Lalu Deon sibuk di dapur.Ikan rebus, terong masak daging, daging sapi cincang, sup tahu bening dan tumis kembang kol ....Semuanya adalah makanan biasa, tetapi memancarkan aroma yang sangat menggugah selera.Melly langsung tertarik dengan rangkaian hidangan yang memesona dan air liur nyaris mengalir."Jangan cuma lihat saja! Makanlah!"Deon juga membantunya menyendokkan nasi dengan perhatian.Melly tidak lagi sungkan dan duduk untuk makan dengan gembira.Dia sudah terbiasa makan makanan cepat saji sampai hampir lupa seperti apa rasanya makanan enak itu.Hingga hari ini."Pak Deon ... orang sibuk sepertimu yang punya begitu banyak pekerjaan masih bisa memasak hidangan lezat seperti itu."Melly terkejut.Hanya dalam tiga menit, dua mangkuk nasi habis.Deon berkata sambil tertawa, "Pelan-pelan makannya, nggak ada yang akan berebut makanan denganmu. Ini rumahmu!""Maafkan aku, huhu! Pak Deon, masakanmu enak sekali. Aku belum pernah makan makanan lezat seperti ini sebelumnya. Ini mengingat
Deon agak terkejut dengan reaksi Melly yang begitu panik."Siapa orang di luar itu?" dia bertanya dengan ragu."Mantan pacarku! Dia itu penjudi dan akan melakukan apa saja!"Melly berkata dengan wajah pucat, "Jadi Pak Deon, kumohon jangan buka pintunya! Kalau nggak, aku pasti akan menderita!"Deon terdiam beberapa saat.Dalam sekejap, dia berbalik dengan tegas dan membuka kunci pintu."Jangan!"Melly terkejut dan bergegas maju untuk menghentikannya, tetapi itu sudah terlambat."Melly!"Seorang pria tampan tiba-tiba membuka pintu. Saat dia melihat Deon, matanya membelalak dan berkata."Wanita jalang! Kamu benar-benar mengundang seorang pria di belakangku! Dasar wanita jalang!"Dia mengangkat tangan dan menampar wajahnya.Tamparan itu membuat Melly terhuyung dan dia langsung tersandung ke meja kopi, lututnya berdarah."Apa hakmu memukulku?"Kedua matanya langsung melebar dan naik pitam. Dia bergegas maju dan melawan sekuat tenaga."Hansen! Sekarang kamu sudah bukan pacarku, kita sudah la
Saat Melly mendengar ini, wajahnya langsung memucat.Dia menunjukkan ekspresi sedih dan menatap Deon dengan putus asa.Benar saja, semua pria tidak bisa diandalkan.Ayahnya si pecandu alkohol yang meninggal lebih awal juga seperti ini, mantan pacarnya yang seorang penjudi juga sama.Bagi bos muda dan menjanjikan seperti Pak Deon, dirinya sebagai penyiar kecil memang bukan siapa-siapa."Hansen! Sekarang ngapain kamu datang ke sini? Aku sudah bukan pacarmu! Keluar!"Matanya memerah dan dia mengumpat dengan gigi terkatup."Melly, jangan mengacau. Kembalilah padaku dan aku akan tetap mencintaimu seperti sebelumnya!"Hansen tidak menganggapnya serius dan mengulurkan tangan untuk memeluk Melly seperti yang dia lakukan sebelumnya.Tidak peduli seberapa keterlaluannya hal yang dia lakukan, selama bisa menunjukkan kebaikan, orang lain akan langsung memaafkannya dan melemparkan diri ke dalam pelukannya.Akan tetapi, kali ini tidak berhasil.Melly melangkah maju dan membalas tamparannya dengan ke
"Masih ada hal sebaik ini?" Setelah mendengar ini, Hansen langsung bersukacita dan berkata."Nggak masalah! Bagaimanapun, ini pacarku. Aku sudah bermain dengannya berkali-kali dan dia bisa melakukan segalanya! Pasti akan mudah memintanya menemanimu."Orang itu memegang dagunya dan berkata sambil tersenyum jahat, "Lumayan, lumayan. Meskipun kamu bajingan, kamu masih cukup beradab!""Hansen! Apa kamu ini manusia!? Kamu menjualku!?" Melly merasa seolah disambar petir dan dadanya naik turun karena amarah.Saat itu dia benar-benar buta bisa jatuh cinta dengan orang seperti ini.Coba dengarkan apa yang dia katakan. Apakah dia masih manusia?"Melly, untuk apa kamu berteriak? Ini juga bukan pengalaman pertamamu! Bukankah kita sering melakukan itu sebelumnya? Kali ini cuma ganti Kak Galih!"Hansen tertawa tanpa malu dan melangkah maju untuk meraih Melly, "Cepat dan layani Kak Galih dengan baik!"Melly bersikeras tidak akan patuh dan berkata sambil mencakar Hansen."Enyahlah! Sudah kubilang, kit
Mereka sangat ingin menyerang dan terlihat seolah siap maju kapan saja."Orang ini berutang begitu banyak pada kita. Kalau dia mati, kepada siapa kita harus meminta uang itu? Kamu?"Kak Galih berkata dengan sinis.Deon berkata dengan datar, "Dia berhutang 40 miliar padamu, 'kan? Aku akan memberi kalian 60 miliar."Begitu kata-kata ini terlontarkan, Kak Galih dan yang lainnya tertegun sejenak."Benarkah? Kamu juga jangan mengira bisa lolos dengan trik ini. Apa kamu pikir kami ini cuma memeras orang?""Aku Deon, manajer umum Perusahaan Windy. Ini kartu namaku."Deon melemparkan kartu nama ke kaki orang tersebut."Dia benar-benar seorang bos besar!?"Rekan Kak Galih mengambil kartu nama itu dan langsung tersentak."Aku ingat Melly terus memanggil orang ini bos! Bukankah Perusahaan Windy ini adalah perusahaan siaran langsung yang semakin berkuasa di ibu kota provinsi akhir-akhir ini?"Sekarang Kak Galih mengerti dan langsung tersenyum menyanjung."Hahaha! Maaf, maaf, kami semua orang kampu
"Aku nggak bilang nggak akan memberikan uangnya padamu, ngapain cemas?"Senyuman sinis muncul di bibir Deon, "Tapi 60 miliar bukanlah jumlah yang kecil. Sebagai manajer umum perusahaan, akan sulit bagiku untuk mendiamkan mulut orang lain kalau aku menyalahgunakan uang ini sesuka hati.""Lalu kamu mau bagaimana?" tanya Kak Galih dengan wajah muram."Pergi ke bank! Bagaimana kalau aku menarik uangnya dan memberikannya padamu?"Deon berkata sambil tersenyum."Oke! Pak Deon memang sangat mudah untuk diajak berbisnis! Aku sepakat! Kelak kalau ada pekerjaan kotor, langsung beri tahu kami saja dan aku akan langsung mengutus orang ke sana!"Melihat Deon tidak terlihat berbohong, Kak Galih langsung tersenyum lebar dan mulai menyebutnya sebagai saudara.Akan tetapi, percakapannya berubah, "Tapi nggak pantas untuk meninggalkan Nona Melly sendirian di sini, bukan? Bagaimana kalau ikut kami pergi mengambil uang? Senang rasanya kalau ada yang menemani."Deon tersenyum tenang dan berkata, "Boleh."Me
Kak Galih berkata dengan galak, "Pergi ke bank dan ambil 80 miliar sekarang juga. Kalau kurang satu rupiah saja, aku akan mematahkan kakimu!""Ada lagi, kekasihmu nggak boleh pergi. Dia harus melayani semua rekanku secara bergiliran sebelum bisa pergi!"Kak Galih benar-benar tersinggung dengan permainan nakal Deon.Akibatnya sangat serius.Dia langsung menunjukkan wajah aslinya. Bagaimanapun, hari ini Deon harus dibereskan dengan baik-baik dan melampiaskan amarahnya.Wajah Melly memucat dan berkata, "Minta uang dan orang, kalian ini masih punya rasa kemanusiaan nggak?""Membicarakan rasa kemanusiaan dengan kami para berandalan? Apa kamu ingin bersikap sok suci?"Kak Galih tertawa dengan santai."Melly, kuperintahkan kamu untuk diam." Deon menariknya kembali ke pelukannya dan berkata dengan tenang."Kamu terlalu banyak bicara dan itu bisa menjatuhkan reputasiku, mengerti?"Melly, "..."Ucapan ini benar-benar membuatnya bingung hingga dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.Tubuhnya menggi
"Aku mengerti. Akulah yang paling mengerti peraturannya."Romi menggertakkan gigi dan memotong dua jarinya.Melly hampir berteriak, Ya ampun! Ini sangat menakutkan! Dia berinisiatif untuk menyakiti diri sendiri.Deon terkejut, "Aku cuma memintamu memotong satu jari.""Tuan Deon ingin aku memotong satu jari dan yang lainnya adalah hukumanku untuk diriku sendiri!"Romi menengadahkan kepalanya dan berkata dengan suara lantang.Dia memang begitu lantang seperti namanya.Setelah melihat ini, Deon pun tidak meributkannya lagi, "Oke, kuserahkan orang ini padamu. Masalah ini sudah beres."Romi berulang kali menganggukkan kepala, "Terima kasih, Tuan Deon! Terima kasih atas kesempatannya!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan menginjak kepala Kak Galih. Terdengar suara berderak dan Kak Galih langsung berteriak.Tengkoraknya langsung dihancurkan oleh Romi.Melihat ini, Deon membawa Melly yang menggigil dan pergi."Pak Deon, kenapa para anggota bawah tanah begitu menghormatimu?"Melly tertegun