Share

Bab 8

Dia berjalan mendekat dengan pisau di tangan.

Dalam kepanikan, aku merogoh tas dan menyemprotkan semprotan lada ke arah wajahnya.

Aku juga menendang keras ke arah selangkangannya. Ketika dia meringkuk kesakitan, aku segera menyemprotkan lagi ke arah Georgia.

Mereka berdua terkena semprotan lada dan tidak bisa membuka mata. Sementara aku berlari ke pintu darurat untuk melarikan diri.

Dengan sekuat tenaga, aku berlari seolah-olah nyawaku bergantung pada kecepatan ini.

Tak lama, mereka kembali mengejarku dengan amarah yang meluap-luap.

Aku tahu, jika aku tertangkap oleh mereka, kematianku kali ini akan jauh lebih mengenaskan daripada kehidupan sebelumnya!

Lantai demi lantai, aku terus berlari.

Namun, jarak antara kami semakin dekat.

Hingga akhirnya, aku terjatuh dan terkilir di tangga, tubuhku berguling ke bawah.

Harapanku padam, tawa gila mereka menggema di sekitarku.

“Lari, kenapa kamu nggak lari lagi?”

Pisau buah di tangan mereka diletakkan di leherku. Sensasi dingin dari logam itu mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status