Share

Bab 2

Saat sedang tampil di panggung hari itu, pakaian panggung yang kukenakan tiba-tiba robek.

Ini yang menyebabkan aku telanjang bulat di panggung.

Meskipun aku adalah korban, aku malah diserang oleh orang-orang.

Mereka menduga aku sengaja melakukan ini untuk mencari perhatian di hari debutku, seperti beberapa artis yang sengaja jatuh di karpet merah demi menarik sorotan.

Mereka bilang aku sengaja memperlihatkan tubuhku hanya untuk memikat para bos investor di bawah panggung.

Sejak saat itu, hinaan dan celaan terhadapku tidak pernah berhenti, sungguh memalukan.

Aku melirik ke seluruh ruang tunggu. Georgia Taslim, kapten girlband melemparkan tas berisi kostum panggung ke arahku.

Dia berkata dengan dingin, “Kamu yang ganti dulu, jangan berdiri di sini bikin mataku sakit saja!”

“Melihatmu saja sudah bikin sial.”

Lanjut rekan lain di samping. Hanya Jeslin, asisten kami yang menatapku dengan simpati.

Aku menundukkan kepala tanpa berkata apa-apa, tapi senyuman tipis mulai terbentuk saat melihat kostum di dalam tas itu.

Semua anggota girlband AM berasal dari keluarga dengan latar belakang yang kuat, kecuali diriku. Terutama Georgia, dia yang paling berpengaruh.

Di kehidupan sebelumnya, meskipun aku sudah mengikuti semua aturan, dia terus saja mengintimidasiku.

Sekarang, sudah saatnya giliranku.

Seperti di kehidupan sebelumnya, penampilan kami sangat berhasil.

Lampur sorot menerangi panggung, para gadis di tengahnya menari dengan penuh energi, menyanyi sambil menari tanpa suai bibir, membuat para penggemar di bawah panggung berteriak histeris.

Hingga tiba-tiba, tali bahu kostum gadis yang di posisi tengah terputus semuanya.

Tanpa peringatan dan tanpa persiapan apapun.

Saat dia panik mencoba menutupi dadanya, seseorang dengan cepat mengangkat kamera.

Georgia kaget dan jatuh ke lantai.

Insiden ini membuat pertunjukan dihentikan.

Jeslin buru-buru naik ke panggung, melepas jaketnya dan memakaikannya pada Georgia. Lalu membantunya untuk keluar.

Namun, meski begitu, orang-orang di bawah panggung mulai berbisik-bisik.

Terutama beberapa pria yang menunjukkan tatapan penuh nafsu.

Bahkan pembawa acara yang sudah sering menghadapi situasi sulit pun mulai gagap.

Keadaan di lokasi menjadi kacau balau.

Begitu aku dan anggota girlband lainnya turun dari panggung, segerombolan wartawan segera mendekat untuk wawancara.

Mereka seperti serigala lapar yang ingin mendapatkan berita pertama tentang insiden di panggung tadi.

“Menurutmu, apakah temanmu, Georgia sengaja memperlihatkan tubuhnya untuk viral atau dia berusaha memikat para investor di bawah panggung?”

Betapa menggelikannya pertanyaan itu. Tapi bagaimana Georgia menjawab pertanyaan ini di kehidupan sebelumnya?

Dia menunduk dan menjawab santai, “Sofia memang nggak menonjol di antara kami, jadi dia hanya bisa viral dengan melakukan ini … “

“Jangan salahkan dia, dia juga … cukup kasihan.”

Sebagai anggota yang paling populer, ucapannya benar-benar mempermalukanku. Seolah-olah aku tidak segan-segan melakukan apa pun demi menjadi viral.

Dan dari situlah perundungan di media terhadapku dimulai.

Lamunanku terhenti, aku melihat wartawan perempuan berkacamata di depanku dan tersenyum tipis.

“Georgia, dia … “

Baru saja aku ingin menjawab, tiba-tiba Georgia berlari dari kejauhan dan menarikku ke ruang rias yang remang.

Dia menatap tajam pada kostum yang masih kukenakan. Lalu dengan kemarahan yang meluap-luap, dia berkata, “Dasar wanita jalang, ini ulahmu, ‘kan!”

Aku mengangkat bahuku, mengeluarkan ponsel dan menunjukkan video yang sedang viral di twitter padanya.

Di video itu terlihat jelas Georgia sedang diam-diam mengambil gunting dan memotong salah satu kostum panggung di ruang ganti.

“Bukankah kamu sendiri yang mau viral? Makanya diam-diam memotong bajumu sendiri?” tanyaku sambil menatapnya dengan wajah penuh kebingungan.

Video ini sudah menyebar di mana-mana.

Semua orang mengejek Georgia, menganggapnya tak tahu malu.

Georgia tak menyangka perbuatannya yang licik itu ternyata terekam kamera. Dia menjerit histeris, mencengkeram pergelangan tanganku dengan marah, matanya bahkan memerah.

“Tidak, jelas-jelas yang kupotong waktu itu adalah kostummu! Kenapa bisa begini?!”

Kenapa bisa begini?

Itu karena aku sudah lebih dulu merekam video di ruang ganti, lalu setelah kamu selesai dengan perbuatan kotormu, aku menukar kostum kita.

Di pertunjukan kali ini, model kostum semua anggota girlband AM sama persis. Tapi karena ukurannya berbeda, setiap kostum punya nomor khusus untuk masing-masing orang.

Menukarnya? Tentu saja itu adalah hal yang mudah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status