Share

Part 2

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 02:41:26

"Itu selingkuhanmu, Nadhine? Ternyata omongan mama benar jika kamu punya selingkuh!" Aku masih diam, percuma menjelaskan apa-apa.

 

"Kenapa diam? Jawab! Delapan tahun kamu menghilang tanpa kabar, kenapa tidak sekalian kamu hilang. Kamu kira mudah melupakanmu, hilang dan pergi sesukamu!" ada air yang keluar dari bola matanya, kenapa dia marah dan menangis? Bukannya disini aku yang menjadi korban?

 

"Han, ayo kita kembali ke ruangan," ajakku pada Reyhan yang ikut diam melihat Andra melabrakku.

 

Reyhan hanya ikut, sementara Andra tidak terima aku cuekin dia langsung mencegat kami berdua.

 

"Kenapa pergi? Apa begini caramu membuat hati orang terluka?" apa Andra selama ini terluka? Entahlah, bingung dengan semua ini.

 

"Kamu siapa?" Andra menunjuk Reyhan.

 

"Kamu sebaiknya jangan mendekati dia, dia sangat gampang membuat orang sakit hati."  Semua orang mulai mendekat, karena Andra tidak bisa mengendalikan diri.

 

Reyhan terlihat emosi melihat Andra yang melabrak kami berdua, semua orang mendekati kami karena penasaran. Entah mengapa bibir ini terasa kelu, ini diluar dugaan bagiku yang belum siap untuk bertemu Andra setelah sekian lama. 

 

"Tidak perlu anda mengajari saya, Dok. Ajari dirimu dan keluargamu untuk menghargai Nadhine. Jika dia mau, 8 tahun ini dia menerimaku, tapi dia sulit untuk menerima laki-laki manapun karena trauma denganmu dokter Andra yang terhormat!" kali ini Andra diam, jujur sebenarnya sakit hati melihat dia lagi. Reflek tangan Reyhan kupegang supaya tidak tersulut emosi, bagiku Andra adalah masa laluku.

 

Tiba-tiba kepala bedah rumah sakit keluar, mendekati Andra. Bergegas kutarik Reyhan agar menjauh dari Andra, delapan tahun lalu sudah kukubur segala rasa yang ada dengan Andra beserta keluarganya.

 

"Selamat datang dokter Andra," sapa kepala bedah rumah sakit, apa? Jadi dia akan kerja disini. Aku dan Reyhan meninggalkan Andra yang belum bergeming untuk melihat kebersamaan kami.

 

"Kenapa hanya diam, Nadhine?" tanya Reyhan.

 

"Han, kita kembali ke ruangan, ya."

 

"Kenapa kamu tidak membela diri, Nad? Selama ini kamu sudah sabar menjalani segala hinaan keluarganya? Jika aku jadi kamu mungkin sudah kutampar dia!"

 

"Sudah, Han. Kamu tidak bisa berdamai dengan masa depan, jika masa lalu masih menghantuimu, aku sudah berdamai dengan masa laluku, Han!"

 

"Justru kamu belum berdamai dengan masa lalumu hingga belum membuka diri dengan laki-laki manapun, Nad!"

 

"Seiring berjalan waktu, Han. Semuanya akan kembali normal, saat ini belum ada yang tepat saja. Untuk membuktikan kepada dunia kita harus buktikan dengan prestasi yang kita miliki bukan terpuruk dengan keadaan yang ada, Han."

 

"Kamu memang luar biasa, Nadhine!" Reyhan dari dulu sangat peduli denganku kami sudah seperti saudara dalam suka dan duka.

 

"Hooh, biasa di luar gentayangan, lebih baik pak dokter siapkan mental karena sebentar lagi menikah dengan dokter Vivi." 

 

"Asyiiap, Nad! Yang itu tak perlu diragukan, pastikan kamu baik-baik saja, temukan orang yang pas biar tidak jadi buah pikiran abang jadi-jadianmu ini."

 

"Hahaha ... siap abang jadi-jadian!"

 

Kami berpisah ke ruangan masing-masing meski hatiku galau melihat Andra yang tiba-tiba hadir diantara kami.

 

***

 

Di dalam ruangan kusibukkan diriku sebisa mungkin, jika Andra kembali dipastikan babak baru masalahku kembali lagi. Rasanya ingin menghilang lagi, sungguh berat hanya melihat dia disini. Rasanya air mata ini tidak bisa dibendung mengingat penolakan keluarganya terhadapku.

 

"Nadhine, kenapa nangis?" Reyhan tiba-tiba hadir bersama Vivi tunangannya.

 

"Kak Vivi ...." aku memanggilnya kak vivi karena aku dan dia beda bulan di tahun kelahiran kami. Vivi lebih 2 bulan lahir denganku.

 

"Nad, kenapa nangis?"

 

"Gak, cuma lagi baper, calon pengantin kok tiba-tiba hadir?" 

 

"Iya, kebetulan ada acara di dekat puncak dan Reyhan sudah menceritakan semua kejadian yang menimpamu." Vivi memelukku, entah mengapa sesedih ini. Ini sungguh berat bagiku!

 

"Jika tidak kuat pindah rumah sakit saja, Nad, sama aku saja bagaimana?" tanya kak Vivi.

 

"Gak kak, insya Allah kuat." Kak Vivi memang orang yang sangat peduli denganku sama dengan Reyhan. Mereka memang pasangan yang paling serasi. Hanya mereka yang peduli denganku dari dulu sampai saat ini.

 

Saat ini harus kuat menghadapi kenyataan.

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
setelah 8 thn ketemu lagi denagn dr andra,stelah dipisahkan oleh keluarga dr anfra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 3

    ***Kabar yang beredar Andra diundang khusus sebagai dokter spesialis bedah yang berani dibayar mahal. Selain tampan, Andra memang dokter yang berprestasi, tak salah jika menjadi rebutan beberapa rumah sakit. Keterampilannya tidak perlu diragukan lagi. Itulah yang membuatku terlena dan terharu ketika dilamar olehnya dulu. Namun, tidak bagi orang tuanya. Andra sudah disiapkan menjadi menantu pemilik rumah sakit yang terkenal oleh ibunya.Salahnya aku adalah mengambil spesialis bedah yang sama dengan dirinya, bayangan dirinya memaksa untukku mengambil spesialis yang sama dengannya. Aku akui sebucin itu dengannya, merasakan bahwa dengan mengambil spesialis yang sama dengannya suatu saat bisa membalas sakit hati yang kurasa."Ada dokter tampan yang baru datang di rumah sakit kita." Salah satu suster mulai bergosip ria."Kabarnya calon menantu rumah sakit ini, ya," jawab salah satu suster. Sepertinya rumah sakit ini akan penuh dengan cerita Andra dengan calon istrinya.Ini yang namanya luk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 4

    Ternyata kami benar-benar dipanggil, Sinta terlihat pucat dengan gengnya. Sementara aku tetap santai, siapa yang ingin menjadi janda? Andai dia tahu sakitnya dibuang dan ditelantarkan begitu saja. Om-om? Darimana dia mendapat ide sejahat itu. Biarkan saja, selama tidak ada bukti, tidak perlu capek untuk meladenin hal-hal yang tidak penting.Kami berempat dikumpulkan di ruang pertemuan, dari jauh Andra melihatku seperti ingin membantu. Aku sudah benar-benar melupakan Andra dalam kondisi apa pun, bagiku Andra adalah masa lalu meski jujur, Andra memang sangat memesona."Silahkan duduk!" suasana terasa menegangkan, jika memang dibutuhkan pembenaran dipastikan nama baik Andra akan tercemar."Kenapa kalian mempermasalahkan rekan sejawat kalian yang menjadi janda, saya sudah membaca biodata dari dokter Nadhine dan sangat jelas dia menulis di identitas statusnya jika dia seorang janda. Mungkin kalian kurang update!" aku lumayan terkejut, perasaan selama ini tidak ada yang tahu jika aku janda

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 5

    Hari ini dengan semangat baru pergi ke rumah sakit, menjadi dokter adalah kebanggaan bagiku dan orang tuaku. Hal-hal yang sekiranya akan menganggu profesiku sudah kusiapkan sebelumnya. Saatnya bersaing dengan mantan suamiku. Salah satu keputusanku mengambil spesialis bedah adalah untuk bersaing dengan Andra suatu saat, bertarung di meja operasi. Pagi sekali direktur yang bernama dokter Danang itu sudah di rumah sakit, sepertinya rumah sakit akan lebih disiplin dengan kehadirannya. Pukul tujuh pagi kami semua sudah dikumpulkan untuk diberi pengarahan."Bapak/ibu dokter dimohon kerjasamanya untuk datang lebih awal, saya lihat pukul tujuh pagi pasien disini sudah membludak. Mohon kerja samanya, karena rumah sakit ini banyak diminati. 95% dokter disini dokter pilihan dari kampus, jadi tolong kerja samanya untuk kebaikan rumah sakit kita. Kenalkan nama saya dr. Danang. Terima kasih atas perhatiannya." Dokter Danang mengakhiri sambutannya.Sepertinya akan semakin banyak pekerjaan, Reyhan h

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 6

    "Bagaimana, Nad?""Apanya, Han?""Kamu harus berubah, seandainya dari dulu kamu ikut saran dariku untuk berubah, pasti lain lagi ceritanya." Kenapa Reyhan begini, sebentar lagi dia akan menikah, pernyataannya seperti ini membuat hati tak menentu. Kebaikannya jarang dimiliki oleh orang lain. "Han, selama kita mampu, jangan sampai menjadi beban bagi orang lain.""Kalau begitu berjanjilah padaku, untuk bangkit, Nad. Dipastikan jika mantanmu muncul maka babak baru dalam hidupmu akan dimulai, sekarang mantanmu, besok mantan iparmu, besoknya lagi mantan mertuamu dan kamu harus berubah, Nad." Sifat Han seperti ini membuat hati tak menentu."Aku harus bagaimana, Han.""Belajarlah jatuh cinta lagi, kalau bisa menikah lah. Agar ada yang membelamu dalam keadaan apa pun!" aku diam bingung mau jawab apa. Menikah? Apa semudah itu? Bahkan laki-laki yang akan setia lahir dan bathin pun tidak bisa menepati janjinya."Akan kupikirkan, Han. Sekarang kita kembali ke ruangan saja." Aku bersiap menuju rua

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 7

    Ucapan Reyhan membuat semangat baru bagiku, Reyhan memang ada benarnya. Namun, masalah jatuh cinta lagi sepertinya belum terpikirkan, ada trauma bagiku untuk jatuh cinta lagi. Sore ini jadwal operasiku, saatnya untuk bangkit untuk tidak dibayangi masa lalu. "Dok, ruangan operasi sudah siap.""Baik, Sus, saya akan segera kesana."Menyiapkan fisik ketika operasi sangat penting, kali ini operasi berat, operasi tumor payudara seorang gadis muda. Ketika sampai ruang operasi dada ini bergetar karena satu tim dengan Andra. Terlihat dia sedang menyiapkan diri sebelum masuk ruang operasi. Dengan langkah percaya diri tanpa memedulikannya kusiapkan diriku sebaik mungkin, ini adalah tujuanku mengambil spesialis bedah agar bisa bertarung dengannya.Ketika membersihkan tangan sebelum masuk ruangan, Andra berada disampingku. Rasa ini jangan ditanya, tapi profesional dalam bekerja lebih diutamakan. Suasana hening, begitu pula dengan dia. "Kita satu tim, apa kamu mengambil bedah umum?" tanyanya, di

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 8

    "Puas kamu, Nad. Menyiksaku sekian lama, kamu kira hanya kamu yang trauma, aku juga, Nad." Ada air yang keluar dari bola matanya. Kenapa Andra begini, ini sulit untuk diterima akal sehat."Tidak perlu ada pembenaran, Dok. Pernikahan kita dari awal tidak sehat. Dokter masih perjaka dan saya masih perawan, mari kita bahagia pada kehidupan kita masing-masing. Bagiku dokter Andra adalah masa laluku dan mungkin masa depan kita bersama orang lain!""Mudah sekali ucapanmu, Nad. Apakah sedikit pun tidak ada rindu di hatimu." Dokter Andra apa maksudmu? Jangan buat hatiku yang sudah beku mencair, cukup sekali Andra hinaan keluargamu kepadaku!"Tidak ada rindu dihatiku untukmu, bagiku kita sudah TAMAT dokter Andra!" Dia diam terlihat tidak terima dengan ucapanku."Semudah itu bagimu, Nad.""Ini yang terbaik bagi kita, dokter Andra. Sebelum ada yang tahu hubungan kita. Mari kita akhiri saja.""Oke, baiklah, jika ini membuatmu bahagia. Maafkan aku, mungkin delapan tahun yang lalu aku tidak menjaga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 9

    Dadaku bergetar ada Laras adiknya Andra di sampingku, terlihat serius sedang memilih baju. Dari jauh Reyhan menatapku seperti tahu kegelisahanku. Aku hanya memberikan kode agar Reyhan paham jika aku butuh pertolongan. Kugeserkan kakiku untuk melangkah menuju Reyhan. "Kenapa, Nad?" tanya Reyhan sambil berbisik. Aku langsung menunjuk gadis disampingku dan dia langsung paham. "Kenapa gak bilang, Nad." "Mana kutahu, Han. Tiba-tiba saja, dia disampingku." "Tetap santai, jangan grogi. Ingat kamu itu dokter spesialis bedah, jangan takut!" ah, Reyhan benar, kenapa harus takut. Saatnya membuktikan kepada mereka, Nadhine telah berubah. "Baiklah, Han. Tapi ...." "Tapi, apa lagi?" "Harga bajunya gaji sebulan ku, Han!" "Hahaha ...." Semua memandang kami karena Reyhan keceplosan tertawa. "Cantik itu butuh modal, Bu dokter. Bu dokter karaktermu yang kayak gini yang aku suka dari dulu, apa adanya." Maksudnya? Bukannya Reyhan sudah punya tunangan. Bilang suka segala! "Ingat! dokter Reyhan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 10

    Dan betapa kagetnya aku ternyata laki-lakinya adalah Andra yang datang beserta rombongannya. Jantungku berdegup dengan kencang, apa ini maksud Reyhan. Didampingi kedua orang tuanya dia terus tersenyum. Cuih, katanya tidak bisa move on, nyatanya dia bertunangan dengan gadis yang lebih bersinar. Ckck ... kelakuansi Andra! "Tahan, Nad. Jangan pingsan disini!" Ish, apaan Reyhan ini. "Makan yang banyak, buktikan kalau kamu sudah move on." Tapi harusnya bilang, Reyhan! Biar siap amunisi, ini, sih, kalah sebelum berperang. Baiklah, mungkin saatnya berubah! "Bagaimana, Nad?" "Bagaimana apanya?" "Calon mempelai lakinya?" "O ... alhamdulillah, sudah dapat pasangan, tinggal kita yang jomlo ini cari pasangan!" "Kita? Elo kali, Nad. Gue kagak!" "Sst ... jangan keras-keras, belom siap untuk menghadapi musuh." "Hahaha ... harus siap, Nad. Hari ini Nadhine Azzahra sangat cantik!" Hampir nih, makanan dikeluarin, ngegombal jangan serius, Han! acara dimulai Andra memasangkan cincin kepada calon

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Sewindu Setelah Berpisah   Sewindu Merindu (Ekstra Part)

    Masuk trimester ketiga kondisi Nadhine semakin berbeda. Bukan hanya kaki, tapi tangan dan wajahnya juga bengkak. Hari ini dia memintaku untuk mengajaknya ke pantai. Pantai dekat kampung halamannya. "Sayang, jika aku tiada nanti. Berjanjilah untuk selalu bahagia." Ucapan itu mungkin sudah sekian ratus kali Nadhine ucapkan ketika bersamaku. Di bibir pantai aku duduk dengannya. Kami bernostalgia tentang cinta kami dan kenangan di kedokteran. Sesekali dia tertawa, tapi justru aku yang terluka. Aku seperti bersama dengan orang yang akan pergi jauh. Pergi selama-lamanya. "Han, wasiat dokter Andra lebih baik dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Rumahnya kembalikan saja ke adik-adiknya yang lebih berhak. Kudengar mereka ngontrak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kalau uangnya mungkin bisa dibuatkan sebuah yayasan penderita jantung. Agar kebaikannya mengalir terus menerus." Aku hanya mengangguk, meski setiap kata yang terucap dari Nadhine membuatku hancur.***Aku bahkan tak tenang kerja

  • Sewindu Setelah Berpisah   Sewindu Setelah Berpisah (TAMAT)

    ***Menjelang melahirkan bahkan aku tak bisa tidur malam lagi. Kaki yang bengkak ini membuatku sulit untuk berjalan. Badanku mulai terasa berat, nafasku bahkan sudah tak beraturan. Namun, aku sadar diri sebisa mungkin tak ingin membuat Reyhan panik. Aku sudah berusaha seperti wanita hamil lainnya banyak gerak menjelang melahirkan."Sayang diam saja, jangan terlalu banyak gerak.""Harus banyak gerak sayang, biar dedek sehat dan bunda kuat." Reyhan hanya tersenyum. Namun, kutahu dia lebih panik dariku menjelang persalinan"Sehat-sehat ya, dedek dan bunda." Dia memegang dan mencium perutku."Sayang kenapa tidak kerja?" tanyaku heran melihatnya belum siap 

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 93

    Hari semakin hari kehamilanku terasa berat. Aku sudah resign dari rumah sakit. Mudah lelah dan sering sesak nafas membuatku tidak nyaman. Namun, tak menyurutkanku untuk menghadirkan buah hati ini. Jika waktuku tiba ada anak yang menjadi penyemangat Reyhan nanti. Kujalani semua ini dengan ikhlas dan berharap semua kebaikan bertumpu kepada kami.Reyhan terus memenuhi segala keinginanku. Aku bukannya tak mau dia merasakan apa yang kurasakan, tapi setiap melihatku Reyhan selalu menangis, entah apa yang ditakutkannya. Bahkan Reyhan tidak akan tidur jika aku belum tidur aku dibuat seperti bayi. Dijaga dan dirawat sebaik mungkin padahal aku tahu dia sangat capek bekerja dari pagi."Apanya yang sakit?""Gak ada, sayang. Bunda sama calon dedek sehat." Aku berusaha untuk selalu tersenyum, tapi guratan kesedihan dalam diri Reyhan tak bisa disembunyikan. Bahkan aku tak mengeluh sedikit pun di depannya. Ini kare

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 92

    Satu tahun kemudian ....Entah mengapa hari ini badanku terasa lemas sekali, ingin rebahan saja. Ada rasa mual yang mendera. Apa aku magh? Setiap makanan yang masuk langsung aku muntahin."Sayang kenapa pucat?" tanya Reyhan yang panik baru pulang kerja. Aku hari ini tidak masuk kerja, biasanya kami selalu pulang bersamaan, Reyhan takut jika aku pulang sendiri."Iya, sayang, pusing.""Ayo tidur dulu." Aku menggeleng, tidur pun tak enak soalnya."Kenapa?""Capek tidur, rasanya mual." Aku berlari ke kamar mandi untuk muntah-muntah lagi.Oek ... oek ...oek Ya Allah capek sekali rasanya muntah-muntah terus dari pagi. Reyhan terlihat panik, karena dari pagi memang aku hanya lemas saja tidak sampai muntah-muntah."Sayang ....""Kenapa sayang?"Semua pelayan terlihat panik melihatku yang muntah-muntah. Bagaimana tidak? Aku pucat dari pagi tidak ada makanan yang bisa masuk, mual dan muntah menjadi satu."Sayang mau makan apa?" tanya Reyhan."Pengen mangga muda, sayang. Dari pagi mangga muda it

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 91

    "Lagi buka apa, sayang?" Reyhan tiba-tiba masuk menanyakan amplop yang akan kubuka."Ini, sayang. Bukannya ini punyaku?" tanyaku yang penasaran."Iya, sayang itu punyamu." Reyhan nampak tenang, tidak ada gelagat yang mencurigakan. Aku membuka isi amplop itu, tapi semua hasil normal tak ada yang harus kukhawatirkan. Itu berarti aku masih punya kesempatan untuk hamil."Han ....""Iya, sayang, kenapa?""Aku khawatir rahimku bermasalah?" Reyhan mengenggam tanganku, dia duduk dibawah renjang sementara posisiku di atas ranjang. Dalam kelembutan dia menatapku seperti merasakan kegalauan yang kualami."Allah itu mengikuti prasangka hamba-Nya. Kita harus berprasangka baik agar semua yang kita harapkan berakhir baik. Abang bersyukur masih bisa melihatmu dan berada didekatmu, sayang." Aku seperti merasakan kode bahwa sebenarnya akan sulit bagi kami memiliki anak."Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Han.""Melihat senyummu saja sudah anugerah yang luar biasa bagiku, sayang. Tidak mudah bagi kit

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 90

    Tak terasa sudah sampai di rumah, mami sudah siap salat magrib. Sementara Rachel belum pulang dari rumah sakit, pasti sangat macet di jalan. "Alhamdulillah kalian sudah sampai," ucap mami. "Mana Rachel, Mi? Apa dia balik lagi ke rumah sakit setelah makan siang tadi?" tanya Reyhan yang belum melihat adik manisnya. "Belum pulang, paling macet di jalan. Iya tadi adikmu balik, dia menggerutu tidak kuat jadi direktur di rumah sakit." Aku hanya senyum-senyum mendengar mami cerita. "Bawa apa, Nak?" tanya mami yang melihatku membawa amplop besar. Reyhan menjelaskan ke mami, hasil pertemuanku dengan Jihan dan Laras. "Ujian dan musibah terkadang membuat orang semakin dewasa, ya, Rey." Ayah ikut bergabung bersama kami. "Kalian mandi, ya, udah mau magrib," ucap mami. Kami mengangguk dan bersiap ke kamar, suara deru mobil Rachel memasuki halaman rumah. Dia pasti belum tahu akan dipinang oleh dok

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 89

    "Boleh kami berbicara, Nad?" tanya Laras. Aku menoleh ke Reyhan menanyakan kode apakah aku boleh atau tidak. Reyhan mengangguk. Kami sepakat untuk berbicara sebentar mengingat ada acara di rumah. Penampilan Laras dan Jihan saat ini sangat jauh sebelum aku kecelakaan. Tidak tahu bagaimana nasib mantan mama mertua. "Maafkan kami, Nad." Laras memulai pembicaraan. "Mama sudah meninggal dunia," sambung Jihan. "Innalillahiwainnailaihi roji'un." "Kami tidak memiliki biaya untuk pengobatan mama, setelah mas Andra meninggal mama depresi, kami mencoba untuk membawanya keluar negeri. Ternyata mama mengalami kanker rahim stadium akhir. Nyawanya tidak tertolong hingga meninggal satu bulan yang lalu." Jihan dengan detail menceritakan kejadian yang menimpanya. Aku dan Reyhan hanya menjadi pendengar setia.

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 88

    "Nak, laki-laki dewasa itu biasnya belajar dari pengalaman. Asal Nadhine tahu saja Ayah itu sangat mencintai mami sampai pernah menjadi orang jahat, ternyata setelah enam tahun kemudian, kami dipertemukan dengan ayah kalian yang begitu dewasa dalam kondisi mami janda. Bahkan dia rela mengambil spesialis bedah agar bisa bersama mami. Jodoh selalu datang di waktu yang tepat meski butuh waktu yang lama. Makanya kalau lihat Reyhan seperti melihat ayah waktu muda dulu mencintai mami sampai waktu yang tak terbatas." Mami sangat menghayati sekali menceritakan masa lalunya sambil meneteskan air mata."Saat ini nak Nadhine harus percaya bahwa Reyhan tulus menyanyangimu agar transfer cinta kalian menyatu. Hindari pikiran yang dapat merusak hubungan dan perasaan kalian. Apalagi penyakit jantung tidak boleh stress." Aku mengangguk dan membalas pelukan mami. Mami mertua yang luar biasa dihatiku.Kalimat terakhir yang membuatku terenyuh adalah pernyataan mami bahwa yang

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 87

    Reyhan sangat setia merawatku di rumah. Tiga hari ini dia minta cuti untuk tidak bekerja. Dia bahkan membuat jadwal untukku mengkonsumsi obat. Dia tak ingin waktu hilang bersamaku walau sedetik pun. Makanan pun semuanya di steril dulu olehnya. Ada beberapa makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita jantung. Reyhan sangat hati-hati. Semua pelayan bahkan di berikan pengarahan dulu agar makanan yang kumakan harus benar-benar sesuai. Kami hanya senyum-senyum melihat tingkah Reyhan yang mengalahkan perawat rumah sakit."Abang, kak Nadhine udah sembuh. Dibuat kayak gitu bikin sakit beneran." Seperti biasa Rachel menganggu Reyhan yang sedang menyuapiku. Bahkan Reyhan tak pernah absen menyuapiku makan selama di rumah."Kalau jomlo mana tahu hal demikian." Rachel justru tertawa, aku hanya senyum-senyum melihat si abang yang memang berlebihan bapernya.Kondisiku memang masih lemah meski badan terasa segar.

DMCA.com Protection Status