Wajah Kento sangat tegas dan matanya merah.Terlihat orang ini benar-benar berani menekan tombol peledakan.Bagi Keluarga Wison, kehilangan ladang minyak dan jaringan pipa listrik hanyalah sebuah cedera serius.Akan tetapi, itu adalah segalanya yang Kento miliki.Ketidaktaatannya menunjukkan sifat aslinya. Kalau ladang minyak dan jaringan pipa transmisi listrik hilang lagi, yang tersisa baginya hanyalah kematian yang mengenaskan."Enyahlah dari Provinsi Xino sekarang juga! Kalau kamu berani mencoba menginginkan ladang minyak dan pipa transmisi, aku akan meledakkan bom!""Kurasa nggak ada di antara kalian yang mampu menanggung konsekuensi ini, 'kan? Tempat indah ini dikunjungi ribuan turis setiap hari. Hutan nasional adalah harta nasional dan Makam Raja Milard adalah peninggalan budaya yang penting! Kalau sampai dihancurkan, kalian semua akan menjadi pendosa Negara Lordia!""Kalau aku kehilangan ladang minyak dan jaringan pipa transmisi, aku akan mati!""Jadi, jangan ragukan tekadku!""
Mata Sohir terbelalak dan bola matanya hampir jatuh.Tadi bilang tidak akan ada kesempatan untuk menyerang. Inikah caranya?Gunakan kekuatan mutlak untuk langsung menghancurkan semua bom?Deon melemparkan alat pengendali kepada Sohir dengan santai.Sohir buru-buru menangkapnya seolah memegang barang berharga."Kuserahkan tempat ini padamu."Deon melirik Kento yang terkulai di lantai dengan tatapan kosong dan berkata dengan bosan.Semua semangat Kento telah hancur, jadi semoga dia tidak akan bisa membuat onar lagi.Hal berikutnya yang perlu Deon lakukan adalah mengatur agar masyarakat mengambil alih ladang minyak dan jaringan pipa listrik.Akan tetapi, Deon masih ragu siapa yang harus mengelolanya.Begitu keluar dari vila Kento, ponsel Deon bergetar hebat.Deon mengeluarkan ponselnya dan tercengang saat melihat sederet riwayat panggilan tidak terjawab.Ada belasan panggilan dari Janice, yang pertama lebih dari setengah jam yang lalu.Saat ini dia baru sadar sepertinya Kento telah memasa
Deon bisa mendengar napasnya melalui telepon."Tunggu saja sampai masalahku selesai."Deon langsung menutup telepon.Dia merasa kalau telepon terus tersambung, takutnya dia akan mendengarkan suara yang luar biasa.Selly bilang tiga menit, tetapi ternyata dia mengirimkan informasi lokasi Janice dalam waktu kurang dari dua menit."Lokasinya berpindah menurut waktu aslinya, plat nomor ... tujuannya adalah titik merah yang ditandai di peta, yaitu kasino bawah tanah besar dan bank bawah tanah di Provinsi Xino."Demikian isi pesan dari Selly.Deon langsung masuk ke dalam mobil dan pergi ke kasino bawah tanah."Tuan, tolong berhenti! Ini adalah klub pribadi dan dilarang masuk tanpa izin."Di pintu masuk kasino bawah tanah, penjaga menghentikan Deon."Bukankah ini kasino? aku datang untuk bermain."Deon mengerutkan kening dan terlihat kesal.Kedua penjaga pintu itu saling memandang."Tuan, begini. Kalau kamu datang ke tempat kami untuk pertama kalinya, kamu harus memenuhi beberapa batasan. Ini
Menang beberapa kali hanyalah keberuntungan.Manajer kasino tidak peduli.Lagi pula, kalau memperlakukan mangsa gemuk dan tidak membiarkannya menikmati kemenangan terlebih dahulu, mana mungkin dia akan mengambil umpannya?Kali ini Deon memberikan semua 40 miliar di tangannya pada sisi kecil.Melalui pantulan cermin pada cangkir dadu, bandar melihat seseorang memberi isyarat kepadanya di sudut tertentu.Jadi, dia melepaskan tombol yang dia injak dan membuka cangkir dadu."Dua, tiga, empat, kecil!"40 miliar berubah menjadi 80 miliar lagi.Di babak ketiga, Deon langsung memberikan 80 miliar pada tiga angka sama.Ini adalah tiga dadu mempunyai angka yang sama persis.Betapa kecilnya peluang ini.Itu 80 miliar. Kok bertaruh 80 miliar dengan peluang sekecil itu?Banyak orang merasa Deon terbawa suasana dan kehilangan akal sehatnya.Akan tetapi, ekspresi bandar berubah.Tentu saja dia tahu ada tiga angka sama di dalam cangkir dadu.Deon menebak dengan benar tiga kali berturut-turut.Bahkan o
"Main apa?"Di dalam ruangan, pria bermata satu itu menatap Deon dengan rasa kasihan dan kekejaman di matanya.4 triliun.Saat pemuda ini kehilangan 4 triliun, apakah dia akan menangis dan pingsan atau bunuh diri?Kalau bunuh diri, bagaimana caranya dia bunuh diri? Ini sangat menarik."Ayo main dadu. Mau bandingkan besar kecil atau sisi?"Deon berkata dengan santai."Oke, mari kita bandingkan besar kecilnya!"Pria bermata satu itu menepuk meja dan seorang pelayan segera membawakan dua pasang cangkir dadu."Ayo bermain dengan 400 miliar itu untuk saat ini."Pria bermata satu itu melemparkan 400 miliar cip ke atas meja dan Deon mengikutinya tanpa ragu."Kamu duluan."Pria bermata satu itu berkata.Deon melakukan bagiannya, mengambil cangkir dadu sebelum mengocoknya dengan santai dan menaruhnya di atas meja.Melihat teknik Deon yang asing dan tidak profesional, seringai sinis muncul di sudut bibir pria bermata satu itu.Tidak lama kemudian, pria bermata satu itu meraih cangkir dadu dan me
"Karena kamu nggak takut, apa yang harus aku takuti?"Deon mengangkat bahu.Deon tidak perlu menukarnya, dia memenangkan 4 triliun dari si bermata satu ditambah modalnya, itu cukup untuk 8 triliun."Kamu duluan atau aku?"Deon melemparkan 8 triliun cip yang telah ditukarkan ke atas meja dengan wajah santai dan puas.Seolah itu bukan 8 miliar, melainkan 40 koin permainan."Kamu."Setelah mengatakan itu, pria bermata satu itu tiba-tiba tertawa gugup."Lupakan saja. Nanti setelah kita selesai bermain nanti, aku akan meninggalkan 100 ribu untukmu. Kamu bisa naik taksi ke rumah sakit dan periksa otakmu."Deon terdiam saat dia mengambil cangkir dadu dan mengocoknya.Tiba-tiba, ada banyak hantu jahat yang terbentuk dari kabut hitam melayang keluar dari mata gelap dan kosong pria itu sebelum bergegas menuju Deon."Mengocok dadu pun nggak bisa, mana poinnya?""Kali ini kamu pasti akan kalah!"Pria bermata satu itu tersenyum licik.Deon mencibir.Lalu, dia membuka mulutnya ....Auman Dewa Singa!
"Bagaimana kalau aku mau mengambil semuanya?"Deon menyipitkan mata dan bertanya dengan suara kecil.Manajer kasino menggelengkan kepalanya."Kamu nggak bisa mengambilnya.""Kamu bisa keluar dan cari tahu. Fakta kasino kami bisa begitu besar di Provinsi Xino dan nggak pernah didekati oleh pihak berwenang telah mewakili segalanya!""Masuk membawa 20 miliar dan keluar dengan 600 miliar. Kasino kami telah berusaha untuk bermurah hati. Jadi orang jangan terlalu serakah. Kalau nggak, takutnya kamu akan kehilangan istri dan teman-temanmu."Manajer berkata perlahan dengan rasa ancaman yang kuat.Mendengar ini, Deon tidak bisa menahan cibiran."Kamu yang bekerja di kasino menyuruhku untuk jangan terlalu serakah? Kalau nggak serakah, siapa yang akan datang ke kasino untuk bermain?""Hari ini aku harus membawa pergi 16 triliun ini!"Deon berkata dengan suara lantang.Saat berikutnya, pintu ruangan dibuka.Seorang pria tua yang anggun masuk bersama beberapa orang."Anak muda, jangan begitu marah.
"Lalu berapa banyak yang bisa kalian berikan?"Deon juga tahu meskipun kasino ini adalah kasino bawah tanah terbesar di Provinsi Xino, tetap saja mereka tidak akan memiliki dana sebesar 16 triliun."Pa ... paling-paling aku cuma bisa memberikan 12 triliun!"Bodrianto ragu sejenak, kemudian menggertakkan gigi dan berkata."Tambahkan Janice lagi."Deon berkata tiba-tiba."Siapa?"Bodrianto tertegun sejenak dan bertanya dengan bingung."Bukankah kalian menangkapnya?"Deon menatap raut wajah Bodrianto untuk melihat apakah dia berbohong.Bodrianto menatap manajer kasino dengan tatapan bingung seolah dia benar-benar tidak mengetahui hal ini.Sebaliknya, manajer kasino-lah yang bercucuran keringat."Gadis yang itu ...."Manajer kasino berbisik.Akan tetapi, suara ini sangat jelas di depan Deon.Dengan telinga Deon, dia bisa mendengarnya dengan jelas tidak peduli seberapa rendah suara mereka."Transfer 12 triliun ke kartuku! Cepat bawa aku ke terowongan itu!"Deon berteriak dengan dingin.Tern