Hari ini dengan semangat baru pergi ke rumah sakit, menjadi dokter adalah kebanggaan bagiku dan orang tuaku. Hal-hal yang sekiranya akan menganggu profesiku sudah kusiapkan sebelumnya. Saatnya bersaing dengan mantan suamiku. Salah satu keputusanku mengambil spesialis bedah adalah untuk bersaing dengan Andra suatu saat, bertarung di meja operasi.
Pagi sekali direktur yang bernama dokter Danang itu sudah di rumah sakit, sepertinya rumah sakit akan lebih disiplin dengan kehadirannya. Pukul tujuh pagi kami semua sudah dikumpulkan untuk diberi pengarahan."Bapak/ibu dokter dimohon kerjasamanya untuk datang lebih awal, saya lihat pukul tujuh pagi pasien disini sudah membludak. Mohon kerja samanya, karena rumah sakit ini banyak diminati. 95% dokter disini dokter pilihan dari kampus, jadi tolong kerja samanya untuk kebaikan rumah sakit kita. Kenalkan nama saya dr. Danang. Terima kasih atas perhatiannya." Dokter Danang mengakhiri sambutannya.Sepertinya akan semakin banyak pekerjaan, Reyhan hanya tersenyum melihat dokter Danang. Apa mereka saling kenal? Entahlah!"Wajah jangan ditekuk gitu, Neng!" "Bakal banyak kerjaan, Han.""Sejak kapan rumah sakit ini sepi, Nad?""Sejak ada aku dihatimu!""Haha ...."Nadhine tak menyadari jika sepasang mata tak berhenti berkedip melihat mereka bercanda.***Suasana rumah sakit semakin ramai, apalagi ada dua dokter tampan yang hadir di rumah sakit. Dipastikan rumah sakit akan menjadi trending topik, kabarnya dokter Danang anak pemilik rumah sakit ini dikenal sangat jenius dan gila kerja. Sekian tahun berada di luar negeri akhirnya dia kembali lagi. Andra juga menjadi salah satu kandidat kuat di rumah sakit ini, selain dia akan menjadi menantu pemilik rumah sakit, dia juga menjadi dokter idola. Wajar, dari dulu Andra memang keren. Jam istirahat telah tiba, seperti biasa Reyhan datang mengganggu. "Ayo, istirahat, saya traktir!" Reyhan memang paling tau kalau aku hobi gratisan.Kami makan di kantin, tidak peduli dengan banyak pasang mata melihat kami. Aku juga heran dengan Reyhan sudah punya calon, tapi selalu nyaman dekat denganku. Berkali-kali kuingatkan, nanti Vivi cemburu jawabannya selalu sama, Vivi tidak bakal cemburu. Entahlah, hubungan mereka memang aneh, dan lebih aneh lagi semua masalah tentangku pasti Vivi tahu, apa dia tidak cemburu? Lumayan membingungkan!"Nad, bukannya itu mantanmu?" tanya Reyhan yang melihat Andra duduk sendiri."Bukan urusanku, Han!""Wow, keren, sudah move on, ya?""Banget, jangan sebut-sebut dia, selera makanku berkurang!""Hati-hati, biasanya ada benih cinta kalau belum bisa move on!""Han ...!""Maaf, bu dokter. Tabungannya udah mencapai berapa, kok masih ngontrak?""Bentar lagi penuh tu tabungan, tumben nanyak?""Pen ditraktir lah, dokter spesialis bedah masih kere!""Hahaha ... mau apa? Ta traktir 5 porsi!""Beneran, Nad?""Beneran, alhamdulillah sudah cukup sesuai misi.""Asyik, kita ke kota aja besok jalan-jalan!""Jalan-jalan kemana? Kapan? Ni rumah sakit sudah ngontrak kita 1x24 jam, dokter Reyhan!""Kita cuti sih sehari, nanti aku yang minta surat izin!" aku diam, sebenarnya si Reyhan ini apanya rumah sakit, kok enak sekali minta izin."Terserah dokter Reyhan saja.""Nad, kamu pantas bahagia!" hampir ni makanan dikeluarin, tumben si Reyhan sangat serius sekali kali ini."Kamu harus berubah, Nad. Kamu cerdas, cantik dan mandiri. Saatnya kamu belajar berhias biar syedap dipandang mata!""Memang aku pajangan, Han!""Nad, kali ini aku serius, lawan mantanmu itu. Liat dia bersama wanita cantik makan berdua." Pandanganku tertuju dengan Andra yang sedang bercengkrama dengan gadis di depannya. Sepertinya dia duduk sendiri karena menunggu pujaanya, apa dia ingin membuatku cemburu? Jangan harap!Tiba-tiba mata kami beradu!"Bagaimana, Nad?""Apanya, Han?""Kamu harus berubah, seandainya dari dulu kamu ikut saran dariku untuk berubah, pasti lain lagi ceritanya." Kenapa Reyhan begini, sebentar lagi dia akan menikah, pernyataannya seperti ini membuat hati tak menentu. Kebaikannya jarang dimiliki oleh orang lain. "Han, selama kita mampu, jangan sampai menjadi beban bagi orang lain.""Kalau begitu berjanjilah padaku, untuk bangkit, Nad. Dipastikan jika mantanmu muncul maka babak baru dalam hidupmu akan dimulai, sekarang mantanmu, besok mantan iparmu, besoknya lagi mantan mertuamu dan kamu harus berubah, Nad." Sifat Han seperti ini membuat hati tak menentu."Aku harus bagaimana, Han.""Belajarlah jatuh cinta lagi, kalau bisa menikah lah. Agar ada yang membelamu dalam keadaan apa pun!" aku diam bingung mau jawab apa. Menikah? Apa semudah itu? Bahkan laki-laki yang akan setia lahir dan bathin pun tidak bisa menepati janjinya."Akan kupikirkan, Han. Sekarang kita kembali ke ruangan saja." Aku bersiap menuju rua
Ucapan Reyhan membuat semangat baru bagiku, Reyhan memang ada benarnya. Namun, masalah jatuh cinta lagi sepertinya belum terpikirkan, ada trauma bagiku untuk jatuh cinta lagi. Sore ini jadwal operasiku, saatnya untuk bangkit untuk tidak dibayangi masa lalu. "Dok, ruangan operasi sudah siap.""Baik, Sus, saya akan segera kesana."Menyiapkan fisik ketika operasi sangat penting, kali ini operasi berat, operasi tumor payudara seorang gadis muda. Ketika sampai ruang operasi dada ini bergetar karena satu tim dengan Andra. Terlihat dia sedang menyiapkan diri sebelum masuk ruang operasi. Dengan langkah percaya diri tanpa memedulikannya kusiapkan diriku sebaik mungkin, ini adalah tujuanku mengambil spesialis bedah agar bisa bertarung dengannya.Ketika membersihkan tangan sebelum masuk ruangan, Andra berada disampingku. Rasa ini jangan ditanya, tapi profesional dalam bekerja lebih diutamakan. Suasana hening, begitu pula dengan dia. "Kita satu tim, apa kamu mengambil bedah umum?" tanyanya, di
"Puas kamu, Nad. Menyiksaku sekian lama, kamu kira hanya kamu yang trauma, aku juga, Nad." Ada air yang keluar dari bola matanya. Kenapa Andra begini, ini sulit untuk diterima akal sehat."Tidak perlu ada pembenaran, Dok. Pernikahan kita dari awal tidak sehat. Dokter masih perjaka dan saya masih perawan, mari kita bahagia pada kehidupan kita masing-masing. Bagiku dokter Andra adalah masa laluku dan mungkin masa depan kita bersama orang lain!""Mudah sekali ucapanmu, Nad. Apakah sedikit pun tidak ada rindu di hatimu." Dokter Andra apa maksudmu? Jangan buat hatiku yang sudah beku mencair, cukup sekali Andra hinaan keluargamu kepadaku!"Tidak ada rindu dihatiku untukmu, bagiku kita sudah TAMAT dokter Andra!" Dia diam terlihat tidak terima dengan ucapanku."Semudah itu bagimu, Nad.""Ini yang terbaik bagi kita, dokter Andra. Sebelum ada yang tahu hubungan kita. Mari kita akhiri saja.""Oke, baiklah, jika ini membuatmu bahagia. Maafkan aku, mungkin delapan tahun yang lalu aku tidak menjaga
Dadaku bergetar ada Laras adiknya Andra di sampingku, terlihat serius sedang memilih baju. Dari jauh Reyhan menatapku seperti tahu kegelisahanku. Aku hanya memberikan kode agar Reyhan paham jika aku butuh pertolongan. Kugeserkan kakiku untuk melangkah menuju Reyhan. "Kenapa, Nad?" tanya Reyhan sambil berbisik. Aku langsung menunjuk gadis disampingku dan dia langsung paham. "Kenapa gak bilang, Nad." "Mana kutahu, Han. Tiba-tiba saja, dia disampingku." "Tetap santai, jangan grogi. Ingat kamu itu dokter spesialis bedah, jangan takut!" ah, Reyhan benar, kenapa harus takut. Saatnya membuktikan kepada mereka, Nadhine telah berubah. "Baiklah, Han. Tapi ...." "Tapi, apa lagi?" "Harga bajunya gaji sebulan ku, Han!" "Hahaha ...." Semua memandang kami karena Reyhan keceplosan tertawa. "Cantik itu butuh modal, Bu dokter. Bu dokter karaktermu yang kayak gini yang aku suka dari dulu, apa adanya." Maksudnya? Bukannya Reyhan sudah punya tunangan. Bilang suka segala! "Ingat! dokter Reyhan
Dan betapa kagetnya aku ternyata laki-lakinya adalah Andra yang datang beserta rombongannya. Jantungku berdegup dengan kencang, apa ini maksud Reyhan. Didampingi kedua orang tuanya dia terus tersenyum. Cuih, katanya tidak bisa move on, nyatanya dia bertunangan dengan gadis yang lebih bersinar. Ckck ... kelakuansi Andra! "Tahan, Nad. Jangan pingsan disini!" Ish, apaan Reyhan ini. "Makan yang banyak, buktikan kalau kamu sudah move on." Tapi harusnya bilang, Reyhan! Biar siap amunisi, ini, sih, kalah sebelum berperang. Baiklah, mungkin saatnya berubah! "Bagaimana, Nad?" "Bagaimana apanya?" "Calon mempelai lakinya?" "O ... alhamdulillah, sudah dapat pasangan, tinggal kita yang jomlo ini cari pasangan!" "Kita? Elo kali, Nad. Gue kagak!" "Sst ... jangan keras-keras, belom siap untuk menghadapi musuh." "Hahaha ... harus siap, Nad. Hari ini Nadhine Azzahra sangat cantik!" Hampir nih, makanan dikeluarin, ngegombal jangan serius, Han! acara dimulai Andra memasangkan cincin kepada calon
"Iya, aku memang laki-laki biasa, emang ada masalah dengan laki-laki biasa. Kenalkan saya Reyhan dokter spesialis bedah syaraf sepupu dari Naura. Dan ini Nadhine Azzahra rekan kerja saya, dokter spesialis bedah umum." Laras diam, mungkin tidak menyangka jika aku sudah lulus spesialis. Terlihat beberapa orang mendekat karena melihat Naura yang menyerang, Reyhan hanya mengedipkan mata dan mereka mundur teratur.Tiba-tiba dokter Danang muncul di hadapan kami"Ini ada apa keributan apa, Han?" tanya Danang, yang ditanya justru mengedipkan mata. Sementara aku terkejut melihat direktur itu akrab dengan Reyhan."Kenalkan saya Dokter Danang, sudah menyelesaikan spesialis di luar negeri, kebetulan mereka berdua ini satu tim di rumah sakit saya termasuk dokter Andra. Saya direktur rumah sakit tempat Andra bekerja." Sekilas dia memandang Reyhan, mereka sangat kompak, Laras dibuat mati kutu!"Ayo, dokter Nadhine. Kita maju hari ini kita ada age
Pesta tunangan diwarnai kepanikan, karena ibunya Andra pingsan."Han, kita balik atau bagaimana?""Diam saja dulu, lihat reaksi keluarga mantan Bu dokter!""Kek, tontonan aja, pakai lihat reaksi!""Ini momen penting, Sist. Kali aja ada kuis berhadiah." Danang hanya geleng-geleng kepala melihat reaksi Reyhan. Kenapa dia yang jadi semangat? Aku yang punya mantan aja biasa-biasa saja!Kami hanya diam melihat adegan kepanikan dari kedua mempelai."Itu gak pura-pura pingsan, Han?" tanyaku karena Reyhan lebih menghayati melihat mantan mama mertuaku di angkat."Sep
Operasi berjalan dengan lancar, setelah membersihkan diri entah mengapa ini perut terasa kroncong. Akhirnya memutuskan untuk ke kantin, kode perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Dari jauh tersangka utama yaitu Reyhan sedang santai makan siang. Dia hanya tersenyum ketika semua melihatku, apa ada yang salah dengan penampilanku?"Wow, ada dokter viral hari ini." Ish, apaan coba Reyhan ini."Emang ada yang salah penampilanku hari ini, Han?""Nggak ada yang salah, yang salah itu bu dokter tidak manfaatkan wajah manisnya selama ini untuk dipoles!" tu, kan, dia mulai lagi nih orang!"Kalau menurut saya yang terpenting cantik hati dan pikiran, Han." Reyhan diam, tak lama kemudian justru dia tertawa.