Share

Bab 2

Penulis: Trisha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat sedang tampil di panggung hari itu, pakaian panggung yang kukenakan tiba-tiba robek.

Ini yang menyebabkan aku telanjang bulat di panggung.

Meskipun aku adalah korban, aku malah diserang oleh orang-orang.

Mereka menduga aku sengaja melakukan ini untuk mencari perhatian di hari debutku, seperti beberapa artis yang sengaja jatuh di karpet merah demi menarik sorotan.

Mereka bilang aku sengaja memperlihatkan tubuhku hanya untuk memikat para bos investor di bawah panggung.

Sejak saat itu, hinaan dan celaan terhadapku tidak pernah berhenti, sungguh memalukan.

Aku melirik ke seluruh ruang tunggu. Georgia Taslim, kapten girlband melemparkan tas berisi kostum panggung ke arahku.

Dia berkata dengan dingin, “Kamu yang ganti dulu, jangan berdiri di sini bikin mataku sakit saja!”

“Melihatmu saja sudah bikin sial.”

Lanjut rekan lain di samping. Hanya Jeslin, asisten kami yang menatapku dengan simpati.

Aku menundukkan kepala tanpa berkata apa-apa, tapi senyuman tipis mulai terbentuk saat melihat kostum di dalam tas itu.

Semua anggota girlband AM berasal dari keluarga dengan latar belakang yang kuat, kecuali diriku. Terutama Georgia, dia yang paling berpengaruh.

Di kehidupan sebelumnya, meskipun aku sudah mengikuti semua aturan, dia terus saja mengintimidasiku.

Sekarang, sudah saatnya giliranku.

Seperti di kehidupan sebelumnya, penampilan kami sangat berhasil.

Lampur sorot menerangi panggung, para gadis di tengahnya menari dengan penuh energi, menyanyi sambil menari tanpa suai bibir, membuat para penggemar di bawah panggung berteriak histeris.

Hingga tiba-tiba, tali bahu kostum gadis yang di posisi tengah terputus semuanya.

Tanpa peringatan dan tanpa persiapan apapun.

Saat dia panik mencoba menutupi dadanya, seseorang dengan cepat mengangkat kamera.

Georgia kaget dan jatuh ke lantai.

Insiden ini membuat pertunjukan dihentikan.

Jeslin buru-buru naik ke panggung, melepas jaketnya dan memakaikannya pada Georgia. Lalu membantunya untuk keluar.

Namun, meski begitu, orang-orang di bawah panggung mulai berbisik-bisik.

Terutama beberapa pria yang menunjukkan tatapan penuh nafsu.

Bahkan pembawa acara yang sudah sering menghadapi situasi sulit pun mulai gagap.

Keadaan di lokasi menjadi kacau balau.

Begitu aku dan anggota girlband lainnya turun dari panggung, segerombolan wartawan segera mendekat untuk wawancara.

Mereka seperti serigala lapar yang ingin mendapatkan berita pertama tentang insiden di panggung tadi.

“Menurutmu, apakah temanmu, Georgia sengaja memperlihatkan tubuhnya untuk viral atau dia berusaha memikat para investor di bawah panggung?”

Betapa menggelikannya pertanyaan itu. Tapi bagaimana Georgia menjawab pertanyaan ini di kehidupan sebelumnya?

Dia menunduk dan menjawab santai, “Sofia memang nggak menonjol di antara kami, jadi dia hanya bisa viral dengan melakukan ini … “

“Jangan salahkan dia, dia juga … cukup kasihan.”

Sebagai anggota yang paling populer, ucapannya benar-benar mempermalukanku. Seolah-olah aku tidak segan-segan melakukan apa pun demi menjadi viral.

Dan dari situlah perundungan di media terhadapku dimulai.

Lamunanku terhenti, aku melihat wartawan perempuan berkacamata di depanku dan tersenyum tipis.

“Georgia, dia … “

Baru saja aku ingin menjawab, tiba-tiba Georgia berlari dari kejauhan dan menarikku ke ruang rias yang remang.

Dia menatap tajam pada kostum yang masih kukenakan. Lalu dengan kemarahan yang meluap-luap, dia berkata, “Dasar wanita jalang, ini ulahmu, ‘kan!”

Aku mengangkat bahuku, mengeluarkan ponsel dan menunjukkan video yang sedang viral di twitter padanya.

Di video itu terlihat jelas Georgia sedang diam-diam mengambil gunting dan memotong salah satu kostum panggung di ruang ganti.

“Bukankah kamu sendiri yang mau viral? Makanya diam-diam memotong bajumu sendiri?” tanyaku sambil menatapnya dengan wajah penuh kebingungan.

Video ini sudah menyebar di mana-mana.

Semua orang mengejek Georgia, menganggapnya tak tahu malu.

Georgia tak menyangka perbuatannya yang licik itu ternyata terekam kamera. Dia menjerit histeris, mencengkeram pergelangan tanganku dengan marah, matanya bahkan memerah.

“Tidak, jelas-jelas yang kupotong waktu itu adalah kostummu! Kenapa bisa begini?!”

Kenapa bisa begini?

Itu karena aku sudah lebih dulu merekam video di ruang ganti, lalu setelah kamu selesai dengan perbuatan kotormu, aku menukar kostum kita.

Di pertunjukan kali ini, model kostum semua anggota girlband AM sama persis. Tapi karena ukurannya berbeda, setiap kostum punya nomor khusus untuk masing-masing orang.

Menukarnya? Tentu saja itu adalah hal yang mudah.

Bab terkait

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 3

    Aku menatap ke arahnya sambil tersenyum tipis dan menjawab, “Begitu ya? Berarti itu karena karmamu sendiri.”Nasibku dan Georgia benar-benar telah tertukar.Sekarang, semua ejekan ditujukan kepadanya. Sementara aku malah mendapatkan beberapa kontrak iklan berkat penampilanku yang bagus.Tak lama setelah itu, ibuku meneleponku dengan alasan rindu dan menyuruhku pulang.Mengingat apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya, aku hanya bisa tertawa sinis.Rindu padaku? Omong kosong. Dia hanya ingin aku pulang untuk dijodohkan dengan orang di kampung yang kaya mendadak.“Kamu sudah berumur, mau menikah dengan siapa kalau nggak dengan yang lebih tua? Memangnya kamu pantas?”“Rumahnya dekat, mereka juga nggak berkekurangan, kamu sudah cukup beruntung mendapatkannya!”Padahal aku baru berusia dua puluhan, aku sudah mencapai kebebasan finansial. Aku juga cantik dan pintar, lebih unggul dari kebanyakan orang.Namun, kata-kata kejam yang merendahkanku selalu berhasil menusuk hatiku.Sekarang, aku sa

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 4

    Namun, sebelum usiaku menginjak delapan belas tahun, cita-citaku selalu ingin menjadi seorang pengacara yang berjuang untuk keadilan.Aku terus belajar untuk itu dengan nilai-nilai yang layak memasuki Universitas Utami, universitas terbaik. Hingga di tahun terakhir SMA, ibuku didiagnosis menderita kanker.Saat itulah seorang manajer pencari bakat lewat dan memberiku sebuah kartu nama.Aku meninggalkan semuanya dan tanpa tahu banyak, aku memasuki dunia hiburan. Semua hanya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibuku.Namun, semua pengorbananku tidak membuahkan kasih sayang yang aku dambakan dari ibu.Bahkan setelah sembuh dari penyakitnya, dia malah membenciku karena merasa aku mempermalukan keluarga. Terutama karena perundungan yang aku alami di media sosial juga membuat orang-orang mulai mengolong-oloknya dan adikku.Ketika topik #SofiaSamantaAnakDurhaka heboh dan masuk dalam daftar viral sepuluh besar, aku membalasnya dengan sebuah unggahan.Dalam unggahan tersebut, aku menyer

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 5

    Lalu, apa gunanya?Aku mengangkat bahu, menatap Georgia dengan pandangan penuh ejekan dan menjawab, “Noda ini akan melekat padamu selamanya, tak akan pernah bisa kamu bersihkan.”“Selama kamu berdiri di atas panggung, akan selalu ada penggemar yang mengingat apa yang telah kamu lakukan.”“Kalau menutup mulut orang-orang itu semudah itu, kamu nggak akan kehilangan empat ratus ribu pengikut dalam semalam.”Kata-kataku benar-benar menghantam titik lemah Georgia.Wajahnya menjadi sangat dingin. Dia memberi isyarat pada anggota girlband lainnya.Mereka mengerti dan segera menutup ruang rias, lalu mengelilingiku.Di ruang rias yang tak dilengkapi CCTV, tindakan kekerasan semacam ini memang sudah menjadi kebiasaan mereka.Di kehidupan sebelumnya, aku sudah terlalu sering mengalami hal semacam ini.Namun sekarang, siapa yang masih takut?Saat Georgia mengangkat cangkir air panas di atas meja dan hendak menyiramkannya ke pahaku, aku hanya tersenyum, lalu dengan cepat mengeluarkan pisau kecil d

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 6

    Dia mengira aku akan mengungkapkan tindakan penindasannya di depan umum.Namun, hanya melakukan itu di dalam acara konferensi pers seperti ini, tentu belum cukup.Aku menatap lurus ke arah kamera dan melanjutkan, “Aku ingin melaporkan ayah dari Georgia Taslim, kapten girlband AM! Perusahaan hiburannya terlibat dalam pelanggaran pajak besar-besaran. Harap pihak berwenang untuk segera menyelidikinya!”Jeslin juga muncul dari belakang panggung. Dia mengambil mikrofon dan sifat pemalunya kini hilang sepenuhnya.Dengan mata berlinang air mata, dia berteriak lantang, “Perkenalkan aku Jeslin, asisten dari girlband AM. Aku ingin melaporkan tindakan penindasan nggak bermoral yang dilakukan oleh Georgia Taslim! Dia pernah melakukan penindasan di sekolah yang mengakibatkan kematian adikku!”Seluruh ruangan gempar. Tak ada yang menyangka konferensi peluncuran album biasa akan berubah menjadi acara pelaporan skandal besar.Aku dan Jeslin saling bertukar pandang, lalu kami menghapus air mata di sudu

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 7

    Usai bicara, dia dengan bangga mengirimkan foto kontrak penandatanganan mereka dengan perusahaan tersebut.Aku membuka gambarnya dan melihatnya sekilas.Wah, banyak sekali jebakan-jebakan mengerikan yang terlihat jelas!Di sebuah acara pesta, aku kebetulan bertemu dengan Jimmy, aktor utama dari film terakhir yang aku bintangi.Kabarnya, dia baru saja menerima tawaran untuk membintangi produksi besar lainnya. Masa depannya benar-benar menjanjikan.“Mau aku kenalkan dengan Sutradara Marcel? Mereka belum menemukan peran utama wanita di film barunya,” tawarnya dengan senyuman.Aku tidak menolak, langsung saja dengan berani meminta nomor Whatsappnya.Di perjalanan pulang, Jimmy malah mengirimiku pesan Whatsapp.“Ini kalungmu?”Aku meraba leherku dan ternyata kalung pemberian penggemarku jatuh.Untungnya, Jimmy menemukannya.Namun, rasa lega itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, Jimmy mengirim pesan suara dengan nada serius, “Siapa yang memberimu kalung ini?”“Ini bukan kalung biasa. Ada GPS

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 8

    Dia berjalan mendekat dengan pisau di tangan.Dalam kepanikan, aku merogoh tas dan menyemprotkan semprotan lada ke arah wajahnya.Aku juga menendang keras ke arah selangkangannya. Ketika dia meringkuk kesakitan, aku segera menyemprotkan lagi ke arah Georgia.Mereka berdua terkena semprotan lada dan tidak bisa membuka mata. Sementara aku berlari ke pintu darurat untuk melarikan diri.Dengan sekuat tenaga, aku berlari seolah-olah nyawaku bergantung pada kecepatan ini.Tak lama, mereka kembali mengejarku dengan amarah yang meluap-luap.Aku tahu, jika aku tertangkap oleh mereka, kematianku kali ini akan jauh lebih mengenaskan daripada kehidupan sebelumnya!Lantai demi lantai, aku terus berlari.Namun, jarak antara kami semakin dekat.Hingga akhirnya, aku terjatuh dan terkilir di tangga, tubuhku berguling ke bawah.Harapanku padam, tawa gila mereka menggema di sekitarku.“Lari, kenapa kamu nggak lari lagi?”Pisau buah di tangan mereka diletakkan di leherku. Sensasi dingin dari logam itu mem

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 9

    “Aku tahu kamu membenciku karena masuk ke dunia hiburan dan membuatmu malu.”“Tapi kenapa kamu harus memakiku perempuan murahan yang naik daun karena menjual diri?”“Saat itu aku baru berumur belasan tahun. Aku masuk ke dunia kotor ini demi mendapatkan uang untuk membiayai pengobatanmu.”Aku menutup mataku dan menahan air mata yang berlinang.“Yimel, kamu nggak pantas menjadi seorang ibu.”“Kamu akan mendapat balasan karmamu.”Itulah kata terakhir yang aku ucapkan pada Yimel.Saat itu dia gemetaran dan pergi begitu saja.Balasan itu segera datang. Tidak lama kemudian, aku mendengar bahwa kanker Yimel kambuh lagi. Kali ini, tanpa bantuan dariku sebagai sumber uang, dia kehabisan semua tabungannya.Satu-satunya harta yang dia miliki adalah sebuah rumah.Namun, putri kesayangannya diam-diam menjual rumah itu dan membawa uang hasil penjualan rumah itu kabur bersama pacarnya ke luar kota.Surat yang ditinggalkan adikku penuh dengan makian untuk Yimel.Dia mengutuk Yimel dan menyebutnya egoi

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 1

    Aku sudah mati.Jasadku disimpan di lemari pendingin selama empat puluh hari sampai akhirnya ditemukan.Tanpa sehelai benang, wajahku terlihat menyedihkan, terlihat jelas aku mengalami penyiksaan yang tak manusiawi sebelum mati.Foto-foto tanpa sensor itu tersebar satu per satu di internet, viral ke mana-mana.Seperti saat aku masih hidup, semua orang hanya fokus pada lekuk tubuhku dan membicarakan bentuknya,“Wah, nggak heran dia satu-satunya artis yang terkenal karena tampil berani, badannya memang bagus.”“Katanya bisa disewa dengan enam ratus juta sehari. Enaknya orang kaya mendapat barang bagus.”“Kenapa memangnya kalau artis, dia juga tetap dipermainkan hingga mati sia-sia.”Komentar-komentar penuh kebencian bertebaran di layar.Dengan tubuh yang gemetar, aku memalingkan wajahku untuk melihat wanita paruh baya di depanku.Dia adalah Yimel Starla, ibuku.Namun, kini di tengah banjiran fitnah yang merajalela, dia tetap tak peduli dan masih dengan tenang memainkan ponselnya.Dia han

Bab terbaru

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 9

    “Aku tahu kamu membenciku karena masuk ke dunia hiburan dan membuatmu malu.”“Tapi kenapa kamu harus memakiku perempuan murahan yang naik daun karena menjual diri?”“Saat itu aku baru berumur belasan tahun. Aku masuk ke dunia kotor ini demi mendapatkan uang untuk membiayai pengobatanmu.”Aku menutup mataku dan menahan air mata yang berlinang.“Yimel, kamu nggak pantas menjadi seorang ibu.”“Kamu akan mendapat balasan karmamu.”Itulah kata terakhir yang aku ucapkan pada Yimel.Saat itu dia gemetaran dan pergi begitu saja.Balasan itu segera datang. Tidak lama kemudian, aku mendengar bahwa kanker Yimel kambuh lagi. Kali ini, tanpa bantuan dariku sebagai sumber uang, dia kehabisan semua tabungannya.Satu-satunya harta yang dia miliki adalah sebuah rumah.Namun, putri kesayangannya diam-diam menjual rumah itu dan membawa uang hasil penjualan rumah itu kabur bersama pacarnya ke luar kota.Surat yang ditinggalkan adikku penuh dengan makian untuk Yimel.Dia mengutuk Yimel dan menyebutnya egoi

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 8

    Dia berjalan mendekat dengan pisau di tangan.Dalam kepanikan, aku merogoh tas dan menyemprotkan semprotan lada ke arah wajahnya.Aku juga menendang keras ke arah selangkangannya. Ketika dia meringkuk kesakitan, aku segera menyemprotkan lagi ke arah Georgia.Mereka berdua terkena semprotan lada dan tidak bisa membuka mata. Sementara aku berlari ke pintu darurat untuk melarikan diri.Dengan sekuat tenaga, aku berlari seolah-olah nyawaku bergantung pada kecepatan ini.Tak lama, mereka kembali mengejarku dengan amarah yang meluap-luap.Aku tahu, jika aku tertangkap oleh mereka, kematianku kali ini akan jauh lebih mengenaskan daripada kehidupan sebelumnya!Lantai demi lantai, aku terus berlari.Namun, jarak antara kami semakin dekat.Hingga akhirnya, aku terjatuh dan terkilir di tangga, tubuhku berguling ke bawah.Harapanku padam, tawa gila mereka menggema di sekitarku.“Lari, kenapa kamu nggak lari lagi?”Pisau buah di tangan mereka diletakkan di leherku. Sensasi dingin dari logam itu mem

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 7

    Usai bicara, dia dengan bangga mengirimkan foto kontrak penandatanganan mereka dengan perusahaan tersebut.Aku membuka gambarnya dan melihatnya sekilas.Wah, banyak sekali jebakan-jebakan mengerikan yang terlihat jelas!Di sebuah acara pesta, aku kebetulan bertemu dengan Jimmy, aktor utama dari film terakhir yang aku bintangi.Kabarnya, dia baru saja menerima tawaran untuk membintangi produksi besar lainnya. Masa depannya benar-benar menjanjikan.“Mau aku kenalkan dengan Sutradara Marcel? Mereka belum menemukan peran utama wanita di film barunya,” tawarnya dengan senyuman.Aku tidak menolak, langsung saja dengan berani meminta nomor Whatsappnya.Di perjalanan pulang, Jimmy malah mengirimiku pesan Whatsapp.“Ini kalungmu?”Aku meraba leherku dan ternyata kalung pemberian penggemarku jatuh.Untungnya, Jimmy menemukannya.Namun, rasa lega itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, Jimmy mengirim pesan suara dengan nada serius, “Siapa yang memberimu kalung ini?”“Ini bukan kalung biasa. Ada GPS

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 6

    Dia mengira aku akan mengungkapkan tindakan penindasannya di depan umum.Namun, hanya melakukan itu di dalam acara konferensi pers seperti ini, tentu belum cukup.Aku menatap lurus ke arah kamera dan melanjutkan, “Aku ingin melaporkan ayah dari Georgia Taslim, kapten girlband AM! Perusahaan hiburannya terlibat dalam pelanggaran pajak besar-besaran. Harap pihak berwenang untuk segera menyelidikinya!”Jeslin juga muncul dari belakang panggung. Dia mengambil mikrofon dan sifat pemalunya kini hilang sepenuhnya.Dengan mata berlinang air mata, dia berteriak lantang, “Perkenalkan aku Jeslin, asisten dari girlband AM. Aku ingin melaporkan tindakan penindasan nggak bermoral yang dilakukan oleh Georgia Taslim! Dia pernah melakukan penindasan di sekolah yang mengakibatkan kematian adikku!”Seluruh ruangan gempar. Tak ada yang menyangka konferensi peluncuran album biasa akan berubah menjadi acara pelaporan skandal besar.Aku dan Jeslin saling bertukar pandang, lalu kami menghapus air mata di sudu

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 5

    Lalu, apa gunanya?Aku mengangkat bahu, menatap Georgia dengan pandangan penuh ejekan dan menjawab, “Noda ini akan melekat padamu selamanya, tak akan pernah bisa kamu bersihkan.”“Selama kamu berdiri di atas panggung, akan selalu ada penggemar yang mengingat apa yang telah kamu lakukan.”“Kalau menutup mulut orang-orang itu semudah itu, kamu nggak akan kehilangan empat ratus ribu pengikut dalam semalam.”Kata-kataku benar-benar menghantam titik lemah Georgia.Wajahnya menjadi sangat dingin. Dia memberi isyarat pada anggota girlband lainnya.Mereka mengerti dan segera menutup ruang rias, lalu mengelilingiku.Di ruang rias yang tak dilengkapi CCTV, tindakan kekerasan semacam ini memang sudah menjadi kebiasaan mereka.Di kehidupan sebelumnya, aku sudah terlalu sering mengalami hal semacam ini.Namun sekarang, siapa yang masih takut?Saat Georgia mengangkat cangkir air panas di atas meja dan hendak menyiramkannya ke pahaku, aku hanya tersenyum, lalu dengan cepat mengeluarkan pisau kecil d

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 4

    Namun, sebelum usiaku menginjak delapan belas tahun, cita-citaku selalu ingin menjadi seorang pengacara yang berjuang untuk keadilan.Aku terus belajar untuk itu dengan nilai-nilai yang layak memasuki Universitas Utami, universitas terbaik. Hingga di tahun terakhir SMA, ibuku didiagnosis menderita kanker.Saat itulah seorang manajer pencari bakat lewat dan memberiku sebuah kartu nama.Aku meninggalkan semuanya dan tanpa tahu banyak, aku memasuki dunia hiburan. Semua hanya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibuku.Namun, semua pengorbananku tidak membuahkan kasih sayang yang aku dambakan dari ibu.Bahkan setelah sembuh dari penyakitnya, dia malah membenciku karena merasa aku mempermalukan keluarga. Terutama karena perundungan yang aku alami di media sosial juga membuat orang-orang mulai mengolong-oloknya dan adikku.Ketika topik #SofiaSamantaAnakDurhaka heboh dan masuk dalam daftar viral sepuluh besar, aku membalasnya dengan sebuah unggahan.Dalam unggahan tersebut, aku menyer

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 3

    Aku menatap ke arahnya sambil tersenyum tipis dan menjawab, “Begitu ya? Berarti itu karena karmamu sendiri.”Nasibku dan Georgia benar-benar telah tertukar.Sekarang, semua ejekan ditujukan kepadanya. Sementara aku malah mendapatkan beberapa kontrak iklan berkat penampilanku yang bagus.Tak lama setelah itu, ibuku meneleponku dengan alasan rindu dan menyuruhku pulang.Mengingat apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya, aku hanya bisa tertawa sinis.Rindu padaku? Omong kosong. Dia hanya ingin aku pulang untuk dijodohkan dengan orang di kampung yang kaya mendadak.“Kamu sudah berumur, mau menikah dengan siapa kalau nggak dengan yang lebih tua? Memangnya kamu pantas?”“Rumahnya dekat, mereka juga nggak berkekurangan, kamu sudah cukup beruntung mendapatkannya!”Padahal aku baru berusia dua puluhan, aku sudah mencapai kebebasan finansial. Aku juga cantik dan pintar, lebih unggul dari kebanyakan orang.Namun, kata-kata kejam yang merendahkanku selalu berhasil menusuk hatiku.Sekarang, aku sa

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 2

    Saat sedang tampil di panggung hari itu, pakaian panggung yang kukenakan tiba-tiba robek.Ini yang menyebabkan aku telanjang bulat di panggung.Meskipun aku adalah korban, aku malah diserang oleh orang-orang.Mereka menduga aku sengaja melakukan ini untuk mencari perhatian di hari debutku, seperti beberapa artis yang sengaja jatuh di karpet merah demi menarik sorotan.Mereka bilang aku sengaja memperlihatkan tubuhku hanya untuk memikat para bos investor di bawah panggung.Sejak saat itu, hinaan dan celaan terhadapku tidak pernah berhenti, sungguh memalukan.Aku melirik ke seluruh ruang tunggu. Georgia Taslim, kapten girlband melemparkan tas berisi kostum panggung ke arahku.Dia berkata dengan dingin, “Kamu yang ganti dulu, jangan berdiri di sini bikin mataku sakit saja!”“Melihatmu saja sudah bikin sial.”Lanjut rekan lain di samping. Hanya Jeslin, asisten kami yang menatapku dengan simpati.Aku menundukkan kepala tanpa berkata apa-apa, tapi senyuman tipis mulai terbentuk saat melihat

  • Setelah Meninggal, lbuku Menyebarkan Rumorku   Bab 1

    Aku sudah mati.Jasadku disimpan di lemari pendingin selama empat puluh hari sampai akhirnya ditemukan.Tanpa sehelai benang, wajahku terlihat menyedihkan, terlihat jelas aku mengalami penyiksaan yang tak manusiawi sebelum mati.Foto-foto tanpa sensor itu tersebar satu per satu di internet, viral ke mana-mana.Seperti saat aku masih hidup, semua orang hanya fokus pada lekuk tubuhku dan membicarakan bentuknya,“Wah, nggak heran dia satu-satunya artis yang terkenal karena tampil berani, badannya memang bagus.”“Katanya bisa disewa dengan enam ratus juta sehari. Enaknya orang kaya mendapat barang bagus.”“Kenapa memangnya kalau artis, dia juga tetap dipermainkan hingga mati sia-sia.”Komentar-komentar penuh kebencian bertebaran di layar.Dengan tubuh yang gemetar, aku memalingkan wajahku untuk melihat wanita paruh baya di depanku.Dia adalah Yimel Starla, ibuku.Namun, kini di tengah banjiran fitnah yang merajalela, dia tetap tak peduli dan masih dengan tenang memainkan ponselnya.Dia han

DMCA.com Protection Status