"Puas kamu, Nad. Menyiksaku sekian lama, kamu kira hanya kamu yang trauma, aku juga, Nad." Ada air yang keluar dari bola matanya. Kenapa Andra begini, ini sulit untuk diterima akal sehat."Tidak perlu ada pembenaran, Dok. Pernikahan kita dari awal tidak sehat. Dokter masih perjaka dan saya masih perawan, mari kita bahagia pada kehidupan kita masing-masing. Bagiku dokter Andra adalah masa laluku dan mungkin masa depan kita bersama orang lain!""Mudah sekali ucapanmu, Nad. Apakah sedikit pun tidak ada rindu di hatimu." Dokter Andra apa maksudmu? Jangan buat hatiku yang sudah beku mencair, cukup sekali Andra hinaan keluargamu kepadaku!"Tidak ada rindu dihatiku untukmu, bagiku kita sudah TAMAT dokter Andra!" Dia diam terlihat tidak terima dengan ucapanku."Semudah itu bagimu, Nad.""Ini yang terbaik bagi kita, dokter Andra. Sebelum ada yang tahu hubungan kita. Mari kita akhiri saja.""Oke, baiklah, jika ini membuatmu bahagia. Maafkan aku, mungkin delapan tahun yang lalu aku tidak menjaga
Dadaku bergetar ada Laras adiknya Andra di sampingku, terlihat serius sedang memilih baju. Dari jauh Reyhan menatapku seperti tahu kegelisahanku. Aku hanya memberikan kode agar Reyhan paham jika aku butuh pertolongan. Kugeserkan kakiku untuk melangkah menuju Reyhan. "Kenapa, Nad?" tanya Reyhan sambil berbisik. Aku langsung menunjuk gadis disampingku dan dia langsung paham. "Kenapa gak bilang, Nad." "Mana kutahu, Han. Tiba-tiba saja, dia disampingku." "Tetap santai, jangan grogi. Ingat kamu itu dokter spesialis bedah, jangan takut!" ah, Reyhan benar, kenapa harus takut. Saatnya membuktikan kepada mereka, Nadhine telah berubah. "Baiklah, Han. Tapi ...." "Tapi, apa lagi?" "Harga bajunya gaji sebulan ku, Han!" "Hahaha ...." Semua memandang kami karena Reyhan keceplosan tertawa. "Cantik itu butuh modal, Bu dokter. Bu dokter karaktermu yang kayak gini yang aku suka dari dulu, apa adanya." Maksudnya? Bukannya Reyhan sudah punya tunangan. Bilang suka segala! "Ingat! dokter Reyhan
Dan betapa kagetnya aku ternyata laki-lakinya adalah Andra yang datang beserta rombongannya. Jantungku berdegup dengan kencang, apa ini maksud Reyhan. Didampingi kedua orang tuanya dia terus tersenyum. Cuih, katanya tidak bisa move on, nyatanya dia bertunangan dengan gadis yang lebih bersinar. Ckck ... kelakuansi Andra! "Tahan, Nad. Jangan pingsan disini!" Ish, apaan Reyhan ini. "Makan yang banyak, buktikan kalau kamu sudah move on." Tapi harusnya bilang, Reyhan! Biar siap amunisi, ini, sih, kalah sebelum berperang. Baiklah, mungkin saatnya berubah! "Bagaimana, Nad?" "Bagaimana apanya?" "Calon mempelai lakinya?" "O ... alhamdulillah, sudah dapat pasangan, tinggal kita yang jomlo ini cari pasangan!" "Kita? Elo kali, Nad. Gue kagak!" "Sst ... jangan keras-keras, belom siap untuk menghadapi musuh." "Hahaha ... harus siap, Nad. Hari ini Nadhine Azzahra sangat cantik!" Hampir nih, makanan dikeluarin, ngegombal jangan serius, Han! acara dimulai Andra memasangkan cincin kepada calon
"Iya, aku memang laki-laki biasa, emang ada masalah dengan laki-laki biasa. Kenalkan saya Reyhan dokter spesialis bedah syaraf sepupu dari Naura. Dan ini Nadhine Azzahra rekan kerja saya, dokter spesialis bedah umum." Laras diam, mungkin tidak menyangka jika aku sudah lulus spesialis. Terlihat beberapa orang mendekat karena melihat Naura yang menyerang, Reyhan hanya mengedipkan mata dan mereka mundur teratur.Tiba-tiba dokter Danang muncul di hadapan kami"Ini ada apa keributan apa, Han?" tanya Danang, yang ditanya justru mengedipkan mata. Sementara aku terkejut melihat direktur itu akrab dengan Reyhan."Kenalkan saya Dokter Danang, sudah menyelesaikan spesialis di luar negeri, kebetulan mereka berdua ini satu tim di rumah sakit saya termasuk dokter Andra. Saya direktur rumah sakit tempat Andra bekerja." Sekilas dia memandang Reyhan, mereka sangat kompak, Laras dibuat mati kutu!"Ayo, dokter Nadhine. Kita maju hari ini kita ada age
Pesta tunangan diwarnai kepanikan, karena ibunya Andra pingsan."Han, kita balik atau bagaimana?""Diam saja dulu, lihat reaksi keluarga mantan Bu dokter!""Kek, tontonan aja, pakai lihat reaksi!""Ini momen penting, Sist. Kali aja ada kuis berhadiah." Danang hanya geleng-geleng kepala melihat reaksi Reyhan. Kenapa dia yang jadi semangat? Aku yang punya mantan aja biasa-biasa saja!Kami hanya diam melihat adegan kepanikan dari kedua mempelai."Itu gak pura-pura pingsan, Han?" tanyaku karena Reyhan lebih menghayati melihat mantan mama mertuaku di angkat."Sep
Operasi berjalan dengan lancar, setelah membersihkan diri entah mengapa ini perut terasa kroncong. Akhirnya memutuskan untuk ke kantin, kode perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Dari jauh tersangka utama yaitu Reyhan sedang santai makan siang. Dia hanya tersenyum ketika semua melihatku, apa ada yang salah dengan penampilanku?"Wow, ada dokter viral hari ini." Ish, apaan coba Reyhan ini."Emang ada yang salah penampilanku hari ini, Han?""Nggak ada yang salah, yang salah itu bu dokter tidak manfaatkan wajah manisnya selama ini untuk dipoles!" tu, kan, dia mulai lagi nih orang!"Kalau menurut saya yang terpenting cantik hati dan pikiran, Han." Reyhan diam, tak lama kemudian justru dia tertawa.
"Sepertinya kamu yang belum bisa move on dariku, Nad!" aku menghela nafas yang sudah mulai naik turun melihat Andra yang sikapnya seperti anak kecil."Dokter Nadhine, kenapa motornya?" tanya dokter Danang yang tiba-tiba mendekatiku."Sepertinya dia lelah, Dok.""Sebentar saya telpon teman dulu untuk perbaiki. Dokter Nadhine nanti saya antar pulang, ya." Dokter Danang terlihat memohon, karena Andra masih berdiri disamping kami."Baik, Dok. Terima kasih sebelumnya. Mari dokter Andra, kami duluan." Andra hanya mengangguk, sementara aku berfikir keras karena laki-laki yang nyaman didekatku hanyalah Reyhan. Kemana dia? Harusnya dia yang membantuku bukan direktur garing ini.Di dalam mobil aku hanya diam, dokter Danang juga diam. Biar saja dia penasaran, entahlah sulit bagiku untuk membuka diri untuk laki-laki manapun. Tidak mudah bagi wanita sepertiku memulai lagi, saat ini tak ada ambisi apa p
"Hahaha ... becanda, Dok." Aku diam, tidak mungkin juga Reyhan menyukaiku. Dia khilafnya kebangetan."Kalau begitu silahkan segera pulang pak dokter, motor sudah saya terima. Setelah ini saya mau telpon dokter Danang sebagai ucapan terima kasih.""Iya, siap, bawel." Reyhan memakirkan motorku, dan segera pamit.Entah mengapa sedih mendengar Reyhan yang mengatakan hanya becanda. Ada apa denganku? Ini tidak boleh terjadi karena Reyhan sudah memiliki tunangan meski aku tidak diundang saat itu. Hanya mendengar penuturan dari Reyhan saja."Hati-hati ...." Kenapa jadi baper begini? Dia memandangku seperti ingin mengatakan sesuatu, aku pernah merasakan cinta dan itu tatapan orang jatuh cinta.