"Dengan siapa anak kami jatuh cinta, Kamu Naura tidak berhak menilai apalagi menghakimi. Kalian memang tidak bisa berterima kasih, padahal yang membiayai pesta tunangan Naura dan Andra adalah anak saya--Reyhan." Andra cukup terkejut, aku pun demikian. Jadi, pesta mewah itu Reyhan yang membiayai.
"Maaf pak ketua kalau menyinggung perasaan pak ketua," sambung ayahnya Naura."Asal kalian tahu 75% saham keluarga kami dimiliki oleh Reyhan, apalagi kalau sudah menikah dipastikan semuanya akan jatuh ke Reyhan. Reyhan itu anak semata wayang dari keluarga Baskoro belum lagi dari keluarga mendiang eyangnya Hermanto. Harusnya kalian bersyukur dibantu oleh Reyhan karena selama kami di luar negeri Reyhan yang mengatur semuanya." Ayahnya Reyhan rupanya sangat kesal, intonasinya dinaikkan."Kamu juga Naura, jangan mengadu apa pun tentang anak saya, karena Reyhan dari kecil selalu tepat sasaran. Dia pasti tahu yang terbaik untuk hidup dan masa depannya.""Sayang, bangun." Reyhan membangunkanku, ternyata sudah subuh.Setelah sekian purnama aku bisa merasakan tidur nyenyak. Merasakan kenyamanan setelah sewindu berlalu, jujur kuakui selama delapan tahun ini tidurku tidak pernah nyenyak."Mandi, sayang. Abang ke masjid, ya. Ayah sudah nunggu di bawah." Aku hanya mengangguk, tak lupa Reyhan mengecup keningku.Segera kubersihkan diri, aku berjanji akan hidup lebih sehat dan menjadi istri saleha untuk Reyhan. Bersamanya merasakan jatuh cinta kembali. Reyhan suamiku mampu membuatku benar-benar seperti permaisuri. Bersyukurnya lagi mendapat keluarga suami yang menerimaku apa adanya.Kadang kita harus belajar dari keadaan yang kita alami. Ikhlas dengan ujian yang Allah berikan akan i
"Semua pasti akan cari muka dan cari aman sayang, ayah sedang meneliti karena banyak yang curang di perusahaan.""Kalau menurutku, Bang. Cukup yang kemarin saja, sayang. Yang penting akad nikah 'kan sayang?""Siyap, Sayang. Nanti ayah akan mengumumkan pernikahan kita, Sayang. Bersiaplah menjadi istriku, jika ada yang keliru nasehati abang, ya.""Kok jadi takut, bang!""Mau bagaimana lagi sayang, isi surat wasiat seperti itu setelah abang menikah, dan ....""Dan apa, sayang?""Banyak yang pasti akan datang menggoda abangmu.""Maksudnya?! Awas aja kalau abang macam-macam, ta kekepin biar tidak keluar.""Hahaha ... istriku galak juga." Melihatku manyun Reyhan langsung mengecupku benar-benar bikin galau saja.Semoga pernikahan kami selalu baik-baik saja, tidak
Jihan mendekatiku, Laras dan Jihan adiknya Andra memang yang paling buruk perlakuannya, aku sempat mengira dialah dalang yang membuat mamanya Andra menjadi tidak menyukaiku. Namun, biarlah mungkin ini sudah jalan takdir yang telah kulalui, tak selamanya yang terlihat manis didepan mata sesuai dengan selera kita. Aku belajar banyak dari pengalaman pahit hidup bersama keluarga mantan."Hi, gembel kenapa diam?" lagi-lagi Laras memperjelas ucapannya, entah apa kesalahanku terhadap mereka sampai mereka belum melupakanku."Gara-gara kamu Mas Andra ragu untuk menikah dengan Naura, pelet apa yang kamu pakai sampai Mas Andra bertekuk lutut padamu." Apa lagi ini? Bisa, gak, ya tidak dibayang-bayangi keluarga mantan yang meresahkan ini."Kak itu siapa?" tanya Rachel yang berbisik di dekatku.&nb
Pov Andra.Cinta pertamaku adalah Nadhine Azzahra mahasiswa kedokteran yang membuatku terpesona. Gadis ayu yang matanya selalu berbinar itu membuatku jatuh cinta. Gadis sopan yang bicaranya selalu lembut itu membuatku benar-benar mencintainya. Selain itu, dia adalah mahasiswa berprestasi karena kepintarannya aku benar-benar jatuh hati padanya. Amazing, IP nya selalu 4,0.Kuutarakan keinginanku menikah dengan Nadhine, aku adalah anak pertama kebanggaan mama, keluargaku terbilang mampu hingga bisa menyekolahkanku sampai spesialis. Pertama kali melihat Nadhine mama tidak protes, tapi diluar dugaanku Laras dan Jihan ternyata tidak menyetujuiku. Mereka menelusuri keluarga Nadhine yang anak tukang becak. Aku bela mati-matian Nadhine yang menjadi istriku itu, aku bangga padanya meski anak tukang becak, tapi mampu sampai menjadi dokter.&
"Perkenalkan saya Reyhan dan ini istri tercinta saya Nadhine Azzahra, untuk para direksi mohon kerja samanya selama saya menggantikan posisi Pak Ketua -- Ayah saya." Hatiku semakin berdebar apalagi sorot kamera semua mengarah kepada kami. Reyhan tidak melepas sedikit pun genggaman tanganya. Setelah selesai konferensi pers, dilanjutkan penanda tanganan peralihan jabatan, entah mengapa aku yang berdebar-debar. Setelah semua selesai kami pulang dengan hati yang lebih tenang, Reyhan terus merangkulku seperti tidak ingin lepas dariku. Aku seperti mendapatkan bonus mendampingi suami terhebatku. Sesampai di lobi gedung, Reyhan pamit untuk mengambil mobil. "Tunggu di sini sayang, Abang ambil mobil dulu." Aku hanya mengangguk dan melepas rangkulan Reyhan.
Bangun pagi badan terasa lebih fresh, semenjak menikah hidupku terasa lebih tenang. Bersama Reyhan lebih merasakan damai dan tenang, selama ini dari bangun tidur sampai tidur lagi yang kupikirkan bagaimana dengan kelangsungan hidupku. Bagaimana menghadapi keluarga mantan yang membenciku? Semuanya selalu bersarang di kepalaku setiap hari. Itulah yang membuatku selalu semangat menjalani hidup, terutama mempertahankan prestasi yang kuraih.Reyhan sudah berangkat ke masjid bersama ayahnya. Memiliki suami yang saleh adalah benar-benar impianku selama ini. Tak pernah terpikirkan jika Reyhan adalah putra dari kalangan berada, ternyata lebih dari itu dia adalah laki-laki yang saleh.Terkadang kita diberi ujian yang menurut kita berat untuk mendapatkan hal yang jauh lebih besar dan lebih indah.
Reyhan duduk bersamaku, mereka nampak terkejut. Pengacara yang Reyhan bawa mampu membuat mereka tak berkutik. Kali ini yang ambil alih adalah pengacaranya Reyhan.Mamanya Andra tidak berkutik sama sekali, kalau bersama orang seperti ini kita tidak perlu mengancam, tapi langsung membawa orang yang menjadi ancamannya. Dijamin akan diam dan tidak akan membantah lagi.Pengacara dan semua yang mengikuti kami diminta pergi oleh Reyhan, karena kami ingin membuat kesepakatan dengan mamanya Andra beserta adiknya, jika dibiarkan akan semena-mena."Sayang, bagaimana? Apa uang 150juta ini dikembalikan atau tidak?" tanya Reyhan kepadaku."Kembalikan saja, Sayang. Kasihan mungkin mereka ingin shoping atau jalan -jalan dengan uang ini."
Sepeninggal Reyhan aku lebih banyak diam, selain canggung dengan keluarganya, ada rasa cemburu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata."Maafkan anak mami, ya, sayang," ucap mami, seperti tahu isi hatiku."Mungkin, Rei, panik. Vivi sudah seperti adik baginya," sambung ayahnya."Menjadi dokter memang harus siaga, Rei mungkin lupa izin dulu ke istrinya," ucap mami. Aku hanya mengangguk. Rasanya air mataku ingin keluar, karena dicuekin Reyhan. Apa aku yang terlalu baper saat ini. Entahlah, semoga ini hanya perasaanku saja."Nanti kakak sama Rachel yang jenguk Vivi di rumah sakit, ya," ucap Rachel, aku hanya mengangguk, piknik bahagia tinggal cerita.Mencintai terlalu berlebihan itu tidak baik.***Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terliha