ya?" tanya gadis itu membuat Mauryn mendongak. Mauryn merasa tidak asing dengan gadis yang sedang menatapnya meremehkan itu, Mauryn bangun lalu menghampiri gadis itu dan menatapnya tajam. "Apa? Kenapa? Mau bales?" tanya gadis itu menantang. Mauryn tidak menjawab. Ia terus menatap gadis didepannya itu sambil maju membuat gadis itu mundur perlahan. Mauryn terus mendekat membuat gadis itu terus mundur dan terjatuh.

    Last Updated : 2021-07-02
  • Shadow   Chapter Eleven

    "Ryn sayang, kamu tau siapa yang celakain kamu?" tanya Marina lembut sambil terus mendrkap Mauryn. "Hmmm ...." Mauryn tampak berfikir masih berada didekapan Marina. "Ryn, kalo kamu tau, kita bisa langsung laporin ini ke hukum," ucap Regi yang masih fokus menyetir. "Aku gak liat mukanya, tapi aku inget kalo dia pake seragam sekolah yang sama kaya aku," ucap Mauryn menatap Marina. Marina nampak berpikir, siapa orang yang berani melukai putri kesayangannya ini. "Berapa orang?" tanya Regi serius tapi masih fokus menyetir. "Dua orang mungkin," jawab Mauryn pelan. "Papa harus cari pelakunya dan hukum dia seberat-be

    Last Updated : 2021-07-04
  • Shadow   Chapter Twelve

    Lagu BTS - Butter berbunyi dari ponsel Kendra. Lelaki yang sibuk melihat anak buahnya memukuli seseorang yang sudah hampir sekarat itu mengangkat tangan isyarat untuk berhenti. "Ya?" "Saya sudah menemukan orangnya, Tuan." "Bawa dia ketempat biasa." Kendra memutuskan sambungan telponnya. Ia membenarkan letak kacamatanya dan menatap tajam orang yang sudah hampir sekarat itu dari balik kacamatanya. "Kuberikan waktu tiga hari, jika kau tidak melunasinya, kau tau sendiri akibatnya," tegas Kendra lalu pergi meninggalkan tempat kotor itu diikuti keempat anak buahnya. "Kalian pulang saja duluan, aku masih ada urusan," ucap Kendra sambil melempar kunci mobil pada salah satu anak buahnya.

    Last Updated : 2021-07-07
  • Shadow   Chapter Thirteen

    Ini hari Minggu. Hari libur yang membosankan bagi Mauryn. Gadis itu tidak kemana-mana dihari liburnya. Bangun dari kasurnya saja rasanya malas. Yang gadis cantik itu inginkan hanyalah Kendra menelponnya dan meminta maaf lalu mengajak jalan-jalan bersama. Sayangnya itu hanya hayalannya saja. Gadis itu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi youtube untuk melihat video-video atau sekedar mendengar musik. Tapi tiba-tiba ... Knock ... knock ... Ryn Ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal membuat gadis itu mengeryitkan keningnya bingung. Knock ... knock ... Ini aku. Kendra Gadis itu langsung memelototkan matanya

    Last Updated : 2021-07-09
  • Shadow   Chapter Fourteen

    Gadis cantik yang menjinjing paper bag kecil memasuki rumahnya dengan senyum cerah terpancar dari wajahnya membuat Marina penasaran. "Jalan sama Bastian kan? Seneng banget kayanya," goda Marina sambil meletakkam majalah -yang tadi dibacanya- diatas meja dengan wajah senyum membuat Mauryn terkejut dan menghampiri Marina di ruang tamu. "Mama, bikin kaget aja," protes Mauryn dengan wajah tersipunya yang baru saja meletakkan paper bag di atas meja dan duduk disebelah Marina. "Bastian ada bilang sesuatu sama kamu?" tanya Marina penasaran. "Enggak, Ma. Bukan Bastian, tapi--" Mauryn sengaja menggantung ucapannya karna merasa wajah panas. Gadis itu buru-buru menutupi wajah panas dan merahnya. "Kenapa sih, Ryn?" Mar

    Last Updated : 2021-07-15

Latest chapter

  • Shadow   Chapter Seventeen

    Mauryn refleks menjauhkan dirinya dari lelaki itu dan menatapnya gugup. Lelaki itu terus menyunggingkan senyumannya. "Maaf." Mauryn hendak pergi, tapi tangan kirinya ditahan lelaki itu. Mauryn menatapnya dengan mengerutkan dahi. "Gue mau kenalan," ucap lelaki itu senyum. Mauryn bingung. "Bukannya kamu udah kenal aku?" tanya Mauryn. "Pas nolongin lo yang pingsan itu? Gue gak kenal, lo, tapi, karna gue ada di sana, ya, gue tolongin," jelas lelaki itu. Mauryn diam sejenak. Ia menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan. Ia mengulurkan tangan kanannya. "Aku Mauryn Dinatta, kelas dua. Makasih udah nolongin aku wakt

  • Shadow   Chapter Sixteen

    "Ryn, kamu bisa gak lupain kasusnya Justin?" tanya Kendra menatap Mauryn dengan raut wajah serius. "Maksudnya?" Mauryn bingung. "Lupain kasus Justin. Biarin polisi yang nanganin," ucap Kendra masih dengan wajah seriusnya. "Hmmm, oke." Mauryn mengangguk pelan. "Kamu marah?" "Enggak." Mauryn menggeleng. "Emang kenapa kamu penasaran sama kasusnya Justin?" "Ken, kamu yang nyuruh aku buat lupain kasus itu. Kenapa sekarang nanyain aku lagi?" Mauryn menatap Kendra. "Aku cuma nanya. Soalnya kamu penasaran banget sama kasus itu."

  • Shadow   Chapter Fiveteen

    "Ken, kamu percaya karma secepat itu?" tanya Mauryn tiba-tiba, membuat Kendra yang sedari tadi memperhatikan perdebatan Bastian dan Luisha terkejut. "Karma apa?" tanya Kendra. "Justin. Kenapa bisa secepat itu?" tanya Mauryn penasaran. Sorot matanya juga seperti menelusuri waktu. "Kamu maunya dia masih hidup?" tanya Kendra membuat Mauryn bingung. "Hah? Maksudnya?" "Aku keluar dulu. Izra manggil aku," ucap Kendra sambil memasukan ponselnya ke saku celananya. Ia bangun dari duduknya dan keluar. Mauryn hanya menatap kepergian Kendra dalam diam. Ingin rasanya mengatakan kecurigaannya tapi gadis itu takut membuat Kendra tersinggung jika kecurigaannya salah. Mauryn menopang wajahnya dan m

  • Shadow   Chapter Fourteen

    Gadis cantik yang menjinjing paper bag kecil memasuki rumahnya dengan senyum cerah terpancar dari wajahnya membuat Marina penasaran. "Jalan sama Bastian kan? Seneng banget kayanya," goda Marina sambil meletakkam majalah -yang tadi dibacanya- diatas meja dengan wajah senyum membuat Mauryn terkejut dan menghampiri Marina di ruang tamu. "Mama, bikin kaget aja," protes Mauryn dengan wajah tersipunya yang baru saja meletakkan paper bag di atas meja dan duduk disebelah Marina. "Bastian ada bilang sesuatu sama kamu?" tanya Marina penasaran. "Enggak, Ma. Bukan Bastian, tapi--" Mauryn sengaja menggantung ucapannya karna merasa wajah panas. Gadis itu buru-buru menutupi wajah panas dan merahnya. "Kenapa sih, Ryn?" Mar

  • Shadow   Chapter Thirteen

    Ini hari Minggu. Hari libur yang membosankan bagi Mauryn. Gadis itu tidak kemana-mana dihari liburnya. Bangun dari kasurnya saja rasanya malas. Yang gadis cantik itu inginkan hanyalah Kendra menelponnya dan meminta maaf lalu mengajak jalan-jalan bersama. Sayangnya itu hanya hayalannya saja. Gadis itu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi youtube untuk melihat video-video atau sekedar mendengar musik. Tapi tiba-tiba ... Knock ... knock ... Ryn Ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal membuat gadis itu mengeryitkan keningnya bingung. Knock ... knock ... Ini aku. Kendra Gadis itu langsung memelototkan matanya

  • Shadow   Chapter Twelve

    Lagu BTS - Butter berbunyi dari ponsel Kendra. Lelaki yang sibuk melihat anak buahnya memukuli seseorang yang sudah hampir sekarat itu mengangkat tangan isyarat untuk berhenti. "Ya?" "Saya sudah menemukan orangnya, Tuan." "Bawa dia ketempat biasa." Kendra memutuskan sambungan telponnya. Ia membenarkan letak kacamatanya dan menatap tajam orang yang sudah hampir sekarat itu dari balik kacamatanya. "Kuberikan waktu tiga hari, jika kau tidak melunasinya, kau tau sendiri akibatnya," tegas Kendra lalu pergi meninggalkan tempat kotor itu diikuti keempat anak buahnya. "Kalian pulang saja duluan, aku masih ada urusan," ucap Kendra sambil melempar kunci mobil pada salah satu anak buahnya.

  • Shadow   Chapter Eleven

    "Ryn sayang, kamu tau siapa yang celakain kamu?" tanya Marina lembut sambil terus mendrkap Mauryn. "Hmmm ...." Mauryn tampak berfikir masih berada didekapan Marina. "Ryn, kalo kamu tau, kita bisa langsung laporin ini ke hukum," ucap Regi yang masih fokus menyetir. "Aku gak liat mukanya, tapi aku inget kalo dia pake seragam sekolah yang sama kaya aku," ucap Mauryn menatap Marina. Marina nampak berpikir, siapa orang yang berani melukai putri kesayangannya ini. "Berapa orang?" tanya Regi serius tapi masih fokus menyetir. "Dua orang mungkin," jawab Mauryn pelan. "Papa harus cari pelakunya dan hukum dia seberat-be

  • Shadow   Chapter Ten

    Bruk. Seorang gadis menabrak Mauryn dengan cukup kencang membuat Mauryn terjatuh dan tangannya terluka. "Awwsh ...." Mauryn membersihkan tangannya yang terluka. "Sakit ya?" tanya gadis itu membuat Mauryn mendongak. Mauryn merasa tidak asing dengan gadis yang sedang menatapnya meremehkan itu, Mauryn bangun lalu menghampiri gadis itu dan menatapnya tajam. "Apa? Kenapa? Mau bales?" tanya gadis itu menantang. Mauryn tidak menjawab. Ia terus menatap gadis didepannya itu sambil maju membuat gadis itu mundur perlahan. Mauryn terus mendekat membuat gadis itu terus mundur dan terjatuh.

  • Shadow   Chapter Nine

    Mauryn enggan memakan makanan yang ada di mejanya karna ada Kendra di hadapannya yang sedang memperhatikannya. Tadi seusai Bu Sandra keluar dari kelas karna bel istirahat berbunyi, dengan semangat Luisha mengajak Mauryn ke kantin. Gadis itu juga mengajak Kendra dan Izra. Maka dari itu Mauryn malu. Beda dengan Luisha yang makan dengan terus menatap Izra. "Izra, kamu kapan sih gak gantengnya? Aku rasanya mau pingsan tau" ucap Luisha ngawur. Gadis itu sudah dibutakan cinta. "Hish." Mauryn geli sendiri mendengarnya. "Kenapa gak dimakan?" tanya Kendra. "Eh?" Mauryn menoleh ke Kendra. Lelaki itu senyum kepadanya membuat pipinya merona. "Kamu sakit?" Kendra langsun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status